NovelToon NovelToon
Suksesnya Anak Yang Terbuang

Suksesnya Anak Yang Terbuang

Status: sedang berlangsung
Genre:Hamil di luar nikah / Ibu Pengganti / Mengubah Takdir / Bullying dan Balas Dendam
Popularitas:10k
Nilai: 5
Nama Author: widya saputri

Lihat, dia kayak hantu!"

"iya dia sangat jelek. Aku yakin sampai besar pun dia akan sejelek ini dan tidak ada yang mau mengadopsinya."

"Pasti ibunya ninggalin dia karena dia kutukan."

"Coba lihat matanya, kayak orang kesurupan!"

"iya ibunya membuangnya Karena pembawa sial." berbagai macam cacian dan olokan dari teman-temannya,yang harusnya mereka saling mengerti betapa sakitnya di buang tetapi entah mengapa mereka malah membenci Ayla.

Mereka menyembunyikan sendalnya, menyiramkan air sabun ke tempat tidurnya, menyobek bukunya, bahkan pernah mengurungnya di kamar mandi hingga tengah malam. Tapi Ayla hanya diam,menahan,menyimpan dan menelan semua dengan pahit yang lama-lama menjadi biasa.

Yang paling menyakitkan adalah bahwa tidak ada satu pun orang dewasa di panti yang benar-benar peduli. Mereka hanya melihat Ayla sebagai anak yang terlalu pasrah. Kalau ia dibully, itu pasti karena ia sendiri yang terlalu lemah.

Di sekolah, semuanya lebih buruk lagi..

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon widya saputri, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bayangan di Balik Bahagia

Pagi itu, pesawat yang membawa Ayla dan Arman mendarat di Zurich, Swiss. Udara dingin menusuk tulang, tapi hangat terasa karena tangan mereka saling menggenggam erat. Dari balik kaca, pemandangan pegunungan Alpen yang tertutup salju tampak seperti lukisan indah.

"Indah sekali seperti dunia lain." Kata Ayla yang kagum dengan pemandangannya

"Aku ingin kau merasakan,Ayla bahwa dunia ini lebih luas dari sekadar luka masa lalu. Ada kebahagiaan yang bisa kita jelajahi bersama.”

Mereka menginap di sebuah villa di pinggiran Danau Geneva. Malam pertama di sana, lilin-lilin kecil menerangi ruangan, salju turun perlahan di luar jendela. Ayla menyandarkan kepalanya di bahu Arman, merasakan kehangatan cinta yang ia miliki sekarang.

Keesokan harinya, Arman mengajak Ayla ke rumah kakek dan neneknya di pedesaan kecil dekat Lausanne. Rumah itu besar, berdinding batu tua, dikelilingi kebun anggur yang tertutup salju tipis.

Setelah acara pernikahan Arman dan Ayla,kakek neneknya memilih untuk datang kesebuah desa kecil di Swiss untuk menenangkan diri,apalagi sekarang anaknya yaitu Angel berada di penjara. Disana mereka mempunyai rumah yang besar dan disaat mereka di kota,maka rumah itu hanya dihuni oleh penjaga.

Kakek dan nenek Arman menyambut dengan hangat. Meski awalnya sempat ragu karena latar belakang Ayla, mereka luluh melihat kelembutan dan kecerdasan menantunya.

"Kamu punya mata yang penuh keteguhan, Nak. Itu mata seorang wanita yang pernah jatuh, tapi memilih bangkit. Aku tahu cucuku beruntung memilikimu.”

Ayla menitikkan air mata, merasa diterima sepenuhnya oleh keluarga Arman.

Sementara itu, di Indonesia, Rani dan Nina mulai diganggu oleh pesan-pesan aneh. Surat tanpa nama dikirim ke rumah mereka, berisi kata-kata mengancam

*Masa lalu belum berakhir. Kalian tidak pernah benar-benar aman.*

Awalnya mereka menganggap itu ulah orang iseng. Tapi suatu malam, ketika Rani pulang dari acara sosial, ia mendapati pintu rumahnya dicoret cat merah bertuliskan

*Jangan ikut campur urusan lama.*

Nina pun mengalami hal serupa. Saat pulang dari kantor hukumnya, ia menemukan sebuah boneka kecil dengan wajah robek tergeletak di depan mobilnya. Jantungnya berdegup kencang,jelas ada yang mencoba meneror mereka.

"Ran, ini bukan kebetulan. Ada yang sengaja mengincar kita. Aku takut ini ada hubungannya dengan sisa-sisa orang panti dulu." Kata Rani panik lewat telepon

Rani menggertakkan giginya, berusaha kuat.

"Kalau memang begitu, kita tidak boleh mundur. Kita harus hadapi, Nina. Demi Ayla, demi anak-anak panti, kita tidak boleh gentar.”

Sementara teror itu datang, Rumah Harapan justru makin berkembang pesat. Banyak donatur yang tergerak setelah mendengar kisah Ayla yang dituangkan dalam bukunya. Bangunan baru didirikan, fasilitas belajar dan ruang bermain diperluas, dan lebih banyak anak-anak yang ditampung.

Bu Asih kini tidak sendiri beberapa pengasuh baru bergabung, membawa semangat baru untuk anak-anak. Rumah Harapan menjadi tempat yang bukan hanya aman, tapi juga pusat pendidikan dan harapan bagi banyak yatim piatu.

Namun, keberhasilan ini ternyata membuat pihak yang merasa terancam mulai bergerak dalam bayangan.

**

Setelah menghadiri pernikahan Ayla dan Arman yang lalu dan sebelum Arman ke swiss, Bu Mirna wanita yang dulu menolong Ayla saat kabur dari panti memutuskan untuk kembali ke desanya.

"Nak, tugasku sudah selesai. Aku dulu hanya ingin memastikan kau selamat. Dan melihatmu hari ini sukses, bahagia, punya cinta dan keluarga aku merasa lega. Sekarang izinkan aku kembali ke kampung, menjaga sawah dan rumah tua peninggalan orang tua. Hatiku tenang karena tahu kau baik-baik saja." Kata Bu Mirna sambil menatap Ayla dengan lembut.

Ayla memeluk Bu Mirna erat, air matanya mengalir deras.

"Bu, aku tidak akan pernah melupakan kebaikanmu. Rumah Harapan akan selalu menjadi rumahmu juga. Aku janji akan datang berkunjung. Sebenarnya aku sangat berharap kalau ibu mau disini menemani kami semua,menemani Bu Asih dirumah harapan."

"Jika tuhan masih memberi ku kesehatan,aku akan sering-sering kesini." Mereka berpelukan

Perpisahan itu berat, tapi juga indah karena penuh rasa syukur.

"Di Swiss, setelah semua aktivitas kunjungan keluarga selesai, Arman membawa Ayla naik kereta ke Zermatt, sebuah desa kecil di kaki Gunung Matterhorn. Malam itu mereka duduk di balkon hotel, memandang bintang yang berkilauan di langit hitam.

"Ayla, kau tahu? Setiap kali aku melihatmu, aku selalu berpikir betapa beruntungnya aku bisa mencintai seorang wanita yang begitu kuat.”

"Dan aku selalu merasa Tuhan mengirimkan mu untuk menutup luka yang pernah ada." Ayla tersenyum lembut

Mereka berciuman di bawah bintang-bintang, merasakan hangatnya cinta yang menutupi dinginnya salju.

Namun, kebahagiaan itu tidak sepenuhnya utuh. Dari kejauhan, di Indonesia, bayangan orang-orang yang terlibat dengan panti lama mulai bergerak lagi. Mereka belum menyerah, dan ancaman terhadap Rani serta Nina kian nyata.

Sementara Ayla belum tahu kabar ini, dirinya tengah menikmati bulan madu. Tetapi jalan cerita sudah menyiapkan badai baru yang akan kembali menguji persahabatan mereka bertiga.

***

Setelah dua minggu bulan madu, Ayla dan Arman menerima telepon mendesak dari Indonesia. Wajah Rani dan Nina terlihat tegang di layar video call.

"Ayla…Rani dan aku diteror. Seseorang membuntuti kami. Mereka bahkan mulai mendekat ke Rumah Harapan. Tadi malam, ada orang asing yang berusaha masuk ke halaman. Untung warga sempat melihat." Kata Nina di layar ponsel Ayla

Ayla langsung pucat, tangannya gemetar.

"Ya Tuhan…kenapa kalian tidak bilang dari awal?"

"Kami tidak mau merusak bulan madumu. Tapi sekarang ini sudah terlalu berbahaya.” wajah Rani tegang

Arman mengepalkan tangan, wajahnya menegang.

"Aku janji, kita akan pulang secepatnya. Tidak ada seorang pun yang boleh mengganggu kalian atau Rumah Harapan.” Kata Arman

Malam berikutnya, seseorang melempar batu ke jendela kantor hukum Nina disaat ia ingin pulang dengan pesan

“Kau akan berakhir seperti Sari.” tangan Nina gemetar membaca isi pesan itu

Sedangkan di rumah Rani, ia mendapati seekor ayam mati digantung di pagar rumah simbol ancaman.

"Siapa yang mengirim itu?" Tanya Mira mama Rani dengan wajah khawatir

"Rani juga nggak tahu ma."

"Sejak kapan?"

"Sudah hampir 2 Minggu ini."

"Ini tidak bisa di biarkan. Ayo kita cek cctv dan lihat siapa orang itu." Mereka berdua lalu keruang kerja pak Surya

Tetapi hasilnya nihil. Orang itu tidak kelihatan karena dia menggunakan jubah hitam dan penutup kepala.

Polisi mulai dilibatkan, tapi pelaku begitu licin dan selalu menghilang tanpa jejak. Semua ini terasa seperti permainan bayangan yang penuh perhitungan.

Ayla semakin gelisah, tak bisa tidur nyenyak meski berada di Swiss. Ia merasa harus segera kembali, meski hatinya masih ingin menikmati masa-masa bahagia bersama Arman.

Saat Ayla termenung di balkon hotel, salju turun perlahan. Ia merasakan firasat buruk bahwa ini bukan sekadar teror biasa. Ada kekuatan lama yang kembali, mungkin bahkan lebih berbahaya daripada sebelumnya.

Arman mendekatinya, menggenggam tangannya erat.

"Apa pun yang menunggu kita di Indonesia, kita hadapi bersama. Kau tidak sendirian, Ayla. Aku bersamamu."

Bersambung....

1
Puspa Dewi kusumaningrum
judulnya kesuksesan Thor
kok teror melulu sich 🤦
maaf y thooor 🙏
Widya Saputri: kita tuntaskan dulu masa lalu ya.. supaya kedepannya tidak ada lagi teror.
total 2 replies
Puspa Dewi kusumaningrum
haaaah
Elis yulianti
suka thor,, tp jangan sampe udh gde nya suka cowo sama🙈
Elis yulianti
thor ko km bikin aku mewek sih/Sob/
Widya Saputri
Makasih sudah mampir kakak...
Ma Em
Akhirnya Rani ,Nina dan Ayla sdh punya usaha masing2 , semoga mereka bertiga tdk terpisahkan dan selalu rukun sukses selalu trio girl .
Widya Saputri: makasih sudah mampir kakak.. jgn lupa tinggalkan jejak ya..
total 1 replies
Ma Em
Semoga semua penjaga panti sdh ditangkap semua , serta Ayla jadi anak yg sukses bersama Rani dan Nina .
Lenni Ambo dalle
alur ceritax bagus,semangat👍
Lenni Ambo dalle
lanjut autor,ceritax menarik..
Lenni Ambo dalle
semangat .../Good/
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!