 
                            Hubungan yang di kira akan langgeng dan bisa bertahan lama, namun ternyata malah muncul ganguan yang sangat sadis, terutama untuk Lea karena dia setiap saat melihat arwah seorang wanita.
Dean juga semakin misterius, padahal Lea mengira sudah sangat mengenal sifat sang suami.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon novita jungkook, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 4. Di mana Julia
Buk Tami memasukkan semua kentang yang sudah di panen agar nanti bisa dibawa mobil dan di jual di pasar, memang seperti ini cara kerja orang yang ada di desa karena mereka semua menanam sayuran berbagai macam jenis dan akan di jual sebagian di pasar lalu sebagian akan di bawa di kota.
Bila tidak punya mobil pun tidak masalah karena nanti mobil juragan akan datang untuk mengambil di setiap kebun milik warga yang telah berlangganan pada dia, jadi memang semua warga tinggal memasukkan ke dalam karung dan nanti tinggal di angkut oleh mobil yang sudah biasa datang kemari untuk mengambil semua sayuran milik warga.
Tak ketinggalan juga Bu Tami yang memang di sini hidupnya sebagai petani dan banyak menanam apa saja untuk menghasilkan uang, bila milik sendiri sudah selesai maka dia juga tidak segan untuk mengambil upah milik orang lain agar mendapat tambahan dan bisa untuk di pakai belanja kebutuhan hidup sehari hari.
Namun yang namanya mulut orang apalagi ini desa yang bisa di bilang sudah cukup besar sehingga banyak yang melihat lalu mereka tidak segan untuk bergunjing juga, mau di kota atau pun di desa maka semua mulut orang akan sama saja bila tidak punya pegangan agama yang kuat dalam hidup ini.
Bila melihat sedikit saja yang berbeda maka dapat dipastikan mereka akan terus sibuk mengatai hingga kemudian yang di katai sampai kena mental dan kemudian mengambil jalan pintas, sudah banyak orang yang seperti itu namun untung nya Bu Tami bukan orang yang memiliki agama rendah sehingga tetap bertahan dilanda kemiskinan dan juga beberapa gunjingan dari orang.
"Dapat berapa karung panen mu kali ini, Mbak?" tegur adik Bu Tami yang bernama Desi.
"Lumayan lah, sekitar dua belas karung." jawab Bu Tami senang.
"Anak sudah merantau dan tiap bulan kirim uang tapi masih sibuk saja di kebun kau ini, Tam!" ujar Bu Fitri.
Bu Tami menarik nafas panjang karena mulai sibuk orang yang akan bergunjing di depan diri nya, padahal tadi sudah anteng dan tenang tapi masih saja ada yang datang dan sekarang benar bahwa mereka pasti akan sibuk bertanya Lea di kota bagaimana kabar dan juga pekerjaan yang sedang dia geluti.
"Aku tidak mengandalkan anak untuk hidup, selagi bisa mencari ya berusaha lah." jawab Bu Tami.
"Alah gaya mu itu, kan biasa nya juga Lea kirim uang." sinis Bu Fitri.
"Lah terus urusan nya sama kamu itu apa?" Desi langsung menyahut ucapan wanita ini.
"Ih apa sih wong aku cuma ngomong begitu saja sudah membuat kamu sensi." Bu Fitri memutar bola mata nya malas.
"Sudah lah tidak usah di perpanjang lagi." Bu Tami tidak mau kalau mereka malah ribut.
Bu Fitri akan semakin menjadi saja bila dia bicara dan di lawan, lebih baik di diamkan saja seolah tidak mendengar apa yang dia katakan itu. karena nanti hanya akan buang tenaga saja, lebih baik membuang tenaga pada pekerjaan yang sungguh nyata.
"Paling anak di kota jadi gundik saja malah banyak omong." sinis Bu Fitri.
"Berarti anak mu juga jadi gundik lah di kota." sahut Desi yang masih menyala.
"Jangan sembarangan ya kalau bicara, Julia jelas sudah menikah dan dia punya suami." bentak Bu Fitri tak terima.
"Tapi sampai sekarang dia hilang kabar sama sekali tidak pernah pulang, jangan jangan malah dia di bunuh lalu mati." sengit Desi.
"Desi!" Bu Tami membentak adik nya yang bicara sembarangan seperti itu.
"Dia duluan." Desi merengut kesal karena memang tadi Bu Fitri yang memulai.
Bu Fitri yang di katai begitu menjadi berang dan sangat marah luar biasa, namun ucapan Desi juga sudah menjadi kecemasan bagi diri nya, tanpa berkata kata lagi maka dia pun segera pergi. dengan hati yang tidak bisa tenang, sebab dia juga sangat takut Julia akan celaka.
"Berapa kali harus Mbak bilang kalau tidak usah meladeni dia!" Bu Tami sangat marah.
"Lagian dia itu yang tidak mau tenang, mulut nya sibuk mengatai orang tapi kalau di katai balik langsung marah." kesal Desi.
"Des, kamu masih gadis dan tolong jangan terlalu judes karena Mbak takut kamu tidak laku kawin." cemas Bu Tami.
"Alah kalau sudah jodoh ya pasti nanti akan datang." Desi memang sangat mudah emosi.
Apa lagi dia memang sangat tidak bisa bila melihat apa yang di katakan oleh orang orang tentang keluarga, jadi kalau ada yang mengatai dia akan sibuk membela dan memberikan ucapan yang tak kalah kasar.
...****************...
"Kamu tuh coba segera hubungi Kakak mu." Fitri marah kepada Rena.
"Aku sudah berusaha menghubungi tapi memang tidak bisa." jawab Rena.
"Pokok nya kamu besok berangkat ke kota dan segera cari tahu di mana selama ini Julia tinggal!" Fitri tidak bisa lagi menahan rasa takut di dalam hati.
Rena menarik nafas berat karena dia memang tidak akan bisa menemukan di mana keberadaan Julia saat ini, bahkan dulu ketika akan mendatangi rumah sang kakak, Rena pun tidak mendapat izin dengan alasan karena mereka belum bisa mempunyai rumah bagus dan keluarga dari suami tidak bisa menerima kehadiran mereka dari kampung.
"Sekarang saja Ibu baru sibuk ingin mencari Kakak, padahal sejak kemarin santai saja asal kan ada uang yang masuk!" Rena mengungkap kan rasa kesal nya.
"Tutup mulut mu itu, Rena!" Fitri membentak marah.
"Padahal aku ngomong yang sebenarnya, coba dari dulu Ibu memberikan aku izin untuk pergi." Rena berjalan pergi.
Fitri menahan emosi di dalam hati bersama dengan rasa cemas yang semakin besar saja, kalau untuk menantu dia masih tetap berhubungan dan mengatakan kalau Julia tetap baik baik saja tidak ada yang sakit. hanya saja Julia tidak punya waktu, karena dia sedang sibuk mengurus perusahaan yang sudah di bangun bersama sama.
"Kenapa ya kok Kak Julia tidak bisa mau di hubungi?" Rena cemas juga.
"Padahal sudah ku hubungi berulang kali, tapi masih saja tidak di angkat." cemas Rena.
Rena menarik nafas berat antara bingung dan juga takut karena memang Julia sampai saat ini tidak ada kabar sedikit pun, mau mendatangi ke kota tapi tidak tahu alamat nya ada di mana dan ke mana mau mencari keberadaan Julia. malah yang ada nanti justru Rena akan nyasar ke mana-mana, jadi memang lebih baik untuk mencari info dulu dengan tepat baru kemudian mendatangi rumah Julia yang ada di kota.
Selamat malam Besti, jangan lupa like dan komen nya.
oh mba Purnama ikut mengejar Julia ya...
semoga mba Purnama ga memusnakan Julia ya...
tpi hrus stop gk bleh dlnjutkn pa lg smpai mrush rumh tngg
yg kna bntingn pasti bengek