NovelToon NovelToon
Menantu Dari Desa

Menantu Dari Desa

Status: sedang berlangsung
Genre:Keluarga / Romansa / Konglomerat berpura-pura miskin / Menyembunyikan Identitas
Popularitas:4.7k
Nilai: 5
Nama Author: omen_getih72

Naura Anjani, seorang gadis desa yang menikah dengan pria asal kota. Namun sayang, gadis itu tidak di sukai oleh keluarga suaminya karena dianggap kampungan dan tidak setara dengan menantu lain yang memiliki gelar pendidikan tinggi dan pekerjaan yang memadai.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon omen_getih72, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 21

"Astaga, Ma. Jadi ini semua harus kita yang bereskan?" tanya Rere yang kini berdiri mematung melihat ke arah tumpukan piring kotor yang menggunung.

Bukan hanya piring dan gelas kotor, tapi ada beberapa wajan yang bertengger di ujung wastafel seolah meminta untuk segera dibersihkan.

"Sepertinya aku tidak bisa, Ma. Kepalaku langsung berdenyut melihat hal menjijikan seperti ini," gumam Ria yang tak kalah syok melihat dapur yang seperti kapal pecah.

Sebenarnya bukan hanya mereka saja yang syok melihat kondisi dapur, Mama Sovi sendiri tak menyangka jika piring dan wajan kotor akan sebanyak ini.

Belum lagi kompor yang terlihat berminyak, juga lantai yang terlihat berantakan.

"Naura sialan, sepertinya dia sengaja mengotori dapur sampai seperti kapal pecah begini. Dia pasti sudah merencanakan ini dari awal untuk mengerjai kita. Makanya dapur bisa seberantakan ini," ujar Ria yang terlihat kesal dengan sikap Naura hari ini.

"Benar, aku juga berpikir seperti itu. Tidak mungkin memasak hanya seberapa dapurnya sampai berantakan seperti ini. Ini sih namanya kurang ajar," timpal Rere tak mau kalah.

Mereka berdua terlihat sangat kesal dengan kelakuan Naura hari ini. Mama Sovi juga merasakan hal yang sama.

Hari ini Naura bahkan mempermalukannya di hadapan banyak orang. Dan semua orang itu tetangga di sekitarnya, ia akan habis jadi bahan pembicaraan mereka setelah ini.

"Seandainya Azriel belum pulang, sudah aku seret perempuan itu untuk membersihkan dapur. Apalagi emosiku belum sepenuhnya terlampiaskan karena kejadian tadi. Awas saja kalau Azriel tidak ada di rumah, aku akan membuatnya merasakan bagaimana rasanya hidup di neraka," geram Rere dengan nafas yang memburu.

"Sudah, kalian tidak usah banyak bicara. Tidak ada gunanya, kalau ada Azriel di rumah kita tidak bisa melakukan apapun. Azriel tidak akan membiarkan kita menyakiti istrinya yang kampungan itu," seru Mama Sovi yang akhirnya buka suara.

Bukan berarti ia tidak marah dengan kelakuan Naura hari ini.

Tapi, percuma saja ia marah-marah karena Naura tidak akan mendengar ocehannya.

Karena wanita itu kini sedang asyik berduaan dengan anaknya di kamar. Benar-benar menantu yang menyebalkan.

"Tapi, Ma. Aku tidak bisa diam saja kalau perempuan kampungan itu berulah seperti ini. Perasaan dulu waktu dia pertama kali datang ke sini wajahnya terlihat polos dan lugu. Tapi ternyata lama-lama sifat aslinya keluar juga," sergah Rere yang dibalas anggukan oleh Ria.

"Benar sekali, aku setuju dengan pendapat, Mbak. Dia benar-benar sudah berubah jadi keras kepala, padahal jelas-jelas dia itu berasal dari desa dan pengangguran. Seharusnya dia sadar diri, bukan malah mengerjai kita seperti ini," sahut Ria dengan wajah yang memerah khas orang marah.

"Iya, Mama tahu bagaimana perasaan kalian saat ini. Kalian pikir Mama tidak marah dan kesal. Mama juga kesal dan marah, tapi mau bagaimana lagi, ada Azriel di rumah. Kita tidak akan bisa semena-mena pada Naura kalau ada dia di rumah. Lebih baik kalian kerjakan semuanya sekarang, agar cepat selesai. Sebentar lagi Rangga dan Rio akan pulang dari kantor. Nanti mereka ikut marah-marah kalau kalian belum siap pulang," jawab Mama Sovi yang langsung meminta kedua menantunya segera mulai membereskan dapur yang seperti kapal pecah.

"Jadi, kami benar-benar harus menyelesaikan semuanya, Ma? Padahal kami sudah cantik begini loh, pakai baju mahal juga," protes Ria seraya menunjukkan penampilannya.

"Kalau bukan kalian berdua, siapa lagi? Masa Mama. Mama sudah tua, tidak mungkin Mama sanggup melakukan semua ini, yang ada nanti encok Mama kambuh, kalian juga yang repot . Lebih baik kalian selesaikan ini semua, sebelum jam lima. Biar Mama yang menjaga anak kalian di depan," balas Mama Sovi sambil mengimbaskan tangannya.

Meskipun ia melihat raut wajah tak suka dari kedua menantu kesayangannya. Namun, ia tetap tak peduli, wanita itu melangkah pergi meninggalkan mereka berdua di dapur yang sangat berantakan.

"Astaga, aku bisa pingsan setelah ini," gumam Rere terdengar samar sebelum Mama Sovi benar-benar pergi dari dapur.

Untung saja saat itu ada Rere dan Ria, jika tidak Mama Sovi lah yang harus melakukan semuanya.

Bisa-bisa encok pinggang tuannya itu. Dasar Menantu kurang ajar.

Sejak awal Mama Sovi memang tidak pernah merestui hubungan Azriel dan Naura. Namun, Azriel yang keras kepala meminta restu dengan cara memaksa.

Padahal ia sudah menyiapkan jodoh untuknya dari jauh-jauh hari, anak dari temannya yang pastinya sederajat dengan mereka.

Apalagi calon istri yang akan ia jodohkan dengan Azriel adalah lulusan S2 dari universitas terbaik di negeri ini.

Mereka pasti akan sangat cocok untuk menjadi pasangan suami-istri karena sama-sama berprofesi sebagai dosen kampus. Pikir Mama Sovi.

Namun, sayangnya Azriel malah memilih wanita yang berasal dari desa untuk menjadi istrinya.

Hal itu membuat ia berpikir, Azriel bukan menambah anggota keluarga, tapi malah menambah beban keluarga.

"Riki, Bila. Adik kalian ke mana? Kenapa Lia tidak terlihat," tanyanya pada Riki dan Bila.

Cucu dari Rudi dan Radit. Bila dan Riki adalah anak dari Rangga dan Rere. Sedangkan Lia adalah anaknya Ria dan Rio.

"Tidak tahu, Nek. Tadi di sini, kok," jawab Riki yang hanya menoleh sekilas ke arah sang nenek.

Setelah itu ia kembali sibuk bermain mobil-mobilan dengan Bila.

Sementara Mama Sovi mulai panik karena Lia sama sekali tidak terlihat, anak itu masih kelas satu SD dan belum terbiasa main jauh.

Wanita itu mempercepat langkah menuju teras depan. Dan ternyata bocah kecil yang ia cari sedang sibuk bermain air di kolam ikan dengan baju yang basah kuyup.

"Astaga, punya cucu tiga saja rasanya seperti seribu. Kenapa kamu nakal sekali sih! Lia kenapa kamu main air di sini?" seru Mama Sovi seraya mendekat.

Sebenarnya ia merasa sangat geram karena ketiga cucunya itu sangat bandel. Mereka sangat sulit untuk diatur.

Apalagi ketika mereka bermain di dalam rumah. Ia bahkan harus mengamankan barang-barang berharganya.

Jika tidak, semuanya akan dirusak oleh mereka.

"Bang Riki dan Kak Bila tidak mau bermain dengan Lia. Jadi, Lia main di sini saja," jawab Lia tanpa menoleh.

"Ayo masuk, kamu bisa masuk angin kalau main air terus. Nanti Mama marah, loh!" Ia meraih tangan mungil itu dan membawanya masuk ke dalam rumah.

Wanita itu menggiring cucunya ke kamar mandi dan memandikannya sekalian.

Jika tahu akan seperti ini, ia akan memilih mengurung diri di kamar saja. Dan semua ini terjadi karena Naura yang buat ulah, membuatnya lelah seperti ini.

"Sana main dengan Bang Riki dan Kak Bila. Nenek mau ke dapur sebentar. Ingat jangan main di luar!" titah Mama Sovi yang dibalas anggukan oleh Lia.

Mama Sovi kembali ke dapur, ia ingin memastikan apakah pekerjaan Rere dan Ria sudah selesai atau belum.

"Loh, Rere, Ria. Kenapa kalian malah duduk santai, itu wajannya masih banyak loh," tanya Mama Sovi saat melihat di atas wastafel masih ada banyak wajan yang kotor.

"Ampun, Ma. Kami menyerah. Itu wajannya sangat berminyak, kami hanya cuci piring dan gelasnya saja. Mama kan tahu sendiri kalau kami alergi sabun cuci piring. Kalau terlalu lama cuci piring, tangan kami yang akan jadi korban," balas Rere yang membuat Mama Sovi seketika melongo.

"Lalu sekarang bagaimana, masa Mama yang harus mengerjakan ini semua," protes Mama Sovi yang tak mendapat tanggapan apapun dari kedua menantunya.

Dua wanita itu terlihat sibuk dengan ponselnya masing-masing.

Karena tak mendapat respon apapun, Mama Sovi akhirnya hanya bisa pasrah dan mencuci wajan yang tersisa.

Semenjak Naura tinggal di sana, ia tidak pernah lagi ke dapur apalagi sampai harus mencuci piring kotor seperti ini.

Terbesit rasa kecewa terhadap sikap Rere dan Ria saat ini. Namun, ia lebih memilih memendamnya.

Karena mereka selalu memberinya uang bulanan meskipun tidak banyak. Dan yang terpenting mereka bukan pengangguran seperti Naura.

**********

**********

1
inchieungill
iya betul, setiap rumah tangga sebaiknya pisah dari orangtua atau mertua, biar tidak terjadi konflik.
Latifah
Bagus Cerita nya ,, di tunggu lanjutnya Yaa !!!
olip
lnjut
olip
lnjut...mkin penasaran...ttap smngat thor
olip
lnjut
olip
q mmpir thor...lnjut
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!