NovelToon NovelToon
Dibuang Suami, Dinikahi Duda Tajir

Dibuang Suami, Dinikahi Duda Tajir

Status: sedang berlangsung
Genre:Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / CEO / Janda / Duda / Nikah Kontrak
Popularitas:56.8k
Nilai: 5
Nama Author: Eli Priwanti

Inara harus menelan pil pahit ketika Hamdan, sang suami, dan keluarganya tak mampu menerima kelahiran anak mereka yang istimewa. Dicerai dan diusir bersama bayinya, Inara terpuruk, merasa sebatang kara dan kehilangan arah.
Titik balik datang saat ia bertemu dengan seorang ibu Lansia yang kesepian. Mereka berbagi hidup, memulai lembaran baru dari nol. Berkat ketabahan dan perjuangannya, takdir berbalik. Inara perlahan bangkit, membangun kembali kehidupannya yang sempat hancur demi putra tercintanya.
Di sisi lain, Rayyan Witjaksono, seorang duda kaya yang terluka oleh pengkhianatan istrinya akibat kondisi impoten yang dialaminya. Pasrah dengan nasibnya, sang ibu berinisiatif mencarikan pendamping hidup yang tulus, yang mau menerima segala kekurangannya. Takdir mempertemukan sang ibu dengan Inara,ia gigih berjuang agar Inara bersedia menikah dengan Rayyan.
Akankah Inara, mau menerima Rayyan Witjaksono dan memulai babak baru dalam hidupnya, lengkap dengan segala kerumitan masa lalu mereka?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Eli Priwanti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bertemunya Rayyan dan Hamdan

Menjelang malam, kecanggungan kembali melanda Rayyan dan juga Inara, kini keduanya sudah berada di dalam kamar, Rayyan yang bergegas menuju kamar mandi tak berani menatap Inara yang saat ini telah duduk di kursi sofa, dan di atasnya sudah tersedia bantal dan juga selimut.

Inara sempat berinisiatif untuk menyiapkan pakaian tidur suaminya, meskipun pernikahan mereka terikat kontrak tapi tetap sah dimata tuhan dan juga hukum, dan tentunya Inara harus melaksanakan kewajibannya sebagai seorang istri.

Inara mulai memilih pakaian tidur suaminya di dalam lemari yang berukuran besar dan tinggi, yang berada di dalam ruangan ganti dekat kamar mandi, namum ia cukup kesulitan saat ingin mengambil piyama yang letaknya berada paling atas, ia mencoba berdiri di atas kursi kecil yang ia ambil di samping meja rias.

Inara berdiri menjinjit, ujung jarinya berusaha keras menggapai tumpukan piyama Rayyan yang diletakkan agak tinggi di rak atas lemari pakaian. Wajahnya mengerucut fokus, berusaha menjaga keseimbangan tubuhnya.

"Sial, kenapa ditaruhnya di atas sekali sih?" gumam Inara kesal.

Tiba-tiba, sesosok tubuh muncul dari balik pintu kamar mandi di ruang ganti itu. Sosok itu adalah Rayyan, yang baru saja selesai mandi dan masih mengenakan piyama handuk berwarna putih yang melilit pinggangnya.

Kemunculan yang begitu mendadak dan tanpa suara membuat Inara terlonjak kaget. Ia kehilangan fokus dan keseimbangan!

"Aaa!"

Tubuhnya terhuyung, siap jatuh menghantam lantai. Secara refleks, Rayyan segera bergerak cepat, meraih dan menopang tubuh Inara yang terjatuh.

Dug!

Inara kini jatuh tepat ke dalam dekapan Rayyan. Tubuh mereka menempel erat. Napas Inara terengah-engah karena terkejut dan sedikit ketakutan.

Namun, keterkejutan Inara belum berakhir. Sesaat setelah berada dalam pelukan suaminya, ia merasakan ada sesuatu yang mengganjal dan keras menekan perut bagian bawahnya. Wajah Inara langsung memerah padam, menyadari apa yang baru saja menyentuhnya.

Rayyan sendiri merasakan hal yang sama. Tubuhnya mendadak panas. Benda pusakanya yang selama ini "mati suri" entah kenapa kembali menegang dan bereaksi keras saat bersentuhan dengan Inara. Rayyan langsung merasakan gelombang rasa malu dan marah yang hebat karena situasi yang benar-benar memalukan ini.

Rayyan segera melepaskan pelukan itu dengan gerakan mendorong yang tiba-tiba. Wajahnya yang semula datar kini memerah padam, matanya menyiratkan kemarahan dan rasa malu yang luar biasa.

kemudian suaranya Rayyan serak menahan emosi. "K...Keluar! CEPAT KELUAR DARI SINI!"

Inara, yang melihat sorot mata suaminya yang tampak menyeramkan dan dipenuhi amarah, tubuhnya mendadak menggigil. Tanpa perlu disuruh dua kali, ia segera berbalik dan bergegas keluar dari ruang ganti itu.

Inara langsung menuju kursi sofa panjang yang terletak di sudut kamar. Ia menarik selimut tebal yang terlipat di sana dan membungkus seluruh tubuhnya dari kepala hingga ujung kaki seperti kepompong. Ia memilih meringkuk, memejamkan mata, dan berusaha menenangkan detak jantungnya yang berdentum kencang. Ia masih bisa merasakan sensasi benda keras yang tak terduga tadi.

Sementara itu, di dalam ruang ganti, Rayyan menekan keningnya. Rasa malu dan kesal bercampur aduk.

Rayyan berbicara pada dirinya sendiri."Brengsek! Kenapa ini bisa terjadi? Kenapa benda sialan ini bereaksi?! Bukankah aku sudah impoten? Kenapa setiap berada di dekat wanita itu, penyakit terkutuk itu seolah lenyap?!"

Rayyan benar-benar bingung dan heran dengan reaksi tubuhnya sendiri. Ini sudah kesekian kalinya terjadi hanya karena bersentuhan dengan Inara. Ia segera menarik piyama tidur biru gelap dari lemari dan berganti pakaian dengan cepat, lalu bergegas keluar menuju ranjang tempat tidur.

Pandangan Rayyan beralih ke sudut kamar. Matanya menangkap gundukan selimut di atas sofa, tempat Inara meringkuk.

Rayyan menghela napas pelan, nada dingin.

 "Cih, kau sudah seperti lontong!"

Rayyan tidak peduli lagi. Rasa lelah dan kantuknya lebih mendominasi. Ia menjatuhkan diri ke atas ranjang dan membalikkan badannya membelakangi Inara. Namun, ia tidak bisa langsung tidur. Netranya teralih, memandangi punggung Inara yang masih terbungkus rapat oleh selimut tebal itu.

Beberapa saat dalam keheningan, tanpa ia sadari, seulas senyum tipis muncul di bibir Rayyan sebelum ia akhirnya benar-benar tertidur pulas.

.

.

Pagi hari menyambut dengan aroma kopi dan masakan rumahan. Di meja makan yang mewah, Inara duduk bersebelahan dengan Rayyan. Sarapan kali ini ditemani oleh Nyonya Martha, ibu Rayyan.

Selesai sarapan Inara menghampiri putranya yang di gendong oleh suster Ana. Suasana terasa canggung, terutama antara Rayyan dan Inara, mengingat insiden memalukan semalam.

Rayyan, yang berusaha mengabaikan tatapan sesekali dari ibunya, memulai pembicaraan mengenai pekerjaan.

"Bu, sebentar lagi akan ada acara perayaan ulang tahun perusahaan kita yang ke-20. Aku sudah reservasi tempat di Grand Hilton Hotel Jakarta. Acara akan sangat besar."

Nyonya Martha meletakkan garpu, tersenyum penuh makna. "Bagus, Nak. Itu saat yang tepat."

 "Saat yang tepat untuk apa, Bu?"

 "Saat yang tepat bagimu untuk mengumumkan secara resmi pernikahanmu dengan Inara kepada kolega dan rekan bisnis. Mereka semua harus tahu statusmu dan siapa istrimu."

Seketika, Rayyan terdiam. Ia meletakkan sendoknya, raut wajahnya berubah dingin.

"Bu, itu tidak perlu. Mereka tahu aku sudah menikah. Cukup dengan itu."

 "Tidak cukup, Rayyan. Semua orang harus tahu siapa menantu sah keluarga Witjaksono, Ini menyangkut kehormatan keluarga dan juga demi masa depan pernikahanmu. Ibu tidak mau ada gosip tidak sedap." Ucap Nyonya Martha nadanya tegas namun lembut

Nyonya Martha menatap mata putranya dengan tatapan mendesak yang tidak bisa dibantah. Rayyan menghela napas panjang. Ia tahu jika ibunya sudah berkehendak, sulit sekali untuk melawannya.

"Baiklah, Bu. Aku akan melakukannya."

Sambil mengucapkan kata-kata itu, pandangan Rayyan tanpa sadar beralih ke arah Inara. Inara saat itu sedang menatap lembut putranya, memberikan ASI dengan wajah penuh ketenangan. Cahaya matahari pagi yang masuk melalui jendela membuatnya terlihat begitu damai dan murni.

Melihat pemandangan itu wajah Inara yang berseri dan baby Daffa yang nyaman dalam pelukannya, desiran aneh, tak biasa, dan hangat kembali menjalar di sekujur tubuh Rayyan, sama seperti yang ia rasakan semalam di ruang ganti. Perasaan ini begitu asing, membuat Rayyan buru-buru mengalihkan pandangan.

Rayyan berdehem, berusaha menormalkan perasaannya.

"Baiklah, aku harus segera berangkat. Ada pertemuan penting. Frans sudah menunggu." Rayyan berdiri dari kursi

"Hati-hati, Nak. Semoga urusan kerjasamanya lancar."

Rayyan mengangguk singkat, melirik Inara sekilas tanpa ekspresi, lalu segera melangkah pergi menuju kantor.

Setelah kepergian Rayyan, Inara merasa lega sekaligus bingung dengan tatapan aneh suaminya. Ia menyelesaikan sesi menyusui dan menyerahkan putranya kepada pengasuh.

"Bu, saya izin ke ruko sebentar ya. Sudah beberapa hari saya tidak ke sana, takut ada yang kurang terkontrol."

Nyonya Martha kini wajahnya berbinar.

 "Oh, bagus sekali. Kalau begitu, Ibu ikut, Nak."

"Ikut? Tentu, Bu. Tapi apa Ibu tidak keberatan?"

"Tentu tidak! Sudah lama sekali Ibu tidak bertemu Farida. Ibu merindukan sahabat Ibu, sekaligus Ibu angkatmu. Kita pergi bersama, ya."

Inara tersenyum lega. Ia merasa senang karena mertuanya sama-sama merindukan Bu Farida. Mereka pun bersiap untuk berangkat ke ruko.

.

.

Restoran De lavega

Di sisi lain kota, Rayyan sudah tiba di restoran elit dekat perusahaan Witjaksono Group. Ia ditemani oleh Frans, asisten kepercayaannya. Di tangan Frans terdapat berkas tebal berisi detail perjanjian kerja sama antara perusahaan Witjaksono Group dan Abraham Group.

Tak lama kemudian, datanglah Tuan Abraham bersama calon menantunya, Hamdan Santoso. Mereka saling berjabat tangan dan duduk di meja yang telah dipesan.

Rayyan menatap Hamdan dengan tatapan yang sangat dingin dan datar, seolah ia sedang menganalisis sebuah objek, bukan seorang kolega. Hamdan pun balas menatap Rayyan.

Ini adalah pertemuan tatap muka pertama antara Hamdan dan Rayyan. Tiba-tiba, Hamdan teringat percakapannya dengan sang Ayah tempo hari, di mana Ayahnya pernah bercerita bahwa ia melihat Inara bersama Tuan Rayyan, dan Rayyan memberikan cek sebesar dua ratus juta kepada Inara.

'Benar! Ini Tuan Rayyan yang sama.' Batin Hamdan.

Hamdan merasakan dorongan kuat untuk menanyakan langsung tentang hubungannya dengan Inara, tentang cek uang itu. Namun, ia baru tersadar bahwa di sampingnya ada Tuan Abraham, calon ayah mertuanya. Hamdan dan keluarga Santoso selama ini merahasiakan fakta bahwa Hamdan sudah menikah, dan Tuan Abraham tahu status Hamdan masih lajang. Jika ia membahas Inara sekarang, semuanya bisa terbongkar.

Hamdan menelan pertanyaannya mentah-mentah. Ia harus bersikap profesional dan pura-pura tidak mengenal Inara, setidaknya di depan Tuan Abraham.

 "Tuan Rayyan, ini putra saya, Hamdan. Dia yang akan banyak membantu saya dalam proyek ini. Hamdan, ini Tuan Rayyan Witjaksono, yang memimpin kerajaan bisnis besar."

Hamdan berusaha tersenyum ramah, meskipun dingin. "Senang bertemu Anda, Tuan Rayyan."

Rayyan hanya mengangguk kecil, tatapannya tetap dingin. "Mari kita mulai pembicaraan tentang berkas ini. Waktu saya terbatas."

Rayyan segera membuka berkas di hadapannya, mengabaikan ketegangan yang baru saja terjadi antara dirinya dan Hamdan.

Bersambung...

1
Sunaryati
Surat perjanjian hangus, karena Selina mengatakan mencintai Rayyan🤣🤣🤭
💕£LI P®iwanti 🦋✍️⃞⃟𝑹𝑨 🐼: Inara mungkin Bun, bukan Selina 🤭
total 1 replies
Cindy
lanjut kak
💕£LI P®iwanti 🦋✍️⃞⃟𝑹𝑨 🐼: siip kk 👍😊
total 1 replies
Nar Sih
kisah inara dan rayyan bagus kak ngk bnyk konflik👍🥰🥰
💕£LI P®iwanti 🦋✍️⃞⃟𝑹𝑨 🐼: terimakasih banyak kak 🙏😊
emang sengaja tidak aku buat banyak konflik kak, aku buat konflik yang ringan saja
total 1 replies
Nar Sih
pasti bntr lgi surat perjanjian akan selesai batal ,dan di musnah kan sja ,biar jdi psngan yg sebnr nya
💕£LI P®iwanti 🦋✍️⃞⃟𝑹𝑨 🐼: maunya seperti itu kak 🤣🤣🤣
total 1 replies
I Love you,
astaga🤣🤣🤣😱😱😱😱😱astaga😱😱😱😱🤣🤣🤣🤣
💕£LI P®iwanti 🦋✍️⃞⃟𝑹𝑨 🐼: /Determined//Determined//Determined//Facepalm//Facepalm//Facepalm/
total 1 replies
Les Tary
Ed dah gitu aja Rayyan udh baper😄
💕£LI P®iwanti 🦋✍️⃞⃟𝑹𝑨 🐼: emang baper dia mah kak 🤣🤣
total 1 replies
Ratna Dewi
tambah lagi dong. masih kurang rasanya😁 selalu penasaran sama episode episode selanjutnya
💕£LI P®iwanti 🦋✍️⃞⃟𝑹𝑨 🐼: maaf kak, hari ini tiga bab dulu ya 😅👍
total 1 replies
𝕸𝖆𝖗𝖞𝖆𝖒🌹🌹💐💐
heh Hamdan kenapa mesti cemburu..
💕£LI P®iwanti 🦋✍️⃞⃟𝑹𝑨 🐼: karena masih ada rasa kak sama Inara
total 1 replies
Cindy
lanjut
Sunaryati
Hamdan kamu yang membuangnya dan kamu telak mentalak Inara, demi harta. Maka jangan salahkan Inara mendapatkan pria yang melebihi segalanya darimu
💕£LI P®iwanti 🦋✍️⃞⃟𝑹𝑨 🐼: betul Bun 😅
total 1 replies
neny
dl emng rayyan imponten tp skrng sdh ada obat nya,,km jng khawatir,,liat sj nanti akan ada brp turunan rayyan dr inara,,lanjut kak💪😘
💕£LI P®iwanti 🦋✍️⃞⃟𝑹𝑨 🐼: siap kak 👍😊
total 1 replies
suryani duriah
belum tau hamdan kalo brid rayyan bukan emptit tapi udah jd elang yg gagah perkasa🤭🤣🤣dasar hamdan najong😁😁lanjuuut👍👍
💕£LI P®iwanti 🦋✍️⃞⃟𝑹𝑨 🐼: waduh, jadi burung elang 🤣🤣🤣🤣
total 1 replies
Les Tary
ga ada hak loe handam marah marah sama inara
💕£LI P®iwanti 🦋✍️⃞⃟𝑹𝑨 🐼: betul 👍👍
total 1 replies
§𝆺𝅥⃝©༆𝓐𝓯𝔂𝓪♡𝓣𝓪𝓷༆ѕ⍣⃝✰☕︎⃝❥
semoga hubungan Rayyan dan Inara semakin membaik. dan Rayyan juga akan menceritakan masalah impoten nya pd Inara.
💕£LI P®iwanti 🦋✍️⃞⃟𝑹𝑨 🐼: siip kk 👍
total 1 replies
§𝆺𝅥⃝©༆𝓐𝓯𝔂𝓪♡𝓣𝓪𝓷༆ѕ⍣⃝✰☕︎⃝❥
apakah Hamdan mantan suami Inara atau Viona mantan istri Rayyan.
§𝆺𝅥⃝©༆𝓐𝓯𝔂𝓪♡𝓣𝓪𝓷༆ѕ⍣⃝✰☕︎⃝❥
wkwkwk Inara yg polos.. nyamuk besar dan nakal yg menggigit..
§𝆺𝅥⃝©༆𝓐𝓯𝔂𝓪♡𝓣𝓪𝓷༆ѕ⍣⃝✰☕︎⃝❥
bersabar Rayyan terus aja bicara dgn lemah lembut lama kelamaan Inara akan luluh
§𝆺𝅥⃝©༆𝓐𝓯𝔂𝓪♡𝓣𝓪𝓷༆ѕ⍣⃝✰☕︎⃝❥
thor biar si Rayyan diberi otak yg cerdas utk berpikir merobek surat perjanjian yg konyol itu wkwkwk
💕£LI P®iwanti 🦋✍️⃞⃟𝑹𝑨 🐼: tenang kak, nanti ada part-nya, tunggu tanggal mainnya 😅
total 1 replies
Nar Sih
good jobb👍inara ,mantan suami durjana seperti hamdan emang perlu di beri pelajaran biar kapok
💕£LI P®iwanti 🦋✍️⃞⃟𝑹𝑨 🐼: betul kak 👍🤣
total 1 replies
Teh Euis Tea
si handam udah stres x ya kan km yg buang anak istrumu karna takut miskin sekarang melihat mantan bahagia dia yg kepanasan
duhh bahagianya rayyan di bela inara di tunggu rayyan bucin sm inara
💕£LI P®iwanti 🦋✍️⃞⃟𝑹𝑨 🐼: siap akak 👍😊
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!