Dipaksa Menikahi Suami Sahabatku

...~Happy Reading🤗💐~...

"Felix ada keperluan apa kau disini?

Sejak kapan kalian saling mengenal?"

...~~~...

Kiara, Felix , maupun Lili menoleh ke arah sumber suara.

'Mati aku, tidak lama lagi perang ini'

Kiara terkejut melihat ayahnya tiba-tiba datang. Seketika ia menjadi panik karena takut ayahnya akan marah jika ada pria lain disini selain Axel.

"Pak Zamuel, sedang apa anda disini?" tanya Felix.

"Seharusnya saya yang bertanya begitu tuan, ada keperluan apa anda sama putri saya?" tanya Zamuel.

Felix dan Zamuel memang saling mengenal, karena Zamuel sempat menjadi orang kepercayaan Axel dan diangkat menjadi direktur keuangan di perusahaan Blackthron.

Sedang Felix dan Axel merupakan rekan kerja yang cukup dekat sehingga Felix mengenal baik seluruh karyawan Blackthron.

"Kiara ini putri bapak? saya tidak menyangka dunia terlalu sempit," ucap Felix sambil tertawa kecil.

"Jadi begini pak, Kiara sudah menolong putri saya beberapa hari yang lalu. Dan entah apa yang dilakukan putri bapak sehingga Lili begitu lengket dengannya. Putri saya ini setiap hari merengek ingin ketemu dengan Kiara. Ini saja kalau tidak merepotkan saya mau titip dia, nanti saya jemput saat pulang dari kantor," ucap Felix ramah.

Sebenarnya Felix sudah tahu kasus yang dialami Zamuel, namun ia tidak ingin ikut campur dalam urusan itu. Namanya juga manusia, bisa khilaf jika dihadapkan nikmat dunia.

'Sepertinya ini sangat bagus. Tuan Felix termasuk orang terkaya juga. Sepertinya gadis kecil ini butuh seorang ibu, saya bisa memanfaatkan Kiara untuk memeras tuan Felix. Tuan Axel saat ini belum bisa ia kendalikan, jadi apa salahnya jika menjadikan tuan Felix ATM berjalan. Dengan begitu Iren akan semakin sayang padaku,'

"Tidak masalah, sama sekali tidak merepotkan anda. Putri saya ini juga kebetulan merasa kesepian semenjak ditinggal almarhum ibunya. Ia juga butuh teman," ucap Zamuel ramah.

'Kenapa ayah tidak marah, apa ayah memiliki maksud lain? astaghfirullah aku seharusnya tidak boleh berpikir negatif. Mungkin saja ayah kasihan kepada Lili,'

"Baiklah, kalau begitu saya permisi dulu mau ke kantor. Saya titi Lili ya," ucap Felix. Seulas senyuman terbit dibibir pria itu.

"Lili sayang, kamu jangan bandel ya. Jangan terlalu merepotkan kak Kiara," ucap Felix kepada Lili sambil mengelus rambut putrinya itu dan mengecup singkat kedua pipi gembul nya.

"Tidak kok, Lili anak yang baik tuan," ucap Kiara ramah.

"Maaf ini ada sedikit uang, siapa tahu Lili mau belanja atau anda bisa membawa anak saya ke timezone agar tidak bosan," ucap Felix sambil menyerahkan amplop berwarna coklat kearah Kiara.

Mata Zamuel seketika berbinar melihat itu. Namun ucapan Kiara seketika membuatnya kesal.

"Maaf sebelumnya tuan, apa ini tidak kebanyakan," ucap Kiara tidak enak karena melihat amplop setebal itu.

Namun, dengan cepat Zamuel mengambil amplop itu sebelum Felix mengurangi isinya akibat ucapan Kiara.

"Kamu ini bagaimana nak, jangan membuat tuan Felix tersinggung. Dia cuma ingin putrinya merasa nyaman dan tidak kekurangan sedikitpun. Bukan begitu tuan Felix?" ucap Zamuel dengan nada lembut.

"Benar sekali pak Zamuel. Kalau begitu saya permisi dulu," ucap Felix dan melangkahkan kakinya keluar.

Zamuel begitu senang menerima uang itu, tetapi kesenangannya terganggu karena ucapan Kiara.

"Ayah, siniin uangnya Lili," ucap Kiara.

Zamuel yang mendengar itu menjadi marah, tapi ia tidak mungkin marah didepan Lili. Ia takut gadis kecil itu akan mengadu ke ayahnya.

"Anak manis, om dan kak Kiara ke dalam sebentar ya. Ada sedikit keperluan. Kamu boleh duduk disini sambil kak Kiara bersiap-siap," ucap Zamuel lembut.

Pria paruh baya itu kemudian menarik tangan Kiara, namun kali ini tidak kasar.

"Ada apa ayah?" tanya Kiara setelah mereka cukup jauh dari Lili.

Zamuel membuka amplop yang diberikan Felix tadi kemudian memberikan Lima belas lembar kertas berharga berwarna pink itu kepada Kiara.

"Ini sudah lebih dari cukup untuk membawa gadis kecil itu jalan-jalan. Anak kecil tidak boleh dibiasakan jajan banyak-banyak," ucap Zamuel dengan nada judes. Kemudian pria itu menaruh sisa amplop yang masih tebal itu ke saku celananya.

"Astaghfirullah ayah, itu korupsi namanya. Bagaimana kalau tuan Felix tahu?" ucap Kiara terkejut melihat tingkah ayahnya.

Ayahnya benar-benar berubah, wanita itu bertanya-tanya didalam hati mengapa ayahnya saat ini menjadi pria yang diperbudak uang.

"Kamu tidak usah ikut campur urusan ayah. Yang pasti tuan Felix tidak akan menyadari itu. Kamu harus bersikap baik kepadanya, terutama kepada putrinya. Ayah tahu persis pria itu sangat menyayangi putrinya. Ia rela mengeluarkan rupiah yang banyak demi putrinya itu," ucap Zamuel sambil tertawa senang.

"Ta-tapi untuk apa uang sebanyak itu ayah? apa uang yang kemarin tuan Axel berikan sudah habis? jangan bilang ayah bermain judi?" tanya Kiara seraya menatap ayahnya.

"Sudah ayah bilang jangan ikut campur urusan ayah. Tugas kamu cuma satu, membayar hutang budi kepada ayah karena menafkahi mu mulai dari kecil hingga lulus SMA. Jadi kamu pikirkan cara untuk memeras tuan Axel maupun tuan Felix. Kamu harus rahasiakan pernikahanmu kepada tuan Felix. Mengerti kamu?" ucap Zamuel tegas. Kemudian pria paruh baya itu melangkah keluar dengan perasaan senang.

'Iren pasti semakin mencintaiku,'

                               ~~~

"Terimakasih kak Kiara karena mau menemani dan membawa Lili jalan-jalan. Lili bahagia sekali hari ini," ucap Lili dengan wajah sumringahnya.

Kedua perempuan berbeda umur itu kini berada di salah satu pusat perbelanjaan di kota itu. Keduanya memutuskan untuk ke timezone dulu.

Kiara tertawa senang melihat Lili yang bahagia memainkan beberapa wahana yang ada di timezone itu. Seketika ia mengingat masa kecilnya yang bahagia saat ditemani ayah dan ibunya ke timezone juga.

 Kedua orang tuanya saling mendukung satu sama lain. Keduanya selalu menyempatkan untuk membawanya bermain, atau liburan.

Namun setelah ibunya meninggal, ayahnya berubah drastis. Ia seakan-akan ditelantarkan dan dijual demi kepentingannya sendiri.

Kiara seketika menghapus beberapa tetesan embun di pipinya dengan cepat. Ia takut Lili melihatnya. Entah mengapa ia sangat menyayangi gadis kecil itu. Ia merasa iba karena anak seumuran itu tidak mendapatkan kasih sayang seorang ibu. Maka dari itu ia akan berusaha memberikan kasih sayangnya tanpa menjadi ibu bagi anak itu.

"Kak Kiara, Lili lapar," ucap Lili yang datang menghampiri Kiara dan merengek karena lapar.

"Yasudah, yuk kita cari makan. Lili mau makan apa?" tanya Kiara lembut.

"Lili mau makan burger sama ice cream," ucap Lili dengan mata berbinar.

"Boleh, tapi ice creamn ya jangan terlalu banyak ya. Nanti kamu bisa sakit," ucap Kiara lembut.

"Yahhh, padahal Lili suka makan ice cream. Sedikit aja tidak terasa diperut Lili," ucap Lili sambil menunduk dan mengelus perutnya.

"Lili sayang, makan banyak ice cream bisa bikin gigi bocor loh. Kalau gigi bocor, nanti ada ulat yang masuk terus giginya Lili sakit. Lili mau sakit gigi?" ucap Kiara yang berusaha memberikan pengertian kepada Lili.

Lili yang mendengar itu seketika membulatkan matanya dan menggeleng pelan.

"Tidak mau, Lili tidak mau sakit gigi," ucap Lili.

"Makanya kamu dengar kak Kiara ya. Yuk kita cari makan," ucap Kiara lembut.

Keduanya pun melangkah untuk mencari makan. Namun saat ingin melangkah, Kiara melihat seseorang yang tidak asing baginya sedang jalan saling merangkul dengan mesra.

Meskipun orang itu memakai kacamata hitam dan masker, tetap saja Kiara hafal betul siapa orang itu. Tapi yang Kiara tidak mengerti ada hubungan apa kedua orang itu.

Hy, Author kembali lagi🤗💐.

Seperti biasa, jangan lupa tinggalkan jejak ya biar author semakin semangat berimajinasi lagi,

Ada yang muak nggak sama sifatnya ayahnya Kiara,

Author juga sangat muak dengan sifatnya. Author aja ngetik sambil pengen nabok. Tapi nabok siapa ya, soalnya lupa kalo ayahnya Kiara salah satu imajinasinya author hehehe....

Happy reading,

Salam hangat dari author🤗💐💐