seorang gadis muda yg tidak sengaja bertemu dengan tuan muda yg seorang mafia. pertemuan yg tidak sengaja, lalu di pertemukan kembali dengan ada nya perjodohan di antara ke dua nya. nikah paksa pun terjadi, namun di antara kalian hanya terjadi seperti sebuah kontrak. bagaimana cerita nya??? ikuti terus cerita nya
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ika Nanda, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 04 (mencoba kuat)
pagi itu, sinar matahari yg masuk ke kamar mu membangun kan mu dari tidur. kau pun menghindari cahaya itu dengan masuk ke dalam selimut. kau menutup tirai nya dan menghidupkan pendingin ruangan, kau pun melanjutkan tidur mu. namun, samar-samar kau mendengar suara ibu mu sedang bicara pada seseorang, kau berfikir itu mimpi. namun, saat kau membuka mata mu. memang benar, ibu dan Luna sedang ada di kamar mu. Luna membereskan kamar mu yg sangat berantakan itu, dan ibu mu juga menurunkan suhu pendingin nya. ibu mu duduk di samping mu
"sayang, ibu tau ini terlalu mendadak. tapi, bisakah kita bicara sekarang" beliau membelai kepala mu "ibu akan ceritakan, kenapa bisa perjodohan ini terjadi. "
kau pun duduk, lalu pergi ke kamar mandi untuk membasuh wajah mu. kau pun kembali duduk di atas tempat tidur mu yg sudah rapi, kau hanya memandang ibu mu dengan diam "bisa kah aku menolak perjodohan ini bu!?? "
ibu mu memegang tangan mu "itu mungkin saja sayang, walau pun... ya kau tau kan ayah mu, dia sangat keras kepala. " ucap ibu mu dengan lembut
saat itu, Luna pun baru keluar dari ruang baju mu. kau melihat nya, dan menyuruh nya keluar "apa yg terjadi bu, kenapa tiba-tiba di jodoh kan??! "
ibu mu pun akhirnya bercerita "dulu ayah mu pernah akan hampir meninggal. tapi, seorang teman nya rela mengorbankan diri nya untuk menyelamatkan ayah mu. tapi syukur nya, teman ayah mu masih selamat. tapi, dia cacat seumur hidup. dia berjalan harus di bantu dengan tongkat. sejak saat itu, ayah mu berjanji. apa pun bantuan yg ia butuh kan, ayah mu siap membantu. dan sekarang, masa itu telah tiba nak. teman ayah mu punya usaha gelap yg di jalan kan oleh putra nya sendiri, yg sekarang sudah tercium oleh polisi. ia meminta agar ayah mu menikah kan mu dengan putra nya, agar berita pernikahan mu dengan putra nya bisa menutupi penciuman polisi. sekaligus, itu akan mempererat kerja sama di antara mereka berdua " ibu melihat ku dengan tatapan kosong "ibu sangat mengerti perasaan mu, ibu akan bantu bicara pada ayah mu jika kau tidak menyetujui perjodohan ini. tapi nak, ibu tidak janji ayah mu akan setuju. "
"hutang balas budi. benar kan ibu?? " ucap mu melihat ibu mu "kau tau bu, aku tidak pernah menolak permintaan ayah dan ibu. tapi kali ini, ini tentang hidup ku bu. masa depan ku, dan juga karir ku!! " kau pun mulai meneteskan air mata
ibu mu pun langsung memeluk mu, dan mencoba menenangkan mu "ibu tau sayang, ibu sangat paham perasaan mu. tapi jika di lihat dari ayah mu, dia tidak akan merubah keputusan nya. "
kau pun melepas kan pelukan nya "pasti ada cara lain kan bu!?? untuk menyelamatkan usaha gelap teman ayah itu"
"sayang nya tidak ada nak, ayah mu juga sempat menolak dengan cara halus. dengan mencari ide untuk membuat kepala Polisi tidak membidik teman ayah mu. tapi, hanya berita pernikahan antara kedua belah pihak lah yg bisa membuat perhatian polisi teralihkan. " ibu mu kembali diam melihat mu "percaya lah nak, ayah mu sangat menyayangi mu. dia tidak mungkin dengan mudah mengorbankan mu"
kau pun hanya diam dan menunduk, kau mengambil nafas panjang mencoba untuk tenang.
******
seminggu kemudian, di saat semua sudah tenang dan kau juga kembali aktif di kantor. sore itu saat kau sedang mengerjakan sesuatu di kantor mu, ibu mu pun menelfon mu
"ya ibu.... "
"sayang, apa kau sudah selesai kerja!?? " tanya ibu mu di ujung telfon
kau pun melihat jam pukul 05.00 sore "emm, mungkin 1 jam lagi baru akan pulang bu" jawab mu
"tinggalkan pekerjaan mu, dan pulang lah sekarang. " suara ayah mu di ujung telfon
"ayah, tapi... baiklah ayah, aku akan segera pulang" kau pun tidak membantah perintah nya. telfon nya pun langsung terputus, kau pun mengusap wajah mu. membereskan meja kerja mu, dan bergegas kembali ke rumah.
saat sudah tiba di rumah, kau melihat ibu mu dan Luna sudah berdiri di depan pintu "ada apa ibu!?? kenapa sampai menunggu di depan pintu" kau pun langsung bertanya begitu masuk
"malam ini, kita akan makan malam bersama teman ayah mu itu. " ibu melihat mu dan tak lupa memegang tangan mu "ibu sudah memilih beberapa baju, kau lihat lah sendiri di atas. Luna akan membantumu "
"hemm, baiklah.... " ucap mu dengan pasrah
saat sampai di kamar mu, di sana sudah ada beberapa gaun tergantung. kau awal nya hanya melihat nya saja tanpa ingin menyentuh nya, namun kau ingat kata ibu mu. jika aku tidak suka, setidak nya jangan buat kedua orang tua malu. kau pun langsung memilih gaun-gaun itu, namun tidak ada yg cocok dengan mu. akhirnya, kau menyuruh Luna
"aku tidak suka semua dress ini. tolong kau ambilkan paperback putih yg ada di lemari paling bawah. dia ada di barisan ke tiga dari kiri. " ucap mu pada Luna
Luna pun tidak menjawab, dia langsung bergegas mengambil barang yg kau minta "ini nona" sembari memberikan paperback nya
kau pun membuka nya, dan itu adalah sebuah gaun merah pekat. memiliki disain yg unik, dan bagian punggung sedikit terbuka "aku akan mandi sekaligus, kau bereskan lah ini semua. katakan pada ibu, aku sudah memiliki gaun sendiri. " ucap mu pada Luna
******
setelah 2 jam kau berada di kamar dengan Luna, seorang pelayan mengetuk pintu kamar mu. di saat yg sama kau juga telah siap "kenapa tidak sabar sekali, ini juga masih jam 8 kan. " ucap mu kesal
"mau ku buka nona!?? " tanya Luna
"tidak perlu, aku akan turun. " jawab mu sembari bangun dan membuka pintu. pelayan itu hanya menunduk kepada mu
saat kau turun, ayah dan ibu mu sudah berada di bawah menunggu mu. ibu yg melihat mu begitu anggun pun tersenyum puas "sayang.... kau sangat-sangat cantik sekali malam ini. " puji ibu mu begitu kau sampai di bawah
"ibu hentikan, kau membuat ku malu. " ucap mu
"kita berangkat sekarang" ucap ayah mu sembari berjalan keluar
"ayo sayang. " ibu memeluk mu dari samping dan mulai berjalan. kau pun hanya tersenyum dan mengikuti langkah nya. kau, ayah dan ibu mu pun berangkat ke salah satu restoran mahal yg ada di kota Roma. sepanjang jalan kau hanya diam mendengarkan ayah dan ibu mu mengobrol, bahkan saat di tengah perjalanan teman ayah itu sudah menelfon untuk memberitahu ayah, bahwa mereka sudah sampai di tempat yg sudah di janjikan