NovelToon NovelToon
Menolak Miskin Di Dunia Lain

Menolak Miskin Di Dunia Lain

Status: sedang berlangsung
Genre:Time Travel / Bepergian untuk menjadi kaya / Harem / Romansa / Ahli Bela Diri Kuno / Fantasi Wanita
Popularitas:4.3k
Nilai: 5
Nama Author: MuTaz

Aku yang selama ini gila kerjaan, saat ini juga akan angkat kaki dari dunia kerja untuk menikmati kekayaanku. Aku sudah menyia-nyiakan masa mudaku dan kini usiaku bahkan sudah 45 tahun namun masih belum menikah juga karena terlalu sibuk mencari harta.

"Aku sungguh menyesal hidup hanya mendekam di ruang operasi!" Seketika mataku berkunang-kunang lalu..

'Klap'.

"Argh... uangku! Hidup mewahku! Dimana kalian semua."

Untuk kelanjutannya, yuk ikuti perjalanan ku di dunia lain untuk mendapatkan kembali harta, tahta dan lelaki tampan.

Lelaki tampan manakah yang akan ku pilih dan lelaki tampan mana yang kalian pilih?



Info ~

Karya yang saya buat ini hanya untuk hiburan semata dan berdasar pada karangan imajinasi penulis MuTaz. Saya membagikan hasil karya ini agar pembaca bisa menikmatinya.

Selamat membaca.. dan salam kenal..

Terimakasih.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon MuTaz, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Tempat Pelatihan Klan

Setelah membicarakan masalah kompensasi, mereka akhirnya pergi untuk membiarkanku kembali beristirahat agar tubuhku segera pulih.

Pelayan juga sudah membereskan wadah bekas makanan di meja makan dan menyiapkan cemilan untukku, saat ini aku sedang berbaring di atas dipan. Aku memejamkan mata, namun aku masih belum mengantuk.

Akhirnya aku memutuskan untuk keluar dari kamar untuk mencari angin. Aku penasaran dengan suasana malam di sekitar sini.

"Wah.. luas sekali kediaman Ketua Klan ini, tapi ke arah mana aku harus pergi yah?" Ucapku bingung.

"Hm.. apa di kediaman ini ada taman?" Mataku terus melihat sekeliling.

Akhirnya aku berjalan tanpa tau arah yang di tuju.

"Hm.. di depan ada persimpangan jalan, mau belok ke kanan atau ke kiri?" Gumamku.

"Belok ke kiri sajalah, kalau nyasar tinggal balik lagi deh." Ucapku.

Kediaman Ketua Klan Asran sangat luas, banyak lukisan dan kerajinan tangan lainnya yang kelihatan sangat indah walaupun sederhana.

Sepertinya Ketua Klan memang tidak suka pamer harta kekayaan seperti orang lain yang baru memiliki kekuasaan saja sudah royal sekali gaya hidupnya.

'Trang-trang-trang.'

'Sratt-wush.'

'Krakk-bugh.'

"Hah, apa ada seseorang yang sedang berkelahi?" Ucapku penasaran.

Aku berjalan menghampiri sumber suara. Dari kejauhan aku melihat ada dua orang lelaki muda bertubuh kekar tidak memakai baju sedang beradu kekuatan dengan pedangnya.

"Woah.. kerennya.. cuci mata ah.." Ucapku sambil berjalan mengendap-endap agar tidak ketahuan.

Sepertinya tempat ini adalah tempat berlatih ahli beladiri dari Klan Asran. Kebetulan sekali ada bangku tempat duduk dekat dinding yang tidak jauh dari tempat mereka berlatih.

Aku segera menuju ke sana untuk menonton sekaligus mengamati gerakan mereka.

'Trang-trang. wush..'

Lelaki yang memakai celana hitam menghentikan ayunan pedangnya saat melihat lelaki yang memakai celana berwarna putih memberikan tanda bahwa dia telah menyerah.

"Uwah.. hebat sekali.." Ucapku sambil tepuk tangan kecil.

Mereka sontak menoleh ke arahku, ternyata mereka menyadari keberadaanku. Lelaki bercelana putih berjalan menghampiriku diikuti lelaki bercelana hitam.

"O-ow, lupa aku jadinya ketahuan kan." Gumamku sambil buru-buru berdiri dan berencana kabur.

"Hey, siapa kamu? Mau lari ke mana kamu?" Ucap lelaki bercelana putih mempercepat langkahnya.

"Hehe, em.. aku cuma sedang duduk saja karena kelelahan." Ucapku sambil berusaha tersenyum polos.

"Kelelahan?" Ucap lelaki bercelana putih, tubuhnya sangat kekar dan indah membuatku terpana melihatnya.

"Ekhem, memangnya kamu siapa bisa sampai di sini?" Ucap lelaki bercelana putih menyadarkan lamunanku.

"Aku.."

"Permisi Tuan Dirga, dia tamu Ketua Klan. Saya akan segera mengantarnya kembali." Ucap lelaki bercelana hitam yang ternyata adalah Bara.

"Bodoh, siapa yang kau panggil tuan? sudah ku bilang panggil aku dengan nama saja." Ucap Dirga memarahi Bara.

Bara tidak memperdulikan omelan Dirga, dia hanya menitipkan pedangnya ke Dirga lalu langsung menarik lenganku seperti sengaja menjauhkan aku dari Dirga.

"Hah, memangnya apa salahku? apa dia takut aku berbuat macam-macam pada Dirga?" Ucapku dalam hati sambil mengikuti langkah Bara.

Bara berjalan cepat dan menggenggam tanganku kencang.

"Berhenti." Ucapku namun tidak digubris oleh Bara.

"Berhenti Bara! tanganku sakit, kamu memegangnya terlaku erat." Ucapku sedikit membentaknya.

Akhirnya Bara berhenti dan menoleh ke arahku lalu melihat ke tanganku yang memerah karena genggaman tangannya.

Tiba-tiba Bara mengangkat tubuhku dan menggendongku. Kini tubuhku berada dalam pelukan Bara.

"Hey, apa yang kamu lakukan? kamu belum memakai bajumu." Ucapku.

Bara hanya diam dan terus melangkah menuju kamar yang sedang aku tempati.

"Tunggu-tunggu, aku tidak mau ke kamar. Aku sangat bosan." Ucapku menghentikan langkah Bara.

"Lalu? ini sudah larut malam." Ucap Bara sambil menatapku.

"Sebenarnya tadi aku sedang mencari taman atau apapun untuk sekedar berjalan-jalan." Aku mencoba mengatakan niatku sejujurnya padanya agar dia tidak salah faham padaku. Aku tidak ingin ada orang yang mengira kalau aku sengaja datang ke tempat latihan dengan niatan untuk melihat tubuh para lelaki.

"Sudah malam, kamu harus beristirahat karena tubuhmu masih belum pulih sepenuhnya." Ucap Bara.

"Kamu itu tamu Ketua Klan, jadi jika ada apa-apa denganmu itu akan menjadi tanggung jawabnya." Ucap Bara.

"Ya, maaf.. aku tidak berfikir sampai ke situ. Turunkan aku, aku bisa berjalan sendiri." Ucapku.

Akhirnya Bara menurunkanku, aku pun segera berjalan kembali ke kamar.

...----------------...

Ke esokan hari, aku bangun pagi seperti biasanya saat masih gelap. Aku segera mandi dan memakai pakaian beserta cadar yang telah disediakan oleh pelayan tadi malam.

Aku keluar dari kamar dan hendak menuju dapur. Saat aku membuka pintu kamar ternyata di depan kamarku sudah ada Bara yang tampaknya sedang berjaga.

Dia hanya diam dan menatap ke arahku, aku menutup kembali pintu kamar sambil menengok mencari orang lain untuk aku tanyai letak dapur berada.

"Mau apa kamu?" Ucap Bara singkat.

"Mau ke dapur." Ucapku singkat.

"Mau apa ke sana?" Ucapnya lagi.

"Mau mandi." Ucapku ketus sambil memalingkan wajah.

"Pft.." Bara berusaha menahan tawanya.

"Ikuti aku." Ucapnya lalu berjalan, kali ini langkah kakinya dipersempit sehingga aku bisa menyamai jalannya.

Bara tampak berperilaku seperti biasanya, seperti tidak ada yang terjadi antara aku dan dirinya. Jadi aku juga melakukan hal yang sama seperti yang dia lakukan.

...----------------...

Di tengah perjalanan menuju dapur, kami berpapasan dengan Dirga.

"Hey, kamu kemana?" Ucapnya pada Bara. Mereka terlihat sangat akrab seperti sudah berteman lama walaupun Dirga terlihat sedikit lebih muda dari dari Bara.

"Sana kamu bersiap untuk segera berangkat ke tempat pengajaran penerus Klan." Ucap Bara sambil mendorong Dirga untuk segera pergi.

"E-eh.. ini masih sangat pagi, waktuku masih banyak. Bukankah itu wanita tadi malam?" Ucap Dirga berbalik badan dan menatapku.

"Salam Tuan muda." Ucapku sambil sedikit membungkuk.

"Ya, siapa namamu?" Tanya Dirga dengan ramah.

"Perkenalkan nama saya Rayna." Ucapku.

"Aku sudah menanyakan tentangmu pada ayahku, tetapi dia tidak memberikan jawaban apapun dan justru mengusirku dari ruang kerjanya." Ucap Dirga.

"Jika ayahmu tidak memberitahumu seharusnya kamu diam saja." Ucap Bara.

"Kenapa kamu begitu ketus padaku, apa salahku?" Ucap Dirga bingung.

"Brisik." Ucap Bara.

"Siapa juga yang mau bicara sama kamu, ayo nona cantik saya antarkan ke tempat yang anda inginkan." Ucap Dirga dengan memegang lembut tangan Rayna.

"Baiklah, dengan senang hati Tuan muda.." Ucapku sambil mengikuti langkah Dirga meninggalkan Bara yang masih diam mematung melihat punggungku.

"Kalau boleh tau memangnya anda mau ke mana nona?" Tanya Dirga padaku dengan ramah.

"Saya mau ke dapur, apakah Tuan bisa mengantarku ke sana?" Ucapku.

"Tentu saja, lalu apa yang akan anda lakukan di dapur. Apa anda mau memasak sesuatu? Jika ada yang anda inginkan, tinggal minta saja ke pelayan agar mereka menyampaikannya pada koki dapur." Ucap Dirga.

"Tidak-tidak, aku tidak enak meminta mereka jika aku sendiri juga bisa melakukannya." Ucapku.

Dirga terus menatapku dengan tersenyum, tidak tau apa yang ada di dalam fikirannya itu.

Dirga mengantarku ke dapur terpisah yang biasanya hanya digunakan oleh ibunya jika sedang ingin memasak sendiri.

...----------------...

Baru saja sampai di dapur, Bara datang dan menghampiri Dirga yang sedang membantuku menyiapkan alat untuk memasak.

"Sedang apa kamu, Ketua Klan tadi memanggilmu." Ucap Bara.

"Hah? aku sedang membantu nona cantik ini, sana kau gantikan saja aku menghadap ayah." Ucap Dirga sambil berbalik badan.

"Dasar penerus macam apa kamu. Sana pergi!" Ucap Bara sambil menarik kerah bagian belakang baju Dirga, dia menyeretnya ke luar dari dapur.

Bara langsung menutup pintu dapur dan menguncinya agar Dirga tidak masuk kembali.

Aku hanya diam merasa canggung jika hanya berdua dengan Bara.

1
Sribundanya Gifran
lanjut thor
Sribundanya Gifran
lanjit
Pecinta Gratisan
mantap💞 jiwa
Pecinta Gratisan
mantap💞 thor cerita nya💞
Pecinta Gratisan
wait and see🤭
Suzana Diro
hmmm dah macam j********
malas nak cakap cerita bagus tapi tolong jangan banyak adegan 18sx
tolong yang athor
jadi nak baca tidak syok kalau banyak sangat 18sxnya
/Pray//Pray//Pray//Pray//Pray/
Fransiska Husun
sudah punya kekuatan kok lemah sekali
Fransiska Husun
up up lagi
Fransiska Husun
up up lagi semangat thor
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!