Perempuan yang sangat menyukai anak kecil yang dibesarkan di panti asuhan lalu mendapat pekerjaan sebagai pengasuh dan guru les untuk anak laki-laki berumur 5 tahun. Namun tidak disangka, ia menemukan jodohnya yang tidak lain om dari anak tersebut. Berawal dari rasa jengkel lalu menjadi cinta .
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Fega Meilyana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Arka jadi pahlawan
Malam ini terasa begitu muram, seolah langit juga ikut berduka. Angin malam berhembus lirih, membawa serta kesedihan yang tak terungkapkan.
Langkah kakinya terasa berat, seakan bumi di bawahnya berputar tanpa arah yang jelas. Langkahnya terombang-ambing bagai daun di arus.
Hanna yang sejak tadi hanya berjalan, ia tak tau kemana langkah kakinya membawa dirinya. Langit seolah ikut menangis memandang Hanna yang tak tau arah.
Hanna teringat semua barang barang termasuk ponsel dan dompetnya tertinggal. Ia terpaksa harus berjalan terus menyusuri jalanan yang sepi.
"Ma, kenapa kebahagiaan tidak pernah berpihak kepadaku? Aku kangen ma, aku butuh mama saat ini" Lirih Hanna.
Buliran air matanya terus jatuh.
Hanna masih aja terus berjalan sampai ia tidak sadar melewati dua orang preman yang sedang mabuk.
"Eh ada cewe cantik tuh!" Ucap salah satu preman yang berambut kribo.
"Yuk samperin! Rejeki emang kaga kemana ye!" Sahut preman yang berkepala botak.
"Hai neng cantik! Kok sendirian aja? Boleh gak nih kita temani?" Ucap dua preman itu sambil menyolek lengan Hanna.
Hanna kaget melihat dua preman yang mengganggunya, "jangan sentuh ya! Atau saya akan teriak!"
"Hahaha teriak aja kalau neng bisa! Disini sepi neng, gak ada orang. Yuk kita kesitu yuk, biar kita angetin". Dua preman itu menarik tangan Hanna.
"Tolong lepasin ga! Tolong tolong tolong!!"
Hanna terus saja berteriak minta tolong, ia berusaha melepaskan diri dari dua preman itu.
Arka yang dari tadi mencari keberadaan Hanna tak kunjung menemukannya.
"Hanna kamu kemana sih?"
Arka terus mengemudikan mobilnya dengan pelan sambil melihat sisi kanan dan sisi kiri untuk mencari Hanna.
Lalu di kejauhan Arka melihat ada wanita ditarik paksa oleh dua laki-laki, Arka menghampiri mereka.
"Toloooonnnggg!!" Hanna masih saja terus berteriak meminta tolong.
Dan BRUG!
Kedua preman itu dipukul hingga jatuh tersungkur ke tanah.
"Eh siapa lo? Jangan sok jadi pahlawan ya!"
"Pak Arka?" Lirih Hanna.
"Hanna kamu baik baik saja?" Arka membangunkan Hanna.
"Saya baik baik saja pak".
"Sini lo kalau berani!" Preman itu menantang Arka.
Bug Bug Bug
Arka menendang kedua preman itu. Namun preman itu tidak mau kalah sehingga mereka mengeluarkan pisau dari saku celananya. Mereka menyerang Arka dan Arka berhasil menghindari serangan itu.
Arka meninju perut salah satu preman itu hingga jatuh lemas ke tanah.
"Sialan lu, rasain nih!" preman itu mencoba menusuk Arka, Arka berhasil menghindar namun pisau itu menggores lengan Arka hingga berdarah.
"Ah shit!"
Arka melupakan emosinya dengan sekuat tenaga ia menonjok wajah preman itu berulang kali sampai hidung preman berdarah dan pingsan. Temannya kabur karna tau ia akan kalah jika menghadapinya seorang diri.
Hanna langsung memeluk Arka, ia begitu ketakutan dan menangis dalam pelukan Arka.
Saat ini hanna ingin menangis, meluapkan semua sesak di hatinya.
"Terimakasih ya pak, kalau pak Arka tidak ada entah bagaimana nasib saya" Hanna masih terus menangis.
"Sama-sama. Menangis lah Hanna sampai kamu puas, biar hati kamu lega" Arka membalas pelukan Hanna.
Hanna melepaskan pelukannya, "maaf pak, saya tidak bermaksud..."
"Sudah ya tidak apa" Arka menghapus air mata Hanna menggunakan ibu jarinya. "Kamu baik-baik saja kan, tidak ada yang terluka?" Sambung Arka.
"Tidak pak. Tangan pak Arka berdarah, maaf ya pak, ini gimana dong pak lukanya?"
"tunggu sebentar" Arka mengeluarkan sapu tangan dari jas yang ia pakai, sampai dirumah tadi Arka belum sempat berganti pakaian.
"sini pak saya bantu" Hanna mengikat sapu tangan di lengan Arka yang terluka agar darahnya segera berhenti".
"Terimakasih ya"
"saya yang harusnya berterimakasih pak, dan maaf juga tangan pak Arka jadi terluka".
"Tidak masalah, asal kamu mau mengobatinya"
"hem.. bagaimana keadaan Raka pak?"
"Yang harusnya ditanya itu kamu, maaf ya kalau kak Adit berlaku seenaknya sama kamu mungkin itu menyakiti hati kamu"
"Saya mengerti pak mungkin pak Adit emosi"
"sekarang kamu ikut saya" Arka menarik tangan Hanna dan membukakan pintu mobil untuknya.
"Mau kemana pak?"
"Sudah ikut saja!".