NovelToon NovelToon
Perjalan Cinta Kembar Ezara

Perjalan Cinta Kembar Ezara

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Cinta pada Pandangan Pertama / Kehidupan di Kantor / Romansa / Dokter
Popularitas:136.6k
Nilai: 5
Nama Author: farala

Ini adalah perjalanan cinta kedua putri kembar Ezar dan Zara.

Arsila Marwah Ezara, si tomboy itu akhirnya berhasil bekerja di sebuah perusahan raksasa yang bermarkas di London, Inggris, HG Corp.
Hari pertama nya bekerja adalah hari tersial sepanjang sejarah hidupnya, namun hari yang menurutnya sial itu, ternyata hari di mana Allah mempertemukan nya dengan takdir cintanya.

Aluna Safa Ezara , si gadis kalem nan menawan akhirnya berhasil menyelesaikan sekolah kedokteran dan sekarang mengabdikan diri untuk masyarakat seperti kedua orang tuanya dan keluarga besar Brawijaya yang memang 90% berprofesi sebagai seorang dokter.
Bagaimana kisah Safa sampai akhirnya berhasil menemukan cinta sejatinya?


Karya kali ini masih berputar di kehidupan kedokteran, walau tidak banyak, karena pada dasarnya, keluarga Brawijaya memang bergelut dengan profesi mulia itu.

Untuk reader yang mulai bosan dengan dunia medis, boleh di skip.🥰🥰

love you all


farala


💗💗

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon farala, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Episode 14 : Mama Arini

Tidak seperti Liam yang kepo urusan hati sang bos, Rowan lebih kalem dan tidak banyak tanya mengenai kehidupan pribadi tuannya.

Jika tidak di tanya, dia tidak akan menjawab meski sebenarnya dia tau jawabannya. Lucunya, Rowan memiliki sifat yang hampir sama dengan Arga. Sama sama dingin dan sulit di tebak.

" Tinggallah lebih lama di sini, dan selidiki Safa untukku."

" Baik, tuan."

Sesingkat itu, andaikan yang di tanya si Liam, sudah pasti pembicaraan akan banyak memakan kosa kata yang pada akhirnya akan membuat tuannya murka.

'' Tidak apa jika tuan kembali ke London sendirian? Kenapa harus menyelidiki wanita itu? Apa ada yang istimewa dari nya?'

Kira kira, itulah rangkaian pertanyaan seandainya Liam yang menjadi asisten pribadi Arga.

" Tapi jangan lama lama, satu minggu cukup, kan?"

" Itu sudah lebih dari cukup, saya akan segera kembali sesuai permintaan anda, tuan."

Arga memasang senyum dan menepuk bahu Rowan sebelum akhirnya mereka berpisah.

*

*

Indonesia.

Seorang wanita paruh baya datang mengunjungi mansion mewah Barra. Matahari masih sangat terik ketika wanita itu keluar dari mobil lengkap dengan kaca mata hitam nya.

Jilbab panjang berwarna lilac yang dia kenakan terlihat begitu sejuk di siang hari yang sangat panas.

" Assalamualaikum." Ucapnya di depan pintu sembari melangkah masuk.

Beberapa pelayan menjawab salam wanita tadi.

" Barra ke kantor?"

" Iya nyonya."

" Terus, yang di luar itu, mobil siapa?"

" Sekertaris baru tuan Barra, nyonya."

Mama Arini mengernyit." Laki laki atau perempuan?"

" Perempuan yang sangat cantik, nyonya."

Seketika mama Arini tersenyum lebar." Sejak kapan Bara punya sekertaris baru? Setahuku, dia hanya menyukai Liam saja."

" Sepertinya, ini hari pertama nya, nyonya."

" Menurutmu, apa ada yang istimewa di hari pertama nya?"

" Saya pikir, dia wanita bermartabat. Sekitar jam lima pagi, dia datang. Dan yang pertama kali dia cari adalah mushola."

" Kau serius?" Mama Arini sumringah.

" Iya , nyonya. "

" Barra pulang jam berapa?"

" Jam lima sore , nyonya."

" Baiklah, aku akan menunggunya. Bisa tolong siapkan kamar untukku?"

" Iya nyonya, silahkan ikut saya."

Pelayan membawa wanita yang dia panggil nyonya itu memasuki sebuah kamar.

" Terima kasih." Ucap wanita tersebut.

Pelayan menunduk dan pamit setelah memastikan tidak ada lagi yang dibutuhkan oleh ibu dari majikannya.

Mama Arini membaringkan tubuh lelahnya di atas tempat tidur, menyalakan tv dan memutar acara kajian melalui Chanel yout*be.

" Beliau sangat bersahaja , aku ingin sekali bertemu dengannya." Gumam mama Arini kala mendengar suara lembut yang di hasilkan dari seorang ustadzah bercadar di dalam layar.

Setelah Barra datang dan tinggal di Indonesia, dia belum pernah bertemu dengan mama Arini, itu karena kedatangan Barra bertepatan dengan perjalan spiritual sang mama ke rumah Allah.

*

*

Deru kendaraan roda empat di halaman depan menandakan jika sang pemilik mansion sudah pulang.

" Bukankah itu mobil nyonya, tuan?" Ujar Liam yang memang memarkir kendaraannya tepat di samping mobil mama Arini.

Barra mengangkat kepala.

" Kau benar, berarti mama sudah pulang. Kenapa tidak mengabari ku?"

Barra keluar dari kendaraannya di susul Marwah.

Di depan pintu, mama Arini berdiri menyambut kedatangan sang putra tercinta.

Namun, ada yang terasa mengganjal di hati Barra ketika dia semakin dekat dengan mamanya. Tatapan mama Arini tidak terfokus padanya, melainkan pada Marwah.

" Mama kapan datang?" Tanya Barra mencoba mengalihkan perhatian mama Arini pada Marwah, tapi bukan jawaban yang dia dapat melainkan sebuah pertanyaan yang membuatnya menghela nafas.

" Apa dia pacarmu?"

" Bukan, ma."

" Kau bohong, kalau kau menyukainya, mama akan segera melamar nya untuk mu. Dia sangat cantik , Barra." Ujarnya setengah berbisik tanpa melepas tatapannya pada Marwah.

Marwah mulai risih , tubuhnya serasa di teliti dari atas ke bawah menggunakan mesin pemindai sinar X.

Sesekali dia melempar senyum pada wanita cantik yang seumuran dengan umi Zara.

Barra menggeleng.

" Aku heran dengan mama, aku berpacaran dengan Priscilla bertahun tahun , mama tidak pernah merestui. Sekarang, wanita itu hanya sekertaris ku, dan mama sudah heboh ingin menikah kan ku dengannya? Mama ini bagaimana sih? Mama kan belum mengenalnya."

" Jangan remehkan naluri seorang ibu , Barra. Dengan melihatnya saja, mama tau dia anak yang baik."

" Hai...." Mama Arini meninggalkan Barra berdiri mematung di dekat pintu masuk.

Marwah nampak sungkan tatkala mama Arini menghampirinya.

" Salam kenal, aku Arini, mamanya Barra." Mama Arini mengulurkan tangannya dengan niat ingin berjabat tangan biasa layaknya teman sebaya. Tapi di luar prediksi mama Arini, Marwah meraih tangannya dan menciumnya dengan takzim.

Mama Arini takjub.

" Nama saya Arsila Marwah , nyonya."

" Nama yang cantik, secantik orangnya."

Marwah tersipu malu.

Dari kejauhan, Barra memperhatikan interaksi menenangkan hati itu. Jujur, dengan Priscilla, jangan kan bersentuhan , melihat wajahnya saja mama Arini jadi mual.

Mama Arini menyuruh Marwah masuk ke dalam rumah, setidaknya makan malam bersama dulu, tapi Marwah menolaknya sopan dengan alasan ingin menjemput uminya di rumah sakit.

Setelah banyak drama , akhirnya mama Arini meloloskan Marwah.

Tinggallah Barra yang sepertinya akan di sidang malam ini, apalagi mama Arini berencana menginap.

" Marwah, kau kenal di mana?"

" Dia melamar pekerjaan di kantor HG Singapura beberapa bulan lalu."

" Kalian bertemu di Singapura?"

Barra mengangguk acuh.

Sederet pertanyaan silih berganti di lontarkan mama Arini mengenai Marwah hingga Barra frustasi.

" Sudah, ya ma...Barra capek. Mama sadar tidak, sejak aku pulang, mama hanya membicarakan Marwah."

Mama Arini pura pura linglung." Benarkah, kenapa mama tidak menyadarinya?"

Barra menghela nafas.

" Tunggu di sini, paman ada titipan untuk mama."

Barra berjalan ke kamar mengambil sebuah amplop dan di berikan pada mama Arini.

" Paman titip salam." Ujar Barra sembari menyerahkan amplop itu pada mama Arini.

" Mama juga merindukan paman mu."

Mama Arini membuka amplop besar itu.

Di dalamnya ada kertas dua lembar, kedua kertas itu membutuhkan tanda tangan mama Arini. Yang satu adalah saham HG di Singapura dan yang satunya pembelian sebuah villa mewah di lepas pantai Maladewa.

Mama Arini menghela nafas panjang.

" Ambilkan ponsel mama."

Setelah ponsel itu berada di tangan nya, mama Arini menelpon Arga.

" Iya mbak."

" Kau masih di kantor?"

" Iya."

" Aku tidak mengganggu mu, kan?"

" Bicara saja."

" Apa ini, Arga? mbak sudah pernah bilang padamu, jangan memberikan hal hal aneh pada mbak. Apa kau masih merasa bersalah dengan apa yang di lakukan Fariz padaku?"

" Jangan salah paham, mbak. Ini tidak ada hubungannya dengan bang Fariz. Maaf karena harusnya papa yang memberikannya, tapi papa belum bisa datang ke Indonesia jadi beliau menitipkan nya padaku."

Mama Arini memijit kepalanya." Benar ini dari papa?"

" Iya, mbak."

" Kau tidak bohong, Arga?"

" Mana berani aku berbohong padamu.."

Kembali terdengar helaan nafas mama Arini.

" Baiklah, aku akan menandatangani nya. Tapi Arga..."

" Tapi apa , mbak?"

" Ini yang terakhir. OK?"

Dengan keadaan terpaksa, Arga mengangguk.

" Baik, mbak."

" Jangan terlalu lelah, jika kau punya kesempatan, jalan jalan ke Indonesia dan lihat keadaan mbak mu ini, jangan hanya uang saja hanya kau kirim tiap bulan."

Terdengar tawa Arga di seberang di ikuti mama Arini.

" Lanjutkan pekerjaanmu, mbak rasa, kau sedang sibuk. Assalamualaikum."

" Waalaikumsalam."

Mama Arini meletakkan ponselnya di atas meja.

" Memangnya itu apa, ma?"

" Paman mu itu sangat keterlaluan, dia suka sekali mengambil tindakan tanpa memberitahu mama dulu."

Barra meraih kertas dari atas meja. Setelah membacanya, Barra pun tersenyum simpul.

" Sepertinya mama sekarang lebih kaya dari pada aku." Guyonnya sembari tertawa lebar.

" Kau mengejekku?"

" Mana ada...coba mama bayangkan, mama sekarang adalah salah satu pemegang saham terbesar di HG Singapura, memiliki villa di Maldives, dan di Bali . Dan tadi apa? Ternyata , paman Arga memberikan uang pada mama tiap bulan. Tampaknya, aku akan menyimpan uangku sendiri mulai sekarang, aku tidak akan membaginya lagi pada mama. Aku yakin, paman Arga memberikan jauh lebih banyak dari yang aku berikan, iya..kan? Akh,,,akhirnya aku pensiun..." Ujarnya penuh candaan dengan lengan dia lebarkan dan punggung bersandar di sofa.

Mama Arini tidak tahan dengan sikap anaknya itu.

Sebuah pukulan keras mengenai perutnya membuat Barra berteriak.

" Akh...sakit ma..."

" Kau mau jadi anak durhaka, Barra Arion !! "

...****************...

1
darsih
ga up ya KA d tunggu kelanjutan cerita nya
Elma Wati
terxata p.dewan gercep jg kwkwkw,tp Mlah di ganggu sama bara N Marwah...q setia mnunggu mu thor
Aras Diana
upnya thor
Suwanti
Kak di tungguin sampai jam 12 kok bls up lagi 🥹
3 dhi: maaf kak, lagi kurang enak badan, insyaallah malam nanti ada kok..🙏🏻🥰
total 1 replies
Aras Diana
upnya thor
Yani
Arga benar" ga mau ke ganggu 🤭
Naftali Hanania
bener2 menantu idaman ya
jangan od pengen deh......langkaaaa
Eonnie Nurul
apa ya julukan yang pantas buat menantu seperti Arga 🤔
SasSya
🤣🤣😂😂
daripada ada gangguan lagi
harus antisipasi za gaaa
Bak Mis
kasian banget Arga ada gangguan terus /Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm/
ir
mas Arga be like : ya kan gue bangsawan jadi harus soft spoken, apa lagi buat bidadari dunia gue 🤭🤭
kak maaf mau tanya itu kalimat " mengencerkan " emang di buat plesetan atau emang sengaja begitu, kalo emang sengaja nanti aku ikut mengencerkan suasana hati mas Arga yg kepala nya udah nyut²an itu 🤣🤣🤣
gathem Toro
berdua emang jodoh jg ni barra sama Marwah....gangguin om dan tantenya yg lagi honeymoon mana barengan lagi waktunya....
pak dewan mau belah duren jadi dipending dulu ni gara" ponakan ma adek tersayang masing"......
yellya
yg satu ganggu kakaknya,yg satu ganggu pamannya,haduuuh ga tau apa kl mereka sedang 🤭🤭🤭
Fittar
emang jodoh ya. penganten baru yang sama-sama kaku
bara marwah yang sama-sama heboh pake acara kompak lagi ganggu penganten mau bulan madu😂
semangat ya Arga...
Juny Rafani Farzana
gagal deh gara2 bakal calon pengantin yang pada curhat wkwkwk
Srie Handayantie
kompak benerr itu bang bara dgn Ara mengganggu bulan madu nya Arga dan Safa, udah setengah jalan malah gagal gak jadi mendaki . sabarr yaa bang 🤭
darsih
kasihan Arga banyak prnganggu nya 😀😀🫢
Khadijah Nafisah
si kang tiba2.. 🤣 .. tiba2 seenaknya sj..
Happyy
😘😘😘😘
Emii
yaaahhhhh gak jadi ninuninu kwkwkkwkw
tapi arga gercep banget loohhh, selamat menunggu hari besok
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!