Deandra Rashesa adalah gadis cantik, muda dan berbakat, yang masih duduk di kelas 11, di usianya yang masih 18 tahun, ia terpaksa harus melepas masa remajanya demi perjodohan yang tidak ia inginkan.
Rayvano Adiputra perkasa, CEO perusahaan ternama di kotanya adalah sosok yang dijodohkan dengan Shesa, berwajah ganteng, tajir melintir, dambaan banyak wanita tak lantas membuat Shesa menyukainya.
Sifat Vano yang arogan membuat Shesa sangat membencinya.
Karena Shesa masih ingin terus sekolah dan melanjutkan cita-citanya, ia menginginkan pernikahan itu dirahasikan.
Akankan Shesa sanggup melewati konflik-konflik dalam pernikahannya yang dirahasiakan?
MOHON BIJAK YA! NOVEL INI HANYA KARYA FIKSI DAN HANYA KEHALUAN AUTHOR SEMATA. JADI, KALAU TIDAK SESUAI DENGAN KEHIDUPAN NYATA, HARAP MENILAI DENGAN BIJAK ...🙏😊
HAPPY READING ❤️
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon LichaLika, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
tentang cinta
"Selamat datang pak Vano, senang sekali Anda bisa hadir pada acara ini, silakan masuk" sambut kepala sekolah, Vano lantas masuk aula, didalam aula ia disambut oleh seluruh dewan guru, tak terkecuali bu Siska.
"Selamat datang Vano, bagaimana kabarmu, kamu kelihatan lebih keren sekarang" sapa bu Siska yang juga merupakan teman kuliah Vano saat di LA. Vano hanya tersenyum dan tetap dingin kepada wanita manapun, sekalipun itu temannya sendiri.
Vano lantas duduk di kursi yang telah disediakan, ia melihat sekeliling mencari keberadaan Shesa, namun ia tak mendapati istrinya berada di dalam aula.
"Kemana dia?" seru Vano dalam hati.
"Vano, kamu masih sama aja ya seperti dulu, tetep dingin sama aku, tapi nggak papa sih aku tetap senang ketemu sama kamu lagi" sahut bu Siska yang kala itu duduk bersebelahan dengan Vano.
Vano menoleh sekilas pada Siska, dan ia hanya tersenyum sinis sembari membuang muka, bu Siska yang melihat perlakuan Vano terhadapnya, tetap tak bergeming dan dia tetap berusaha merayu Vano.
Acara segera dimulai, diawali dengan sambutan dari kepala sekolah, Vano hanya terfokus pada Shesa yang sedari tadi belum dilihatnya, Vano berfikir Shesa bersama Romi, tapi Romi terlihat hadir di dalam aula, terus kemana perginya Shesa?
Vano mencoba menoleh ke kanan, ke kiri bahkan ke belakang, namun tak kunjung ia temukan isteri kecilnya itu, ia mengabsen setiap deretan anggota OSIS yang berada di ruangan itu, tapi tetap saja nihil.
Sikap Vano yang aneh membuat bu Siska bertanya-tanya.
"Kamu mencari siapa Vano? Aku perhatikan dari tadi kamu gelisah sekali, ada yang kamu tunggu?" tanya bu Siska penasaran.
"Tidak...tidak ada" jawab Vano acuh.
"Kemana gadis itu? Apa dia sudah pulang? Atau dia tidak hadir disini?" gumam Vano bertanya-tanya.
"Mari kita sambut CEO PT Elang Perkasa Company...bapak Rayvano Adiputra Perkasa, silakan naik ke podium! Pak Rayvano! Pak Rayvano! Pak Rayvano!" panggil kepala sekolah berkali-kali
Beberapa kali nama Vano dipanggil untuk memberi sambutan keatas podium, tapi Vano tidak mendengarkannya karena dia sedang sibuk memikirkan Shesa saat itu.
"Vano...Vano" seru bu Siska sambil mencolek tangan Vano, sontak suara bu Siska membuyarkan lamunan Vano, sejenak Vano terkesiap, dia tersadar bahwa dirinya sedang tidak konsentrasi.
"Iya...ada apa?"kata Vano bertanya
"Kamu ngelamun ya, tuh pak kepala sekolah sedang memanggilmu untuk memberi sambutan" seru bu Siska yang heran melihat sikap Vano, dengan sikap santai dan elegan Vano berjalan menuju podium. Lantas Vano memberikan sambutan untuk acara ulang tahun sekolah saat itu juga.
*
*
*
Di kamar kecil Shesa berusaha untuk tidak terlihat sedih dihadapan teman-teman dan gurunya nanti, ia tahu acara sudah dimulai, dan ia tahu pasti Vano sudah ada di dalam aula.
Shesa sedikit memoles make up nya yang hilang karena ia menangis tadi, polesan tipis dan natural tetap memberikan kesan cantik pada gadis 18 tahun ini, dengan lipstik warna nude membuat bibir Shesa terlihat segar dan natural, ia mengatur kembali syal yang telah dilepas oleh bu Siska tadi.
Setelah itu Shesa keluar dari kamar kecil, kemudian ia berjalan menuju aula, disaat Vano memberikan sambutan di tengah-tengah pidatonya, tiba-tiba Shesa muncul dari pintu masuk utama yang tepat berada lurus di depan Vano.
Sontak saja mata mereka saling bertemu, Shesa melihat Vano dengan tatapan kesal, sedangkan Vano melihat Shesa dengan tatapan senang, akhirnya gadis yang ia cari sedari tadi sudah berada di depannya.
Shesa melihat sekeliling dan berusaha mencari teman sesama OSIS_nya, setelah menemukannya lantas Shesa berjalan kearah teman-temannya.
Pandangan Vano tak pernah lepas dari Shesa, Vano seperti mata elang yang terus mengintai mangsanya, Shesa yang sadar kalau Vano terus mengintai keberadaanya lantas dirinya menghindari, ia mencari tempat yang sekiranya Vano susah untuk melihatnya, akhirnya Shesa duduk di bangku paling belakang.
"Diimana lagi dia, ngilang mulu nih bocah" gumam Vano.
Romi menghampiri Shesa dan berkata.
"Kamu dari mana saja, aku pikir kamu pulang tadi" tanya Romi.
"Aku ke kamar kecil" jawab Shesa datar.
"Baiklah, setelah pak Vano turun dari podium, acara utama dimulai, kamu berikutnya Sha!" seru Romi mengingatkan.
"Aku....? Sekarang?" seru Shesa terkejut.
"Bersiaplah! Aku akan persiapkan lightingnya" sahut Romi.
*
*
*
*
Setelah beberapa saat, Vano telah selesai memberikan sambutannya, tepuk tangan dari seluruh penonton bergemuruh meriah sekali, lantas ia duduk kembali di kursi kehormatannya.
Pikiran Vano mulai kacau lagi, Shesa benar-benar hilang dari pandangannya, ia mencoba untuk mencairkan suasana hati dengan membuka ponselnya.
"Baik semuanya...sekarang kita saksikan penampilan dari teman kita dari kelas 11A, mari kita sambut dengan meriah...Deandra Ra...She...sa...." seru MC dengan semangat.
Mendengar nama Shesa disebut, tiba-tiba Vano langsung sigap menanti penampilan istrinya, tampak lampu aula dimatikan, itu sengaja dilakukan supaya terkesan dramatis,
Sesaat penonton menunggu lampu dinyalakan kembali, tiba-tiba ada suara denting piano, lighting di sorotkan pada arah suara piano tersebut, nampak seorang gadis yang sedang piawainya bermain piano, suara merdunya mulai ia perdengarkan.
Aku tersesat....menuju hatimu
Berikan ku jalan yang indah
Ku titipkan cahaya terang
Tak padam didera goda dan masa....
Tentang cinta....yang datang perlahan
Membuatku takut kehilangan
Izinkan ku lepas penatku
Tuk sejenak lelah di bahumu
Izinkan ku lepas penatku
Dapatkah selamanya kita bersama
Menyatukan perasaan kau dan aku
Semoga cinta kita kekal abadi
Sesampainya akhir nanti
Selamanya.....
Betapa luluh perasaan Vano mendengar Shesa menyanyikan lagu itu, seperti simbol diantara mereka, hati Vano bergetar saat Shesa dengan merdunya seolah menumpahkan isi hatinya.
"Aku tidak akan melepaskanmu" gumam Vano dari hati yang terdalam.
Setelah Shesa selesai menyanyikan lagu itu, sejenak suasana aula menjadi hening, tiba-tiba terdengar
Vano berdiri dan....
"Prok...prok...prok..." suara tepuk tangan Vano yang menggema untuk kali pertamanya ditujukan kepada Shesa.
Shesa terkejut siapa yang memberinya tepuk tangan pertama, setelah ia lihat ternyata itu adalah Vano, suaminya sendiri.
Vano tersenyum pada Shesa dengan tatapan yang begitu mesra, lantas Shesa segera turun dari panggung, seluruh penonton melihat kearah Vano, sesaat kemudian mereka ikut bertepuk tangan.
bu Siska yang sedari tadi tidak menyukai penampilan Shesa, mencoba mempengaruhi Vano untuk membencinya.
"Vano, kamu belum tahu siapa gadis itu, dia itu munafik, sok baik, sok polos, tapi sebenarnya dia itu gadis liar" tukas bu Siska di dekat telinga Vano.
"Apa maksudmu?" tanya Vano penasaran
"Hmm...tadi aku lihat dia sangat memalukan" seru bu Siska.
"Dia sudah mencoreng nama baik sekolah kita" sambung bu Siska.
"Memangnya apa yang dia lakukan?" tanya Vano menyelidik.
"Dia sudah berbuat mesum dengan pacarnya" seru bu Siska sinis.
"Berbuat mesum? Dengan pacarnya? Apa maksudmu?" tanya Vano yang sangat penasaran.
"Shesa punya bekas gigitan dilehernya, tidak hanya satu tapi banyak sekali, bisa kau bayangkan apa yang sudah dia lakukan dengan pacarnya? Sungguh memalukan" umpat bu Siska.
"*Bekas gigitan*?" gumam Vano mencerna maksud bu Siska.
Vano tersenyum saat ia sadar apa yang dimaksud bu Siska itu, bekas gigitan itu adalah bekas gigitan Vano sendiri, ya iya lah secara Shesa itu adalah isteri Vano.
"Kok kamu malah senyum" tanya bu Siska yang keheranan, bukannya marah Vano malah senang mendengar itu.
"Keluarkan dia dari sekolah ini Vano!" perintah bu Siska.
"Apa?" ucap Vano terkejut.
BERSAMBUNG
*
*
...HADUH....MAAF YA JIKA SALAH LIRIK, ITU LAGU YANG DIBAWAKAN SHESA, JUDULNYA TENTANG RASA YANG DINYANYIKAN OLEH ASTRID😊...
...DUKUNG TERUS KARYA AUTHOR 😘😘😘...