hana, seorang gadis remaja yang tiba-tiba menikah dengan seorang mafia tampan karena desakan posisinya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon vatic, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
memeluk erat
Semakin lama berjalan, hana pun mulai curiga,karena sekarang mereka berada di luar mansion. "tuan,, apakah dapur mansion ini berada di luar..? " Tanya hana mulai waspada.
Namun bukanya menjawab, pria itu justru meraih tangan hana dan langsung berusaha untuk menciumnya .
Hana yang tersadar kalau ini adalah jebakan dan sebuah hal buruk langsung menjerit minta tolong.
" Toloooong,,,,, tolonggg..! "
Pria itu langsung menutup mulut hana dari luar cadarnya. Dan di sini, hana langsung berusaha kuat untuk memberontak.
Dari balkon kamarnya, Sean yang dari tadi diam menatap malam, tiba-tiba mengarahkan pandangannya pada sesuatu yang jauh di bawah sana. Di kegelapan, di bawah pohon besar. Ada sesuatu yang seolah terjadi di sana, tapi di abaikan olehnya untuk sesaat ,karena dia menganggap kalau itu mungkin seorang penjaga dan pelayan yang sedang bercinta seperti biasanya.
Namun, ketika dia menyadari sesuatu yang aneh pada apa yang terjadi di tempat itu. matanya langsung melebar, dan seketika melompat ke bawah dari balkon tempatnya berdiri saat ini.
Augh...
Sekali tendang pria mesum itu langsung tersungkur. Hana yang terlepas langsung memeluk erat tangan Sean, dengan tubuh yang sangat bergetar ketakutan.
"Tu,, tuan,,, maafkan saya,,, ampuni saya tuan,,,! " Panik penjaga itu sambil berlurut memohon ampun pada Sean.
Bugh...
Sean kembali menendang pria di depannya , dengan tendangan yang sangat kuat dari arah samping, hingga membuat telinga pria itu berdenging. Dengan tubuh yang roboh ke arah samping, persis di depan hana.
" akhh.. ;" kaget hana dan langsung memeluk erat tubuh Sean , mengalihkan tubuhnya sendiri ke depan Sean, lalu bersembunyi di dada bidang suaminya dengan rapat .
Spontan Sean langsung memeluk hana yang ketakutan. Setelah itu Sean menendang kembali pria itu , dengan hana di dekapannya.
" ahk,,," kaget hana lagi karena pergerakan kuat Sean yang menendang penjaga tersebut. "Bawa hana pergi dari sini ,,,, ayo pergi,,,,! " Kata hana dengan tubuh yang benar-benar gemetar, juga tangan yang semakin memeluk erat.
Tatapan Sean masih terlihat mengerikan untuk pria yang tak lagi berdaya , Tapi tangannya dengan lembut memeluk tubuh kecil hana. Dan dengan tangan itu juga , dia menekan kepala hana agar semakin menempelkan telinganya padanya. lalu, perlahan bergerak menutup rapat telinga hana yang di sisi lainnya.
Sampai akhirnya...
Dor....
Satu peluru keluar dari salah satu tangan sean yang memegang senjata, dan membuat pria yang sedang meminta pengampunannya itu langsung tergeletak dengan nyawa yang seketika tiada.
Setelah memasukkan pistol ke tampatnya , Sean langsung menggendong tubuh hana. lalu di bawanya pergi dari tempat itu.
Dalam gendongan sean hana masih berusaha menutupi wajahnya karena masih ketakutan. "Hikss,,, hiksss,,,! Kenapa ,,,ka ,,,kamu tidak bersamaku,,, aku kan istrimu,,,, meskipun,,, kita tidak saling kenal,,,, tapi,,, ini adalah tempat asing bagiku ,,, dan aku,, hanya bertumpu padamu ...! Jangan biarkan aku sendiri,,, di sini,,, hana takut,,, ada orang jahat tadi..! "
" Hmm,,, aku tidak akan meninggalkanmu lagi..!" jawab sean dengan suara yang sangat lembut untuk memenangkan.
" Iyyaa,,, jangan tinggalkan aku lagi di sini..!" Kata hana yang langsung mengencangkan pelukannya pada leher Sean dengan tubuh yang benar-benar bergetar karena ketakutan.
Dan kali ini , hana di bawa masuk ke kamar pribadi Sean, kamar yang tidak pernah di masuki oleh seorang wanita, meskipun itu pelayannya sendiri.
Dengan lembut Sean meletakkan hana di atas kasur empuknya dengan berkata " Memangnya mau kemana kamu tadi? " Tanya Sean.
" Mau ke dapur,,, aku lapar..! "
" Ke dapur,! " ulang sean menyerngit. "kenapa sampai keluar,,,? "
" Aku tidak tahu di mana dapurnya,,, jadi aku bertanya pada orang itu tadi,,, dan di bawa ke tempat itu...!" jawab hana dengan tangan yang masih sangat bergetar.
Bagaimana tidak, ini adalah pengalaman pertamanya dia mendapatkan perlakuan yang seperti ini.
Pembahasan itupun terhenti, kemudian sean mengambil ponselnya , lalu menghubungi seseorang untuk di bawakan makanan ke kamarnya.
"Akh..! " Ringis hana sambil memegang rahangnya yang sakit karena dia yang bergerak asal untuk menghentikan Sean yang menghubungi pelayan di tengah malam.
" Ada apa? " Tanya Sean.
" Hikss,,, sakit,,, dia ,,,memukulku tadi...!" Adunya dengan tersedu-sedu.
Tangan Sean terulur menyibak cadar hana Untuk melihat lukanya . Namun, Karena merasa ribet, akhirnya Sean melepaskan tali pengaitnya. dan akhirnya terpampanglah wajah ayu hana.
Walaupun sedikit kaget, tapi hana tidak menolak itu, karena dia merasa kalau pria ini adalah suaminya, yang sudah khalal untuk melihat wajahnya.
Akan tetapi, setelah cadar terlepas dan wajah hana terpampang jelas. Fokus Sean tidak lagi pada lukanya, melainkan pada wajah manis dan imutnya. " Cantik,,,! " Katanya dalam hati.
" Dia memukulku dengan kuat tadi..." Adu hana lagi, tapi sean hanya diam tak bereaksi,hanya menatap wajah hana dengan dalam.
" Kenapa? Apakah lukanya parah?" , Tanya hana yang melihat sean hanya diam.
" Hmm,!" Jawab Sean asal.
" Dia juga memelintir tanganku tadi! " Adu hana lagi sambil memperlihatkan tangannya yang membiru .
Sean langsung mengalihkan pandangannya, dan melihat pada pergelangan tangan hana yang di perlihatkan padanya, dan itu benar-benar membiru.
Sebenarnya dalam Hati Sean merasa kalau ini adalah luka yang tidaklah seberapa, tapi bagi hana, ini adalah hal yang benar-benar menyakitkan. Tapi sean tetap menyentuh dan mengusapnya untuk memenangkan.
Dan Setelah Kegiatan makan selesai dan lukanya di beri obat , hana berbaring di samping Sean yang sedang serius dengan laptopnya. Hana mengamati wajah serius sean, dengan pikiran yang di mana hanya dia yang tahu.
" Suami,,, apakah kamu di sini sendiri,,?" Tanya hana tiba-tiba.
" Hmm,,,! "
"Di mana orang tuamu...?". Tanya hana lagi.
Sean tidak langsung menjawab, tapi pergerakan tangannya seketika berhenti ketika hana bertanya seperti itu.
" Mereka sudah mati! " Jawab Sean tenang.
Hana mengangguk mendengar itu , "sejak kapan? "
" Sejak aku berusia 10 tahun! "Jawab Sean tanpa melihat pada hana.
" Sepuluh tahun, ? " Kaget hana. "Lalu kamu dengan siapa setelah mereka tiada?" .
" Sendiri! ".
"Apakah kamu juga yang mempertahankan semua warisannya? " Tanya hana sedikit penasaran. Karena menurutnya , dengan usia sekecil itu, bagaimana Sean bisa mempertahankan kekayaan orang tuanya, Mungkin bisnis atau usaha. Mengingat bagaimana megahnya mansion ini.
"Mereka tidak meningalkan warisan! "
" Lalu,,, apakah mansion ini milikmu? "
" Hmm! " .
" Apakah kamu seorang CEO..? " Tanya hana asal.
" Hmm,, " Jawab Sean juga dengan gumaman.
Hana sedikit kaget ,tapi setelah itu dia tiba-tiba duduk tegak di samping Sean dengan wajah yang serius "suami,,,!" Panggil hana. " dengan pernikahan kita yang seperti ini,,,, apakah kamu berniat menceraikan aku?".
Mendengar itu sean langsung menoleh , melihat pada hana dengan tatapan yang dalam. sena berpikir kalau dia paling tidak suka dengan keterikatan. tapi jujur, jauh dalam lubuk hatinya, ada sedikit rasa tak rela jika harus melepaskan gadis kecil ini.
Hana yang melihat Sean hanya diam, mengira kalau pria itu tidak menerimanya , atau lebih tepatnya pada pernikahan dadakan mereka. Sehingga dirinya berpikir kalau Sean pasti akan menceraikannya.
" Suami,,, bisakah aku tetap tinggal di sini ,,, meskipun kamu menceraikan aku nanti, aku bisa menjadi pelayan! ,,, dan aku juga tidak akan mengganggumu dan mengurusi hal pribadimu,,, dan juga,,jika kamu mau menutupi pernikahan kita,,,aku juga tidak apa-apa...!" Kata hana lagi dengan wajah yang penuh iba. Tapi Sean tetap diam dan hanya menatapnya saja.
Kamar itupun mendadak hening, membuat hana yang menunggu persetujuan Sean merasa hampir mati karena tegang.
" Suami,,, jangan diam saja,,,bicaralah ,,, nafasku sudah sampai sini,,,! " Kata hana memelas sambil menunjuk ujung lehernya. Tapi Sean tetap diam dan hanya menatapnya saja.
Hana yang melihat reaksi Sean menjadi semakin sedih, karena dia takut jika Sean akan membuangnya. "Suami,,, kamu boleh menceraikan ku,,, tapi biarkan aku tetap di sini ya,,, yaaa,,,!" Mohon hana sambil menangkupkan kedua tangannya.
Sebenarnya bukan karena apa Sean diam,tapi Mendengar panggilan hana untuknya membuatnya meresa sedikit geli, tapi dia juga merasa lucu dengan itu.
Sean masih terlihat diam sambil menatap hana dengan dalam, membuat hana semakin berpikir kalau permintaannya itu memberatkan seorang Sean.
Dan dengan menunduk sedih dia kembali berkata "aku tidak mau kembali pada mama.. Aku tidak mau di nikahkan dengan rentenir itu...!" .
Sean masih diam tapi dia mendengarkan, tapi setelah itu " Tidurlah,,, dan jangn berpikir terlalu jauh,,,!" Ucap Sean pada akhirnya.
Mendengar itu hana langsung bersemangat, karena itu adalah sebuah tanda kalau Sean mengijinkannya untuknya tetap tinggal di sini.
"Baik,, " Katanya yang langsung berbaring cepat.
Dalam terpejamnya mata hana, Sean tampak mencuri pandang padanya dalam diam. Beribu fikir berkecamuk dalam hati pria tampan tersebut. Namun apa isinya itu, hanya Sean yang tahu.
Nafas teratur dan dengkuran halus mulai mengalun lirih dari hana yang pulas. Sedang Sean langsung kembali ke laptopnya.
" Mami..! " Gumam hana sambil memeluk erat perut Sean. Tapi Sean tidak menolak pelukan erat tersebut, dan malah menyambutnya dengan mengusap lengan mulus hana. Seolah ingin menenangkannya, karena Sean tahu kalau hana sedang berada di alam bawah sadarnya.
Dan dengan tangan yang terus mengusap lengan hana, salah satu tangan Sean juga tampak sibuk dengan laptopnya, matanya juga menatap penuh dan serius pada layar tersebut.
Hingga tiba-tiba rahang Sean mengeras dengan tatapan yang penuh amarah, entah apa yang sedang di lihatnya sekarang, hingga membuat tatapan itu berubah sangat bengis dan mengerikan.
" Akh,,, "
Ringis hana karena tangannya yang terluka di remas kuat oleh Sean.
"Ah.,!" Kaget Sean ."Apakah sakit?,, aku tidak sengaja..! " Kata Sean penuh penyesalan. Dan dia juga langsung mengusap lembut tangan hana yang di remasnya, karena dia melakukan itu juga tidak sadar tadi.
" Sakit,,,, kenapa kamu menekannya,,! " Marah hana dengan mata yang berkaca-kaca.
" Ya,,, maaf,,, aku tak sengaja tadi,,!"
" Apakah kamu bermimpi memeras baju tadi,,?" Kata hana yang langsung menarik tangannya.
" Hmm, " Jawab Sean sekenanya. Dan setelah itu hana kembali mengambil posisi untuk tidur, namun kali ini dia berbaring sambil membelakangi Sean.
Subuh petang, ketika hana terbangun untuk sholat, dia tak mendapati Sean di sampingnya lagi. Namun itu tak masalah buat hana, Karena dia bangun untuk melakukan kewajibannya.
Dan ketika dia turun dari ranjang dan mau ke kamar mandi. tak sengaja dia mendapati suara desahan dari arah balkon, yang di mana pintu itu terbuka saat ini. Karena penasaran dengan suara aneh tersebut, hana pun keluar untuk melihat.
" Tidak ada apa-apa,,! " Gumam hana yang memang tak menemukan apapun. Namun ketika dia memutar badan hendak berbalik , dia kembali mendengar suara erangan, dan malah semakin jelas terdengar.
" Aahh,,,, yessss,,, ahhhh,,,, seaaann,,,, aahh,,,!".
Kali ini hana langsung berjalan semakin keluar, dia menatap ke sekeliling, hingga akhirnya dia melihat Sean yang berada di balkon sampingnya. Di mana dia sedang memangku seorang wanita.
Entah apa yang di lakukan keduanya di jam seperti ini, karena wanita itu sampai mendongak dengan suara jeritan yang begitu lantang. Pemandangannya tidak begitu jelas, karena di tempat itu tanpa penerangan. Tapi hana tahu kalau itu adalah Sean,terlihat dari bentuk tubuh dan rambut pria itu.
Seperti sebuah bayangan hana melihat Kaki yang mengangkang dengan Sean yang tampak menatap fokus ke daerah selangkangan wanita berambut panjang. Dan masih dalam pandangannya, wanita itu terlihat mencium Sean, bahkan hana juga melihat keduanya tampak begitu mesra saat ini.
" Astaghfirullah..! " Ucap hana yang baru saja menyadari kalau dia baru saja melihat hal yang tak pantas.
Awalnya hana masa bodoh dengan itu, karena dia memang belum merasakan perasaan apapun pada Sean. Namun, sesuatu timbul dalam pikirannya dan membuat matanya membulat seketika.