NovelToon NovelToon
Kuktivasi Raja Bayangan Jilid 3

Kuktivasi Raja Bayangan Jilid 3

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Fantasi Timur / Reinkarnasi / Kelahiran kembali menjadi kuat / Epik Petualangan / Budidaya dan Peningkatan
Popularitas:52.2k
Nilai: 5
Nama Author: secrednaomi

Ini adalah lanjutan dari Kultivasi Raja Bayangan, jadi baca dulu jilid pertama dan kedua sebelum ke novel ini...

Liu Yuwen adalah seorang kultivator jenius yang pernah lahir di dunia, ia mencapai puncak beladiri sampai dijuluki sebagai kultivator tiada tanding karena hampir tidak ada yang bisa mengalahkannya.

Di puncak kekuatannya, Liu Yuwen tidak menyangka ia justru akan tewas oleh sebuah racun yang diberikan adiknya.

Racun itu membuat Liu Yuwen terbunuh, dalam kematianmya rasa marah dan dendam menguasai hatinya karena pengkhianat sang adik, Liu Yuwen berjanji akan membalas kejahatan adiknya jika diberi kesempatan.

Nyatanya kesempatan itu terwujud saat Liu Yuwen terbangun di tubuh seorang anak kecil berusia sepuluh tahun.

Liu Yuwen yang mengerti dirinya hidup kembali tidak menyia-nyiakan kesempatan itu untuk berencana membalaskan dendamnya pada sang adik, meski kekuatan kembali kesemula namun selama dirinya terus berlatih, Liu Yuwen yakin bisa mencapai puncak kekuatannya sepert

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon secrednaomi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Eps. 4 — Desa Gurun

Liu Yuwen akhirnya memutuskan untuk mengantar Hao Yan dan Han Lulu ke desanya setelah mendengar kekhawatiran mereka.

Liu Yuwen juga tak membiarkan para warga itu terbunuh oleh siluman kelelawar karena mencari sepasang kekasih itu, setahu yang Liu Yuwen ingat, kelelawar adalah makhluk yang hidup berkelompok.

Untuk tiba ke desa Hao Yan dan Han Lulu, sebenarnya Liu Yuwen bisa ke sana dalam waktu hitungan menit namun karena sepasang kekasih itu bukan seorang kultivator, pergerakan mereka jadi lambat apalagi Han Lulu yang memang sudah kelelahan.

"Itukah desa kalian?" Tunjuk Liu Yuwen ke salah satu arah.

Hao Yan dan Han Lulu merasa kebingungan, tidak seperti Liu Yuwen, keduanya tidak bisa melihat ditempat yang gelap serta dijarak yang sejauh itu.

"Saudara Liu memiliki penglihatan yang tajam." Hao Yan merasa kagum terhadap mata Liu Yuwen, ia dan Han Lulu baru bisa melihatnya ketika ada sedikit siluet dari kejauhan.

Hao Yan sebenarnya lebih tertarik dengan mata ungu Liu Yuwen yang bersinar dalam gelapnya malam, harus dirinya akui mata itu terlihat begitu indah.

Desa gurun yang keduanya tempati tampak begitu mencolok ditengah hamparan padang pasir yang luas, apalagi desa itu memiliki benteng yang sangat tinggi seperti banyak ditemui di kota-kota.

"Sepertinya kita sudah terlambat..."

Liu Yuwen menemukan ada banyak orang yang keluar dari gerbang desa itu sambil membawa obor, para warga sedang berteriak memanggil nama Hao Yan dan Han Lulu.

"Gawat! Kita harus memberitahu para warga sebelum terlambat, bisa-bisa mereka akan diserang kelelawar raksasa itu." Hao Yan tampak panik.

Baru Hao Yan menyinggung tentang kelelawar itu, hewan mamalia terbang tersebut tiba-tiba terlihat di kejauhan. Terlebih, jumlah mereka tidak hanya satu melainkan belasan ekor.

Para warga tampak tidak mengetahui keberadaan kelelawar itu atau lebih tepatnya situasinya terlalu gelap untuk melihat sekitarnya.

Mendengar teriakan para warga, rombongan kelelawar yang sejak awal sedang mencari makan langsung menyadari keberadaan mereka, seketika gerombolan kelelawar itu mengubah haluan terbangnya ke arah warga tersebut.

"Kalian tetap disini, aku akan menolong para warga!" Liu Yuwen menciptakan kubah es untuk melindungi sepasang kekasih tersebut selama ia meninggalkan keduanya.

Hao Yan dan Han Lulu terkejut, mereka tidak menyangka Liu Yuwen bisa melakukan hal seperti itu.

"Sihir!"

Keduanya sama-sama tercengang, mereka baru pertama kali melihat manusia bisa menciptakan es.

Liu Yuwen tidak punya waktu untuk menanggapi reaksi Hao Yan dan Han Lulu, ia segera berbalik dan bergerak ke arah warga.

Kecepatan Liu Yuwen yang bergerak secepat angin membuat dirinya bisa sampai ke lokasi warga itu dalam kurang dari setengah menit.

Tanpa memperdulikan reaksi para warga yang kaget dengan kemunculan Liu Yuwen yang datang secara tiba-tiba, pemuda itu langsung mengeluarkan busur pusakanya ke langit, tepat ke arah gerombolan kelelawar itu berada.

Liu Yuwen menciptakan lima anak panah sekaligus yang dipadukan dengan elemen cahaya, ketika ia menembakkannya, lima anak panah itu melesat cepat mengenai beberapa kelelawar dan...

Boom!!

Anak panah itu menciptakan ledakan hebat kesekitarnya yang langsung membunuh kelelawar didekatnya sekaligus.

Beberapa kelelawar yang tidak terkena dampak ledakan tersebut menjadi ketakutan, mereka segera berhamburan ke segala arah sebelum pergi menjauh.

Warga desa baru mengetahui adanya bahaya ketika jasad kelelawar mulai berjatuhan dari langit, salah satu jasad siluman tersebut ada yang hampir menimpa warga tetapi untungnya Liu Yuwen cukup cepat untuk menarik pedangnya dan membelah kelelawar itu menjadi dua.

Nafas warga desa tertahan, antara percaya dan tidak percaya dengan apa yang mereka lihat ketika menyaksikan kelelawar besar tersebut, Liu Yuwen menebak mereka baru pertama kali melihat siluman ini meski telah hidup lama ditengah gurun.

Tak lama kemudian, Hao Yan dan Han Lulu mendatangi Liu Yuwen setelah merasa situasinya sudah cukup aman.

Situasi mendadak hening, Hao Yan sadar dirinya harus menjelaskan semua hal ini termasuk tentang Liu Yuwen, kelelawar raksasa, serta kepergian mereka dari desa.

***

Warga desa menegur keras tindakan Hao Yan dan Han Lulu yang melanggar peraturan desa untuk tidak keluar malam apalagi sampai melewati dinding pembatas.

Hao Yan dan Han Lulu menelan teguran itu bulat-bulat karena mereka merasa pantas mendapatkannya. Hao Yan yang merasa paling bertanggung jawab karena mengajak Han Lulu, ia sudah siap menerima hukuman dari warga desa.

Tidak hanya membahayakan Hao Yan dan kekasihnya, tetapi tindakannya tersebut hampir membuat seluruh warga desa dalam masalah jika saja Liu Yuwen tidak datang dan menolong mereka.

Disisi lain, dari masalah ini ada sisi baiknya yaitu para warga jadi mengetahui keberadaan kelelawar raksasa tersebut dan memahami kenapa leluhurnya dulu melarang mereka untuk tidak berisik serta tidak boleh keluar saat malam hari.

Pandangan para warga kini terarah pada Liu Yuwen, mereka jelas melihat pemuda itu melakukan sesuatu yang tak masuk diakal sebelumnya.

Yang ditatap justru merasa canggung sendiri, dari reaksi Hao Yan dan warga desa, Liu Yuwen mengambil kesimpulan bahwa mereka tidak tahu menahu soal entitas yang namanya kultivator.

"Mungkinkah anda sebenarnya merupakan titisan dewa yang menjawab doa kami, Tuan?" Salah satu warga yang berusia paling sepuh bertanya pada Liu Yuwen.

Liu Yuwen batuk pelan. "Bukan Kek, ini tidak seperti yang anda atau orang lain pikirkan tetapi aku adalah manusia biasa seperti kalian."

"Tu-... Maksudku dewa, anda tidak perlu menutupi identitasmu, kami mengetahui tidak ada manusia yang memiliki kekuatan seperti itu selama ini."

"Tidak Kek, anda benar-benar telah salah paham..." Liu Yuwen menggaruk hidungnya sambil tersenyum canggung.

Liu Yuwen bukan pertama kali melihat sebuah pemukiman baik itu desa atau kota yang terisolasi dari dunia luar seperti ini didalam kehidupannya.

Mereka tidak mengetahui apapun tentang masalah dunia persilatan, politik pemerintahan, atau sejenisnya. Liu Yuwen yakin bahkan mereka tidak tahu bahwa selama ini tempat mereka berada merupakan bagian dari wilayah Kekaisaran Langit Utara.

Liu Yuwen sudah menjelaskan bahwa dirinya adalah seorang kultivator namun tidak satupun para warga mengerti apa kultivator tersebut.

"Baiklah, terserah kalian menyebutku seperti apa tetapi pertama-tama sebaiknya kalian masuk ke desa terlebih dulu, tetap diluar benteng akan sangat berbahaya..." Liu Yuwen menggaruk kepalanya.

"Baik Dewa, kami siap menuruti perintahmu."

Pria sepuh itu kemudian menyuruh warga yang lain untuk segera masuk.

"Maaf Saudara Liu, di desa kami ada sebuah kepercayaan turun temurun yang membahas tentang dewa ini. Kuharap anda tidak tersinggung." Bisik Hao Yan didekat telinga Liu Yuwen.

Berbeda dengan yang lainnya, Hao Yan justru percaya bahwa Liu Yuwen bukanlah dewa meski ia sendiri tidak memahami apa itu kultivator.

Liu Yuwen mengangguk mengerti, ia dan lainnya kemudian memasuki desa gurun tersebut.

1
ikka
thor gendeng .baru apdet .gk mikir .jalan jalan mulu giliran udh kaya ..
Ratu surgawi
josssss
Ratu surgawi
jangan tinggalkan jejak
Luthfi Afifzaidan
lg up
Luthfi Afifzaidan
lg
Zainal Arifin
cuuuusssss lanjuuuuuuutttt
Zainal Arifin
pembantaian lagi euy...
Zainal Arifin
gassssskeuuuun
Zainal Arifin
joooooooossss
Hanif Purwo nugroho
sekte jembutnya si agung🤣
Luthfi Afifzaidan
lg
Made Suarjana
sudah mulai aktif rupanya othor ini.setwlah sekian lama fakum
Zainal Arifin
cuuuusssss lanjuuuuuuutttt
Zainal Arifin
joooooooossss
Luthfi Afifzaidan
up lg
Luthfi Afifzaidan
up
Zainal Arifin
cuuuusssss lanjuuuuuuutttt
Zainal Arifin
jossssssssss
maz tama
mantap Thor lanjut
Amaury
mantappp.... hancurkan aja tuh yg bikin gak kompak..
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!