Zhao Jinyue, putri keempat Bangsawan Jing kehilangan segalanya setelah Pangeran Rui—sang suami—mendapatkan gelar Putra Mahkota.
Dia yang seharusnya menjadi Putri Mahkota tidak hanya dikhianati, tetapi juga difitnah dan dibunuh dengan kejam.
Zhao Jinyue pikir kematian tragisnya adalah akhir dari segalanya, tanpa diduga dia malah lolos dari lubang neraka dan kembali di hari Kaisar menjatuhkan titah pernikahan untuknya.
Dengan kenangan menyakitkan yang membekas di ingatannya, Zhao Jinyue mana mungkin bersedia mengulangi kesalahannya dengan menikahi Pangeran Rui dan membiarkan kakak ketiganya menjadi selir samping, bahkan bersedia menyetarakan status mereka.
Di kehidupan ini, Zhao Jinyue akan menjadi wanita yang berbudi luhur di mata dunia. Namun, diam-diam merencanakan pembalasan dan berbalik menaiki kapal Pangeran Runan, musuh bebuyutan Pangeran Rui.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Itsme AnH, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Meng9oda Pangeran Runan
"Jinyue, aku sudah meminta bawahanku mengantarkan Xiao Heng kembali ke Istana Mige, tapi mereka belum bisa menemukan pelayan yang membawamu pergi." Pangeran Runan berhenti melangkah dan menatap Jinyue dengan rasa bersalah. "Maaf, aku belum bisa membantumu demi menjaga nama baikmu."
Jinyue tersenyum lembut, dia tentunya mengerti maksud dan niat baik Pangeran Runan.
Pelayan yang bersekongkol ingin mencelakai dirinya memang harus ditemukan, tetapi itu tidak bisa dilakukan secara terang-terangan.
Jika tidak, nama baik Jinyue—seorang gadis yang belum menikah—akan tercemar.
Meskipun yang bersalah adalah Pangeran Rui, tetap saja hanya Jinyue yang akan dipersalahkan dan dikutuk orang-orang.
Begitulah kejamnya dunia pada wanita.
Untuk itu, Jinyue akan tetap bertempur hingga hancur lebur. Dunia boleh kejam kepadanya, tapi dia harus lebih gila pada kejamnya dunia yang terlalu keras untuk wanita lemah!
"Kamu sudah menyelamatkan aku, kenapa masih minta maaf?" Tatapan Jinyue selembut senyuman dan nada bicaranya, dia bukanlah tipe orang yang tidak tahu diri.
Sudah diselamatkan, bagaimana dia masih berani menyalahkan Pangeran Runan?
Dia seharusnya berterimakasih pada sang pangeran yang datang tepat waktu, jika tidak ....
Jinyue tiba-tiba teringat saat dirinya dilemparkan oleh Pangeran Rui hingga tersandar ke bebatuan, lalu gaunnya dikoyak secara paksa.
Berkat Bubuk Canhua, Jinyue kehilangan tenaga hingga tidak bisa melawan tindakan hina Pangeran Rui, bahkan untuk berteriak saja dia tidak mampu.
Lebih parahnya lagi, dia hampir meladeni kegilaan Pangeran Rui.
Beruntung, ketika Pangeran Rui ingin melanjutkan aksi bejatnya, dia tiba-tiba jatuh pingsan disertai dengan suara pukulan keras dari arah belakang sang pangeran.
Jinyue tentu saja terkejut, tetapi dia juga merasa lega ketika melihat sosok Pangeran Runan muncul bagaikan Dewa Penyelamat.
"Yuhan ...." Jinyue menatap Pangeran Runan dengan mata menyala-nyala seolah-olah ada api kecil yang berkobar di dalamnya, Bubuk Canhua benar-benar sudah merenggut akal sehatnya.
Ditatap dengan binar mata yang begitu kuat, Pangeran Runan merasa seolah-olah dia adalah harta karun yang paling berharga.
Melihat ekspresi wajah Jinyue yang penuh gayrah, Pangeran Runan hampir tak tertahankan.
Dia pun segera berpaling ketika netranya tidak sengaja menyorot bahu Jinyue yang putih dan sehalus giok.
"Maaf, aku terlambat." Pangeran Runan segera membuka jubah hitam berbulu yang melekat pada tubuhnya, lalu menyelimuti Jinyue dengan lembut.
Jinyue tidak menanggapi permintaan maaf Pangeran Runan, dia justru menarik tangan sang pangeran sehingga tubuh mereka hampir tidak memiliki jarak.
"Yuhan ...." Jinyue mengelus lembut wajah Pangeran Runan, sebelum akhirnya dia menempelkan bibirnya pada bibir sang pangeran.
Pangeran Runan terkejut hingga matanya terbelalak dan seluruh tubuhnya menjadi kaku, terlebih ketika lidah Jinyue menari di atas bibirnya.
Pangeran Runan segera menarik paksa akal sehatnya, membuatnya segera tersadar dan langsung menciptakan sedikit jarak di antara mereka.
Namun, tangan Jinyue malah merayap ke dadanya dengan gerakan yang membuat Pangeran Runan harus menelan ludahnya dengan susah payah.
"Yuhan ... aku merasa tidak nyaman." Suara Jinyue serak dan meng9oda, tatapannya bahkan lebih memikat lagi sehingga Pangeran Runan hampir saja kehilangan kendali atas dirinya sendiri.
"Dia terkena obat peran9sang," kata Pangeran Runan dengan gigi terkatup rapat, kemarahan jelas menyelimuti sekujur tubuhnya.
Tanpa pikir panjang, Pangeran Runan segera menggendong tubuh Jinyue menuju ke sebuah meja yang ada di gazebo.
Kemudian, dia membuka cincin Giok Darah dari jari kelingking Jinyue hanya untuk diseduh ke dalam air.
Pangeran Runan tidak tahu penawar yang dia buat akan berhasil atau tidak, tetapi tidak ada salahnya mencoba.
Bagaimanapun, yang ada di tubuh Jinyue juga bisa disebut 'racun'.
Selama proses itu, Jinyue tidak berhenti meng9oda Pangeran Runan.
Untung saja Pangeran Runan sudah lama terlatih di medan perang, jadi 9odaan seperti ini tidak membuat imannya goyah.
Namun, tetap saja dia harus mengerahkan lebih banyak usaha untuk menahan diri dari 9odaan Jinyue—wanita yang dicintainya dalam diam.
Pangeran Runan bisa saja memenuhi keinginan Jinyue, tetapi dia ingin gadis itu membenci dirinya karena memanfaatkan kesempatan dalam kesempitan.
Setelah seduhan Giok Darah yang semula bening berubah menjadi merah muda, Pangeran Runan segera memberikannya pada Jinyue untuk diminum.
Setelah itu, Jinyue akhirnya jatuh pingsan di pelukan Pangeran Runan.
Tepat ketika Jinyue bangun, dia mendengar pembicaraan antara Selir Agung Qin dan Yi Nan.
Jinyue tahu Yi Nan berencana menjatuhkannya, jadi dia pun memulai sandiwaranya bersama Pangeran Runan ....
Jinyue mencoba menekan rasa malu akibat ingatan yang sempat melintas di ingatannya barusan, lalu berbicara dengan tulus. "Terimakasih sudah menyelamatkan Jinyue, Yang Mulia bahkan membantuku berbohong."
Dia menghela nafas sedikit, sebelum akhirnya melanjutkan, "Kalau tidak dihukum mati, Jinyue pasti akan menjadi selir di Istana Mige."
Menjadi putri saja dia sengsara, apalagi hanya menjadi selir.
Jinyue tidak sanggup membayangkannya, apalagi sampai benar-benar mengalaminya.
'Lihat saja, akan balas kalian dengan cara yang sama!' Sorot mata Jinyue tiba-tiba menajam dan menjadi lebih dingin seolah-olah ada balok es bersemayam di sana.
'Xiao Heng, aku bisa membuatmu berada dalam kejayaan dengan bantuan ayahku. Sekarang juga bisa membuatmu terpuruk.'
Pangeran Runan bisa melihat jejak permusuhan di mata Jinyue, jadi dia berkata dengan sungguh-sungguh. "Jinyue, tenang saja. Aku akan membalaskan dendammu dan tidak akan mengampuni orang-orang yang telah menyakitimu."
Jinyue tersenyum, embun beku di matanya hilang tak berjejak. "Tidak perlu, aku bisa balas dendam sendiri."
'Terlambat! Sekarang, dia pasti sangat menderita.' Pangeran Runan tersenyum tipis, tetapi senyuman itu jelas mengandung aura jahat. '
Selir Xue dan Zhao Yi Nan ... giliran kalian akan segera tiba!
ini kebalikannya.......
seru lah Poko e....
amazing author.....🔥🔥🔥🔥🔥