NovelToon NovelToon
Cinta Rahasia

Cinta Rahasia

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Romantis / Perjodohan / Cinta pada Pandangan Pertama / Cinta Seiring Waktu / Enemy to Lovers / Tamat
Popularitas:8.5k
Nilai: 5
Nama Author:

Santiago Moreno pria keturunan Amerika dan Brazil, ia seorang pengusaha yang sangat sukses dalam bidang Entertainment dan Perhotelan, yang memiliki sikap dingin dan emosional tapi di gilai banyak wanita.

Luma Santos wanita asli keturunan Brazil yang sangat mendambakan cinta sejati dalam hidupnya. Ia sering bergonta-ganti kekasih hanya untuk menemukan cinta sejati dalam hidupnya sampai ia di cap sebagai wanita petualang cinta oleh teman-temannya.

Meskipun sering bergonta-ganti kekasih tapi Luma tidak pernah melakukan S•X dengan para kekasihnya karena ada seorang pria yang pernah berbicara padanya (jangan pernah menyerahkan dirimu kepada siapa pun kalau pria itu bukan cinta sejati mu, sungguh kau akan menyesal)

Luma sangat membenci pria arogan, emosional dan semena-mena dengan kaum wanita.

Akan kah Santiago dan Luma bertemu ?
Bisa kah Luma menaklukkan Santiago ?
Atau Santiago lah yang justru menyakinkan Luma dengan cintanya?

Penasaran ? Yuk baca cerita lengkapnya …

Penthouse

09.00 Pagi (NYC)

Luma terbangun dari tidurnya, sediki demi sedikit ia mulai membuka mata dan mengembalikan kesadaran nya kembali, setelah menggarugi mimpi indahnya semalam.

Wanita itu masih terbaring di king size bad yang super nyaman dan empuk. Tiba-tiba Luma menyerigit dahi sambil menyipitkan matanya ia merasa asing dengan apa yang di lihat ya dan sontak ia langsung berteriak karena ini bukan lah kamarnya, melainkan kamar orang lain.

“Aaarrrggggg!!!” teriak Luma langsung berdiri di atas king size bad.

Mata Luma mengitari seluruh ruang kamar yang ada di depannya saat ini. Dan mendapati kopernya berada di dekat lemari.

“Di mana aku!!! siapa yang membawa ku kesini!!!”ucapnya panik menoleh kanan dan menoleh kiri serta melihat pakaian yang ia pakai dari kemarin yang masih melekat di tubuhnya.

“Oh… syukurlah” ujarnya membuang nafas lega melihat pakaian ya masih lengkap di tubuhnya.

Luma masih belum menggigat tentang kejadian semalam karena tertidur pulas di mobil Santiago saat pria itu ingin mengantarnya pulang ke apartemen.

Luma memutuskan ingin ke luar dari kamar itu dan ingin mencari tahu siapa yang membawah ya ke tempat ini. Setelah membuka pintu kamar dan melihat apa yang ada di hadapanya, ia tidak bisa berkata-kata dengan mulut yang terbuka.

Matanya terpanah melihat ruang tamu dan semua sudut di apartemen ini.

‘Gila… tempat ini keren sekali’ gumamnya dalam hati, matanya tidak berkedip sama sekali melihat apartemen Santiago.

Luma berjalan lima langkah dan menoleh ke arah kanan dan mendapati seorang pelayan wanita paru baya yang sedang membersihkan area dapur.

Mata pelayan itu tidak sengaja melihat seorang wanita yang keluar dari kamar Tuannya dan menghentikan aktifitas ya dan segera mendekat ke arah Luma.

“Selamat pagi Nona Luma, sarapan pagi anda sudah saya siapkan, mari silakan” ujar pelayan itu dengan sopan pada Luma sambil melebarkan telapak tangannya ke arah meja makan.

“Selamat pagi juga” ucap Luma bersuara kecil dengan wajah yang kaku tampak di wajahnya.

Luma diam sesat.

Ada rasa ingin pergi ke meja makan, ada rasa ingin pergi dari tempat ini tapi sebelum ia pergi dari sini Luma ingin menanyakan siapa yang sudah membawah ya kesini.

“Mari Nona silakan” ujar pelayan masih mempersilakan Luma untuk sarapan pagi.

Kesadaran Luma kembali.

“Ahh… iya terima kasih” Luma pun berjalan ke arah meja makan di ikuti oleh pelayan.

Luma meneguk air liur ya di tenggorokan melihat menu sarapan pagi untuknya di atas meja, sambil berjalan dan duduk di salah satu kursi di sana.

“Mari silakan di nikmati sarapannya Nona, sebentar saya mau mengambil titipan Tuan Santiago untuk anda” ujar pelayan dengan sopan dan pergi meninggalkan Luma di sana.

“Apa… jadi pria pemaksa itu yang membawa ku ke sini. Kurang ajar, berani sekali dia” ujar Luma dengan raut wajah kesal tidak terima atas perlakuan Santiago padanya. Dan ini sudah terjadi beberapa kali padanya.

Luma belum menyentuh makanan yang ada di hadapannya. Saat ini ia sedang marah pada Santiago sambil memaki pria itu di dalam hatinya, ia mulai teringat kejadian semalam.

Yang ia ketahui kalau Santiago sedang menyetir mobil ke arah apartemennya dan setelah itu ia tertidur lagi karena masih mengantuk.

“Bodoh!!! kenapa harus tidur lagi sih!!” menggerutu diri sendiri dengan kejadian semalam.

Pelayan datang ke arah meja makan dengan membawah satu surat di tangannya. Mata pelayan itu melihat kalau sarapan pagi untuk Luma belum di sentuh sama sekali.

“Permisi Nona, ini surat untuk Nona dari Tuan Santiago” ujar pelayan sambil memberikan surat kepada Luma.

Luma mengembuskan nafas kasar dari hidungnya karena sedang marah pada Santiago dan mengambil surat itu dari tangan pelayan.

“Saya permisi dulu Nona, mau membereskan kamar Tuan Santiago” ujar pelayan undur diri dari hadapan Luma.

Luma membuka surat dari Santiago untuknya dan mulai membacanya.

Selamat pagi Luma.

Maaf, aku membawah mu ke Panhaouse ku tanpa persetujuan dari mu, karena semalam kau tertidur pulas di mobil ku .

Setelah sampai di gedung apartemenmu, aku berulang kali mencoba membangunakan mu tapi kau tidak bangun-bangun, sepertinya kau lelah sekali. Maka dari itu aku berinisiatif membawah mu ke Panhaouse ku.

Aku sudah menyuruh pelayan untuk menyediakan sarapan pagi untuk mu sebelum kau pulang. Dan aku juga sudah menyiapkan mobil berserta sopirnya untuk mengantar mu pulang.

Maaf aku tidak bisa mengantar mu pulang karena aku harus pergi ke kantor.

Santiago.

Luma menutup surat dari Santiago dengan wajah cemberut.

“Harusnya kau membangunkan ku terus berulang-ulang sampai aku bangun. Sungguh aku tidak suka cara mu seperti ini pada ku” Luma sangat kesal dan tidak mau memahami kalimat surat dari Santiago untuknya.

Luma ingin berdiri dan meninggalkan sarapan pagi di atas meja tapi tiba-tiba perutnya berbunyi tanda kalau ia lapar.

Luma menelan air liur di tenggorokannya melihat makanan di hadapannya yang mengundang selera, ia pun pasrah dan mengurungkan niat ya.

Luma mengambil gelas yang berisi susu putih dan meminumnya dan setelanya ia mengambil dua lembar roti berserta selai stawaberi dan mulai menggolesi roti dengan selai itu.

Setelah gigitan ketiga dan mengunyah roti itu, mata Luma membulat sempurna melihat pelayan keluar dari kamar yang ia tiduri semalam.

Ia teringat kalau pelayan tadi mengatakan kalau dia mau membereskan kamar Tuan Santiago.

‘Sial’ gumamnya dengan emosi.

Luma segera meninggalkan meja makan dan mendekat ke pelayanan yang berjalan ke arah ruang cuci. Ia ingin bertanya dan memastikannya sendiri.

“Permisi.. boleh saya tahu, kamar yang anda bersihkan itu kamar siapa? bukan kah semalam saya tidur di kamar itu?” tanya Luma dengan hati-hati walau saat ini jantung berdegup kencang.

“Oh… itu kamar Tuan Santiago” jawab pelayan ringan.

DEP…

“Ini sudah keterlaluan!!! ujar Luma bersuara tinggi dengan wajah merah karena emosi.

Pelayan terkejut dengan suara Luma yang meninggi dengan raut wajah merah padam.

“Ini tidak bisa di biarkan. Aku harus buat perhitungan dengannya!!!” ucap Luma berbalik ingin masuk ke dalam kamar Santiago dan mengambil kopernya di sana.

Pelayan buru-buru menyusul Luma dari belakang ingin mengatakan sesuatu pada Luma. Pelayan merasa kalau Luma sudah salah paham dengan pikirannya sendiri.

“Nona Luma, maaf bukan saya ingin mencampuri urusan Nona dengan Tuan Santiago tapi saya ingin memberitahu kalau semalam Tuan Santiago tidak tidur di kamarnya melainkan Tuan tidur di ruang tamu” jelas pelayan berbicara melihat Luma sedang mengangkat koper

“Tidak usah berbohong, aku tahu pasti kau di suruh oleh pria gila itu kan” ujar Luma berjalan ke arah pintu untuk keluar, ia tidak ingin mendengar penjelasan apa pun karena Luma berpikir Santiago pasti menyuruh pelayanan untuk membohongi dirinya.

“Tidak.. Nona sungguh semalam Tuan Santiago tidur di ruang tamu dan saya sendiri yang sudah membereskan bantal dan bedcovernya pagi tadi” ujar pelayan berkata jujur pada Luma berjalan cepat mengikuti Luma dari belakang.

Luma mengembuskan nafasnya untuk meredam sesaat emosinya. Luma pun berbalik sebelum ia keluar dari pintu untuk keluar dari Panhouse Santiago.

“Saya bukan tidak percaya pada anda, tapi apa anda melihat sendiri kalau semalam pria gila itu tidur di ruang tamu?” tanya Luma dengan suara pelan mengingat yang berbicara padanya adalah seorang wanita paru baya alangkah tidak sopanya.

Pelayan menggelengkan kepalanya, sebab ia juga tidak melihat dengan matanya sendiri kalau Santiago tidur di ruang tamu. Saat ia datang pagi tadi, ia hanya melihat ada satu bantal dan bad cover di ruang itu, pelayan berasumsi kalau Tuanya tidur di ruang tamu.

“Anda pun tidak bisa menjawab pertanyaan saya” ucap Luma pelan dan segara membuka pintu untuk keluar dari Panhaouse Santiago.

“Maaf Nona, saya tidak melihat Tuan Santiago tidur di ruang tamu karena saya hanya datang di saat pagi saja untuk beres-beres Panhouse ini dan setelah selesai saya pulang” ujar pelayan berkata jujur sambil menunduk karena memang benar apa yang dikatakan oleh Luma, ia sendiri tidak melihat Santiago tidur di ruang tamu.

Luma berjalan ke arah lift untuk turun dari lantai atas menuju ke bawah dengan hati yang kesal dan emosi yang menggebu-gebu.

Luma mengingat pelayan tadi mengatakan kalau ia tidak tingal di Panhouse itu dan artinya semalam ia dan Santiago hanya berdua saja disana. Luma berasumsi Santiago bisa melakukan apa saja pada dirinya di saat ia tertidur apa lagi pria itu membawanya dirinya masuk ke dalam kamar.

“Aaarrrgggg….”teriak Luma masuk ke dalam lift sambil mengangkat kopernya dan menekan tombol untuk ke lantai dasar “kurang ajar kau Santiago. Pasti dia mengedongku ku sekali lagi untuk masuk ke dalam kamarnya aaarrgggg” Luma meraung sendiri di dalam lift.

Ting….(suara lift berhenti)

Akhirnya Luma sampai di lantai bawah, ia berjalan sambil mendorong kopernya ingin keluar dari gedung, sesekali matanya melihat area lobby di gedung apartemen ini.

‘Tidak ku sangka pria gila itu tingal di hunian elit’ gumamnya dalam hati.

Setelah sampai di luar gedung Luma lanjut berjalan ingin memesan taxi untuk pulang, tapi segera di tegur oleh seorang pria paru baya.

“Selamat pagi Nona Luma” ujar pria itu berbicara di depan Luma dengan sopan.

Luma berhenti dan menyeringit dahi melihat seorang pria paru bayu menegurnya dengan pakaian yang rapi.

“Saya William, saya di perintahkan Tuan Santiago untuk mengantar Nona Luma pulang ke apartemen Nona” ujar sopir suruhan Santiago menjelaskan pada Luma.

Wajah Luma langsung berubah masam mendengar nama Santiago di sebutkan pria itu.

“Tidak perlu aku bisa pulang sendiri” jawab Luma cepat dan pergi meninggalkan pria itu.

“Tunggu Nona Luma” pria payu baya itu mengejar Luma.

“Tolong Nona Luma, biarkan saya mengantar Nona pulang, kalau tidak Tuan Santiago akan memecat saya” ucapnya dengan wajah lesu.

Luma langsung menoleh ke belakang mendengar pria itu berucap dengan expresi terkejut.

“Tolong Nona,tolong” ujar pria itu sekali lagi dengan wajah lesu dan memelas.

‘Dasar… Santiago gila, pemaksa, suka semena-mena, aroga, kejam’ gumam Luma dalam hati memaki Santiago.

Luma mengembuskan nafasnya.

“Baiklah” ucapnya pada pria paru baya yang berdiri di depannya dan berjalan kembali sambil menarik koper ya ke arah mobil yang sudah di siapakan oleh Santiago untuknya.

Luma mau di antar oleh supir bukan karena Santiago, melainkan karena kasian pada pria paru baya itu.

Santigao mengacam akan memecat pria itu dari pekerjaannya, kalau tidak mengantarnya pulang. Luma hanya kasian saja.

“Mari silakan Nona Luma” ujar pria itu dengan sopan dan senyum sambil membuka pintu kursi penumpang di belakang untuk Luma.

“Terima kasih” ucap Luma pelan.

“Nona, koper anda saya taruh di bagasi saja” ujar pria itu ingin mengambil koper Luma.

“Tidak perlu, biar di sini aja” ucap Luma yang menaruh kopernya duluan masuk ke dalam dan setelahnya ia baru masuk mobil.

Pria paru baya itu menutup pintu dari arah luar untuk Luma setelahnya pria itu masuk ke dalam mobil dan langsung mengatar Luma sesuai dengan alamat yang Santigao berikan padanya.

“Awas kau Santiago, kali ini aku akan membuat perhitungan pada mu” ucap Luma pelan dengan wajah kesal.

Bersambung …

.

.

.

Membuat cerita haluan dan di tuangkan ke dalam tulisan ternyata tidak lah mudah kawan, hampir 5 jam hanya untuk membuat 1 bab saja.

Tolong hargai setiap pengarang siapa pun orangnya dengan karya nya.

Tolong guys berikan dukungan mu untuk novel pertama ku, dengan cara Like, komen yang bagus dan kasih Vote ya, biar saya rajin semangat untuk update setiap hari. Terima kasih 🙏🏻

💪🏻💪🏻💪🏻💪🏻💪🏻 semangat untuk diri ku.

1
Mentariiii
Semangat thor jgn patah semangat
Hoirul Umam
bagus
Harmoni cinta
Tebakan aku ini salah satu mantan Luma deh, tp ngk tau micky atau mantan yg lain.
Masih di buat misterius oleh si thor
Mentariiii
Best
Mentariiii
Best rencana ya top 👍
NoviJk
Betul bgt
Harmoni cinta
Aku kasih kopi biar semangat, tp update ya klo bisa langsung 2 bab 😁
Y. Kasanova: Terima kasih banyak 🙏🏻 siap insyallah besok saya rajin update sekali lagi terima kasih
total 1 replies
Harmoni cinta
Lanjut thor kok ngk update sih nangung nih
Harmoni cinta
Nah lo
Harmoni cinta
What??? 🤣🤣🤣
Mentariiii
Pasti Santiago
Y. Kasanova: Penasaran baca bab selanjutnya …
total 1 replies
Harmoni cinta
Langsung gercep
Mentariiii
Hahaha istri ? ada ada mark alasan kamu 🤣🤣🤣
Mentariiii
Semangat Santiago dekati luma skrng
Harmoni cinta
🤣🤣🤣 kesel bgt si bos sm si mata mata satu ini
Harmoni cinta
Bener internet bangking aduh mark kenapa jg kamu ngk kepikiran ngk konek bgt kamu
Y. Kasanova
Alhamdulillah novel ku sudah di kontrak di aplikasi ini. Jadi tambah semangat update nih
Harmoni cinta: Semangat kakak buat karya ya
total 1 replies
Mentariiii
B U dia kayak ya thor
Y. Kasanova
Jgn lupa like ya guys dan komen yang bagus
Klo bisa kasih vote biar novel ini naik terima kasih
Y. Kasanova
Guys mintak like ya dan dukungannya. Terima kasih
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!