CINTA BERSELIMUT LUKA

Raditya keluar dari ruangan Pak Hendrawan yang tiba-tiba berubah menjadi ruangan istrinya. Pria itu sungguh tidak menyangka kalau sang pemilik perusahaan yang memang semenjak dirinya bekerja di perusahaan itu tidak pernah menampakkan diri, ternyata adalah Dara, istrinya sendiri.

Kini, Raditya merasa sudah jatuh tertimpa tangga. Terbongkarnya rahasia pernikahannya dengan Kinara di hadapan istrinya berujung pada kehancuran rumah tangganya dengan Dara, istrinya yang sangat penurut yang ia yakini tidak pernah dicintainya.

"Waktu itu dia menelepon Pak Hendrawan untuk memberikan sanksi padaku, tidak disangka, ternyata dia sendiri yang memecatku," batin Raditya.

Seketika, rasa penyesalan menggerogoti hatinya. Apalagi, saat melihat kehancuran dirinya sendiri sudah ada di depan mata.

Kedua mata Raditya saat ini seperti baru terbuka. Menikahi Dara adalah keinginannya. Oleh karena itu, dulu dirinya tidak segan melakukan perjanjian pra nikah yang menjadi syarat kedua orang tua Dara agar mereka merestui pernikahannya dengan Dara.

Saat itu, Raditya tidak pernah berpikir jika dirinya akan kembali bertemu dengan Kinara, kekasih masa lalunya yang belum usai.

Raditya hanya berpikir, menikahi Dara dan hidup bersama dengan wanita itu sampai tua. Meskipun saat itu Raditya belum mencintai Dara dengan yakin, tetapi cinta yang Dara miliki dan ketulusannya membuat Raditya yakin kalau Dara adalah pengganti Kinara yang telah ditakdirkan Tuhan untuknya.

Sampai akhirnya, setelah setahun pernikahannya, Raditya dipertemukan kembali dengan Kinara. Cintanya yang belum usai bersemi kembali, hingga kemudian, seiring berjalannya waktu, Raditya menikahi Kinara yang saat itu sedang hamil anaknya.

Segalanya tentang Dara perlahan dilupakan oleh Raditya. Laki-laki itu hanya berpura-pura mencintai saat berada di depan wanita itu. Sementara di belakangnya, Raditya begitu mencintai dan memanjakan Kinara.

Kini, karena kebodohannya, Raditya sebentar lagi akan kehilangan semuanya. Sesuai dengan perjanjian yang sudah ditandatangani olehnya dulu, jika salah satu ada yang berkhianat, maka semua hartanya akan jatuh ke pihak yang dicurangi.

"Bagaimana aku akan menjelaskan semuanya pada Kinara? Dan juga, kenapa baru sekarang aku merasa begitu ketakutan saat Dara ingin meninggalkan aku?" Raditya terus mengumpati kebodohannya yang telah menyia-nyiakan wanita sebaik Dara.

Pria itu menuju ruangannya untuk mengambil tas kerjanya kemudian segera pergi meninggalkan perusahaan itu.

Ingatan pertama kali bertemu dengan Dara kembali terlintas. Gadis cantik berambut cokelat bergelombang dengan bentuk badan sempurna bak model terkenal. Saat itu, Raditya dibuat tak berkedip karena merasa terpesona.

"Dara, aku tahu aku salah. Tapi aku sungguh berharap, aku bisa terus bersamamu." Raditya mengepalkan tangannya saat rasa sakit kembali menerjang hatinya.

Ternyata rasanya sesakit ini saat aku mendengarmu dengan lantang mengatakan ingin berpisah denganku.

Selama ini aku tidak pernah memedulikan bagaimana perasaanmu saat mengetahui pernikahanku dengan Kinara. Kini ....

Raditya meremas dadanya yang berdenyut nyeri.

"Aku yang selama ini mengatakan kalau aku tidak pernah mencintaimu saja merasakan sakit saat mendengar kamu mengatakan ingin meninggalkan aku, apalagi kamu yang memergoki aku sedang bercinta di kamar hotel kemarin?" Raditya masuk ke dalam mobilnya. Laki-laki itu bersandar pada kursi mobil sambil memejamkan mata. Merasakan sakit yang kian mendera hatinya.

"Maafkan aku, Dara. Aku memang bodoh. Maaf!"

***

Setelah kepergian Raditya, Dara memijat kepalanya yang terasa berdenyut. Dia sungguh tidak menyangka, hanya dalam waktu dua hari saja rumah tangga yang ia bangun selama empat tahun hancur seketika.

Melihat Raditya yang dua hari ini tidak dilihatnya membuat Dara ingin sekali memeluk laki-laki itu. Sebesar apapun kebencian yang ia rasakan saat ini tetapi tidak bisa menghilangkan rasa cinta dalam hatinya.

"Sabar, Dara. Ini baru dua hari. Tidak mungkin hanya dalam dua hari kamu bisa menghilangkan rasa cintamu bertahun-tahun padanya bukan?" batin Dara menyemangati.

Dara dengan kasar mengusap air matanya yang mengalir dengan sendirinya.

"Masuk," ucap Dara saat terdengar suara ketukan pintu.

"Dara–"

"Davin." Dara menatap pria yang baru saja datang ke ruangannya.

"Ada apa?" Davin bergegas mendekati sahabat yang dicintainya itu.

"Kau menangis?" Davin menangkup wajah cantik Dara yang basah oleh air mata.

"Siapa yang tel–"

"Aku tadi bertemu dengan dia."

"Lalu?"

"Aku sangat membencinya. Aku membencinya tapi aku juga sangat mencintainya." Dara menangis menatap Davin.

"Davin, aku–aku takut aku tidak bisa melupakannya." Dara terisak dalam pelukan Davin.

"Aku takut tidak bisa melupakannya, Davin. Aku–"

"Kalau kamu tidak bisa melupakannya, aku akan membantumu untuk mengusirnya dari hatimu."

"Da–Davin."

"Kamu hanya perlu berada di sisiku, Dara. Selebihnya, biar aku yang bekerja."

"A–apa maksudmu Davin? Ka–"

"Kamu sangat tahu, dari dulu aku sangat mencintaimu, bahkan cintaku padamu lebih besar dari pada pria brengsek itu."

"Kamu salah, Davin. Pria brengsek itu bahkan tidak pernah mencintaiku sama sekali," ucap Dara dengan rasa sakit di hatinya.

"Jadi, kamu sekarang mengakui kalau tidak ada orang yang mencintaimu lebih besar dari cintaku padamu?"

"Davin ...."

BERSAMBUNG ....

"Penyesalan memang selalu datang terlambat Raditya. Jadi, nikmatilah kesakitanmu sekarang!" Author tertawa senang 😂😂😂