Adit terpukul saat tau istrinya mengalami kecelakaan.
Dan kisah Cinta Alana putri dari Adit dan Vina yang tak seindah kehidupan nya selalu di tolak dan hanya di manfaatkan saja uang dan kebaikan nya.
Yuk baca dan jadi la saksi kisah ini.
hanya di Novel Toon.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Anisah Cute, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 31
Vina yang mendengar teriak di dekat telinga nya langsung terbangun dengan reflek langsung saja melayangkan tamparan kearah Vino orang yang mengagetkan nya
Plak...!
Mereka yang melihat Vina menampar saudara nya langsung tertawa. Melihat apa yang di lakukan Vina.
"Astagfirullah Vina pedes amat, sakit Vina." ucap Vino dengan mengelus pipi nya yang terkena tampar.
"Siapa suruh ngagetin orang lagi tidur, gak tau apa orang masih ngantuk." ucap Vina
Mereka semua tertawa saat melihat wajah merah Vino saat terkena tamparan Vina.
"Hahahaha....!"
"Maka nya Vin jangan ganggu macan tidur merah dah tu muka" ucap Noah.
Adit hanya bisa menggeleng melihat kelakuan Vino terhadap istrinya. Dia sudah tak heran dengan kelakuan Vino dan saudara nya yang lain jika sudah ketemu dengan Vina.
Suara tawa mereka terdengar hingga keluar kamar Adit. Membuat Rian dan sang istri yang ingin melihat Adit di jam 7 pagi membuka perlahan pintu ruangan dan menatap tajam kearah semua saudara Vina.
Ceklek.
Saat pintu terbuka mereka semua terdiam mengira perawat yang datang. Ternyata Rian yang datang dengan wajah tak bersahabat.
"Ah kirain siapa ternyata kamu Rian." ucap Noah santai.
"Kalian tau ini rumah sakit! Adit butuh istirahat dan kalian datang hanya untuk bercanda." ucap Rian menatap kearah semua orang.
Vina tertunduk terdiam mendengar ucapan Rian yang pedas. Sedangkan yang lain menatap tak percaya dengan sikap Rian.
Chan langsung berdiri di hadapan semua adik nya saat Rian menatap tajam kearah Vina dan yang lain.
"Kita tau ini rumah sakit, toh kita gak ganggu pasien lain. Adit saja tidak keberatan kenapa kamu keberatan Rian. Jaga sikap kamu terhadap adik - adik saya Rian. Saya diam bukan berarti saya suka adik - adik saya kamu bentak." ucap Chan dengan menatap tajam kearah Rian.
"Bukan begitu Chan. Suara tawa kalian itu terdengar sampai keluar gak enak di dengar pasien yang lain." ucap Rian sekarang dengan nada yang sedikit rendah.
"Kita memang besar bersama baik buruk nya kamu kita semua tau. Jadi berhenti bersikap kasar dan sok ngatur Adrian Mahardika." jawab Chan.
Chan tak pernah suka saat di hadapan nya adik - adik nya di rendah kan oleh orang lain. Vino yang melihat Rian yang datang - datang langsung marah langsung menatap kearah Vivian keponakan ibu nya.
"Via kamu kan dokter sekali - sekali Rian tekanan darah nya coba di cek, siapa tau tensi nya tinggi habis marah - marah terus, awal gejala stroke itu ya gitu suka marah - marah dari pada kamu marah - marah Rian mending gabung sama kita bisa awet muda kamu. Lihat bang chan tetap gagah walau usianya sudah 27 tahun." ajak Vino.
Tuk...!
"Kenapa bercanda selalu bawa - bawa abang ha..!" ucap Chan dengan memukul kepala Vino.
"Astagfirullah abang. Tadi Vina sekarang abang. Dari tadi pagi perasaan kepala saya di pukul terus. Ini kepala bapak- bapak bang." protes Vino.
"Iya bapak - bapak gak ada otak kalau ngomong." kesal Chan terhadap Vino.
Vivian yang mendengar candaan Vino untuk suami nya ingin tertawa tapi dia tahan. Karena dia tau Rian pasti akan marah saat Ada orang yang mentertawakan nya.
"Iya nanti saya akan tensi tekanan darah mas Rian. Sudah saya mau keruangan saya dulu. Oh iya Dit cepat sembuh ya." ucap Vivian.
Adit hanya mengangguk mendengar ucapan Vivian. Suasana yang tadi nya rame jadi sepi dan kaku karena ada Rian. Hingga Rian pergi baru lah mereka semua bisa bernafas lega.
"Astaga Adit...! Itu beneran Rian? kenapa hidup nya kaku banget sekarang." tanya Mahendra.
"Mana saya tau kebanyakan beban pikiran mungkin." ucap Adit.
Setelah kepergian Rian. Vina melihat begitu banyak kantong plastik merasa heran.
"Kalian bawa apa?" tanya Vina.
"Sarapan buat kita semua kecuali Adit dia cuma boleh makan buah dan makan - makanan rumah sakit. ini semua yang bayari abang Vino yang paling ganteng lho Vin." ucap Vino.
"Masa." ucap Vina ragu mendengar yang di katakan saudara nya.
Tuk...!
Mulut mu mau di sumpal pakai donat, jangan percaya Vin. kita malakin bang Chan. haha...!" tawa Mahendra.
"Wah enak Vina kapan di bayarin bang."
"Ogah bayarin kamu. Kamu kalau sudah belanja gak inget² sama kayak Mahar." ucap Chan.
"Nama nya juga saudara bang pasti sama lah. emang Ais gak doyan belanja?" Tanya Vina.
"Itu mami Saga jangan di tanya sama saja sama kalian berdua, kalau kalian bertiga di satuin bisa rugi besar abang." jawab Chan.
Vina membuka semua plastik yang berisi sarapan tersenyum senang karena melihat begitu banyak makanan yang ada di plastik, sayang tak semua bisa di makan oleh Vina.
"Astaga banyak banget bang siapa yang mau makan. Vina mana bisa makan ini semua sekarang. Ada yang pantau." bisik Vina kearah Chan.
"Kamu bisa makan keu sus, sisa nya jangan khawatir ada Noah, Vino dan Mahendra yang menghabiskan." jawab Chan dengan tersenyum kearah Vino dan yang lain nya.
Ketiga nama yang dia sebut langsung menatap Chan tak percaya, jika mereka yang harus menghabiskan semua nya yang mereka beli untuk Vina.
"Jangan bercanda bang sebanyak ini mana muat perut kita." jawab Vino.
"Ide siapa beli sebanyak ini? di suruh belanja malah kesempatan belum lagi yang di dalam mobil." jawab Chan.
"Ide Vino." tunjuk Mahendra kearah Vino yang tak ingin di salahkan oleh abang nya .
"Enak aja itu ide, itu ide nya bang Noah." tunjuk vino lagi kearah Noah.
"Lah...! Eh curut kenapa jadi saya yang salah kan saya hanya memberi kode tersenyum mana tau isi otak kita sama." jawab Noah.
"Sudah - sudah berisik, Kalian itu sama saja. Ayo makan Vina sudah laper malah saling salah."
Vina memakan nasi kuning dan kue sus setelah dia makan nasi. Saat mereka sedang sarapan bersama Nita yang mengira ruangan Adit tak ada orang langsung masuk dengan wajah ceria menyapa Adit saat dia membuka pintu.
Ceklek.
"Pagi kak a...! Nita langsung terdiam saat melihat ruangan Adit ramai oleh abang - abang nya Vina.
"Ehh...! Maaf ganggu kirain gak ada orang." ucap Nita dengan senyum canggung kearah abang - abang nya Vina yang lagi sarapan bersama Vina.
"Gak papa Nit ayo masuk saja mau periksa kak Adit kan?" Tanya Vina.
"Iya mbak." jawab Nita.
Sedangkan Mahendra dia hanya fokus dengan nasi yang ada di harapan nya, tanpa memperdulikan keberadaan Nita di ruangan itu. Karena dia sedang berusaha menatap hati nya agar bisa lepas dari masa lalu.
penyesalan memang datang nyan di akhir 😭😭😭😭
kalo di depan mah itu namanya "Pendaftaran "🤣🤣🤣🤣
raka percuma menyesal pun gak ada guna nya Indah dan pergi jauh ke tempat paling indah
indah bner² membawa rasa cinta nya sama mati /Sob/ indah masih banyak kok laki² di luar sana dah, knpa kamu malah pergi secepat ini/Sob//Sob/