Stella yang anak konglomerat hanya berpura-pura miskin di hadapan mertuanya. Dia menikah dengan Soni,yang merupakan karyawan swasta di sebuah bank ternama yang ternyata punya Stella sendiri. Tetapi Soni tidak tahu kalau bank itu milik mertuanya.
Semenjak Stella menikah dengan Soni,mertuanya mengira dia anak orang biasa. Dan di rumah dia di suruh kerja layaknya pembantu.
Kalau ada kesalahan sedikit dia di marahin dan di maki sama ibu mertuanya sendiri. Stella dan Soni sudah empat tahun menikah dan mempunyai putri yang sangat cantik. Sebenarnya Stella sudah capek hidup di rumah mertuanya seperti di neraka. Tetapi demi anak dia bertahan sampai akhirnya dia jenuh.
Akankah rumah tangga Soni dan Stella akan bertahan. Atau Stella memutuskan untuk bercerai dari Soni?
Ini hanya ringkasan cerita saja ya. Untuk selengkapnya silahkan di baca per bab nya ya. Terima Kasih.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon LC, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 4
Sedangkan di rumah,Stella sudah tidak tahan lagi dengan perlakuan Ibu mertuanya. Melihat kelakuan mertuanya di mall seakan menjadi jawaban jika Stella harus bercerai dengan Soni. Dengan begitu dia bisa bebas dari jeratan di tempat neraka seperti ini.
Setelah berpikir sejenak akhirnya Stella memantapkan dirinya akan kembali ke Jakarta. Ya,dia mengajak anaknya kembali ke Jakarta,tempat dia kembali ke orang tuanya.
"Kamu sudah siap,nak?",tanya Stella kepada Celia.
"Apa kamu sedih tidak ketemu papamu dalam waktu yang lama?",tanyanya kembali.
"Tidak ma. Justu Celia sedih jika mama di siksa nenek cihil",ucap Celia dengan suara cadelnya.
(Waduh,nenek sendiri di bilang nenek sihir.hahaha). Celia aja tidak dianggap cucunya sama nenek cihil.
Ya udah. Yuk kita berangkat. Kita kembali ke Jakarta ketemu sama grandma dan grandpa ya.
"Ayo ma",ajak Celia dengan antusias.
Stella dan Celia turun ke bawah membawa koper mereka. Di saat ibu dan anak tersebut mau keluar,Vio memanggil Stella.
"Aunty mau ke mana,kenapa membawa koper?"
"Vio,aunty mau pulang ke Jakarta. Aunty kangen sama mama dan papa aunty. Begitu juga dengan Celia. Dia kangen dengan grandma dan grandpa nya. Apalagi Celia tidak pernah ketemu dengan kedua orang tua aunty. Jadi aunty memutuskan untuk berlibur ke jakarta.",Stella menjelaskan panjang lebar ke Vio.
Vio hanya mengangguk saja. Vio bingung dengan Stella. Bukannya orang tua Stella di sini di Palembang. Tetapi tadi Stella mengatakan orang tuanya di Jakarta. Tetapi Vio tidak berani bertanya.
"Kangen Celia. Sudah nggak bisa main sama Celia lagi",Vella memeluk Celia dengan sedih.
"Celia hati-hati ya. Jangan lupa kasih kabar ke kakak ya",Vio juga memeluk Celia.
"Iya kakak. Celia juga bakalan kangen sama kak Vio dan kak Vella."
Mobil jemputan Stella sudah datang.
Tin..tin...
"Itu mobil sudah datang. Yuk nak kita berangkat",ajak Stella.
"Bye...bye Aunty dan Celia",Vio dan Vella melambaikan tangan berbarengan.
"Bye..bye kakak",Celia juga melambaikan tangannya.
Akhirnya mobil yang di tumpangi Stella dan Celia meluncur ke arah bandara.
Sebelum berangkat ke bandara,Stella menyuruh sopir ke sekolah Celia terlebih dahulu lalu ke pengadilan agama. Sebelum berangkat,Stella sudah menyiapkan berkas-berkas yang akan dibutuhkan di sekolah baru Celia ataupun di pengadilan agama.
Sesampainya di sekolah Celia,Stella memberitahukan kepada Miss Celia kalau Celia akan pindah ke Jakarta.
Di waktu yang sama,Soni dan Ana sudah sampai rumah. Pada waktu Soni masuk ke ruang santai,dia melihat keponakannya sedih.
"Kenapa kalian sedih",tanya Soni.
"Aunty Stella dan Celia pergi",jawab Vella.
"Pergi?"Soni mengerutkan alisnya pertanda bingung.
"Iya,tadi aunty pamitan sama kita. Katanya mau pulang ke Jakarta",Vio menjelaskan kepada Soni.
Shit,Soni mengumpat.
Gara-gara mama liat,anak istriku malah kabur.
"Bagus itu. Sekalian ceraikan saja dia. Menikahlah sama Gaby",jawab Ana dengan santai.
"Mama benar-benar egois."
Soni berjalan menuju ke kamarnya. Dia langsung menelepon Stella tetapi handphonenya tidak aktif.
Dua jam kemudian
Pesawat yang di tumpangi Stella sudah mendarat di Bandara Soekarno Hatta. Dia dan Celia keluar dari pesawat dan berjalan ke arah pengambilan tas. Sambil menunggu,dia menelepon mami nya bahwa dia sudah berada di Bandara. Sang mami kaget dan langsung menjemput putrinya.
Setelah mengambil kopernya,Stella mengajak Celia ke kafe sambil menunggu sang mami yang akan menjemputnya.
Setelah menunggu beberapa saat,akhirnya sang mami menjemput anak dan cucunya.
Ya,walaupun orang tua Stella tidak pernah merestui pernikahan anaknya tetapi orang tua Stella tidak pernah membenci Stella. Mereka menganggap Stella anak yang hilang dan suatu saat akan kembali lagi ke orang tuanya.
Tetapi anggapan mereka benar. Dan saat ini Stella kembali ke pelukan orang tuanya.
Walaupun orang tua Stella belum pernah ketemu cucunya tetapi sudah beberapa kali dia video call bersama anak dan cucunya.
Sesampai di bandara,Lucy (Mami Stella) mencari anak dan cucunya di sekitar area pintu keluar. Tetapi dia sendiri tidak mendapatkan anak dan cucunya di sana.
Akhirnya Lucy menelepon Stella.
Mami Lucy
"Kamu di mana nak."
Stella
"Aku ada di lounge cafe,Mi.masih di dalam bandara sambil menunggu mami."
Mami Lucy
"Tunggu di sana. Mami segera ke sana."
telepon langsung dimatiin Lucy dan segera melangkahkan kakinya menuju Lounge Cafe.
Sesampainya di sana,Lucy langsung menghampiri Stella serta Celia dan langsung memeluk keduanya.
"Mami kangen,kak. Jangan pergi lagi ya",ucap Lucy dengan haru.
"Iya mi. Stella akan tinggal bersama mami. Maafin Stella ya yang sudah berontak terhadap kalian. Padahal mami dan papi tetap tidak setuju dengan pernikahan Stella tetapi Stella tetap memaksa menikah. Dan akhirnya Stella akan bercerai dengan Soni."
"Iya sudah tidak apa-apa. Anggap ini pembelajaran buat kamu agar kedepannya lebih hati-hati."
"Hallo cucu grandma yang cantik."
"Hallo gandma."
"Ayo kita pulang. Nanti kamu akan ketemu dengan kakak-kakak sepupumu. Kebetulan mereka tinggal sama grandma."
"Ayo gandma",sahut Celia dengan riang.
Akhirnya Lucy,Stella dan Celia keluar dari bandara menuju ke mobil Lucy.
Mereka masuk ke mobil dan sopir pribadi Lucy mengendarai mobilnya menuju ke mansion mereka.
Setelah empat puluh menit perjalanan akhirnya mereka sampai di Mansion (rumah mewah) Susanto. Mansion yang begitu megah dan mewah bernuansa modern dengan bangunan tiga lantai.
Celia begitu takjub dengan mansion grandma nya. Dia melihat sekeliling bangunan depan dengan halaman yang begitu luas dan memiliki tiga satpam di dekat pintu gerbang.
"Ma,bagus banget ya lumah gandma",ucap Celia dengan kagum.
"Iya nak. Ini grandpa yang bangun sewaktu usaha grandpa mulai maju",jawab Lucy.
"Ayo kita masuk",Lucy mengajak anak dan cucunya masuk.
Setelah masuk ke dalam betapa kagetnya Celia melihat isi dalam rumah tersebut.
"Di sini Celia tinggal bersama sepupu-sepupu Celia. Di sini ada tiga lantai. Ruangan mamamu sendiri ada di lantai tiga. Kamu nanti tidur sama mamamu ya",Lucy memberi penjelasan kepada cucunya.
Lucy menggandeng Celia menuju ke lantai tiga dengan menggunakan lift. Sedangkan Stella hanya mengikuti dari belakang saja. Karena dia sendiri juga merasa lelah.
Sesampainya di lantai tiga,Celia terpana dan terkejut bahwa tempat mamanya sendiri cukup besar.
"Gandma,ini tempat mama sendili?"tanya Celia.
"Iya,dilantai tiga ini tempat mamamu sendiri. Di sini ada kamar mamamu yang cukup besar,ruang santai dan dapur mini. Balkon terletak di kamar mamamu. Ayo kita ke kamar,mamamu sudah ada di kamar."
Mereka berdua masuk ke kamar Stella. Di kamar yang besar terdapat kamar mandi,walk in closet dan balkon.
"Ya sudah,Celia istirahat ya. Nanti sore Celia ke bawah dan bermain bersama sepupu-sepupu Celia. Grandma keluar dulu ya."
"Baik gandma. Telima kacih."
"Sama-sama sayang."
Lucy keluar dari kamar Stella dan menuju ke bawah.
Perlu di ketahui mansion orang tua Stella memiliki delapan kamar tidur (empat kamar tidur utama dan empat kamar tidur tamu) dan dibelakang rumah dekat dapur ada dua kamar pembantu. Di mansion ini ada empat pembantu dan dua satpam.