Lost Everything (Claire To Kyra)

“Dari Divisi produksi, kami mengalami kendala tuan. Karena permintaan pasar terus meningkat, kami kesusahan untuk mendapatkan kolektor permata ruby yang sesuai dengan harga awal tuan. Mereka kini mulai menaikkan harga permata tuan.”

“Oke! Lanjutkan!”

Meeting kali ini berlangsung lebih lama. Karena Keenan meminta semua laporan dari masing – masing divisi tiap cabang milik Oliver Corp. Baik dari perhiasan, perhotelan, hingga mobil.

Keenan lantas mengangkat tangannya dan itu tandanya meeting kali ini cukup sampai waktu ini.

“Untuk sementara meeting cukup!” Keenan langsung berdiri lebih dulu dan meninggalkan ruangan meeting.

“Gila… dengan usia yang masih sehebat itu, tuan Keenan bisa menjalankan perusahaan ini dengan seorang diri!”

“Aku sangat kagum!”

“Tuan Keenan sama menakutkannya dengan Tuan Lucifer”

“Menurut ku justru tuan Keenan jauh lebih dingin dari tuan Lucifer!”

“Tuan Keenan!”

Semua direktur yang masih berada di dalam ruangan meeting langsung berkeringat dingin begitu ada yang menyapa CEO mereka.

“Tuan Keenan ada di ruangannya!” goda direktur perhiasan mengusili rekan kerjanya…

“Dasar kau ini! bikin jantungan aja!” seru banyak orang. Takut apa yang mereka takutkan menjadi kenyataan, mereka lantas bubar dan kembali ke bagian divisi mereka masing – masing.

“Siapkan perjalanan ku ke negara M, lusa! Aku akan turun tangan sendiri!” ucap Keenan.

“Baik tuan!”

“Hubungi paman Luke. Aku memerlukan barang kakek besok!” ucap Keenan lagi.

dengan patuh dan tanpa membantah Noah mencatat semua permintaan bossnya.

Seharian Keenan sama sekali tidak muncul di sekolah. Ia sibuk dengan urusan kantornya yang lebih mendesak. Dan hal itu sungguh membuat Queen sangat bahagia karena tak bertemu dengan Keenan. Sebab setiap kali ia bertemu dengan Keenan, darahnya langsung naik.

Dan kedekatan Queen dengan Bella kali ini membuat Evelyn dan Olivia marah. Dan mereka akan merencanakan sesuatu untuk menjauhkan Queen dan Bella. Mereka berdua tak mau tambang uang mereka diambil oleh orang lain.

“Kau mau bermain ke apartemen ku dulu!” tanya Queen pada Bella saat pulang sekolah.

“Tentu! Masih banyak pertanyaan yang mengganjal di kepalaku saat ini tahu!” sahut Bella.

Akhirnya Bella ikut Queen ke apartemen Queen yang baru. Dan baru saja Queen dan Bella turun dari mobil, mereka melihat Alfred teman dekat Keenan juga berada di basement yang sama dengan mereka.

“Key__ Queen bukannya itu Alfred ya…?” orang pertama yang melihat Alfred adalah Bella dan baru diikuti Queen karena Bella memberitahunya.

“Benar Bel, ngapain dia kemari?” ‘Apa jangan – jangan di di suruh Keenan untuk mengikuti ku?’ Queen langsung berpikiran macam – macam.

“Kalau kau ingin tahu, Kita ikuti saja dia” sahut Bella.

“Malas!” setelah menunggu Alfred masuk ke dalam lift, Queen dan Bella lantas berjalan menuju lift. Lalu tepat saat mereka tiba di depan lift, lift kembali terbuka dan menampakkan Alfred masih berdiri di dalam sana. Jadi mau tak mau Queen serta Bella lantas bergabung dalam satu lift dengannya.

Namun baik Queen atau Bella sama sekali tidak mengajak berbicara Alfred. Mereka hanya diam seolah tidak saling kenal. Padahal Queen dan Alfred adalah teman satu kelas.

“Hai Key___”

Sreeeettt…

Tiba – tiba pintu lift kembali terbuka. Dan kali ini lebih membuat Queen syok karena yang barusan bergabung masuk ke dalam lift adalah Keenan.

“Ngapain kau kemari?” ucap Queen dengan nada tidak senang.

Namun Keenan hanya diam dan tak menghiraukan ucapan Queen. “Dasar tuli!” dengan berani Queen mengumpati Keenan. Dengan wajah dingin dan arua yang dominan Keenan menatap Queen. Bulu kuduk Queen langsung berdiri, padahal Keenan sama sekali tidak melakukan apa pun.

Ting!

“Aku duluan!” Alfred menepuk bahu Keenan lantas menghilang di lantai dua.

Kini tersisa mereka bertiga saja di dalam sana. Bella sejak tadi tak berani berbicara karena aura Keenan sangat dingin dan menakutkan menurutnya.

Ting!

Lift terbuka di lantai tiga. Keenan lantas keluar dari lift, di susul oleh Queen dan Bella. Dan mata Queen langsung terbelalak sempurna begitu tahu jika Keenan adalah tetangga apartemennya.

“Aku menggali kubur ku sendiri Bel!” dengan lemas Queen berjalan menuju ke apartemennya.

“Key, Blackie tak akan menggigit ku kan?” tanya Bella sambil memegang lengan Claire sebelum ikut masuk ke dalam apartemen Claire. Ia sangat takut dengan Blackie karena Blackie adalah serigala bukan anjing yang mudah dijinakkan.

“Dia tak akan melakukan apa pun selama kau tidak membuat ku terancam atau menyakiti ku. Tenang saja! kalau kau takut nanti Blackie biar ku masukkan ke dalam kamar” jawab Claire dengan  nada lemas. Claire langsung menjadi tidak bertenaga begitu tahu Keenan berada di komplek apartemen yang sama dengan dirinya.

Setelah mendegar jawaban Claire, Bella lantas berani ikut masuk. Begitu masuk ia langsung melajutkan pertanyaanya yang ia tunda tadi.

“Kau bertetangga dengan Keenan Key?” tanya Bella.

“Aku baru tahu ini Bel kalau Keenan adalah tetangga ku!” omel Queen pada diriya sendiri.

“Apa dia masih menindas mu?” tanya Bella.

“Apa kau tak melihat berita kemarin Bell kalau aku dan Keenan bertunangan?" "Tujuan ku meminta apartemen, agar aku bebas dan tidak terkekang. Tapi jika seperti ini, ini namanya keluar dari mulut buaya masuk ke mulut singa.. huaaa…” Claire mencurahkan keluh kesahnya.

“Aku ingat Keyyyy... Bagaimana ceritanya kalian bisa ditunangkan?”

“Panjang Bella… aku ingin bercerita semuanya dari awal. Tapi aku bingung mau memulainya darimana!” ucap Claire. “Semua terasa begitu cepat dan sangat mengejutkan. Yang pertama aku baru tahu jika nenek sudah tiada bertepatan dengan kecelakaan yang aku alami waktu itu” dengan sekuat hati, Queen mencoba untuk tidak menangis. Tapi air matanya tetap saja keluar.

“lalu yang kedua, orang tua Kyra membuat perjodohan antara Kyra dengan Keenan. Dan itu tak bisa di tolak sama sekali. Lalu yang terakhir aku baru tahu jika sebenarnya tubuhku sudah dikebumikan. Aku tidak koma, tapi meninggal Bella, pihak sekolah menutupi kasus itu dengan mengatakan memberikan pengobatan untuk ku yang sedang koma” Queen kembali mengusap air matanya. “Hidup ku terasa seperti di permainkan Bel! Lalu jika nantinya aku menikah dengan Keenan, aku tak tahu bagaimana lagi akan akhir dari kehidupan ku.”

Queen hanya menceritakan apa yang ia alami secara garis besar saja. karena jika harus di ceritakan secara detail bahkan bisa sampai pagi pun pasti tidak akan selesai.

Mendengarkan cerita Claire. Bella ikut meneteskan air mata. ia ikut merasakan bagaimana kepedihan sahabatnya itu.

“Maafkan aku Key, kemarin aku bersikap kasar dengan mu!” ucap Bella sambil menggenggam tangan Claire.

“Jika aku di posisi mu mungkin aku juga akan bersikap sama dengan yang kau lakukan Bel. Secara tubuh ini adalah penyebab dari kesengsaraan dalam hidup ku” hibur Claire agar Bella tak semakin bersalah.

Untuk saat ini rasanya beban yang ada di pundak Claire sedikit berkurang karena Bella sudah tahu siapa dirinya. Hanya saja saat ini mereka harus memikirkan cara untuk membuat alasan atas kedekatan mereka saat ini.

“Bel pikirkan sebuah alasan agar mereka tidak curiga kau dekat dengan ku! Dan satu lagi, jangan panggil aku dengan Claire, panggil saja aku Queen. Ya, biar pun nama Queen juga panggilan Kyra tapi aku tidak terlalu muak dengan panggila itu daripada dengan panggilan Kyra”

“Baiklah… benar sekali! kita harus memikirkan alasan yang tepat agar mereka tidak curiga. Terutama dua lalat yang selalu mendekati mu!” tambah Bella

“Mmmm… apa ya… tak ada ide di otak ku!” jawab Claire sambil merebahkan tubuhnya di sofa.

“Bagaimana kalau kau mengatakan ini permintaan dari daddy ku untuk memantau perkembangan daya ingat mu?”

Claire menggelengkan kepala. “Tak akan ada yang percaya Bella…”

“Lalu apa dong??? Bilang aja kalau kita terpaksa dekat karena ada tugas kelompok dari les tambahan? Gimana?”

“Tambah nggak masuk akal kali!”

Tanpa mereka berdua sadari, obrolan mereka ternyata sampai larut malam. “Hah, sudah hampir pukul sembilan malam. Aku pulang dulu ya… besok kita lanjut ngobrol lagi!”