Pernikahan antara Ayyana Betari dan Prasetya Wiguna berjalan begitu harmonis bahkan keduanya mendapat julukan sebagai couple goals
Namun, pernikahan kedua Prasetya bersama seorang wanita atas permintaan sang ayah menjadi awal dari kehancuran biduk rumah tangga yang sudah berjalan empat tahun itu
Akankah Betari menerima pernikahan kedua suaminya dan menerima Sabrina sebagai madu? ataukah pernikahan atas dasar balas budi itu akhirnya menjadi noda dalam pernikahan antara keduanya
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon e_Saftri, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Penawaran
Zayyan menyerahkan ponsel itu pada Tari dan diambil wanita itu dengan segera. Namun belum sempat melihat apa yang hendak ditunjukkan oleh Zayyan, benda pipih itu berpindah tangan dan berada ditangan Prasetya
Tanpa mengulur waktu, Prasetya membanting ponsel itu kelantai toko hingga membuat beberapa orang disana menoleh karena suara gaduh
"Brengseek!" Zayyan yang tersulut emosi segera memberikan bogem mentah pada wajah tampan Prasetya membuat Tari histeris
"Mas!" Prasetya berdiri dan membalas pukulan dari Zayyan dengan membuat pria itu mundur
Zayyan semakin geram saat melihat ponsel miliknya hancur tak berbentuk, bukan karena benda itu tapi sesuatu yang sudah seminggu ini berusaha ia dapatkan. Ya, bukti itu kini hancur bersama benda pipih itu
"Berhenti menggangu istri saya!" Ujar Prasetya seraya menunjuk wajah Zayyan membuat pria itu semakin emosi
Bugh
"MAS PRAS!"
"Kamu yang seharusnya pergi dari hidup Tari! Laki-laki seperti kamu sangat tidak layak bersama wanita seperti Tari!" Zayyan kembali melayangkan tinjunya walaupun pria dihadapannya sudah duduk dilantai tanpa bisa berdiri
Bugh
"TARI!"
"SAYANG!"
Wanita itu jatuh tak sadarkan diri setelah mendapat pukulan dari Zayyan, jika mendarat di wajah seorang pria saja mampu membuatnya jatuh bagaimana jika menghantam wajah mungil seorang wanita tentu akan membuatnya hilang kesadaran
Zayyan ikut duduk, memeriksa keadaan wanita yang ia cintai
"Sayang! Bangun sayang! Ayo buka mata kamu!" Prasetya meletakkan kepala sang istri di pangkuannya sambil ia tepuk pipi wanita itu guna membuatnya bangun
"Tari! Maafkan aku Tari!" Zayyan hendak meraih wanita yang tidak sadarkan diri itu namun segera dicegah oleh pria yang merupakan suaminya
"Menjauh dari istri saya!" Prasetya mendorong tubuh Zayyan membuat pria itu tersungkur. Namun bukannya emosi, Zayyan hanya terfokus pada keadaan wanita itu saja
Prasetya membopong tubuh sang istri dan keluar dari sana, Zayyan hanya bisa memandang sendu wanita yang kini dibawa oleh suaminya
"Maafkan aku Tari!" Rasa bersalah jelas terlihat dari raut wajahnya. Ia mengepalkan tangannya, laki-laki bajingan itu benar-benar membuat Zayyan kehilangan kendali
Prasetya mengendarai mobilnya pulang, sang istri yang berada disampingnya belum sadarkan diri. Pukulan tadi jelas sangat kuat karena memang diarahkan padanya, tapi Tari menjadikan tubuhnya sebagai tameng dan berakhir seperti ini
"Harusnya kamu biarkan Zayyan memukul mas Tari, Kenapa kamu menghalangi!" Prasetya menggenggam tangan istrinya berharap wanita itu lekas membuka matanya
Melihat wanita yang dicintai seperti ini rasanya jauh lebih sakit dari pukulan yang tadi Zayyan berikan
Suara lenguhan terdengar, Prasetya menoleh kesamping dimana sang istri mulai membuka matanya
"Sayang! Kamu baik-baik aja?" Tanya Prasetya dengan raut wajah khawatir
"Aku nggak pa-pa mas" Jawab Tari dengan suara yang terdengar lemah
"Kita kerumah sakit?"
Betari menggeleng "Nggak usah mas, aku mau pulang aja"
"Ya udah kita pulang!" Prasetya segera melajukan mobilnya menuju rumah agar bisa segera mengobati sang istri yang wajahnya lebam
Setelah memastikan keadaan Tari baik, Prasetya segera menemui Joshua dikantor
"Bagaimana hasilnya?" Tanya Prasetya pada asisten pribadinya
Joshua menyerahkan sebuah map berwarna merah "Namanya Zayyan Dirgantara"
"Dhirgantara?" Prasetya mengerutkan keningnya "Pemilik Dhirgantara Corporation?"
Joshua mengangguk "Dia putra tunggal tuan Aryan Dhirgantara dan istrinya nyonya Bianca Arliza"
"Tuan Aryan Dhirgantara menikah dengan nyonya Bianca Arliza lalu mempunyai seorang putra yaitu Zayyan Dhirgantara. Pernikahan itu berakhir karena tuan Aryan kedapatan menjalin hubungan gelap dengan sekretaris pribadinya, Vania Callisa"
"Vania Callisa? Aku seperti pernah mendengar nama itu!" Ujar Prasetya seraya membaca hasil penelusuran dari sang asisten pribadi
"Nyonya Bianca terpukul, hingga mengalami depresi berat dan berakhir dengan dirawat di rumah sakit jiwa kota!" Tambah Joshua
"Pantas saja pria itu Keukeh ingin agar aku meninggalkan Tari, ternyata dia berpikir jika Tari memiliki nasib yang sama dengan ibunya!" Gumam Prasetya
"Lalu? Apa yang terjadi dengan Zayyan Dhirgantara?"
"Zayyan Dhirgantara memutuskan untuk meninggalkan rumah saat usianya enam belas tahun. Dia melepas nama Dhirgantara dan menjalani hidup mandiri jauh dari bayang-bayang tuan Aryan" Lanjutnya lagi
"Ternyata dia bukan orang sembarangan. Membuatnya jatuh sepertinya tidak akan mudah!" Prasetya mengepalkan tangannya sambil meremas map yang berada ditangannya
"Tuan Aryan masih ingin menjadikannya pewaris, hanya saja Zayyan menolak dan lebih memilih menjalankan bisnis restoran miliknya sendiri"
Prasetya mengangguk tanda mengerti "Kerja bagus Joshua!"
"Terima kasih pak! Kalau begitu saya permisi!" Pria itu keluar setelah selesai melaporkan hasil kerjanya
Setelah menerima laporan tentang siapa Zayyan sebenarnya, Prasetya segera mengatur pertemuan dengan pria itu
"Apa yang kamu inginkan?" Setelah lama saling diam akhirnya Prasetya memutuskan untuk memulai percakapan lebih dulu
"Tari!" Jawab Zayyan penuh keyakinan
"Kamu tau jika itu tidak akan pernah terjadi" Prasetya masih mencoba menahan diri
"Tapi anda juga tau jika anda tidak pantas bersama Tari" Setiap ucapan pria itu terkesan menantang
"Saya sadar itu tuan Dhirgantara!" Zayyan mengepalkan tangannya mendengar nama yang disebutkan oleh pria dihadapannya
Zayyan tersenyum "Anda mencari tahu tentang kehidupan pribadi saya?"
"Saya hanya ingin tau saja, pria seperti apa yang sudah berani mencintai istri saya" Prasetya menatap tajam kearah pria tampan di hadapannya
"Lalu? Apa saya harus takut jika anda akan menghancurkan hidup saya?" Zayyan memandang remeh pria dihadapannya, jelas sekali Prasetya seperti orang yang takut kalah saing
"Dengar tuan Dhirgantara! Saya bisa memberikan apa saja untuk anda termasuk harta dan kekuasaan. Saya tau jika anda tidak menginginkan itu dari tuan Aryan Dhirgantara. Itu kenapa saya menawarkan sesuatu yang menarik"
"Saya tidak menginginkan apapun selain wanita yang saya cintai!" Tegas Zayyan membuat emosi Prasetya naik
"Apa kamu pikir, dengan mengungkapkan semuanya pada Tari membuatnya datang padamu dan menangis dalam dekapanmu begitu?"
"Mungkin memang tidak! Tapi saya akan selalu berada disamping Tari ketika dia menghadapi hal itu nanti" ucapan yang kian menyulut amarah Prasetya
"Saya tidak akan membiarkan kamu mengusik rumah tangga saya. Asal kamu tau, Tari menjadikan saya dunianya. Kamu tentu lebih tau apa yang akan terjadi jika dunia seorang wanita hancur!" Ujar Prasetya mencoba memprovokasi
"Kamu tentu tidak ingin Tari berakhir sama dengan ibumu, nyonya Bianca!"
Brak
"Jangan pernah melibatkan ibu saya dalam masalah diantara kita!" Zayyan yang tidak terima menggebrak meja yang berada diantara keduanya
"Tenanglah tuan Dhirgantara! Kamu tau apa yang harus kamu lakukan agar saya tidak mengusik ketenangan ibu kamu yang tengah dalam perawatan!"
"Kamu terlalu pengecut tuan Wiguna!"
"Saya hanya ingin kamu tidak lagi terlibat dalam urusan rumah tangga saya dan istri saya!" Kata Prasetya "Lupakan Tari! Itu akan baik bagi kamu dan juga ibumu!"