NovelToon NovelToon
Bodyguardku Ternyata Seorang CEO

Bodyguardku Ternyata Seorang CEO

Status: tamat
Genre:Romantis / Komedi / Tamat
Popularitas:2.4M
Nilai: 4.7
Nama Author: Putri Nolasari

Ini bukan cerita seorang CEO yang kejam, dingin, dan pemaksa. Giovani adalah seorang CEO yang baik hati, ramah, dan tampan. Namun selalu memiliki nasib buruk dalam kehidupan asmara. Berkali-kali dia gagal dalam menjalin hubungan percintaan dengan perempuan.

Hingga akhirnya dia jatuh cinta kepada sosok Sofia, seorang model cantik yang angkuh namun baik hati, yang berhasil mencuri hati seorang Gio. Bahkan Gio rela menyamar menjadi seorang bodyguard agar bisa mendekati Sofia. Mampukah Gio mendapatkan cinta Sofia?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Putri Nolasari, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 31

Pintu ballroom terbuka saat Sofia melangkah ke luar dari tempat itu. Setelah Sofia benar-benar keluar dari ballroom, dia melepas genggaman tangan Gio. Sofia melangkah dengan cepat bahkan hampir berlari. Gio nampak panik dan langsung berlari mengejar Sofia.

Sofia berlari bahkan dia tidak ingat kalau dia masih dalam pemulihan cidera kaki dan saat ini dia sedang memakai high heels walaupun tidak terlalu tinggi.

"Sofia tunggu!" panggil Gio.

Sofia tak menghiraukan panggilan Gio. Dia terus berlari hingga dia keluar dari hotel. Para pegawai hotel yang berada di lobi, dan beberapa keamanan yang berjaga merasa bingung dan sempat ingin mencegah Sofia. Tapi Sofia mengibaskan tanganya ke segala arah sebagai isyarat agar mereka semua menyingkir.

Sofia mengusap air matanya yang sudah membasahi pipinya sambil menunduk u tuk menghindar dari awak media. Karena beberapa wartawan masih ada yang menunggu di depan hotel.

"Sial!!" umpat Gio saat melihat Sofia berlari menuju jalan raya.

Gio melepas dasinya lalu membuangnya asal dan melepas kancing kemeja paling atas. Dia langsung berlari sekencang mungkin menyusul Sofia.

"Sofia berhenti. Kakimu masih sakit!" teriak Gio.

"Pergilah. Tinggalkan aku sendiri!" balas Sofia tanpa menoleh ke belakang.

"Keras kepala" gumam Gio.

Sofia berlari dengan perasaan kacau. Arah larinya pun tidak jelas. Bahkan sekarang dia berlari hampir di tengah jalan raya.

"Sofia!!!" teriak Gio saat melihat sepeda motor melaju dengan kencang dari arah belakang Sofia.

Gio berlari secepat mungkin lalu menarik tubuh Sofia ke pinggir jalan saat sepeda motor itu sudah dekat dengan Sofia. Saking cepatnya Gio menarik Sofia, dia sampai kehilangan keseimbangan tubuhnya. Alhasil Sofia dan Gio terjatuh ke aspal dan terguling bersamaan.

Sepeda motor itu pun sudah pergi saat Sofia tak berdiri lagi ditengah jalan. Kini posisi Sofia berada di bawah Gio. Di mana laki-laki itu menindih tubuhnya. Mata keduanya saling bertemu pada satu titik dengan jarak wajah yang begitu dekat.

"Napasku sesak" lirih Sofia sambil menarik napas panjang.

Gio buru-buru menjauhkan tubuhnya dan membantu Sofia untuk duduk. Pelan-pelan Gio mengelus punggung Sofia, "Sudah lebih baik?" tanya Gio.

Sofia mencoba mengatur napasnya. Entah kenapa tiba-tiba rasanya napanya terhenti seketika saat punggungnya membentur aspal. Ditambah lagi saat Gio menindihnya dan menatapnya begitu intens.

Sofia mengusap air matanya yang membasahi wajahnya, "Aku kira aku sudah mati," ujar Sofia.

"Bodoh" celetuk Gio terkekeh.

"Bilang apa kamu?" bentak Sofia dengan nada tinggi sambil berdiri.

Gio menyilangkan kedua tangannya di depan dada, "Anda memang bodoh Nona Sofia Aletrino. Hanya karena gaun anda rusak, anda ingin bunuh diri," ucap Gio sambil tersenyum mengejek.

Mata Sofia membulat sempurna dan ekspresi jengkel terlihat jelas di wajahnya, "Aku tidak bunuh diri. Aku tidak tahu jika ada motor lewat. Dasar motor menyebalkan," gerutu Sofia lalu melangkah pergi.

Sofia berjalan menuju taman yang ada di dekat hotel dengan langkah sedikit tertatih. Sekarang Sofia merasakan sakit kembali pada pergelangan kakinya. Gio mengikuti Sofia sampai perempuan satu itu duduk di salah satu bangku taman yang berada di bawah pohon besar. Gio pun ikut duduk di sebalah Sofia.

"Apa kamu tahu..." Sofia akhirnya mulai mengucapkan kalimat yang baik dan benar.

"Apa?" tanya Gio.

"Kejadian tadi adalah kejadian paling memalukan yang pernah aku alami. Aku memang pernah mengalami insiden tak terduga saat tampil di fashion show. Seperti memakai sepatu hanya sebelah, tali sepatu terlepas, atau pengait gaun hampir terlepas, bahkan hampir terjatuh juga pernah. Tapi aku bisa mengatasi semua itu dengan sikap profesional" tutur Sofia sambil memandang langit.

"Astaga aku merasa sangat malu sekali. Apa yang akan aku katakan pada Sebastian, kalau gaunnya rusak. Karina memang kurang ajar" gerutu Sofia.

"Apa anda merasa begitu marah?" balas Gio menoleh ke arah Sofia.

Sofia melirik ke arah Gio lalu mengangguk kemudian berkata, "Ya. Sangat marah. Tapi aku hanya bisa menyiram wajah Karina dengan jus apel. Padahal aku sangat ingin menamparnya atau bahkan membenturkan kepalanya ke tembok. Dan melihat bagaimana dia menjerit kesakitan dan meminta tolong," ucap Sofia dengan tatapan tajam dan nada bicara yang sinis.

"Tapi kenapa anda tidak melakukan itu?" kata Gio.

"Jika aku melakukan itu, maka besok pagi seluruh media akan memberitakanku dengan headline "Supermodel Sofia Aletrino melakukan kekerasan fisik pada Karina hanya karena gaunnya tidak sengaja terinjak," tandas Sofia.

"Kalau begitu, besok aku akan membuat Karina yang menjadi headline di seluruh media" tegas Gio meyakinkan.

"Wow benarkah? Perlihatkan kepadaku apa yang bisa kamu lakukan kepada Karina" balas Sofia dengan senyum menyeringai.

"Apa anda ingin kembali?" tanya Gio.

"Biarkan aku di sini beberapa saat lagi. Aku ingin menikmati suasana malam yang sunyi dan menenangkan ini" ujar Sofia sambil tersenyum.

Sofia menunjuk ke arah langit, "Lihat bintang itu. Dia bersinar paling terang di antara yang lain. Dulu sewaktu kecil, aku selalu bermimpi ingin menjadi seorang bintang. Tapi sekarang aku tahu, jika kita ingin menjadi bintang kita harus menunggu gelap jika ingin melihat cahayanya. Kadang kita memang harus melewati kegelapan jika ingin menemukan sebuah cahaya," kata Sofia sambil meneteskan air mata.

Gio mengamati perubahan wajah Sofia. Ternyata di balik senyum menawan perempuan satu ini, dia menyimpan begitu banyak luka yang membuatnya begitu rapuh. Tiba-tiba Sofia menyenderkan kepalanya di bahu Gio. Dan dalam seketika dia memejamkan matanya.

Tak berapa lama kemudian, terdengar suara HP milik Gio. Dia mengambil HP-ya dari saku celananya. Ternyata Okka yang meneleponnya.

"Halo, Ka" jawab Gio.

Sementara di seberang sana, Okka yang baru membuka mulut dan akan mulai berbicara dikejutkan dengan Alin yang menyerobot HP dari genggamannya.

"Danar!" tegur Alin.

Gio terperanjat saat mendengar suara Alin, "Ya Nona Alin," kata Gio.

"Di mana Sofia? Bagaimana keadaannya? Aku sangat mengkhawatirkan dia" cicit Alin tanpa henti.

"Dia baik-baik saja. Kami ada di taman. Tapi sebentar lagi saya akan mengantarkan dia kembali ke rumahnya. Anda pulanglah. Biar Okka yang mengantarkan" kata Gio.

"Ta...tapi..."

Gio langsung mematikan teleponnya begitu saja. Alin mengernyitkan keningnya sambil menatap HP Okka dan wajah Okka bergantian.

"Apa?" tanya Okka.

"Hump...tidak apa-apa" elak Alin sambil memberikan HP Okka.

Okka menerima HP-nya lagi, lalu dia menerima chat dari Gio yang mengatakan bahwa dia harus mengantar Alin pulang dan melakukan beberapa pekerjaan penting.

"Sepertinya apa yang dikatakan bodyguard Sofia benar. Aku harus mengantarmu pulang. Ini sudah larut" ajak Okka langsung menyeret Alin keluar dari hotel.

*****

Angin malam yang dingin behembus semakin kencang. Rasanya hawa dingin sudah menembus ke tulang saja. Gio melepaskan jasnya lalu memakaikannya kepada Sofia. Karena wanita ini memakai gaun yang cukup terbuka.

"Kita harus pulang sayang. Cuaca malam tidak baik untuk kesehatanmu" ucap Gio sambil memakaikan jasnya kepada Sofia.

Gio menyilakan helaian rambut Sofia yang menutupi wajahnya lalu mengecup kening wanita itu, "Aku akan membalas perbuatan Karina karena sudah membuat kamu malu bahkan sampai menangis. Aku janji," lirih Gio.

Gio menggendong dan mendekap Sofia begitu erat. Membawa wanitanya pergi dari taman. Ternyata di depan taman sudah siap sebuah mobil dan beberapa pengawal. Mereka menunduk saat melihat Gio berjalan menuju mobil dan langsung membukakan pintu mobil. Gio pun masuk ke dalam mobil. Tentu saja keberadaan mereka karena Gio menyuruh anak buahnya untuk menjemputnya di taman. Mobil itu pun melaju dan meninggalkan taman untuk menuju rumah Sofia.

1
Bocil
mana suara audionya.pengrn dengerin ceritanya tapi gk afa suara audionya
Joana
jgn blg Galih suka sama sofia
Joana
apaan si gio ... jgn blg lu msh ada rasa ama jasmin
Joana
kurang greget ama gio loading lama
Joana
uwuwuw love you babang gio🥰🥰🥰
Achmad
bagus Thor
sandya
suka ceritanya
Mastijah Ijah
Kecewa
Mastijah Ijah
Buruk
mochamad taufan
thornya terlalu tilol sampe lupa karakter yang dia bangun ...
Akbar
Luar biasa
Ratu Rana Ranii
mantap,sekali liat dokternya langsung tau hamil.hummm hanya di dunia novel seperti ini.tanpa USG tanpa tes Urun langsung tau hamil.waowww luar biasa dokterx
Ismalinda
Luar biasa
Sri Wahyuni
👍👍👍👍💪💪❗💪💐💐💐🌼🌼🌻🌻💐💐
wonder mom
satria shock bgt tu😊. bgitu tau bhw okka adl anak Bima yg tlah menyelamatkan nyawanya.
chaaa
wuih ngeri ya kalau org udh terobsesi.. sampe mengorbankan nyawa org2 yg gak bersalah.. udh kriminal ini si jalang..
ayu nuraini maulina
ceo ko goblok y bkn nya d cari tau dulu
Sastri Dalila
👍👍👍
Nia Nara
Ngeri banget sampe nyawa orang lain dipertaruhkan demi rencana picik lu
Nia Nara
Kalau cowok da gak suka mbok ya sadar ngono lho
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!