NovelToon NovelToon
Di Campakakan Camat Di Kejar Komandan Elite

Di Campakakan Camat Di Kejar Komandan Elite

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Diam-Diam Cinta / Pengantin Pengganti Konglomerat / Pengantin Pengganti / Romansa
Popularitas:250.4k
Nilai: 5
Nama Author: riniasyifa

Aisya Humaira gadis berjilbab dengan sejuta pesona, harus menelan pil pahit karena tiba-tiba calon suaminya memutuskan untuk membatalkan pernikahan mereka yang sudah di depan mata.

Hanya karena ia di nyatakan mandul, dan ternyata semua ini ulah dari Riska sahabat masa kecil dari calon suaminya sendiri.

Setelah mencampakkan Aisya, Adriansyah Camat muda yang tampan itu malah melanjutkan pernikahannya dengan Riska.

Aisya akhirnya memutuskan untuk kembali ke kota, karena tidak sanggup menahan malu setelah pernikahannya batal.

Hingga membawa Aisya pada sosok Satria Pratama Dirgantara. Seorang Komandan Elita yang sedang dalam penyamaran sebagai Kakek-kakek karena satu alasan.

Satria melamar Aisya dengan tetep menyamar sebagai seorang Kakek.

Apakah Aisya akan menerima si Kakek menjadi jodohnya di saat seorang Camat baru saja mencampakkan durinya?

Bagaimana Perjuangan Satria dalam mengejar cinta Aisya?

Bagaimana kisah mereka selanjutnya langsung baca aja ya kakak. Happy reading semua

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon riniasyifa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 30

"Nah itu maksud Bintang, Kami berdua sampai sembilan hari di dalam perut Mama Dea," tambah Bulan.

"Sembilan bulan, Bukan sembilan hari, Non!" timpal seorang bodyguard sambil terkekeh.

"Oh salah ya, hihihi!” Bulan sampai cekikikan sendiri, membuat lesung pipinya semakin terlihat.

Semua orang ikut tertawa mendengar celotehan absurd si kembar. Aisya tersenyum hangat, melihat keceriaan para bocah-bocah itu.

Setelah memastikan semua perlengkapan siap, Aisya mengecek rantang makanan yang sudah disiapkannya. Para bocah itu pasti ingin makan sesuatu nantinya, mengira ke sungai adalah piknik sungguhan.

“Ayo bentuk kereta api!” pinta Satria tegas tapi masih terdengar lembut.

Para keponakannya langsung menurut. Mereka membentuk barisan, tangan kecil mereka memegang bahu saudaranya yang di depan. Dengan begini Satria lebih mudah mengawasi mereka semua.

"Nyanyi yuk!" ajak Aisya, mencoba menciptakan suasana ceria.

"Ayo!" jawab mereka serempak.

Jadilah mereka seperti barisan pramuka yang sedang berpetualang di alam. Satria memimpin di depan, sementara bodyguard tetap mengawal di sisi, membawa pelampung, rantang makanan, dan alat panggang.

Di sebuah warung kopi yang terletak agak jauh dari keramaian, Adrian duduk termenung. Matanya terpaku pada sosok Aisya yang sedang tertawa lepas bersama Satria. Rasa iri menggerogoti hatinya. Dulu, tawa itu hanya untuknya.

Adrian menyesap kopinya dengan kasar. Pahit. Sama seperti penyesalannya. Kilas balik singkat muncul di benaknya: Aisya yang dulu selalu menyambutnya dengan senyum hangat, Aisya yang selalu mendukungnya dalam setiap langkah. Lalu, wajah Riska muncul, dingin dan tanpa ekspresi. Pernikahannya terasa hambar, tanpa cinta.

"Apa semudah itu Aisya melupakanku? Apa karena pria kota itu lebih segalanya dari aku, makanya dia langsung lupa padaku?" keluh Pak Camat dalam hati. Rasa tersaingi semakin membakar dirinya.

Dia pikir Aisya akan terpuruk sedih setelah pembatalan pernikahan mereka. Bahkan, dia sempat berharap Aisya akan memohon untuk kembali, meskipun dia sudah menikah dengan Riska.

Tapi harapan itu kandas. Aisya bukan wanita yang terus menerus meratapi kesedihan. Dalam hitungan hari, dia bangkit dan malah terlihat lebih bahagia dari sebelumnya. Adrian merasa hidupnya tak beruntung.

Adrian membayar kopi yang tadi dia pesan. Sengaja memang dia berada di warung itu, menghindari Riska yang telah membuatnya hilang muka di depan warga desa. Malas rasanya pulang ke rumah. Malu dilihat semua tetangga.

Tanpa sadar, Adrian malah mengikuti rombongan Aisya dari kejauhan. Langkahnya membawanya semakin dekat ke sungai.

Di tepi sungai, bodyguard sudah sibuk menyiapkan alat panggang. Aroma asap dan sosis yang terpanggang mulai memenuhi udara. Para bocah berteriak kegirangan, meminta sosis mereka segera dipanggang.

“Aunty Aisya, Arsya lima ya sosisnya!”

“Kalo Rara mau bakso bakarnya!”

“Zahra juga mau sosis dan bakso bakar!” Zahra ikut merasa lapar, sambil memegangi perut munginya.

“Kalo Bulan sama Bintang mau makan apa?” tanya Satria sambil mengacak rambut si kembar.

"Hmm, nggak mau. Maunya berenang aja, Om!” jawab si kembar serempak.

Para Bodyguard segera membantu si kembar berganti pakaian renang. Keduanya mulai berenang di pinggir sungai, dekat bebatuan, dengan pengawasan ketat bodyguard masing-masing.

“Bintang harus tetap pake pelampung ya!” Aisya mengingatkan, khawatir dengan keselamatan keponakan Satria.

“Nggak mau Aunty. Kan Bintang bisa berenang!” tolak Bintang, merasa sudah pro dalam berenang.

Aisya sedikit cemas, tapi dia tahu kedua bocah itu memang pandai berenang. Dia menghela napas, lalu tersenyum pada Satria yang sedang menatapnya. Ada ketenangan dan kehangatan dalam senyum itu.

Adrian yang menyaksikan itu sampai mengepalkan tangannya. Pemandangan Aisya dan Satria membuatnya semakin terbakar api cemburu.

Aisya melanjutkan mengoleskan bumbu pada sosis yang hendak dibakar. Zahra dan Rara akhirnya berseru minta ikut berenang bersama si kembar.

"Oppa ikut berenang, gak?" tanya Aisya pada Satria.

"Iya, kayaknya enak berenang di sini. Untung tadi juga dah siapin baju ganti," jawab Satria sambil tersenyum.

Setelah Satria ikut berenang bareng anak-anak, tinggallah Aisya sendiri sibuk dengan masakannya. Suara gelak tawa para bocah membuat suasana semakin ramai dan hangat.

Berani banget bocah-bocah ini, decak kagum Aisya sambil tersenyum ke arah sungai.

"Aisya!" panggil Adrian tiba-tiba.

Aisya langsung terkesiap, membalikkan badannya cepat.

"Pak Camat?" serunya sedikit terkejut sekaligus heran. Bagaimana bisa Adrian tiba-tiba ada di belakangnya?

Adrian melangkah lebih dekat. Matanya menatap sekilas ke arah Satria yang sedang berenang di balik batu besar, jadi ia merasa aman mendekati Aisya.

"Kamu sedang apa? Kok mau-maunya kamu dimanfaatkan pria kota itu?" tanya Adrian dengan nada merendahkan.

"Maksud Pak Camat apa ya ngomong gitu? Aku gak paham," jawab Aisya geram.

Sejak Pak Camat mencampakkannya begitu saja di saat hari pernikahan mereka sudah di depan mata, saat itu juga rasa cinta yang tak seberapa dalam lenyap seketika.

"Maksud aku, kamu ngapain susah masak-masak buat mereka, sedangkan mereka malah asyik-asyiknya berenang," Adrian mencoba mengusik Aisya.

Aisya berdesak kesal pada pria di hadapannya. Andai yang berdiri di hadapannya bukan Pak Camat, sudah ia tendang sampai ke Antartika biar bisa usaha ternak beruang kutub di sana.

"Mending Pak Camat pulang, urus istrinya sendiri di sana, pasti udah nungguin," balas Aisya ketus.

"Kamu usir aku, Aisya! Dan kenapa sekarang panggilnya jadi formal gitu? Padahal dulu panggilannya Mas Adrian," ujar Adrian dengan nada memelas.

"Ha ha ha," Aisya tertawa sendiri, merasa lucu dengan Pak Camat satu itu.

"Untuk apa aku panggil Mas sama suami orang. Belum apa-apa aja istri bapak udah fitnah aku, dan aku gak mau berurusan lagi sama tu makhluk. Serem banget," sindir Aisya.

"Aku minta maaf soal tadi pagi. Aku sendiri tak menyangka jika ini hanya drama murahan dari Riska."

"Setelah kejadian itu, aku jadi menyesal telah menikahi Riska, wanita pilihan ibuku. Tapi kamu pilihan hatiku, Aisya."

"Ternyata Riska sangat jauh darimu, Aisya. Aku menyesal," Adrian mencoba meraih tangan Aisya, tapi Aisya menghindar.

"Itumah DL, Pak Camat!" ketus Aisya.

"Maksudnya DL?" tanya Adrian yang gak mengerti singkatan DL. Yang ia tahu DL itu (Dinas Luar), kan gak nyambung.

"Derita Lo!" sinis Aisya.

"Ya, kamu benar Aisya, sekarang aku sangat menderita. Aku malu dan menyesal dengan pilihanku," Adrian memasang wajah memelas.

"Aisya, apa kamu yakin akan menikah dengan Komandan itu?" tanya Adrian dengan nada serius.

Bersambung ...

 

1
Ita Xiaomi
Apakah target yg akan ditemui adalah Satria dan Aisyah? 😁
ifha latifa
Arya sama Cindy klo jujur k keluarga dirgantara pasti bakal d lindungi dan ibunya bakalan bisa d selamatkan.
klo nurutnya sama si cecunguk bule bakal hancur lebur semuanya
Mama lilik Lilik
🤣🤣🤣🤣 bisa aja
@E𝆯⃟🚀BuNdAιиɑ͜͡✦⍣⃝కꫝ🎸🇵🇸
mending Arya & Cindy kasih kode ke tim bodyguard dirgantara. pasti ada solusi nanti
Wulan Sari
si cindi dan arya blm kapok juga mau nyulik? jangan biyarkan Thor gagalkan sj...
Gustie Cibby
seru baca ngakak trus semngt kek 😂😂
ifha latifa
Semoga otak si Arya masih berjalan dengan baik, dan diam² melaporkan hal teraebut sama Satria
@E𝆯⃟🚀BuNdAιиɑ͜͡✦⍣⃝కꫝ🎸🇵🇸
elvina manusia pengecut. ingin melakukan kejahatan tapi memanfaatkan orang lain. 🤬🤬🤬🤬🤬
semoga keluarga dirgantara memaklumi posisi Arya & Cindy, serta membantu mereka nantinya
Desmeri epy Epy
lanjut Thor
✓™N!NA 💗 MO®O™✓
🤣🤣🤣 khodam nenek gayung dan kakek cangkull'y udah lengket🤣🤣🤣🤣
Ita Xiaomi
Ndak kebayang nasibnya Elvina pas ketangkap di tangan Ray.
Ita Xiaomi
Apakah Elvina ini suruhan bpk kandungnya Arsya?
Ita Xiaomi
Terus terang aja ama Satria dan Aisyah.
Ita Xiaomi
Nama jalannya mendukung tuh😁
@E𝆯⃟🚀BuNdAιиɑ͜͡✦⍣⃝కꫝ🎸🇵🇸
mereka ini punya dendam apa pada keluarga dirgantara?
@E𝆯⃟🚀BuNdAιиɑ͜͡✦⍣⃝కꫝ🎸🇵🇸
ada juga petuah jangan menolak rezeki.
ifha latifa
haeuuhh apa lagi nih?
@E𝆯⃟🚀BuNdAιиɑ͜͡✦⍣⃝కꫝ🎸🇵🇸
satria pasti tau..
@E𝆯⃟🚀BuNdAιиɑ͜͡✦⍣⃝కꫝ🎸🇵🇸
buang name card nya, aisya..
Ita Xiaomi
Mamaku jg pernah berpesan spt ini.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!