Mati-matian berusaha dan berakhir gagal membuat Deeva enggan membuka hati, tapi sang ibu malah menjodohkannya tepat dimana perasaannya sedang hancur. Diantara kemalangannya Deeva merasa sedikit beruntung karena ternyata calon suaminya menawarkan kerjasama yang saling menguntungkan.
"Anggap gue kakak dan lo bebas ngelakuin apa pun, sekalipun punya pacar, asal nggak ketahuan keluarga aja. Sebaliknya hal itu juga berlaku buat gue. Gimana adil kan?" Arshaka Rahardian.
"Adil, Kak. Aku setuju, setuju, setuju banget." Deeva Thalita Nabilah.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Net Profit, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Naksir
Sampai di kelas suasana cukup ramai, Sebagian besar bangku sudah terisi. Deeva menuju bangkunya paling belakang. Ada Dewa di sampingnya yang seperti biasa sudah merebahkan kepala di meja.
‘’Wa, nih buku lo. Gue nggak mau ngerjain.” Ucapnya seraya meletakan buku catatan matematika di dekat kepala Dewa.
‘’Ini masih pagi, Wa. Bel masuk aja belum bunyi, guru belum ngajar eh lo udah tidur aja.’’ Sindirnya kemudian tapi lelaki itu tak terusik sama sekali.
Saat ketua kelas meminta semua siswa berdo’a sebelum belajar dan memberikan salam pada guru sebelum pembelajaran hari ini dimulai, Dewa mengangkat kepalanya. Dengan malas ia ikut berdo’a dan memberi salam. Setelah itu, selama pembelajaran berlangsung tentu saja ia tidur. Begitu terus sampai jam pelajaran berakhir. Deeva sampe heran, apa yang dilakukan Dewa di rumahnya sampai sepanjang hari di sekolah yang dia lakukan hanya tidur.
‘’Sekalian sama tugas sosiologi lo kerjain!’’ saat Deeva sedang memasukan buku-bukunya ke dalam tas sebelum pulang, Dewa memasukan dua buku catatan miliknya ke tas Deeva.
‘’Buat lo.’’ Dewa meletakan satu bungkus cokelat kecil dan satu origami bentuk bintang berwarna putih di meja kemudian pergi begitu saja.
Deeva mencebikan bibirnya, heran.
‘’Apaan nih?’’ Bila yang datang ke bangku Deeva mengambil cokelat dan origami kecil itu, ‘’lucu.’’
‘’Tau tuh si Dewa. Tiba-tiba ngasih itu. Aneh banget kan?’’ Deeva mengambil cokelat dan origami dari tangan Bila dan memasukannya ke saku.
‘’Imbalan biar lo ngerjain tugasnya kali.’’ Tebak Bila.
‘’Gaje banget itu cowok. Gue nggak bakal ngerjain tugas-tugas dia, enak aja.’’
‘’Tapi kan dia udah nolong lo pas di toilet?’’
‘’Iya, tapi masa nolong sekali balas jasanya berkali-kali, Bil!’’ jawab Deeva, ‘’lagian kalo nggak ditolong Dewa juga kakak gue bakal nolongin.’’ Lanjutnya dalam hati. Tiba-tiba ia jadi teringat Shaka. Hari ini kakak abal-abalnya itu mengirim banyak pesan yang sama sekali tak ia baca.
‘’Bil, gue duluan yah. Taksi pesenan udah di depan.’’ Pamit Deeva buru-buru.
‘’Barengan aja ke depan ayo!’’ Bila menyusul, keduanya setengah berlari ke halaman sekolah.
Belum keluar gerbang langkah Deeva terhenti melihat sosok yang ia kenali melambaikan tangan padanya sambil tersenyum, Shaka. Bukannya tak ada pilihan lain, tapi kakinya melangkah menuju Shaka. ‘’Kak Shaka ngapain disini?’’
‘’Pantesan buru-buru banget. Katanya ditungguin kang taksi.’’ Bila menyenggol lengan Deeva berulang kali.
‘’Eh...’’ Deeva mendadak jadi gagap, ‘’gue emang udah pesen taksi kok. Kenalin, kakak gue. Kak Shaka. Arshaka.’’
Bila langsung mengulurkan tangannya pada Shaka, ‘’Bila, Kak. Salsabila, temen sekelasnya Deeva.’’
‘’Shaka.’’ Balas Shaka, datar. Tapi berhasil membuat mata Bila berbinar.
Bila menarik tangan Deeva. Membawa gadis itu menjauh beberapa meter dari Shaka.
“Apaan sih, Bil!”
Meski jarak diantara mereka lumayan jauh tapi Bila terus menatap ke arah Shaka. ‘’Deev sumpah kakak lo cakep banget. Jadiin gue kakak ipar lo, Deev. Please...’’
Deeva terkejut mendengarnya, ‘’gue nggak salah denger ini Bil?’’
‘’Kagak Deev. Please cakep banget sumpah. Idaman gue banget asli.’’ Jawab Bila, heboh. Ia bahkan beberapa kali merapikan rambut pendeknya.
“Tapi Kakak gue udah tua, Bil. Ketuaan nggak sih? Kita masih di dalem perut, Kak Shaka udah SD kayaknya.’’ Jelas Deeva karena dia pun belum tau pasti usia Shaka.
‘’Nggak apa-apa Deev, masih muda kakak lo. Pokoknya jodohin gue sama Kak siapa tadi namanya?’’
‘’Kak Shaka.’’
‘’Nah iya itu, sama Kak Shaka. Yah yah iya yah...’’ Bila memohon.
Deeva hanya diam, bingung. Bagaimana ini?
Disisi lain Shaka terus menatapnya sambil menujuk jam tangan, mengisyaratkan dirinya untuk bergegas.
‘’Kak Shaka udah manggil. Gue duluan yah.’’ Pamitnya pada Bila.
Bila menahan tangan Deeva yang sudah mau kabur, "gue nebeng pulang bareng lo boleh ga? Yah yah..." rengek Bila.
"Terus supir lo gimana?"
"Gampang lah gue suruh pulang aja. Boleh yah?" Bila memohon, "serius gue bener-bener langsung jatuh cinta liat kakak lo, Deev." lanjutnya.
"Ya udah ayo!" keduanya lantas berjalan menghampiri Shaka.
"Temen aku mau ikut pulang, kak. Kak Shaka keberatan nggak kalo sekalian nganterin temen aku?" ucap Deeva. Sebenernya ia enggan merepotkan Shaka, tapi mau bagaimana lagi, Bila ngebet banget pengen pulang bareng.
"Nggak apa-apa gue anterin sekalian."
"Makasih, Kak." dengan penuh semangat Bila langsung memilih duduk di kursi samping kemudi setelah sebelumnya menepuk pundak Deeva, "gue depan nggak papa yah." bisiknya sebelum masuk.
Sepanjang perjalanan Bila terus mengajak bicara Shaka meski lelaki itu menjawabnya dengan begitu irit. Dari mulai dulu sekolah dimana, kerja apa hingga hobi dan pasangan. Bila terus nyerocos sementara Shaka hanya iya iya saja sesekali sambil terus menatap Deeva yang hanya diam di belakang. Gadis itu benar-benar tak bicara sedikitpun kecuali saat Bila bertanya. Bahkan Deeva beberapa kali langsung mengalihkan pandangannya kala tatapan matanya bertemu dengan Shaka.
"Buset dah sengambek itu lo, Deev. Sampe natap mata gue aja nggak mau." batin Shaka.
"Ini juga bocah satu nggak mau diem. Bikin kepala gue mau meledak rasanya." lanjutnya dalam hati seraya melirik sekilas pada Bila yang sibuk ngomong sambil terus membenarkan rambut.
.
.
.
Udah hari senin guys jangan lupa vote nya buat Deeva yah🤗🤗
Like komennya banyakin hari ini libur kali aja kalo like sama komennya banyak aku bakal crazy up😜😜
lanjut terus kak semangat moga sehat slalu 😍😍😍
lanjut terus kak semangat moga sehat slalu 😍😍😍
Aku ya gitu seperti Deeva, malah tahan diem berhari-hari. mending diam, g nguras emosi.