NovelToon NovelToon
CINTA Dan BENCI

CINTA Dan BENCI

Status: sedang berlangsung
Genre:Balas Dendam
Popularitas:3.5k
Nilai: 5
Nama Author: Srii Ulinna Sembiringg

Menikah adalah keinginan semua orang, Tentu begitupun dengan Raisa Dirani, apalagi menikahi orang yang sangat ia cintai sejak dulu, akan tetapi pernikahan jauh dari yang ia bayangkan, suaminya yang ia pikir menikahi nya dengan cinta ternyata menancapkan luka dalam untuknya.
Akankah dia bertahan untuk rumah tangga nya?
simak kisah nya dalam

CINTA dan BENCI

Kisah ini di terbitkan atasa izin Noveltoon MaNisa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili noveltoon itu sendiri

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Srii Ulinna Sembiringg, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 13. Pulang

"Tak apa pak RT, ini salah saya membingungkan kalian." Ucap Raisa merasa bersalah.

Mereka pergi tapi tidak dengan buk Nina yang menatap diah nyalang, karna Diah memegangi tangan buk Nina agar tak pergi dari sana.

"Sudah lah Diah.. Biarkan buk Nina pergi." ucap Raisa tak mau ada keributan

"Enak aja mbak!! Gabisa, ibu mulut comberan ini harus dikasi tau supaya gak sesuka hati memfitnah orang! Pasti ibukan yang ngelapor ke pak RT makanya dia kesini, dasar mulut ember!!" Ucap Diah menggebu gebu..

"Ehhh enak aja kami ngatain saya, teman kamu aja ini kebanyakan bohong. Udah bersuami tapi suami nya ga diakui, perempuan ga bener dasar!!" Ucap buk Nina menunjuk nunjuk wajah Raisa

Marcel yang geram menepis tangan Bu nina sehingga Bu nina hampir terjungkal kebelakang.

"Hati hati kamu kalo bicara ya, jangan sampai saya patah kan mulutmu sehingga tak bisa bicara lagi!" Marcel berucap dingin, matanya menatap tajam Bu nina.

"Mass sudahlah." Ucap Raisa mengelus punggung suaminya yang sedang terbakar amarah.

"Heh yang sopan ya kalau bicara sama orang tua, dasar anak tak tau sopan santun!" buk nina masih saja memancing emosi Marcel.

"Wanita tua kurang ajar seperti mu tak pantas dihormati, pergi dari sini, atau kau akan menyesal ku buat!!" Marcel menggeram marah..

Buk Nina yang merasa amarah Marcel semakin mengerikan memilih pergi dari sana.

"Huuuuu .. Dasar nenek lampir mulut ember, awas ya kalo ketemu lagi aku gibeng situ." Diah kembali bersuara..

"Sudahlah diahhh.. Jangan begitu percuma dia gak akan berubah, buk nina kan emang gitu orangnya," Ucap Raisa menyuruh teman nya untuk diam

"Mbak ... Mbak .. Kamu itu terlalu baik mbak, jangan baik baik amat nanti di injek orang." ucap Diah tak habis pikir melihat Raisa bak malaikat.

"Udah udah.. Jangan marah marah terus lohh, nanti cepet tua," Seloroh Raisa.

"Mbak, aku marah marah gini demi melindungi diri sendiri, mbak aja yang terlalu baik, kalo mbak baik Sekali gini, mbak gak akan bisa melindungi diri mbak- eh tapi iya Deng, mbak kan ada suami mbak yang senantiasa membela kamu mbak, lah akuuu... Boro boro mbak, ah udahlah aku mau pulang aja, jadi nyamuk kaya nya aku Disni ini." Diah mengomel sambil berlalu dari hadapan sepasang suami istri itu.

Raisa tersenyum melihat tingkah laku temannya itu.

"Maaf ya... Diah emang gitu orangnya." Cicit Raisa merasa Marsel pasti terganggu dengan celotehan tak masuk akal Diah

"Gak apa apa .. Aku seneng loh liat temen mu itu, dia ngebelain kamu tadi, siapa namanya??"

"Emmm diahhh.." jawab Raisa

"Diah ya .. Pasti dia temen kamu satu satunya didesa ini kan, kayak nya dia tulus sayang sama kamu deh sayang." ucap Marcel kemudian..

"mm..maksudnya?" Raisa tak mengerti arah pembicaraan Marcel.

"Iyaaa.. aku liat dia menggebu-gebu membela kamu tadi, aku senang kamu punya teman baik disini, gimana kalo kita jodohin sama Dion?" Usul Marcel tiba tiba

Raisa menatap tak percaya suaminya tersebut, bagaimana mungkin ia perduli dengan orang lain, padahal biasa nya menoleh pun tak Sudi.

"Gausah Ngadi Ngadi deh." Ucap raisaa mulai kesal.

"Beneran loh sayang, aku rasa mereka cocok, yang satu kaya patung yang satunya lagi aktif banget kaya orang kebanyakan gula." Marcel terkekeh memikirkan nya, bagaiman pusing nya Dion menghadapi wanita tersebut jika benar benar terjadi.

Raisa ikut tersenyum membayangkan nya, kata kata Marcel ada benarnya juga.

Malam telah tiba Raisa tampak menunaikan sholat Maghrib dikamar, Marcel yang baru mandi masuk ke kamar ingin melihat apa yang dilakukan istri nya.

Ia menatap didepan pintu yang terbuka sedikit, ia tertegun menatap istrinya mengadah dihadapan yang maha Kuasa, sudah lama Marcel tak melakukan kewajibannya kepada sang Pencipta..

"ya Allah... Jika memang ini yang terbaik bagimu, tolong tuntun aku ya Allah, aku takut memulai nya lagi.. Aku takut kembali sakit ya Allah ... Mohon petunjukmu aku butuh petunjuk mu ya Allah..."

Marcel tertegun mendengar doa dari mulut istrinya, ia meneteskan air mata nya, menatap punggung istrinya yang bergetar.

Marcel keluar dari kamar, memilih duduk di teras belakang, menatap tanaman yang di tanam Raisa tumbuh subur.

Raisa tampak muncul membawa teh hangat.

"Aku mencari kamu, ternyata kamu disini mas..."

ucap Raisa sembari meletakkan teh hangat di meja tersebut lalu duduk disebelah Marcel. Agak jauh tapi hehe

"Sini sayang.. Jauh sekali duduknya.. Aku ga terkena virus kok." Ucap marcel menepuk tempat duduk disampingnya.

Raisa memutar bola mata nya malas kemudian bergeser agak dekat.

"grepp.." Marcel menarik Raisa ke pelukan nya, lalu memeluknya erat.

"Kamu masih ragu sama aku ya??" Ucap Marcel masih tetap mendekap istri nya.

Raisa diam, tapi diamnya Raisa membuat marcel tau, bahwa istrinya masih bingung sekarang.

"Gak apa apa sayang... ga perlu terlalu di paksakan, mungkin kalo aku jadi kamu juga pasti aku merasakan hal yang sama, tapi satu yang kamu ingat, aku serius sama kata kata ku kemarin, aku gak akan biarkan kamu pergi sebelum kamu lihat keseriusan ku sayang."

ucap Marcel melepaskan pelukannya dan menatap Raisa dalam.

"Aku hanya sedikit bingung mass.. Maaf ya-"

"Sssttt...." Marcel meletakkan jari nya dibibir Raisa. "Kamu jangan minta maaf, itu hal yang wajar sayang.. Aku yang salah disini." Marcel mengelus rambut istrinya dengan sayang..

Raisa menunduk, ia hanya bingung menghadapi ini semua, apakah yang ia lakukan sudah benar.

...****************...

Telah dua Minggu lamanya Marcel tinggal didesa tersebut, ia juga sudah membicarakan pada Raisa agar ikut pulang dengan nya. Dan Raisa menyetujui nya dengan syarat sesekali akan berlibur pulang kesini, dan Marcel dengan mudah mengiyakannya.

pagi ini Raisa datang bersama Marcel kerumah Diah di sebrang.

"Assalamualaikum... Diahhh.." Panggil Raisa sembari mengetuk pintu..

"Ceklek"..

Pintu tampak dibuka dari dalam.

"Ehhh mbak Rani mas Marcel, ayo masuk masukkk.. Ada apa yaa?" tanya Diah heran, pasalnya tidak biasanya suami mbak Rani ikut datang ke kediaman nya.

"Ehmmm begini Diah, kami mau pamit sama kamu,"ucap Raisa setelah mendudukkan bokongnya di kursi rotan milik Diah.

"Ha??? Pamit? Ohhh mbak mau ikut mas Marcel ya?" Tanya Diah sembari sendu..

"Iyaaa Diah, mas Marcel mau kembali ke kota, jadi aku harus ikut." Ucap Raisa, ia juga tak kalah sedihnya, ia sudah menganggap Diah seperti saudara kandungnya sendiri begituu juga Diah.

"Mbakkk sering sering berkunjung kesini ya mbak, pasti nanti aku kangen." Mata Diah sudah berkaca kaca..

"iyaaa .. Mbak janji akan sering kesini, kamu juga jangan lupa lihat lihat rumah ku ya, ini mbak kasih kunci cadangan nya." Raisa meraih tangan Diah lalu memberi 1 kunci kepada Diah..

Diah kembali menangis tersedu sedu, bagaimana tidak ia sudah sangat akrab dengan mbak Rani walaupun baru beberapa bulan bertemu..

Marcel tersenyum menatap dua orang wanita yang tak berbeda jauh usia, ia senang istrinya disini memiliki teman baik.

"Sudah jangan menangis lagii, kamu jelek loh kalo menangis." Ucap Raisa membuat Diah mencebikkan bibirnya disela sela tangisnya.

Raisa terkekeh melihat tingkah laku temannya tersebut.

"Emmm diahh.. Kamu tamatan apa?" kali ini Marcel buka suara.

"Emmm aku cuma tamatan SMA mas, didesa ini sangat jarang ada anak tamat kuliahan, kalaupun ada itu pasti anak yang orang tua nya berada." Ungkap Diah apa adanya.

"Kenapa ya mass?" Tanya dia penasaran

Raisa juga penasaran kenapa suaminya tiba tiba menanyakan hal tersebut.

"Emmm tidak! Saya hanya ingin menawarkan pekerjaan di perusahaan saya, dari pada kamu disini menanam sayuran, saya pikir kamu bisa ikut Raisa kekota."

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

1
Neysa
lanjut Thor🙏🙏🙏
Yaky De la rosa
Ada apa thor, kok lama update updatenya? Aku berharap cerita ini tidak berhenti di tengah jalan.
MaNisa: sabar ya.. author pasti teruskan...
total 1 replies
wtf_pj
Aku jadi pengen kesana lagi karena settingan tempatnya tergambar dengan sangat baik.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!