Mempertahankan kebahagiaan pernikahan nyatanya tidak semudah yang dibayangkan. Terkadang apa yang telah diusahakan tidak dinikmati sepenuhnya.
“Tetaplah bersama denganku, jauh darimu rasanya setiap napas berhenti perlahan. Aku mampu kehilangan segalanya asal bukan kamu, Sonia.”
_Selamanya Kamu Milikku 2_
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Vebi_Gusriyeni, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 13 : Sadar di Tempat Baru
Sean duduk di tepi tempat tidur itu, dia ingat saat pertama kali Sonia berada di dalam kamar tersebut, Sean menjejalkan makanan ke dalam mulut Sonia sehingga istrinya hampir saja mati tersedak makanan.
Sean berjalan ke dalam kamar mandi, dia juga melihat bathub, tempat di mana Sean selalu membenamkan kepala Sonia hingga Sonia kehabisan nafas.
Sean keluar dan menatap sofa yang ada di kamar Sonia, dia teringat saat Sonia habis mandi lalu ingin menyantap bakso pemberiannya, lalu berakhir dengan kemesraan mereka di atas ranjang yang kemudian terciduk oleh Khadijah.
"Bagaimana aku akan hidup tanpa kamu sayang? Setiap sudut rumah ini selalu mengingatkan aku padamu."
Dari luar Kenzo mendengar tangisan pilu Sean, Kenzo memejamkan matanya karena tak kuasa mendengar suara tangisan itu.
...***...
Matteo memanggil dokter pribadinya untuk memberikan suntikan pada Sonia agar ingatan Sonia perlahan hilang, dengan begitu Matteo sangat mudah menjalankan rencananya untuk mengubah Sonia menjadi Gina.
Sonia masih belum sadarkan diri semenjak Matteo membawanya ke Italia, pengaruh obat yang diberikan oleh dokter itu membuat kesadaran Sonia lama untuk kembali.
Matteo mendekati Sonia yang saat ini tengah tertidur dengan damai di atas kasur empuk milik Matteo, dia mengusap lembut wajah Sonia, selama lima hari itu Matteo tidak pernah menyentuh Sonia, dalam artian, dia tidak melakukan hal lancang apapun pada istri sah Sean tersebut.
"Cepatlah sadar sayang, aku sudah tidak sabar untuk memberitahu dirimu kalau aku ini sekarang adalah suami kamu dan dirimu ini adalah Gina Valencia," ucap Matteo.
Dia meninggalkan kamar tersebut dan tidur di kamar lain, Matteo bukan tipe pria yang suka bercinta dengan wanita yang tidak sadarkan diri.
...***...
Sonia perlahan mulai sadar, dia membuka matanya dan memfokuskan pandangan yang tadinya buram lalu kini sudah dapat melihat dengan jelas.
Sudah hampir satu bulan Sonia tidak sadarkan diri karena pengaruh obat yang selalu diberikan oleh Matteo padanya.
Sonia mengedarkan pandangannya ke seluruh isi kamar yang dia tempati sekarang, kamar itu dipenuhi dengan foto-foto dirinya sendiri, foto bersama dengan Matteo dan bertiga dengan Evelyn. Sebenarnya itu adalah foto Gina, bukan Sonia, karena wajah mereka sama jadi Sonia tidak akan tahu kalau itu bukanlah fotonya.
Sonia memegang kepalanya yang terasa berat dan pusing, perutnya terasa sangat mual, selama ini Sonia selalu dirawat oleh seorang perawat yang disewa oleh Matteo, sampai detik ini Matteo tidak pernah menyentuh Sonia sama sekali, dia tidak ingin berbuat lebih pada Sonia karena dia tahu kalau Sonia bukanlah istrinya.
Pintu kamar dibuka, Sonia melihat seorang pria berbadan tegap, tinggi dan atletis memasuki kamar itu, Sonia memperhatikannya dengan raut wajah kebingungan.
"Kamu sudah sadar? Bagaimana keadaanmu sayang?" tanya Matteo sambil mengusap lembut wajah Sonia. Sonia tidak menjawab pertanyaan dari Matteo, dia menatap lekat wajah Matteo dengan tatapan bingung.
"Kenapa? Kenapa menatapku begitu?" tanya Matteo.
"Siapa kamu?" tanya Sonia, Matteo tersenyum karena semua rencananya berhasil, ingatan Sonia sudah hilang, kali ini dia akan terus mendoktrin pikiran Sonia dan mengubah Sonia menjadi Gina.
"Aku suami kamu Gina, apa kamu lupa?" Sonia mengerutkan keningnya.
"Suami? Apa yang terjadi padaku? Kenapa aku tidak mengingat hal apapun?" tanya Sonia lagi.
"Kamu mengalami kecelakaan sebulan yang lalu sayang dan dokter bilang kalau kamu kehilangan ingatanmu akibat kecelakaan tersebut." Bohong Matteo, dia mulai untuk mengarang cerita pada Sonia.
"Kalau kamu suamiku, kenapa aku merasa asing denganmu?" Sonia memang merasa tidak ada ikatan batin apapun dengan Matteo.
"Ya jelas kamu merasa asing, kan kamu tidak ingat apa-apa." Sonia mengangguk, dia memejamkan matanya lalu berusaha mengingat sesuatu namun semakin keras dia mencoba untuk mengingat, maka semakin sakit yang dia rasakan di kepalanya. Sonia memegang kepalanya yang saat ini berdenyut nyeri.
"Aaaa sakiit," jerit Sonia sambil memegangi kepalanya.
Matteo memanggilkan dokter yang selalu ada di mansionnya selama Sonia dirawat. Dokter itu memeriksa kondisi Sonia dan mengatakan kalau Sonia tidak boleh berpikir terlalu keras.
"Jika kamu terus berusaha untuk mengingat masa lalu mu, maka kamu akan semakin memperburuk ingatanmu itu," kata dokter pada Sonia.
"Apa ingatanku akan kembali?" tanya Sonia memastikan.
"Secara perlahan pasti akan kembali yang penting kamu tidak memaksa untuk mengingat apapun." Sonia mengangguk.
Matteo mengantarkan dokter itu keluar dan tak lama menyuruh anak buahnya untuk menghabisi dokter tersebut.
"Dia yang tau rahasiaku, aku ingin dia tidak melihat hari esok," titah Matteo pada Jason.
Matteo kembali ke kamar, dia mengantarkan makanan untuk Sonia.
"Makan dulu, kamu pasti lapar," ucap Matteo dengan lembut, dia menyuapi Sonia hingga makanan itu habis.
"Apa aku boleh minta sesuatu padamu?" tanya Sonia pada Matteo.
"Tentu saja boleh."
"Aku ingin tau diriku." Matteo menjelaskan siapa Sonia dan dirinya secara detail.
"Aku Matteo, suami kamu dan kamu adalah Gina Valencia, kita sudah menikah selama 5 tahun, kita memiliki seorang putri yang bernama Evelyn, karena kecelakaan, putri kita meninggal dunia." Matteo menceritakan mengenai Gina pada Sonia, dia benar-benar menjadikan Sonia sebagai Gina.
"Aku tidak bisa mengingat apapun Matteo, aku tidak bisa mengingatnya." ujar Sonia pada Matteo.
"Jangan dipaksa, seiring berjalannya waktu, ingatan kamu pasti akan kembali." Sonia terus bertanya karena rasa penasarannya yang begitu dalam mengenai dirinya sebelum lupa ingatan.
Matteo mendoktrin Sonia dengan menyebutkan diri Gina, Sonia hanya mengangguk karena dia tidak bisa mengingat apapun bahkan kilasan mengenai cerita dari Matteo pun tidak dia ingat sama sekali.
Sonia mencoba untuk bangkit dari atas kasur, dia akan ke kamar mandi, dengan kaki yang masih lemah dan gemetar Sonia terus mengayunkan langkahnya, tubuh Sonia ambruk, dengan cepat Matteo memeganginya.
"Jangan dipaksa, kondisimu masih belum stabil Gina."
"Aku ingin ke kamar mandi."
Matteo menggendong Sonia ala bridal style, Sonia mengalungkan tangannya ke leher Matteo. Sesampainya di kamar mandi, Matteo mengisi bathub dengan air hangat karena Sonia ingin mandi.
"Jangan lama-lama ya mandinya, aku tunggu di luar." Sonia mengangguk, dia mengunci pintu kamar mandi dan melepas seluruh pakaiannya lalu berendam di dalam bathub, kepalanya masih sangat nyeri saat ini.
Kematian Gina dan anaknya tidak diketahui oleh siapapun, karena Matteo menyembunyikan semuanya dari publik, dia tidak ingin musuh-musuhnya tahu kalau dirinya terpuruk dengan kematian Gina dan Evelyn, itulah kenapa Matteo ingin memunculkan Gina melalui Sonia.
Kematian Gina hanya diketahui oleh orang yang sudah membuat istrinya celaka dan orang itu sudah dia kirim menghadap Tuhan. Tak ada musuh yang selamat di tangan Matteo, terlebih jika sudah menyentuh orang yang dia cintai.