NovelToon NovelToon
Lily Of Valley: Ratu Mafia Yang Tersembunyi

Lily Of Valley: Ratu Mafia Yang Tersembunyi

Status: sedang berlangsung
Genre:Mafia / Balas Dendam / Identitas Tersembunyi
Popularitas:4.7k
Nilai: 5
Nama Author: chery red

Dilahirkan dalam keluarga kaya, Alea Lily Armstrong tumbuh dalam penolakan. Dianggap pembawa sial, ia dikucilkan dan dibenci. Luka hati mengubahnya menjadi wanita dingin. Pertemuannya dengan Alexander, ketua mafia terluka, membawanya ke dunia gelap.
Lea menjadi "Ratu Mafia Tersembunyi," menyembunyikan identitasnya. Dendam membara, menuntut pembalasan atas luka lama. Di tengah intrik mafia, Lea mencari keadilan. Akankah ia temukan kebahagiaan, ataukah dendam menghancurkannya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon chery red, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

28. Pertolongan Tak Terduga dan Omelan Panjang

"BERHENTI!"

Teriakan itu menggelegar di udara malam, memecah ketegangan yang menyelimuti jalanan sepi. Para penyerang yang tadinya beringas, mendadak membeku di tempat, terkejut. Alea dan Axel, yang sudah babak belur dan terpojok, mengangkat kepala mereka, menatap ke arah sumber suara.

Dari kegelapan, muncul sesosok tinggi dan tegap, ditemani oleh segerombolan pria kekar berotot, berseragam hitam. Sosok utama itu mengenakan topeng hitam legam yang menutupi hampir seluruh wajahnya, hanya menyisakan celah sempit untuk mata. Rambutnya hitam ikal, sama persis seperti rambut Alexander Callahan, namun di balik topeng itu, logat bicaranya jelas bukan berasal dari negara yang sama dengan Alea dan Axel. Ada aksen asing yang kuat, terdengar eksotis namun samar.

"Siapa kamu hah? Berani-beraninya kau menghalangi kami? Tidak sayang dengan nyawamu hah? Minggir atau nyawamu kubuat meninggalkan ragamu!" ucap salah seorang dari pengeroyok Alea sambil mengacungkan sebilah katana pada sosok bertopeng itu.

"Habisi mereka!" ucap pria bertopeng pelan namun masih dapat didengar oleh semua orang, nadanya dingin dan tanpa emosi.

"Eh kunyuk, kau pikir kau siapa, hah? Berani menentang ku? Maka terimalah ini!" teriak pria yang membawa katana sambil menyerbu ke arah pria itu, mengayunkan bilah katana dengan membabi-buta.

"Hiiiiiaaaaaaattttt.... !"

Anak buahnya pria bertopeng itu dengan cepat menghalau serangan pria yang memegang katana itu, bilah pedang mereka beradu dengan suara CLANG! CLANG! yang memekakkan telinga, sementara teman-teman mereka yang lain mulai menyerang rekan-rekan pria bersenjata katana itu dengan penuh perhitungan. Mereka bergerak efisien, tanpa suara, setiap pukulan dan tendangan tepat sasaran. Sementara pria bertopeng itu hanya menatap datar ke arah Alea, matanya yang tersembunyi di balik topeng seolah menembus jiwa gadis itu. Entah apa yang dipikirkan oleh dirinya.

Tak lama kemudian, semua pengeroyok Alea tumbang berserakan di aspal, beberapa mengerang kesakitan dengan tulang yang patah, lainnya terkapar tak sadarkan diri. Darah membasahi jalanan, bercampur dengan puing-puing pertempuran. Sementara hari menjelang malam, suara jangkrik mulai terdengar dan para kelelawar mulai keluar dari sarangnya untuk mencari makan.

Pria itu berbalik dan melangkah menuju mobilnya yang terparkir agak jauh dari tempat pengeroyokan. Sebagian anak buahnya membereskan para pengeroyok yang pingsan dan mengalami luka yang cukup serius. Mereka menyeret tubuh-tubuh yang tak berdaya itu ke dalam van gelap yang entah dari mana asalnya.

"Tunggu...!" teriak Alea memanggil pria bertopeng itu. Suaranya serak, napasnya terengah-engah. Pria itu menghentikan langkahnya tanpa membalikkan badannya.

"Ada apa gadis cilik?" suara beratnya terdengar sangat jelas namun anehnya, kali ini penuh kelembutan yang nyaris tak terdeteksi.

"Terima kasih telah menolong kami. Jika boleh saya tahu, siapa nama Anda Tuan?" tanya Alea.

"Kelak kamu akan mengetahuinya," jawab pria bertopeng itu sambil kembali melangkah menjauhi tempat itu dan masuk ke mobilnya diikuti oleh para anak buahnya. Mobil van hitam mewah dan beberapa motor besar itu melesat pergi, meninggalkan tempat itu diiringi rasa penasaran Alea dan Axel.

Axel segera menghampiri Alea, memegangi bahu gadis itu dengan lembut. "Boo, kita harus mampir ke rumah sakit dulu, luka-lukamu harus segera ditangani. Ayo Sayang kita pergi dan tinggalkan tempat ini." ucap Axel sambil tersenyum lembut, meskipun wajahnya babak belur dan tubuhnya juga terluka.

Alea mengangguk, rasa sakit di bahu dan lengannya juga di beberapa tempat di tubuhnya semakin menusuk. Dengan sisa tenaga, ia dipapah Axel menuju ke motor sport hitam milik Axel yang terparkir di tepi jalan. Axel pun membonceng Alea dan melarikan motornya menuju ke Rumah Sakit Royal Medika, milik keluarga Dion, dan mendapatkan penanganan.

Di Rumah Sakit Mahardika, suasana tenang malam itu mendadak berubah gaduh. Dokter Satria, yang tak lain adalah ayah Dion dan pemilik rumah sakit ini, baru saja keluar dari ruang praktiknya. Ia melotot melihat Alea dan Axel datang dengan badan penuh luka, pakaian mereka robek dan berlumuran darah kering. Wajahnya yang biasanya tenang kini diliputi kekhawatiran dan amarah yang samar. Tak henti-hentinya dia menggelengkan kepala, tangannya berkacak pinggang mengomeli kedua remaja di depannya itu.

"Kalian ini... Bisa tidak sih dalam sebulan tidak absen ke rumah sakit?!" omel Dokter Satria, suaranya naik satu oktaf, meskipun ia berusaha menahannya agar tidak terlalu menarik perhatian. "Sekarang alasan apa lagi yang akan kalian berikan pada Daddy hah?!" panggilan 'Daddy' itu, yang biasa dilontarkan oleh teman-teman anaknya, kini terdengar lebih seperti teguran keras.

Axel menggaruk kepalanya yang tidak gatal, menyeringai lemah. "Maaf Dad, tadi Alea hampir saja diculik oleh orang-orang tak dikenal. Mana mau lah Alea dibawa, jadi Alea melawan mereka, eh enggak tahunya kena sabet senjata mereka. Kamu sekarang enggak apa-apa kan Boo?" Axel menoleh ke Alea, mencoba mengalihkan perhatian Dokter Satria, namun gagal total.

Dokter Satria hanya kembali menggelengkan kepalanya mendengar penjelasan Axel yang terkesan santai itu. "Hampir diculik? Kena sabet senjata? Kalian ini mau jadi apa? Preman pasar? Atau preman terminal hah ?" Dia menghela napas panjang, frustrasi terlihat jelas di wajahnya. "Cepat kalian masuk! Perawat, siapkan ruang perawatan darurat! Cek semua lukanya, pastikan tidak ada yang parah!"

Sementara itu, perawat yang berada di ruangan praktik Dokter Satria, setelah mendengar laporan singkat dari Axel dan melihat kondisi mereka, dengan cepat menghubungi kedua orang tua Axel, Harun dan Indira, juga orang tua dari sahabat-sahabat Axel yang lain: Dion, Jeremy, Thomas, Arya, Putra, Michael, dan Jordan. Dalam hitungan menit, kabar itu menyebar bagai api di antara lingkaran keluarga-keluarga berpengaruh itu. Axel hanya tersenyum tipis, dia tahu betul apa yang akan terjadi selanjutnya. Dia pasti akan mendapatkan omelan dan ceramah beruntun dari para mommy, apalagi jika nanti mereka melihat belasan jahitan yang harus diterima Alea di luka besar karena sabetan senjata tajam para pengeroyok.

Tak sampai dua puluh menit kemudian, pintu Unit Gawat Darurat terbuka dengan suara berdebam, dan kerumunan orang tua menyerbu masuk. Pertama, ada Indira, ibunda Axel, yang berwajah pucat pasi, matanya langsung tertuju pada Alea dan Axel yang sudah berada di ranjang perawatan. Di belakangnya, Mommy Dira (ibu Dion), Mommy Lisa (ibu Jeremy), Mommy Hana (ibu Thomas), Mommy Renata (ibu Arya), Mommy Sandra (ibu Putra), Mommy Lia (ibu Michael), dan Mommy Rina (ibu Jordan) masuk serempak, wajah-wajah mereka menunjukkan campuran syok, panik, dan amarah yang siap meledak.

"AXEL!" teriak Indira, suaranya melengking. Dia langsung berlari ke arah Axel, memeriksa setiap inci tubuh putranya seolah mencari tulang yang patah. "Astaga, Sayang! Apa yang terjadi padamu?! Siapa yang berani melakukan ini pada putra Mommy?!"

Sebelum Axel sempat menjawab, Mommy Dira sudah berdiri di sisi ranjang Alea, matanya menatap tajam luka di bahu Alea yang sedang dibersihkan perawat. "ALEA!" teriaknya, lebih ke nada khawatir yang putus asa. "Ya Tuhan, nak! Kenapa bisa begini?! Sudah Daddy Satria bilang jangan pernah lepas dari pengawasan, kan?! Kalian ini benar-benar membuat jantung Mommy mau copot!"

Para mommy lainnya ikut mengerumuni, melontarkan rentetan pertanyaan dan omelan yang saling tumpang tindih, menciptakan kekacauan yang dramatis.

"Kalian berdua ini! Setiap kali ada masalah, pasti biang keroknya kalian!" omel Mommy Lisa, tangannya mengibas-ibas frustrasi. "Apa kalian tidak punya hobi lain selain mencari masalah, hah?!"

"Lihat ini, Indira! Anakmu ini babak belur begini!" kata Mommy Hana, menunjuk Axel.

"Dan Alea! Lihat lukanya, ini pasti akan meninggalkan bekas!" timpal Mommy Renata, matanya berkaca-kaca melihat darah Alea.

Dokter Satria hanya bisa memijit pelipisnya. Rumah sakitnya yang biasanya tenang kini berubah menjadi arena "pengadilan para mommy". Perawat dan beberapa pasien lain yang lewat hanya bisa menatap pemandangan itu dengan campuran rasa kasihan dan geli.

Tak lama setelah para mommy datang, pintu UGD kembali terbuka, dan ketujuh sahabat Axel — Dion, Jeremy, Thomas, Arya, Putra, Michael, dan Jordan — masuk dengan langkah terburu-buru, wajah mereka panik.

"Axel! Alea!" seru Dion, yang pertama kali melihat mereka. Mereka berenam segera menerobos kerumunan mommy, wajah mereka menunjukkan kekhawatiran yang tulus.

"Axel, kau tidak apa-apa?" tanya Jeremy, langsung memeriksa keadaan temannya.

"Alea, lukamu parah sekali!" Thomas menatap Alea dengan ngeri.

"Siapa yang melakukan ini?!" geram Arya, rahangnya mengeras.

Putra, Michael, dan Jordan juga ikut melontarkan pertanyaan dan ekspresi marah. Suasana menjadi semakin riuh, dengan para mommy yang masih mengomel dan geng Axel yang mulai menanyakan detail kejadian, menambah kekacauan dalam ruang UGD.

Axel dan Alea hanya bisa saling tatap, pasrah menerima rentetan omelan dan kekhawatiran yang dilontarkan oleh keluarga baru mereka. Meskipun tubuh mereka sakit, ada kehangatan yang merambat di hati Alea. Ini adalah bukti nyata bahwa ia kini memiliki keluarga yang sangat peduli padanya, keluarga yang akan selalu ada untuknya, tidak seperti keluarga Amstrong yang dulu membuangnya.

1
Naruto Uzumaki family
Lanjut thor
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!