Seorang mahasiswa cupu yang hidupnya terkurung oleh penyakit langka, menghembuskan napas terakhirnya di ranjang rumah sakit. Tanpa dia duga, kematian hanyalah awal dari petualangan yang tak terbayangkan. Dia terbangun kembali di sebuah dunia fantasi yang penuh sihir dan makhluk-makhluk aneh, namun dalam wujud seorang anak laki-laki berusia lima tahun bernama Ahlana. Ironisnya, dia terlahir sebagai budak.
Di tengah keputusasaan itu, sebuah Sistem misterius muncul dalam benaknya. Sistem ini bukan hanya memberinya kesempatan untuk bertahan hidup, melainkan juga kekuatan luar biasa: kemampuan untuk meng-copy ras makhluk lain beserta semua kekuatan dan kemampuan unik mereka. Namun, ada satu syarat yang mengubah segalanya: setiap kali Ahlana mengaktifkan kemampuan copy ras, kepribadiannya akan berubah drastis, menyesuaikan dengan sifat alami ras yang dia tiru.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon @Sanaill, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 27: Kebebasan yang Berdarah
Kekacauan adalah sekutu terbaikku. Ledakan dan tembakan senjata energi menggema di lorong, menciptakan tabir asap dan kepanikan di antara para ilmuwan. Darah tercecer di lantai steril, tanda nyata dari pertempuran sengit antara faksi Arsitek.
Aku tahu ini adalah satu-satunya kesempatanku. Penjaga yang terluka, yang konsol kunci kartunya retak dan menampilkan sidik jarinya, tergeletak tidak jauh dari kandang kacaku.
"Ini dia," bisikku pada diriku sendiri, merasakan adrenalin memompa. Aku harus bertindak cepat.
Aku mengulurkan tanganku, mencoba meraih konsol yang tergeletak. Tanganku terlalu pendek. Frustrasi mencengkeramku. Namun, naluri penyintasnya berteriak untuk tidak menyerah. Aku melihat serpihan kecil dari panel kaca yang pecah akibat tembakan nyasar. Itu cukup tajam.
Dengan hati-hati, aku mengambil serpihan kaca itu. Tanganku gemetar, tapi tekadku kuat. Aku menggunakannya untuk menggeser konsol yang rusak itu mendekat, sedikit demi sedikit, hingga akhirnya berada dalam jangkauanku.
Jari-jariku yang kecil dan ramping mencengkeram konsol. Bagian keypad dengan sidik jari penjaga itu retak, tapi masih utuh. Aku mengingat kembali bagaimana aku 'mencuri' sidik jari itu.
[Sistem Reinkarnasi: Data Biometrik Tersimpan. Pemindaian Ulang Sidik Jari. Mencoba Rekalibrasi untuk Input Manual...]
[Peringatan: Risiko Kerusakan Sistem. Hindari Penggunaan Kemampuan.]
Desingan tajam menusuk otakku, tapi aku mengabaikannya. Kebebasanku. Hanya itu yang penting sekarang. Aku menekan konsol itu ke permukaan kaca kandangku, memusatkan seluruh perhatianku untuk mencoba "mentransfer" data sidik jari itu ke sistem pengunci. Sebuah desingan tajam menusuk otaku, jauh lebih kuat dari sebelumnya, tapi kali ini ada sedikit sensasi hangat yang menyertainya.
Klik!
Pintu kandang kacaku berdesis, lalu bergeser terbuka perlahan. Kebebasan!
Aku melompat keluar, nyaris tidak membuat suara. Tubuhku masih kecil, lemah, dan telanjang dalam gaun lusuhku. Tapi kali ini, aku tidak terlalu peduli dengan rasa malu. Aku hanya fokus pada satu hal: melarikan diri. Aku melihat sekeliling. Penjaga yang tergeletak tidak bergerak. Ilmuwan lain sibuk bersembunyi atau menghubungi bala bantuan.
Aku melesat, bersembunyi di balik meja-meja laboratorium, mengamati pertempuran di koridor. Faksi Arsitek yang menyerang, "Konservator," memiliki zirah yang lebih gelap dan agresif. Senjata mereka menembakkan proyektil plasma yang merusak, bukan sinar energi yang bersih. Pertarungan itu brutal, tanpa ampun.
Aku merayap di bawah kaki para pejuang, melewati tubuh-tubuh yang terkapar. Darah membasahi lantai. Aku mencium bau hangus dari zirah yang terbakar dan bau logam dari peralatan yang hancur. Ini adalah kekacauan yang aku butuhkan.
Aku mengikuti naluriku, menuju lorong yang paling gelap dan paling tidak dijaga. Aku harus menemukan jalan keluar.
Perjumpaan Tak Terduga dan Jalan Keluar
Saat aku merayap melewati reruntuhan, sebuah suara menarik perhatianku. Desahan lemah. Aku melihat seorang penjaga wanita dari faksi "Genesis" (faksi yang menahanku) tergeletak di balik tumpukan kotak. Zirahnya rusak parah, dan dia terengah-engah, memegangi luka di perutnya.
Aku hendak melewatinya, tapi kemudian aku melihat sesuatu. Sebuah kantung kecil terjatuh dari sabuk penjaga itu. Isinya... beberapa perangkat kecil dan sebuah kunci data. Kunci data yang mirip dengan yang digunakan Direktur Aris.
Ini adalah risiko, tapi aku membutuhkan informasi. Dengan hati-hati, aku mendekat. Penjaga itu mengangkat kepalanya sedikit, matanya yang buram memandangku.
"Pasien... 001?" desahnya, suaranya lemah. "Jangan... jangan ke sana... mereka... mereka akan..." Dia terbatuk, darah keluar dari mulutnya. "Mereka akan... menghancurkan... semua..."
Aku mengabaikan peringatan itu. Aku meraih kantung itu, mengambil kunci data. Aku bisa merasakan tatapan lemah penjaga itu padaku, tapi aku tidak bisa peduli.
Tiba-tiba, suara langkah kaki berat mendekat. Penjaga Konservator!
"Ada orang di sini! Periksa!" suara mereka menggelegar.
Aku panik. Aku harus bersembunyi! Aku melihat sebuah celah kecil di dinding, sebuah ventilasi yang sempit. Aku tidak akan muat jika aku lebih besar. Tapi dalam wujudku sekarang, aku bisa.
Aku menyelinap masuk ke dalam saluran ventilasi. Ruang itu sempit, gelap, dan berbau debu dan logam. Aku merangkak maju, mendengar suara-suara di bawahku. Penjaga Konservator telah menemukan penjaga Genesis yang terluka.
"Target ditemukan!" teriak salah satu Konservator. "Dia mencoba melindungi Wadah! Habisi dia!"
Aku mendengar suara tembakan yang mematikan. Perutku bergejolak. Aku tidak membunuh penjaga itu, tapi aku juga tidak bisa membantunya. Ini adalah realitas yang brutal.
Aku terus merangkak, mengikuti instingku. Ventilasi ini pasti mengarah ke suatu tempat. Bau udara luar yang samar mulai tercium. Harapan menyala di hatiku.
Akhirnya, aku melihat cahaya di ujung terowongan. Sebuah kisi ventilasi yang besar, mengarah keluar. Aku mendorongnya dengan sekuat tenaga. Kisi itu berderit, lalu terbuka sedikit.
Aku memeras tubuh kecilku keluar. Aku jatuh ke rerumputan yang kasar. Nafasku tersengal-sengal.
Aku berada di luar!
Langit di atasnya berwarna abu-abu gelap, dipenuhi awan badai. Udara terasa dingin dan lembap. Aku melihat struktur fasilitas Xylos yang menjulang di belakangku, sebuah labirin logam yang menjijikkan. Di kejauhan, hutan gelap membentang, tak terjamah oleh teknologi mereka.
Aku melihat ke bawah. Tanganku masih memegang kunci data. Ini adalah informasi yang aku butuhkan.
Aku menyeringai. Mereka pikir aku adalah alat. Mereka pikir aku lemah. Mereka telah meremehkanku. Sekarang, aku telah mendapatkan kembali kebebasanku, dan aku memiliki kunci untuk membuka lebih banyak rahasia mereka.
Aku akan kembali ke Kluster Malam. Aku akan menemukan Elias. Dan aku akan membuat mereka membayar. Proyek Omnia akan menghadapi mimpi buruk terburuk mereka.
To be continue.......