Di dunia lama, ia hanyalah pemuda biasa, terlalu lemah untuk melawan takdir, terlalu rapuh untuk bertahan. Namun kematian tidak mengakhiri segalanya.
Ia terbangun di dunia asing yang dipenuhi aroma darah dan jeritan ketakutan. Langitnya diselimuti awan kelabu, tanahnya penuh jejak perburuan. Di sini, manusia bukanlah pemburu, melainkan mangsa.
Di tengah keputusasaan itu, sebuah suara bergema di kepalanya:
—Sistem telah terhubung. Proses Leveling dimulai.
Dengan kekuatan misterius yang mengalir di setiap napasnya, ia mulai menapaki jalan yang hanya memiliki dua ujung, menjadi pahlawan yang membawa harapan, atau monster yang lebih mengerikan dari iblis itu sendiri.
Namun setiap langkahnya membawanya pada rahasia yang terkubur, rahasia tentang dunia ini, rahasia tentang dirinya, dan rahasia tentang mengapa ia yang terpilih.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Adam Erlangga, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 04
Hutan itu sunyi, tapi tidak damai. Udara dingin mengendap di antara pepohonan raksasa yang menjulang, menebarkan aroma tanah basah bercampur darah segar. Dari balik semak belukar, langkah kaki ringan melintas cepat, diiringi kilatan perak yang membelah udara.
SRAK! SRAK! SLASH!
Suara tebasan dagger Rudy menari di udara, memotong leher seekor demi seekor hewan iblis level 3. Darah mereka memercik, menguarkan bau logam yang menusuk hidung.
[Level Up] [Level Up] [Level Up] [Level Up]
Rudy tersenyum tipis, matanya berbinar oleh semangat berburu. “Ini… sungguh menyenangkan. Tapi kecepatanku masih kurang. Mungkin aku harus menambahkan Agilitynya.” Ia jongkok, meraih tubuh kelinci iblis yang baru saja tumbang, lalu memeriksa dagingnya.
“Emma, berapa total poin yang belum aku tambahkan sekarang?” tanyanya sambil menghela napas, sedikit terengah tapi masih bersemangat.
[Kau bisa melihatnya di status barmu. Kau memiliki 18 poin saat ini. Level-mu sekarang naik menjadi Level 9. Satu Level lagi kau akan di promosikan ke simbol D+.]
“Aku tidak sempat membuka status bar saat sedang berburu. Baiklah, tambahkan 10 poin ke AGI dan 8 poin ke STR,” perintahnya.
[Baik] [Poin berhasil ditambahkan] [Poin berhasil ditambahkan]
Rudy merasakan tubuhnya bergetar, otot-ototnya mengencang seperti baru ditempa baja panas. Ia mengepalkan tangannya, merasakan kekuatan baru yang mengalir deras di nadinya. "Hmm… sensasinya luar biasa.”
Satu per satu barang jarahan dari bangkai hewan iblis ia masukkan ke dalam inventori.
“Fitur ini luar biasa. Aku bisa membawa puluhan bahkan ratusan barang tanpa terlihat.” Saat membelah perut kelinci terakhir, jemarinya menyentuh kain lembut. “Ha? Apa ini jubah?”
[Aku sudah mengonfirmasinya. Itu Jubah Hitam Rabbit, Rank D+. Memberikan tambahan poin STR +2.]
“Oh? Aku mau pakai, tapi tubuhku terlalu kecil,” keluh Rudy.
[Jubah ini bisa menyesuaikan bentuk tubuh. Kau bisa memakainya.]
Mata Rudy berbinar. “Serius? Baiklah.” Ia menyampirkan jubah itu di punggungnya.
SUUUIING—Kain itu mengecil, menyesuaikan lekuk tubuhnya. “Gila… benar-benar pas. Oke, kita lanjutkan perburuannya.”
Hingga fajar merekah, Rudy terus memangsa hewan iblis level 3 tanpa henti. Matahari pagi menyusup di sela dedaunan, memantulkan kilau di dagger-nya.
“Hm… sudah berapa jam aku berburu?” Ia mengusap kening, meski tak ada keringat.
[Kau telah berburu selama 7 jam, membunuh 230 hewan iblis level 3. Poinmu sekarang 60+10, level naik menjadi 15.]
Rudy menghela napas berat. “Tujuh jam… dan cuma level 15?”
[Kau hanya memburu level 3. EXP-nya kecil untuk levelmu sekarang.]
Ia mengangguk pelan. “Benar juga… Kalau begitu, di mana ada hewan iblis level 15 ke atas?”
[Kau bisa masuk ke dungeon. Dungeon ini disiapkan oleh Sang Dewa, terdiri dari tingkat: Biasa → Normal → Hard → Expert → Hell. Masing-masing mempunyai lantai berbeda. Mau masuk?]
“Di sekitar sini ada?”
[Ada banyak, tapi mayoritas tingkat Biasa. Jika mau, aku bisa buatkan portal ke Dungeon Biasa khusus dari Sang Dewa.]
“Apa bedanya?”
[Tidak ada bedanya, hanya saja dungeon dari sang Dewa bisa kau akses kapan pun dan dimana pun. Jika kau menginginkan Dungeon lain, kau harus mencarinya lebih dulu. Tapi jika kau menggunakan Dungeon yang sudah di siapkan sang Dewa, kau bisa membukanya dengan mudah, karena dungeon ini sudah di siapkan khusus.]
Rudy tersenyum miring. “Baiklah, buatkan portal, Emma.”
[Ingin tinggalkan item di sini?]
“Nanti saja. Kalau sudah level 20 ke atas, aku akan aktifkan skill pengambilan instan dan kembali kesini lagi.”
[Baik. Membuka portal.]
SUUUUSSHH—Udara di depannya bergetar, membentuk pusaran cahaya biru pekat.
“Jadi ini portalnya… Ayo.” Rudy melangkah masuk.
Dunia di balik portal terasa seperti rahang monster purba. Bangunan kuno berdiri di antara kegelapan, dihuni ribuan mungkin jutaan hewan iblis. Udara di sini pekat, seolah setiap napas membawa aroma kematian.
“Tempat ini… menyeramkan,” gumamnya.
[Lantai 1 dihuni hewan iblis level 10–20.]
Rudy tersenyum tipis. “Bagus. Tambahkan STR dan AGI-ku. Mungkin kita akan lama di sini.”
[Baik] [Poin berhasil ditambahkan]
Puluhan mata merah menyala di kegelapan, diikuti derap kaki serigala yang menggetarkan tanah.
“Hmph. Aku sudah mulai terbiasa dengan kondisi ini. Mari kita mulai.”
“HAAAAA!” teriaknya sambil menerjang.
SRAK! SRAK! TRANG! SLASH!
Dagger Rudy berkilat, mencabik tubuh serigala. Satu demi satu jatuh, darah mereka meresap ke tanah hitam.
[Level Up] [Level Up] [Level Up]
Berjam-jam kemudian, lantai 1 sunyi. Rudy berdiri di depan pintu raksasa yang berukir simbol kuno.
“Jadi… ini ruang BOSS-nya?”
[Benar. Hadiah besar menunggumu disana.]
Rudy mendorong pintu KRIEETTT! dan suara berat bergema. Dari dalam, seekor srigala putih raksasa mengaum, GREEERRRGGG!
“Besar sekali… Emma, tambahkan semua poinku ke STR!”
[Baik] [Poin berhasil ditambahkan]
Rudy tersenyum lebar. “HAAAAA!”
SRAK! SRAK! SLASH! SLASH!— Empat tebasan mematikan. Srigala putih itu mengerang keras sebelum jatuh—BRUUK!— dia mati di hadapannya.
[Selamat. Kau mendapatkan 40 poin.]
“Hanya 4 kali tebasan saja.? Aku merasa semakin kuat. dan lihat sekarang aku berada di Level 23. Tapi semakin tinggi, semakin sulit naik.” Ia menatap tangannya. “Aktifkan skill pengambilan instan. Dan apa ada rekomendasi lain?”
[Kau punya tiga skill lain. Mau diaktifkan?]
“Gratis? tidak perlu poin tambahan lagi kan, aku gak mau kalau mengorbankan poin untuk statusku.”
[Ya. itu tidak perlu poin tambahan, dan Skill baru akan muncul setiap simbol. Semua skill akan habis setelah kau mencapai simbol S.]
“Baiklah, aktifkan semuanya.”
[Skill Ice Bolt diaktifkan] [Skill Memasak diaktifkan] [Skill Pedang Beruntun diaktifkan]
“Kenapa random begini…” Rudy menghela napas, lalu mencoba skill barunya.
ZIIIING!— Item BOSS masuk ke inventorinya, pedang Rank CC, potion, koin emas, celana Rank C+, sarung tangan Rank CC, sepatu Rank B.
“Gila, ini item terbaik untuk saat ini. Pakai semua!”
Tubuhnya bersinar. Item baru melekat, membuatnya tampak seperti prajurit elit. “Keren… ayo ambil sisanya.”
Berjam-jam ia memanen loot dari tubuh hewan iblis.
[Status: STR 30, MP 15, AGI 20. Level 23. Simbol D+. Koin 2.680.]
Rudy terkekeh. “Cepat juga naiknya… Oh, Emma, kenapa aku tidak merasa capek?”
[Kau punya stamina tak terbatas. Bahkan bisa bertarung seribu tahun tanpa istirahat. Tapi kau masih butuh makan.]
Rudy membelalak. “Serius?”
[Itu Benar.]
Rudy menghunus pedangnya, tatapan matanya membara. “Kalau begitu… perburuan kita baru saja dimulai.”
....