bagaimana jadinya jika putri seorang pengedar narkoba terpaksa harus bersembunyi dipesantren karna bandar narkoba terobsesi kepadanya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Aqilaarumi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 29
Risa dan mama sita sampai disebuah pulau terpencil yang penghuninya hanya beberapa orang saja.
Mereka disambut oleh wanita paru baya bernama Sri.
" Apa mbak yang namanya sita dan Risa"
" Ia,mari saya antar kan ketempat tinggal kalian,sebelumnya saya sudah dihubungi oleh mbak lani"
Mama sita dan Risa mangut mangut lalu mengikuti langkah sri.
Mereka memicikkan mata ketika langkah sri berhenti disebuah gubuk yang hampir roboh karna terlihat sudah tua.
Dengan hati hati mama sita mendekati ibu Sri.
"Bu Sri,apa ibu yakin ini tempat tinggal untuk kami"
"Maaf nyonya ini memang tempat tinggal untuk kalian"
"Sudalah ma, ngak apa apa kita harus bersyukur karna masih diberi tempat tinggal"
" Bi Sri terimakasih telah mengantar kami"
"Sama sama nyonya kalau ada apa apa jangan sungkan hubungi saya,rumah saya disebelah sana"
Mama sita dan Risa menatap mengikuti arah telunjuk bi Sri.
"Kalau begitu saya pamit dulu"
Mereka terdiam melihat punggung bi Sri yang perlahan menjauh dari pandangan mereka.
" Ayo masuk ma"
Namun tiba tiba saja mama Risa berlutut bersimpuh diatas pasir putih yang kini menjadi pijakan dari kaki mereka.
" Hiks hiks hiks semua ini gara gara papa ,coba saja papa tidak pernah terjun ke bisnis haram itu,kita mungkin tidak bakalan terasingkan kepulau terpencil ini"
" Lihatlah nak,bahkan gubuk yang akan tinggali, seperti akan rubuh dan tidak layak kita tempati"
Risa meraih tubuh mama sita yang entah kapan terasa sangat kurus sekarang,ia baru menyadari hal itu betapa besar trauma yang dialami mama sita dan dirinya, betapa menderitanya mereka selama ini karna berneto.papa bima laki laki yang seharusnya melindungi mereka secara tidak langsung laki laki itulah yang membawa anak dan istrinya dalam masalah besar.
Dalam pelukan itu Risa mencoba memberikan ketenangan membiarkan mama sita menumpahkan beban yang selama ini ada dipundaknya.
" Menangis lah ma,tapi Risa Mohon stop menyalahkan papa,kita hanya perlu memperbanyak doa untuk papa ma,agar dia diampuni dan diterima disisi Allah"
Mama sita melepas pelukannya dan menatap wajah anaknya lekat lekat.
" Kamu benar benar berubah nak,mama bangga sama kamu"
" Ayo masuk ma,kita bereskan semuanya didalam,aku yakin didalam pasti berantakan karna sudah lama tidak berpenghuni"
Yang benar saja ketika masuk kedalam rumah yang beratap daun nipa itu,saran laba laba dimana mana.terlihat sebuah kasur yang sudah terlihat usang dan lepek.risa dan mama sita saling melempar pandangan.
Risa berusaha menepis rasa sedihnya agar mama sita bisa kuat menerima semua ini.
" Ayo ma,tempat ini tidak terlalu buruk hanya butuh sedikit dibersihkan"
Risa lalu mulai membersihkan gubuk itu dengan sapu lidi yang terletak disudut ruangan.
" Mama istirahat saja biar Risa yang membersihkan ini semua"
Risa lalu menyeret kasur kapuk itu keluar dan menjemurnya dibawa sinar matahari.
Hampir setengah jam Risa membersihkan gubuk itu.
" Selesai deh,ayo ma kita istirahat"
"Malam ini kita tidurnya pakai ini aja dulu, sampai kasurnya kering ma"
Risa mengelar sebuah sarung tipis untuk alas mereka tidur dilantai dan tas ransel mereka sebagai bantal.
Hanya lilin putih yang mereka gunakan sebagai penerang.
Risa bangkit dari tidurnya ketika mendengar suara ombak yang lembut,ia duduk diambang pintu menyaksikan pantulan bulan dibawah laut seolah menciptakan ketenangan yang menghangatkan jiwa.
" Aku merindukanmu Gus" ucapnya samar seolah tertelan suara ombak yang lembut.
Mama sita menghampiri putrinya dan duduk disampingnya, dengan buru buru Risa menyeka air matanya.
" Kamu menangis,menangis lah nak ini semua memang terlalu berat buat kita"
" Aku menangis bukan karna harus tinggal ditempat seperti ini ma,aku menangis karna merindukan seseorang yang memikirkan dia saja aku tidak pantas ma."
Mama sita mengernyitkan alisnya.
" Apa maksud kamu sayang"
" Ma waktu kabur dari anak buah berneto aku aku bersembunyi disebuah pesantren dan terpaksa harus mefitnah seseorang agar aku bisa tetap berada disana"
" Karna fitnah yang aku tuduhkan kepada dia kami terpaksa harus menikah"
" Apa jadi kamu sudah menikah?"
" Ia ma,tapi pernikahan kami, bukanlah pernikahan seperti yang semestinya,karna menikah dengan ku, pernikahan laki laki itu dengan perempuan yang ia cintai harus gagal"
" Sekarang mama mengerti jadi laki laki itulah yang ngajarin kamu tentang banyak hal sampai kamu berubah seperti ini"
Risa mangut mangut mengiyakan perkataan mamanya.
" Tapi bagaimana dengan status pernikahan kalian,?"
Risa menarik nafas ya lalu menghempaskan ya keudara yang terasa dingin.
" Pernikahan kami hanya pernikahan siri ma,dan aku sudah mengatakan jika dia menikah lagi dengan perempuan lain maka dia telah menjatuhkan talak untuk ku"
" Nak apakah kau mencintai ya"
Risa tertawa sumbang mendengar kata " cinta"
" Cinta bukan lagi prorioritasku ma, sekarang hidupku hanya untuk bertahan"
" Ayo tidur ma sudah malam"
______
" Apa yang kalian lakukan,siapa kalian" ucap ustadz Vina yang panik melihat segobrolan pria berjas hitam masuk kedalam area pesantren dan mengacak acak semua yang ada dipesantren. "
" Dimana nona Risa ,katakan dimana nona Risa kalau kalian tidak mau mengatakan dimana dia berada kami tidak akan segan membakar pesantren ini"
" KiAi Jaffar kdan Gus zai keluar dari rumahnya mendengar suara keributan.
" Ada apa ini?"
"Mereka kesini mencari Risa pak Kiai" ujar ustadzah vina.
"Kalian siapa ada hubungan apa dengan istriku?"
"Istri"
Pria berjas hitam itu saling melempar pandangan.
"Kamu tidak perlu tau kami siapa,cepat katakan dimana Risa"
"Risa tidak ada disini dia sudah pergi dua hari yang lalu" ujar kiAi Jaffar.
Saat anak buah berneto ingin menyiram bensin kearea pesantren dengan cepat Gus Zai mencegahnya. Hingga terjadilah pertarungan sengit diantara mereka.
.
Bugh
Bugh
Bugh
Bibir Zai bengkak gusinya terluka hingga mengeluarkan darah segar.
"Astagfirullah Zai,teriak ummi fatima"
Gus Zai tersungkur ketanah dengan wajah membiru.
Hingga aksi anak buah berneto terhenti saat sirene polisi terdengar.
Mereka berhambur bergegas pergi karna semaunya akan kacau jika berurusan dengan polisi bisnis ilegal mereka bisa tercium jika sekali saja mereka tertangkap.
Ummi dan bude Sarah menghampiri Gus Zai yang tidak berdaya ditanah.
"Bangunlah nak"
"Anak itu sudah tidak berada disini tapi masih saja bikin kekacau" ujar bude Sarah ketus.
"Jangan banyak bicara mbak,mending bantu aku bawa Zai masuk, lukanya harus segera dibersihkan agar tidak infeksi"
"Sepertinya kamu sekarang sudah membela menantu bar bar mu itu"
"Sekarang bukan waktunya berdebat mbak."
semoga risa bisa jujur sama gus tetang semuanya
kamu harus cerita risa semua yg menimpa keluarga kamu sama zai
pasti bisa ngajk risa plng