*Important*
novel ini ekslusif ada hanya di NovelToon,bila ada di platform lain, bearti plagiat
tolong bantu report
"Ketika dunia mengandalkan pedang dan sihir, aku membawa napalm dan artileri. Oh, dan saldoku? Error Tak Terbatas." Rian, seorang buruh pabrik yang mati karena kelelahan, mengira hidupnya berakhir. Namun, dia membuka mata sebagai Zephyrion IV, Kaisar boneka di dunia Terra Vasta—sebuah planet yang 1.000 kali lebih luas dari Bumi. Nasibnya buruk: Negaranya di ambang kebangkrutan, dikelilingi musuh, dan nyawanya diincar oleh menterinya sendiri. Tapi, Rian tidak datang dengan tangan kosong. Dia membawa "Omni-Store System"—sebuah toko antardimensi yang mengalami ERROR fatal. Saldo Poin: UNLIMITED (∞).
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sukma Firmansyah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 4: Mata Dewa
Di dalam Aula Takhta yang megah, udara berbau parfum mahal, anggur, dan kerakusan.
Perdana Menteri Valdus, pria gemuk dengan jubah sutra merah, mengangkat gelas emasnya tinggi-tinggi. Di hadapannya duduk Duta Besar dari Republik Vexia, seorang pria kurus dengan senyum licik. Di sekeliling mereka, para bangsawan korup tertawa terbahak-bahak, mabuk oleh kekuasaan yang bukan hak mereka.
"Untuk Aethelgard!" seru Valdus, wajahnya memerah karena mabuk. "Atau lebih tepatnya... untuk Provinsi Baru Vexia!"
"Hahaha!" Duta Besar itu terkekeh. "Kaisar kecil itu pasti sedang menangis di kamarnya sekarang. Tanda tangannya besok pagi hanyalah formalitas. Kita sudah memiliki negaranya malam ini."
"Kaisar?" Valdus meludah ke lantai. "Bocah itu bahkan tidak bisa mengikat tali sepatunya sen—"
Kata-kata Valdus tidak pernah selesai.
BOOOOOOOM!
Dunia bergetar.
Bukan metafora. Pintu ganda raksasa setinggi lima meter yang terbuat dari kayu ek dan besi itu tidak terbuka. Pintu itu meledak ke arah dalam.
Serpihan kayu, engsel besi panas, dan debu batu menyembur ke dalam ruangan dengan kecepatan peluru. Gelombang kejut (shockwave) menghantam meja perjamuan, melempar piring perak dan gelas anggur ke segala arah. Para bangsawan menjerit, tiarap di bawah meja.
Asap tebal berwarna abu-abu mengepul dari ambang pintu yang kini menganga hancur.
Hening.
Sesaat, hanya ada suara dengungan di telinga semua orang.
Lalu, suara musik terdengar.
Aneh. Tidak ada orkestra di sana. Tapi suara paduan suara yang agung dan mengerikan memenuhi ruangan, seolah datang dari langit-langit, dari dinding, dari udara itu sendiri.
Lacrymosa... dies illa...
(Mozart - Lacrimosa, diputar via speaker helm taktis)
Dari balik kabut asap dan debu, sebuah siluet melangkah masuk.
Langkah kakinya berat. Tap. Tap. Tap.
Valdus mengintip dari balik meja yang terbalik, matanya terbelalak ngeri. Itu bukan ksatria berbaju besi.
Sosok itu mengenakan pakaian tidur kerajaan yang putih bersih, tapi tertutup rompi hitam legam yang penuh kantong. Wajahnya tertutup masker hitam. Di kepalanya, helm aneh dengan empat mata hijau yang bersinar menembus asap.
"Si-siapa kau?!" jerit Duta Besar Vexia, suaranya pecah. "Pengawal!! PENGAWAL!!"
"Jangan berteriak," suara dari sosok itu terdengar mekanis dan diperkeras. "Mereka sedang tidur nyenyak di neraka."
Zephyrion berjalan santai melewati reruntuhan pintu. Dia tidak memegang pedang. Dia memegang pistol perak besar di tangan kanan dan senapan hitam pendek di punggungnya.
Saat dia melangkah masuk, sebuah layar hologram merah berkedip di pandangannya.
[PERINGATAN SISTEM!]
[Modul Misi (Quest) Mengalami Kerusakan Permanen.]
[Sistem tidak dapat lagi memberikan tugas atau panduan arah.]
[Kompensasi Kerusakan: Menginstal Fitur Admin 'THE RULER'S EYE'.]
[Instalasi Selesai.]
Zephyr merasakan sensasi dingin menjalar di matanya, seolah ditetesi obat mata mentol. Saat dia berkedip, dunia berubah.
Dia menatap Valdus.
Di atas kepala pria gemuk itu, tulisan melayang muncul. Bukan hologram sistem, tapi langsung terukir di retinanya.
TARGET: Valdus (Perdana Menteri)
Loyalitas: -100 (Pengkhianat Mutlak)
Bakat: Manipulasi Politik (A), Korupsi (S)
Status: Ketakutan / Bermusuhan
Nilai Aset: 0 (Sampah)
Zephyr menyeringai di balik maskernya. Sempurna. Tidak perlu menebak-nebak lagi.
Dia menatap ke langit-langit, ke arah chandelier (lampu gantung) kristal raksasa yang bergoyang tepat di atas meja perjamuan tempat para bangsawan berlindung.
"Malam ini pestanya selesai," gumam Zephyr.
Dia mengangkat Desert Eagle-nya. Membidik rantai penahan lampu gantung itu.
DOR!
Satu tembakan. Rantai putus.
Ribuan kilogram kristal dan besi jatuh bebas.
BRAAAKKK!
Lampu gantung itu menghantam meja panjang, menghancurkan makanan, menghancurkan meja, dan membuat para bangsawan di bawahnya berhamburan seperti tikus. Jeritan kesakitan terdengar.
Valdus, yang beruntung tidak tertimpa, merangkak mundur dengan pantatnya. "Kau... Kau Kaisar Zephyrion? Tidak mungkin! Kau bocah lemah!"
Zephyr berjalan mendekat, laras pistolnya masih berasap. Dia berhenti tepat di depan Valdus, lalu melepaskan helm taktisnya. Menjatuhkannya ke lantai dengan bunyi klotak.
Wajah tampan Zephyr terlihat pucat tapi matanya tajam, jauh lebih tajam dari sebelumnya. Mata itu seolah menelanjangi jiwa Valdus.
"Lemah?" Zephyr bertanya pelan.
Dia menodongkan pistol ke dahi Valdus.
"Valdus. Loyalitas minus seratus. Korupsi tingkat S." Zephyr membacakan statistik itu seperti vonis hakim. "Kau menjual Tambang Barat seharga 5 juta koin emas ke Vexia, dan 3 jutanya masuk ke kantong pribadimu. Benar?"
Wajah Valdus memucat seperti mayat. "Ba-bagaimana kau tahu...?"
Zephyr tidak menjawab. Dia beralih menatap Duta Besar Vexia yang gemetar di pojok ruangan.
TARGET: Duta Besar Vexia
Loyalitas: N/A (Musuh Negara)
Potensi Ancaman: Rendah (Pengecut)
"Dan kau," kata Zephyr pada Duta Besar. "Sampaikan salamku pada Presiden-mu di Vexia."
"A-apa pesannya, Yang Mulia?" tanya Duta Besar itu terbata-bata, berharap nyawanya diampuni.
Zephyr tersenyum. Senyum tiran.
"Katakan padanya: Kontrak batal. Dan jika dia ingin tambang itu, dia harus datang sendiri dan melangkahik mayat pasukannya."
Zephyr kembali menatap Valdus. Jarinya menegang di pelatuk.
"Adapun kau, Perdana Menteri... Periode jabatannmu berakhir detik ini."
DOR!
Darah memuncrat ke jubah sutra merah Valdus, membuatnya semakin merah. Tubuh gemuk itu ambruk ke belakang, tak bernyawa.
Ruangan itu hening. Musik Lacrimosa berhenti. Hanya ada suara napas Zephyr dan isak tangis tertahan para bangsawan yang selamat.
Zephyr berdiri di tengah mayat dan reruntuhan, menatap para bangsawan yang kini berlutut menyembahnya—bukan karena hormat, tapi karena teror murni.
Di mata Zephyr, angka-angka loyalitas di atas kepala mereka mulai berubah. Dari negatif... perlahan naik menjadi netral. Ketakutan adalah motivator yang baik.
"Mulai sekarang," Zephyr mengumumkan, suaranya menggema tanpa speaker. "Aethelgard bukan lagi domba yang menunggu disembelih. Mulai sekarang, kita adalah Serigala."
Jadinya seperti pertarungan Fantasy sihir dengan teknologi modern/militer keren banget
Semoga semakin ramai pembacanya ya kakak author tetap semangat berkarya
Tetap semangat thor 💪
tetap semangat thor 💪
sudah di riview
Keren thor lanjutkan 💪💪