NovelToon NovelToon
Gadisku Sayang Dimana Kamu

Gadisku Sayang Dimana Kamu

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama
Popularitas:794
Nilai: 5
Nama Author: Rosida0161

Karena beda kasta maka Danudirja menitipkan bayi itu ke panti asuhan, pada Yunita putrinya dia berbohong mengatakan bayinya meninggal. Takdir membawa bayi itu pada ayah kandungnya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rosida0161, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Membayar Hutang Mantan Kekasih

Tiba tiba datang rombongan tiga  motor dengan tiga pengemudi serta tiga lelaki di boncengan di boncengan tiga motor itu.Total mereka enam orang.

Dari keenam orang itu semua menunjukkan muka garang. Salah seorang dari mereka adalah Sarkim bos dari kelima orang yang berjaga-jaga itu.

Sarkim langsung mendekat pada Risman dan istri yang masih saling menguatkan. Sedangkan lima lelaki lainnya berjalan dan berdiri di belakang lelaki yang kini berkacak pinggang.

"Kalian mau kemana?!" Seru Sarkim kasar.

"Kau sudah mengusir kami dari rumah kalian," ujar Risman sedangkan istrinya terlihat begitu cemas.

"Risman sudah sepantasnya aku mengusir kalian karena sudah tujuh bulan menghuni rumahku setelah kebangkrutanmu, tapi kamu tak kunjung membayar sewanya!"

Risman itu tampak geram."Kau yang minta aku menghuni rumah kosong ini, kenapa pula sekarang minta uang sewa?!"

"Wah ini orang tak tahu diuntung, kamu pikir ini rumah nenek moyangmu, heh?!" Sarkim si pemilik rumah itu marah. 

"Heh Sarkim ratusan juta uangku kau perdaya. Kau jebak aku pada permainan judi yang telah kalian rancang untuk mengakaliku. Setelah harta dan uangku ludes kau bujuk aku tinggal di rumah ini!" Risman tampaknya tak bisa menerima penagihan sewa rumah yang ditempatinya.

"Bayar sewa rumahmu sekarang juga dan bayar juga hutang modal yang kupinjamkan padamu!"

"Kau licik, kau pinjamkan modal padaku, lalu kau suruh anak buahmu untuk bekerjasama denganku, lalu modal itu hancur di tangan anak buahmu!"

"Heh jangan banyak omong, anak yang menjadi jaminan hutangmu telah kabur. Sekarang kalian tak bisa pergi begitu saja jika belum melunasi hutang hutangmu!!"

"Kau licik!!" Geram Risman.

"Atau kakimu yang stroke itu akan dibuat pincang oleh lima anak buahku, heh?!"

Tanpa diminta kelima lelaki itu langsung mengelilingi Risman dan istrinya. Segera saja Istri Risman berteriak.

"Heh kalian dasar pemeras, licik!!"

Sarkim langsung mendorong istri Risman dengan kasar, hingga perempuan itu terpelanting ke tanah. Karena Risman sedang dipegangi istrinya, otomatis lelaki yang terserang stroke sebelah kakinya itu ikut terjatuh.

Yunita terkejut melihat lelaki yang pernah menjadi belahan jiwanya enam belas tahun lalu itu tanpa daya terjerembab.

Istri Risman berusaha membantu suaminya berdiri. Tapi segera Sarkim menginjakkan sepatunya pada salah satu kaki Risman.

Risman terkejut geram menatap Sarkim yang berdiri dikelilingi anak buahnya. Begitu pun istrinya menatap gamang pada lelaki yang memperlakukan suaminya semena mena itu.

"Tak ada uang jangan harap kalian terbebas dariku. Aku akan melanjutkan kaki strokemu supaya sempurna lumpuh tak bisa berjalan lagi.

Risman tampak terkejut. Begitu pun dengan istrinya langsung terlihat sangat ketakutan mereka menyakiti suaminya.

Kali ini Yunita tak bisa tinggal diam. Dia tak bisa membiarkan harga diri lelaki yang menjadi ayah dari putrinya itu dipecundangi begitu saja.

"Tunggu ..!" 

Semuanya termasuk Risman memandang Yunita yang melangkah maju dengan sikap tenang.

"Anda siapa?" Sarkim meneliti Yunita dengan seksama.

"Aku bukan siapa siapa, tapi aku tamunya mereka, dan bukankah sesama manusia kita harus saling menghargai, adab harus dipakai. Sekarang sebutkan jumlah nominal angka yang harus dibayar mereka?" Tenang dan menunjukkan sikap berani dengan memandang Sarkim serta anak buahnya satu persatu. Tanpa suara namun sinar matanya mengintimidasi, sehingga Sarkim dan anak buahnya terdiam

"Lepaskan mereka berapa uang yang harus mereka bayar, cepat kirim nomer rekening Anda!"

"Anda serius?!" Sarkim tahu jika Yunita adalah orang kaya dan berkelas dilihat dari penampilannya.

"Aku menjaga ucapanku." jawab Yunita dengan gestur tak mau dilecehkan, atau diremehkan.

"Baiklah," ujar Sarkim langsung menurunkan kakinya yang bersepatu dari kaki Risman. "Daus berikan nomer rekeningku pada si Nyonya penolong itu!" 

Lelaki yang dipanggil Daus langsung mendekat pada Yunita untuk menyerahkan nomer rekening bosnya.

"Ini Nyonya nomer rekeningnya. Masalah nominalnya tanyakan langsung pada Bos saya," ujar Daus lalu memandang Sarkim.

"Lima puluh juta total keseluruhannya berikut bunganya selama sekian bulan lamanya," 

Kini giliran Risman dan istrinya saling tatap.

"Jangan kau lakukan Yuni!" Larang Risman. Akhirnya terlepas sudah dari bibirnya nama perempuan yang selalu di hatinya.

Otomatis membuat sang istri tercengang karena suaminya tanpa canggung memanggil nama saja pada perempuan itu.

Tapi Yunita tak mau menggubris teriakan Risman, karena dia tahu sinar mata Sarkim berwarna aura tak bagus. Terlebih anak buahnya yang menunjukkan tanda tanda siap menganiaya tanpa beban, yang penting bagi mereka asal bos senang. Urusan belakangan, karena gestur tubuh mereka siap membantai.

 Risman sungguh tak bisa menerima uluran tangan Yunita, tapi mau apalagi dirinya hanya sebongkah tubuh yang tak sempurna.

Yunita langsung mengirim uang sejumlah yang disebutkan Sarkim ke nomer rekeningnya.

"Coba lihat sudah terkirim kan? " 

 Yunita menunjukkan bukti tranfer di ponselnya sebesar nominal yang disebutkan pada anak buah Sarkim.

"Oke Bos transfer masuk." Ujar Daus,"

Sarkim menatap Yunita, "Anda sangat berjasa pada pasangan ini. Semoga peruntungan Anda selalu bagus ..." Sarkim tertawa lepas.

Yunita tak merespon apa yang diucapkan Sarkim. Bahkan memalingkan wajahnya dengan sinis dari Sarkim yang menyeringai itu. 

Sarkim memberi kode supaya mereka segera meninggalkan tempat itu.

Maka serempak mereka menuju ke motor dan meninggalkan Risman yang berusaha dibantu oleh istrinya untuk berdiri.

"Terima kasih Mbak Yuni," ujar Istri Risman meniru suaminya tadi menyebut nama perempuan penolongnya itu, walau sebenarnya heran ada hubungan apa antara mereka. Lima puluh juta bukan uang sedikit. Mereka bekerja keras selama setahun ini tak bisa menyimpan uang sedikit pun. 

Tentu saja mereka tak bisa menyisihkan uang, karena selama Risman stroke setahun ini hanya sang istri yang bekerja paruh waktu di keluarga kaya di sebuah rumah besar sebagai tenaga asisten rumah tangga. Bukan kepala asisten rumah tangga, tapi hanya pelayan biasa yang membantu kepala asisten rumah tangga rumah tersebut. Gaji yang diperoleh hanya bisa dipergunakan untuk biaya berobat Risman serta makan sehari hari. Jadi mana bisa menabung untuk mencicil hutang suaminya?

Yunita hanya tersenyum pada istri Risman yang menggandeng suaminya. Lalu menatap Risman dengan tatap kosong dan kecewa, setelah itu membalikkan badan dan melangkah pergi.

"Yuni ..." 

Yunita menghentikan langkahnya menoleh tanpa suara menatap lelaki yang telah menorehkan luka yang dalam di dadanya itu.

"Anak kita sudah kamu lahirkan ..." bergetar suara Risman.

Tentu saja ucapan berupa pertanyaan tapi sekaligus pernyataan telah membuat sang istri bagai disengat kalajengking. Bagi Risman khawatir tak ada kesempatan lagi bertemu Yunita, makanya dia tanpa pikir panjang langsung bertanya secara terbuka. Bagaimana pun dia ingin tahu kabar putrinya, ingin bertemu belahan jiwanya itu.

"Jadi mereka dulu memiliki hubungan spesial?" Bisik batin istri Risman ingin tahu.

Yunita enggan untuk menggerakkan bibirnya. Hanya sepasang matanya yang memerah dan perih. Kemudian melangkah tak hendak berucap tentang anak yang ditanyakan lelaki itu. 

"Yuni ..." panggil Risman tak perduli pada perasaan istrinya yang diliputi berbagai macam perasaan.

Bersambung

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!