NovelToon NovelToon
DiJadikan Budak Mafia Tampan

DiJadikan Budak Mafia Tampan

Status: sedang berlangsung
Genre:Duniahiburan / Mafia / Balas Dendam / Lari Saat Hamil / Berbaikan / Cinta Terlarang / Roman-Angst Mafia
Popularitas:6.6k
Nilai: 5
Nama Author: SelsaAulia

Milea, Gadis yang tak tahu apa-apa menjadi sasaran empuk gio untuk membalas dendam pada Alessandro , kakak kandung Milea.
Alessandro dianggap menjadi penyebab kecacatan otak pada adik Gio. Maka dari itu, Gio akan melakukan hal yang sama pada Milea agar Alessandro merasakan apa yang di rasakan nya selama ini.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon SelsaAulia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 31

Alessandro, dengan suara serak menahan isak, meluncurkan kata-kata yang menusuk kalbu Milea, "Kamu sangat mengecewakan aku, Milea." Matanya berkaca-kaca, bayangan kekecewaan terukir jelas di sana.

Ia berbalik, meninggalkan Milea yang terpaku di tempat, tubuhnya membeku di tengah hamparan rerumputan hijau. Hanya kesunyian dan deru angin yang menjadi saksi bisu kepergiannya.

"Maafkan aku, Kak," gumam Milea, lirih, suaranya nyaris tak terdengar di antara dedaunan yang berdesir.

Pandangannya mengikuti punggung Alessandro yang semakin menjauh, rasa sesak memenuhi dadanya. Luka yang menganga di hatinya terasa begitu perih.

Air mata yang tak terbendung membasahi pipinya, mengalir deras seperti hujan yang tak kunjung reda.

Dengan langkah gontai, Milea berlari masuk ke dalam mansion megah itu, mencari perlindungan dari badai emosi yang menerjangnya.

Di dalam kamarnya, ia meringkuk di atas ranjang, isak tangisnya menggema di ruangan sunyi. Rasa sakit yang mendalam mencengkeram hatinya, memaksa Milea untuk merutuki dirinya sendiri.

Dari kejauhan, Susi mengamati Milea. Ia mengerti, ia tahu betul apa yang sedang dirasakan gadis itu. Mata Susi memancarkan simpati, hati wanita itu turut merasakan pedihnya luka Milea.

Di tengah tangisnya yang pilu, ketukan pelan di pintu kamarnya membuat Milea tersentak. Detik berikutnya, suara ceria seorang anak memecah kesunyian.

"Tante Milea!"

Senyum tipis mengembang di bibir Milea. Suara itu, suara Dominic, menyelipkan secercah harapan di tengah badai kesedihannya.

Dengan cepat ia menghapus sisa air mata di pipinya, mencoba menyembunyikan kesedihannya.

Pintu terbuka, menyambut Dominic yang berdiri di ambang pintu dengan senyuman riang yang mampu mencairkan es di kutub. Senyumnya begitu tulus, menular dan mampu menghibur hati siapa pun yang melihatnya.

"Tante Milea, apa aku mengganggu?" tanya Dominic, suaranya lembut, menunjukkan kesopanan yang melebihi usianya.

"Tidak, sayang," jawab Milea, terkesima oleh kelembutan dan kesopanan anak kecil itu. Hati Milea sedikit terobati oleh kehadiran Dominic.

"Tante mau bermain di taman?" Mata Dominic berbinar-binar, menunggu jawaban Milea.

"Ayo," jawab Milea, suaranya penuh antusias, ingin membalas senyuman ceria Dominic.

"Yeayyyyy!" Teriakan Dominic menggema, menghilangkan sedikit demi sedikit kesedihan yang menyelimuti Milea.

Mereka pun berjalan menuju taman, langkah kaki kecil Dominic beriringan dengan langkah Milea. Di taman yang tadi terasa sunyi, kini dipenuhi gelak tawa seorang anak kecil yang mampu mengusir kesedihan Milea, walau hanya sejenak.

Senyum Dominic bagai mentari pagi yang menyingkirkan awan gelap yang menggelayuti hati Milea.

*

*

*

Asap rokok membumbung memenuhi ruangan, bercampur dengan aroma alkohol yang menyengat.

Gio duduk di kursi kulitnya, gelap dan mewah, sebatang rokok terjepit di antara jari-jarinya. Wajahnya dipenuhi bayangan, menunjukkan kegelapan yang tersimpan di dalam hati. Di hadapannya, Marco berdiri tegap, menunggu perintah.

"Tuan," lapor Marco, suaranya tenang namun tegas, "Alessandro telah meninggalkan mansion. Ia tampak sangat kecewa dengan keputusan Nona Milea."

Seulas senyum licik mengembang di bibir Gio. Ia memutar gelas wiski di tangannya, matanya berkilat tajam. "Bagus," gumamnya, suaranya rendah dan berat, "semuanya berjalan sesuai rencana."

Ia meletakkan gelas wiski, suaranya menjadi lebih jelas, "Berikan ponsel yang dulu ku sita pada Milea. Biarkan Alessandro memiliki akses untuk menghubunginya. Dengan begitu, ia akan benar-benar merasakan kekecewaan yang mendalam karena Milea tetap memilihku hingga akhir."

Rencana Gio terungkap dengan jelas. Ia memainkan Alessandro dan Milea seperti bidak catur, menggerakkan mereka sesuai keinginannya.

Marco, dengan mata yang sedikit melebar, terkesan oleh kecerdasan dan kelicikan tuannya. Gio memang ahli dalam memainkan permainan balas dendam, tanpa harus mengotori tangannya sendiri.

Ia menggunakan orang-orang terdekat Alessandro untuk melukai hatinya lebih dalam, menciptakan luka yang tak terlihat namun terasa begitu perih.

Gio bangkit dari kursinya, menepuk pelan bahu Marco. "Baiklah, saatnya aku pulang," katanya, suaranya masih tenang, namun di balik ketenangan itu tersimpan kekuatan yang menakutkan. "Dan kau, ikut aku ke mansion. Berikan ponsel itu pada Milea."

"Baik, Tuan," jawab Marco, suaranya penuh hormat. Ia mengerti, permainan belum berakhir.

Masih ada babak selanjutnya yang menunggu, dan ia siap untuk menjalankan peran yang diberikan tuannya. Di matanya, terlihat kekaguman yang bercampur dengan sedikit rasa takut terhadap kelicikan dan kekuatan Gio.

***

Mentari senja mulai meredup, menghasilkan cahaya keemasan yang lembut di halaman mansion.

Setiba di mansion, Gio menyaksikan pemandangan yang tak terduga. Milea, dengan rambut yang terurai, sedang bermain kejar-kejaran dengan Dominic, tawa cerianya bergema di antara pepohonan. Suasana itu, untuk sesaat, mencairkan es yang selama ini membeku di hati Gio.

Di dalam hatinya, Gio merasakan sesuatu yang baru. Ia menyadari benih-benih cinta mulai tumbuh untuk Milea, mengancam benteng pertahanan yang selama ini ia bangun.

Namun, rasa dendamnya pada Alessandro masih membara. Ia belum bisa melupakan pengkhianatan yang dianggapnya telah dilakukan Alessandro.

Maka, ia memutuskan untuk melanjutkan rencananya, memainkan Alessandro dengan cara yang lebih kejam—memanfaatkan Milea untuk melukai Alessandro lebih dalam.

"Papah!" Teriakan Dominic memecah lamunan Gio. Anak kecil itu berlari kecil mendekat, menyambut Gio dengan pelukan hangat yang tulus.

"Hai, sayang," Gio membalas pelukan Dominic, merasakan kehangatan sentuhan Dominic, walau hanya sekejap, menghangatkan jiwanya yang dingin.

Milea mendekati mereka, langkahnya anggun dan lembut. "Sudah pulang?" tanyanya, suaranya lembut seperti bisikan angin.

Gio menatap Milea, tatapannya dipenuhi cinta yang tersembunyi. Namun, dengan cepat ia memalingkan wajah, mencoba menyembunyikan perasaannya yang baru tumbuh.

"Hmmm, masuklah ke mansion. Aku akan bermain berdua dengan Dominic," ucap Gio, tersenyum tipis, mencoba menyembunyikan gelisah di dalam hatinya.

"Baiklah," jawab Milea, tersenyum manis. Ia berjalan anggun masuk ke dalam mansion, meninggalkan Gio yang masih menatap punggungnya yang menjauh. Di dalam hatinya, Gio merasakan keraguan mulai menghampiri.

Di dalam mansion, Milea bertemu Marco yang berdiri di dekat tangga.

"Nona Milea, ini ponsel Anda," ucap Marco, menyerahkan sebuah ponsel.

Milea menatap ponsel itu sejenak, lalu beralih menatap Marco. "Terima kasih," ucapnya, tersenyum senang. Ia meraih ponsel itu, hatinya berdebar-debar.

Tanpa ragu, Milea berlari keluar mansion menuju Gio. "Terima kasih, Gio," ucapnya, memeluk Gio erat-erat. Dominic tersenyum bahagia melihat paman dan gadis yang baik hati itu berpelukan.

Pelukan Milea membuat jantung Gio berdegup kencang. Ada rasa senang yang membuncah, namun juga rasa bersalah yang menggerogoti hatinya. Ia memberikan ponsel itu hanya untuk menyakiti Alessandro, memakai Milea sebagai alat untuk balas dendam.

"Sama-sama," jawab Gio, membalas pelukan Milea. Ia mengusap pucuk kepala Milea dengan lembut, membuat Milea tersipu malu. Di antara rasa bahagia dan bersalah, Gio terjebak dalam dilema yang rumit.

1
sjulerjn29
tatanan bahasanya bagus thor 😊
.. mampir juga thor ke ceritaku kasih saran dan kritik nya terimakasih 😊
it's me NF
lanjut... 💪💪
Siti Hadijah
awalnya cukup bagus,, semoga terus bagus ke ujungnya ❤️
SelsaAulia: terimakasih kaka, support terus ya ☺️❤️
total 1 replies
Elaro Veyrin
aku mampir kak,karya pertama bagus banget dan rapi penulisannya
SelsaAulia: terimakasih kaka
total 1 replies
Surga Dunia
lanjuttt
Theodora
Lanjut thor!!
Surga Dunia
keren
Theodora
Haii author, aku mampir nih. Novelnya rapi enak dibaca.. aku udah subs dan like tiap chapternya. Ditunggu ya update2nya. Kalau berkenan mampir juga yuk di novelku.
Semangat terus kak 💪
SelsaAulia: makasih kakak udh mampir 🥰
total 1 replies
✧༺▓oadaingg ▓ ༻✧
karya pertama tapi penulis rapi bget
di tunggu back nya 🥰
SelsaAulia: aaaa.. terimakasih udah mampir☺️
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!