Gisva dan Pandu adalah pasangan kekasih yang saling mencintai. Seiring berjalannya waktu, hubungan keduanya semakin merenggang setelah kehadiran seseorang dari masa lalu.
Hingga saatnya Pandu menyadari siapa yang benar-benar dia cintai, tapi semua itu telah terlambat, Gisva telah menikah dengan pria lain.
**
“Gisva maaf, aku harus ke rumah sakit sekarang juga, Kalila kecelakaan.”
Pandu hendak berbalik badan, tapi tangannya ditahan Gisva. “Tunggu mas.”
“Apalagi Gis, aku harus ke rumah sakit sekarang juga, Kalila kritis.”
“Hiks.. Hiks… Mas kamu tega, kamu mempermalukan aku mas di depan banyak orang.” Gisva menatap sekeliling yang tengah pada penasaran.
“GISVA! sudah aku bilang aku buru-buru. Hari pertunangan kita bisa diulang dihari lain.” Pandu melepaskan tangannya sekaligus membuat Gisva terhuyung dan terjatuh.
“Mass…” Panggil Gisva dengan suara bergetar.
Bagaimana kelanjutan kisah mereka berdua? baca di bab selanjutnya! 😍
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Athariz271, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Keluar kota
Keesokan harinya Gisva bangun lebih dulu, dia melihat suaminya masih tidur sambil memeluk dirinya.
“Mas, bangun yu.”
Tak ada respon dari Naresh, pria itu masih asik dalam tidurnya. Sesekali keningnya mengernyit seperti sedang memikirkan sesuatu.
“Mas…” Gisva mengguncang pelan lengan sang suami.
Bukannya terbangun, Naresh semakin mengeratkan pelukannya. Deru nafas pria itu terdengar berat dan tidak teratur. Gisva merasakan ada sesuatu yang aneh dengan suaminya.
"Mas? Kamu kenapa?" tanya Gisva khawatir. Kembali mengguncang tubuh Naresh dengan lebih kuat.
Tiba-tiba Naresh membuka matanya, terlihat bingung dan linglung. “Sayang.” Panggilnya serak.
“Kamu kenapa mas, gelisah banget tidur kamu?”
“Mm, gapapa kok. Udah jam berapa Gis?” Nareah melepaskan pelukannya dari Gisva, menelentangkan tubuhnya dengan perlahan.
“Jam enam mas, kenapa?”
“Wajah kamu kusut gitu, apa ada masalah?" tanya Gisva terus menatap gerak-gerik suaminya.
Naresh menghela napas panjang, lalu menatap Gisva dengan tatapan bingung. "Semalam mas dapat telpon, ada masalah di perusahaan luar kota." ucap Naresh terdengar berat.
Gisva turut bersimpati mendengar masalah yang dihadapi suaminya. Dengan lembut dia mengelus pelan lengan sang suami. “Jadi mas harus kesana sekarang?”
Naresh menatap Gisva, mengusap pipinya pelan. "Iya,”
“Ya sudah, biar aku bantuin packing.” Gisva hendak turun dari ranjang, tapi Naresh dengan cepat menahannya.
“Kamu gimana?..”
“Aku gapapa. Nanti siang aku pulang kerumah.”
“Tapi…”
“Tapi apa mas?” Gisva menatapnya bingung.
“Kamu gak mau ikut aja?” Ada binar memohon dimatanya.
“Kamu kan kesana ngurusin kerjaan mas, biar kamu lebih fokus, jadi aku dirumah aja ya?” Gisva tersenyum lembut, meyakinkan Naresh bahwa dia akan baik-baik saja.
Naresh menghela napas panjang, lalu mengangguk pasrah. "Ya udah.”
...****************...
Selesai bersiap, Gisva mengantar suaminya sampai depan pintu. Ia memeluk Naresh erat sebelum melepasnya pergi.
"Hati-hati ya, Mas. Jangan ngebut di jalan." pesan Gisva khawatir.
Naresh tersenyum dan mengangguk. "Iya, Sayang, mas akan hati-hati. Kamu juga hati-hati dirumah, kalau ada apa-apa kabarin mas, ya!" jawab Naresh, sambil mencium kening Gisva dengan lembut.
"Iya. Jangan lupa kabari kalau udah sampai!" pesan Gisva lagi, dengan cemas.
Naresh mengangguk dan tersenyum. "Iya, Sayang. Mas pasti kabarin kamu."
Naresh kemudian melepaskan pelukannya dan berjalan menuju lift. Ia melambaikan tangannya sebelum pintu lift tertutup.
Gisva terus memperhatikan kepergian suaminya untuk beberapa saat. Ia merasa ada kecemasan dalam hatinya.
"Semoga kamu baik-baik aja mas.” Gumam Gisva merasa khawatir.
...****************...
Di dalam mobil, Naresh menghela napas panjang. Ia merasa berat meninggalkan Gisva sendirian di apartemen.
"Aku harus bisa menyelesaikan masalah ini dengan cepat. Aku nggak mau bikin Gisva khawatir, dan malah mencurigaiku." gumam Naresh,
“Maafkan mas, Gis. Mas gak bermaksud membohongi kamu.” lirih Naresh.
Naresh memacu mobilnya dengan kecepatan tinggi, berusaha mengusir rasa bersalah yang menghantuinya. Ia tidak seharusnya menyembunyikan masalah ini dari Gisva. Namun, ia tidak ingin membuat Gisva khawatir dan merasa bersalah.
“Mas janji setelah masalah ini selesai, mas akan jujur sama kamu, sayang. Mas akan ceritakan semuanya." gumam Naresh,
Sementara itu di apartemen, Gisva tak bisa menghilangkan perasaan cemas dan khawatir nya. Ia merasa ada sesuatu yang salah, tapi entah apa dia masih belum bisa menebaknya.
Menghembuskan nafas berat Gisva mulai membereskan piring kotor bekas makan. Gisva akan membersihkan apartemen lebih dulu, lalu pulang kerumah.
Bersambung..
Happy reading, jangan lupa bintang 5 nya! 🥰🥰🥰