Yun Bàntiān adalah pendekar pedang terkuat di dunia kultivasi. Terkenal, tampan, dan ditakuti... namun memilih hidup damai bersama istri dan anaknya, jauh dari hiruk-pikuk dunia.
Tapi kedamaian itu hancur ketika dua dewa turun dari langit—berniat membunuhnya demi menghentikan sebuah ramalan kuno.
Dalam pertempuran yang mengguncang dunia, Yun Bàntiān mengorbankan seluruh tubuh dan jiwanya… dan membunuh dua dewa sekaligus..
Namun kematian bukan akhir.
Ia terbangun di masa lalu—sebagai bayi!
Sayangnya, ingatannya telah hilang, tercerai-berai bagaikan bintang di langit.
Siapa dia sebenarnya?
Kenapa para dewa takut padanya?
Apa isi ramalan yang bahkan surga ingin lenyapkan?
Ini adalah kisah sang pendekar yang hidup kembali untuk mengubah takdir... dan menantang surga itu sendiri.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yun Ru Ze, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 3–Kebersamaan Yun Bàntiān dan Luo Qīngméi
Yun Bàntiān masih terus mencari pedang, namun tak satu pun menarik perhatiannya. Hingga akhirnya, Luo Língxiāo muncul tiba-tiba.
Luo Língxiāo bertanya dengan datar "Yun Bàntiān,apa kamu sudah menemukan pedang yang akan kamu pilih?."
Yun Bàntiān menggelengkan kepalanya "Murid belum menemukannya, Guru. Setelah berjam-jam mencari, tidak ada yang membuatku tertarik.”
Luo Língxiāo mendekat, suaranya kini lebih lembut. “Pedang seperti apa yang kamu inginkan?”
"pedang yang tipis namun tajam dan ringan." jawabnya dengan lembut
Luo Língxiāo segera mencari di antara pedang-pedang pilihan sekte, lalu mengeluarkan satu dari kotaknya.
“Ini adalah Pedang Daun Jatuh, milik sekte. Sesuai dengan seleramu—ringan dan tajam,” jelasnya perlahan. “Pedangnya tipis namun bisa membunuh dalam sekejap. Gagangnya terbuat dari kain sutra bertatah permata.”
Yun Bàntiān memegang pedang itu menyalurkan Qi-nya ,namun bisikan aneh keluar:
"tuan,aku tidak pantas denganmu."
Dengan lembut, Yun Bàntiān mengembalikan pedangnya ke dalam kotak.ia Berkata perlahan "Pedang ini menolak ku. Ia menganggap dirinya tidak pantas untukku."
Luo Língxiāo mengangguk pelan, lalu mencari kembali. Saat ia melirik sekilas ke arah pedang lainnya, sebuah aura menyentuh perasaannya. Kali ini, bisikan berbeda terdengar:
“Tuan, akhirnya aku menemukanmu.”
Yun Bàntiān melirik, “Guru, aku merasakan bisikan lagi. Pedang itu tampak sangat bersemangat untuk digunakan olehku.”
Luo Língxiāo memberi jalan, membiarkannya memilih sendiri. Yun Bàntiān mengambil pedang itu. Penampilannya mencolok: ramping dan panjang, bilahnya perak pucat, nyaris transparan saat digerakkan—seolah menyatu dengan angin. Urat Qi mengalir lembut di sepanjang bilah, bergetar seperti desiran udara pagi.
Gagang terbuat dari kayu roh biru keperakan, ringan dan sejuk saat digenggam. Di ujungnya terukir lambang embun—simbol Sekte Embun Pagi. Pelindung tangan melengkung halus menyerupai sayap angin, dihiasi ukiran awan kecil.
"Pedang itu milikku dulu, saat aku masih muda,” ucap Luo Língxiāo pelan. “Tajam, ringan, dan menyimpan kemampuan khusus."
Yun Bàntiān membungkuk"apa boleh aku gunakan guru?."
Luo Língxiāo mengangguk setuju,dan dia mengeluarkan buku, berkata dengan lembut
"Ini Langkah Bayangan Hening. Bisa membuatmu menghilang dalam satu tarikan napas, meski hanya selama lima belas nafas saja. Di dalamnya juga ada teknik pedang yang cocok denganmu."
Yun Bàntiān "terimakasih,guru."
Saat Yun Bàntiān hendak pergi, Luo Língxiāo menarik lengannya. “Yun Bàntiān, berhati-hatilah. Aku merasa banyak yang ingin membunuhmu.”
Ia memberikan sebuah batu berwarna hijau tua bertuliskan nama Luo Língxiāo.
“Namanya Giok Naga Pemanggil. Hampir sama dengan pemberian tunanganmu, namun jika kamu menghancurkan batu ini, auraku akan meledak mengusir musuh sebelum aku tiba.”
Yun Bàntiān mengaguk perlahan dan masuk kembali ke portal teleportasi.
Luo Língxiāo bergumam perlahan "kenapa aku merasa takdirku sebagai pelindung mu."
–––––––––––
Yun Bàntiān keluar dari Paviliun Senjata Kabut Pagi, tanpa terasa waktu sudah menjadi malam hari,Yun Bàntiān segera bergegas ke kediaman nya untuk beristirahat. namun di depan kediamannya berdiri Luo Qīngméi.
Luo Qīngméi menghampirinya dan memeluknya,ia berkata dengan lembut "adik Yun,kita makan bersama dan berlatih bersama."
Yun Bàntiān mengaguk pelan "tentu saja kakak senior."
Luo Qīngméi memegang tangan Yun Bàntiān, membawanya ke kediaman Luo Qīngméi . yang sudah di sediakan meja kecil dan sup ayam buatannya.
Mereka duduk. Yun Bàntiān mencicipi sesendok sup, dan matanya membelalak..
Luo Qīngméi bertanya dengan lembut "adik Yun, bagaimana rasanya?."
Tampa pikir panjang, ia berkata penuh semangat "sup ayam mu sangat enak, seperti aku memakan masakan dari Dewi makanan."
Yun Bàntiān menyimpan sendoknya dan langsung menghabisi sup ayamnya dengan meneguknya secara perlahan.
“Kakak Senior,” katanya dengan bahagia, “kalau nanti kau menjadi istriku, aku harap ini bisa jadi menu sarapan tiap pagi.”
Luo Qīngméi berkata dengan malu "adik Yun, pintar memuji meskipun masih muda."
Yun Bàntiān berkata dengan lembut
"ayo kakak senior waktunya kita berlatih."
Luo Qīngméi mengaguk setuju dan mereka pun keluar bersama sambil memegang tangan.tanpa disadari mereka sedang di awasi oleh pemimpin sekte di atas langit.
Halaman Kediaman Luo Qīngméi
Luo Qīngméi bertanya dengan lembut "adik Yun, sekarang kamu sedang mempelajari teknik apa saja?."
Yun Bàntiān menjawab dengan lembut
"ada dua gerakan:langkah bayangan hening dan embun membelah kabut."
Luo Qīngméi berfikir sejenak "Oh, jadi teknik dari Guru Luo Língxiāo. Teknik menyelinap dan membunuh secara tiba-tiba, ya?”
Yun Bàntiān mengangguk setuju "ya ini kemampuan guruku, meskipun ini tidak bisa digunakan untuk satu lawan satu, setidaknya kemampuan ini bisa untuk menjadi pelarian bila ada kesulitan."
Luo Qīngméi berkata dengan lembut
"Baiklah, aku akan mengajarimu. Kultivasi ku berada di tahap Penguatan Daging Tulang Awal, tapi aku tak akan gunakan kekuatan penuh.”
Yun Bàntiān mengangguk pelan "terimakasih senior."
Luo Qīngméi mengeluarkan pedang penampilannya Pedang ramping berbilah perak kebiruan, memantulkan cahaya seperti embun menari.Gagangnya dibalut sutra ungu muda, dengan pelindung tangan berbentuk setengah bunga mekar.
Ia berkata dengan lembut "Namanya Kilau Embun Pagi. Tekniknya menyerang dengan bayangan. Setiap tebasan menciptakan bayangan pembantu."
Yun Bàntiān mengaguk perlahan dan mengeluarkan pedangnya bernama— Pedang Angin Tajam.
Ia menyerang lebih dulu, tubuhnya menyelinap dalam bayangan. Namun, pedang mereka beradu.
“Atur napas mu, dengarkan suara angin malam. Jangan gugup. Hanya dengan itu kamu bisa menjadi pendekar pedang,” kata Luo Qīngméi lembut.
Yun Bàntiān mengangguk, menyerang kembali ia bergumam
"Embun Membelah Kabut!."
Yun Bàntiān melesat seperti bayangan namun bayangan dari Luo Qīngméi menahannya lagi.
Luo Qīngméi "Ilusi Seribu Pedang!."
Ribuan pedang ilusi menyerang Yun Bàntiān secara bersamaan dengan gerakan cekatan dia menangkis terus menerus pedang yang datang padanya,namun bayangan Luo Qīngméi mengeluarkan kemampuan yang sama.
Yun Bàntiān terus menerus hingga hampir keluar perbatasan yang di tentukan.
"Seribu Tebasan Pedang Embun Pagi!."
Siluet-siluet halus muncul dari pedangnya, menghancurkan sebagian ilusi. Namun, serangan bayangan datang kembali, menembus pertahanannya hingga tubuhnya terluka. Barulah ketika ia keluar dari batas formasi, semua ilusi menghilang.
Yun Bàntiān merengek "kakak senior,kamu terlalu serius!, aku sulit mengetahui pedang yang asli dan ilusi."
Luo Qīngméi tertawa lembut"ribuan pedang semua ilusi. Yang asli hanya di tanganku. Untuk menghentikannya, serang penggunanya.”
Ia melanjutkan dengan perlahan"sudah hampir tengah malam lebih baik kita sudahi saja."
Yun Bàntiān akhirnya bernafas lega, menarik nafas panjang berbaring di batu besar,Luo Qīngméi menghampirinya dan mengeluarkan selimut sutra tipis dari cincin penyimpanan nya, menutupi tubuh mereka berdua.
Sementara dia atas awan pemimpin sekte masih mengawasinya tanpa berkedip sedikitpun.
Yun Bàntiān bertanya "kakak senior, apakah ada mahluk lain selain kita? Dan aku merasa aku pernah melawan mereka."
Luo Qīngméi menjawab perlahan"kamu tahu dunia ini sangat luas, menurut leluhur ku yang sekarang berada di alam tengah,ada banyak mahluk ataupun ras yang berbeda dan yang paling kuat jauh melampaui pikiran kita."
Yun Bàntiān berkata dengan lembut"Kakak senior, di Lembah Neraka ada sekte bernama Nafsu Gelap. Mereka mengandalkan kultivasi ganda untuk meningkatkan kekuatan. Bukankah itu hal yang tabu?”
Luo Qīngméi ia menjelaskan perlahan:
“Di dunia kita, meskipun seseorang melakukan hal tabu atau menantang hukum langit, yang disalahkan bukan mereka. Tapi... siapa yang kuat, dialah yang menentukan benar dan salah."
“Jika kita tertangkap atau ditertawakan, itu bukan kesalahan mereka. Itu karena kita terlalu lemah."
“Sekte Nafsu Gelap... mereka selalu mencari tungku hidup berkualitas. Bahkan bila tidak berkualitas, mereka akan memilih kandidat yang tampan agar puas bermain dengannya. Mereka melatih murid perempuan di jalur kultivasi iblis, dengan dendam mendalam terhadap kaum lelaki. Karena itu, sekte mereka ditakuti para lelaki."
Napas Luo Qīngméi tertahan sejenak, suaranya merendah.
“Jika seorang lelaki tertangkap, tidak ada jalan keluar. Banyak dari mereka akan dipotong kakinya dengan kejam. Jika mereka melarikan diri, tubuhnya akan diubah menjadi boneka yang masih memiliki kesadaran... disiksa, dipermalukan, tanpa bisa mati...”
Saat Luo Qīngméi melirik Yun Bàntiān tubuhnya telah tertidur pulas di pundak nya, tiba-tiba turun pemimpin sekte.
mereka berbicara melalui telepati jiwa :
Luo Qīngméi berkata dengan lembut "salam ayah."
Luo Xiaoyun berkata dengan lembut "anakku lebih baik kalian tidur di kamar, daripada tidur diluar."
Luo Qīngméi menggelengkan kepalanya"tapi ayah,aku tidak ingin membangunkan dirinya."
Luo Xiaoyun hanya tersenyum. Ia mengangkat mereka perlahan dengan Qi-nya dan membawa mereka ke dalam kamar, membaringkan mereka bersama.
Ia berbisik lembut, “Tidurlah dengan tenang. Tak akan ada yang mengganggu kalian. Ayah akan berjaga di atas langit kediaman kalian.”
Ia pun pergi ke langit dan diam memantau sekte dengan Qi-nya.
Sementara di kamar Luo Qīngméi dia sudah menganti pakaiannya menjadi Gaun malam berwarna ungu muda dari sutra roh, lembut dan semi-transparan di bawah cahaya rembulan. Dihiasi bordir embun di ujung lengan, memancarkan aura tenang dan keanggunan alami dan memeluk Yun Bàntiān sambil menutupi tubuh mereka dengan selimut.
Namun di dalam keheningan itu...
Alis Yun Bàntiān tiba-tiba mengerut.
Pikirannya seperti tersedot ke dalam kabut samar.
Gelombang Qi halus bergetar dari tubuhnya.
Lalu—Bayangan dari sesuatu yang asing... perlahan muncul dalam mimpinya.