NovelToon NovelToon
Aku Kembali (Takdir Yang MenuntunKu)

Aku Kembali (Takdir Yang MenuntunKu)

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Beda Usia
Popularitas:931
Nilai: 5
Nama Author: sriiwidiana

ketika kita ingin melupakan masa lalu namun itu sulit, padahal itu semua yang membuatnya sakit hati setelah 5 tahun dia menghindar dari segala urusannya dengan masa lalu apa jadinya jika takdir justru menuntunnya bertemu dengan org yang selama ini ingin dia hindari.

apa dia akan menemukan kebahagiaan atau akan terluka untuk yg kedua kalinya?

ini karya pertama ku mohon dukungannya teman-teman

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon sriiwidiana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Episode 28

  Sudah seminggu Ziah berada di rumah, semenjak kejadian di sekolah dia belum bekerja lagi. Bukan karena bermalas-malasan tapi Andreas bersikukuh untuk Ziah istrahat di rumah sampai lukanya benar-benar membaik.

 Tapi bukan berarti Andreas tidak menemui Ziah bukan berarti Andreas tidak menemuinya. Justru sudah tiga hari ini Andreas ke rumah Ziah sambil membawa Arkana. Seperti sore ini Dia sudah duduk di ruang tamu rumah Ziah sementara Ziah sedang di dapur membuatkan minuman dan mengambil camilan.

"Adek ayo kedalam, jangan di dapur." Ajak Ziah pada Arkana pasalnya anak itu malah semakin menempel padanya, mwngekori Ziah kemanapun dia pergi.

"Tana mau ini." tunjuk nya pada kue kering yang ada di toples.

"Iya ayo makannya di depan jangan di dapur." Ajaknya lagi. Anak itu menurut mengikuti langkah Ziah ke ruang tamu.

 Ziah duduk melantai di depan meja, Arkana bukannya duduk di kursi malah duduk di pangkuan Ziah. Dia mengambil toples kue kering yang tadi di bawanya.

"buta, tana mau." ucapnya sambil menyodorkan toples ke arah Ziah.

"ini kue apa?" Tanya Ziah. Arkana tampak sedang berfikir.

"tue nanas." ucapnya,ternyata itu nastar yang di kasih selai nanas. Ziah tertawa mendengar itu.

"Bukan kue nanas, tapi kue nastar." ucap Ziah. Anak itu tampak acuh, dia lebih menikmati makanan nya.

 Andreas tersenyum menikmati pemandangan di hadapannya. Dia sebenarnya ingin sekali melamar Ziah pada waktu dekat tapi Andreas masih ragu, takutnya malah Ziah yang belum siap.

"Mas kenapa? Lagi ada masalah?" tanya Ziah, karena melihat Andreas yang melamun.

"oh enggak, mas lagi merhatiin kalian aja." elaknya. Ziah memincing kan mata ke arah Andreas karena dia tahu Andreas sedang berbohong.

"Ziah terima alesan mas sekarang karena Zi lagi malas debat." ucap Ziah sedikit ketus. Dia kembali berceloteh dengan Arkana. mengalihkan kekesalannya terhadap Andreas.

  Karena bosan Ziah berniat kerumah kakak sepupunya untuk mengajak Arkana main dengan anak kakanya, kesal juga melihat tampang Andreas.

"main yuk, ke rumah yuda. Bosen kan di rumah terus sama Tante?" Tanya Ziah.

"Ayok, Tana ikut Tante aja." ucapnya sambil tersenyum.

  Andreas menatap lekat ke arah Ziah, yang benar saja kenapa dia jadi di tinggal kan.

"Bapak di sini aja sambil nunggu Ayah saya pulang, saya mah mau main dulu " ucap Ziah tanpa dosa. Andreas tambah melongo, dia tahu Ziah sedang kesal terhadap dirinya. Dari panggilan nya saja sudah terlihat jelas.

"Ayang jangan di tinggal dong, ayo kita ngobrol." ajak Andreas, Ziah memang terlalu peka terhadap sekeliling. Sampai dia bisa membedakan mana Andreas yang jujur dan berbohong.

"Telat saya lagi pengen main." ucapnya sambil pergi menggendong Arkana.

 Andreas memijat pelipisnya yang terasa pusing, kenapa jadi dia yang dilema sendiri. Andreas hanya takut bagaimana jika Ziah menolak dirinya lagi, atau di suruh menunggu sampai Ziah siap.

"Assalamualaikum." seseorang mengucap salam dari luar.

 Bu Aminah terlihat keluar dan membuka pintu samping rumah, dia belum menyadari kalau Andreas sendirian karna di tinggalkan anaknya.

"Waalaikumsalam, loh Bapak udah pulang." sambut Bu Aminah, ternyata itu pak Budi yang baru saja pulang kerja. Karena di akhir pekan dia memang selalu pulang.

 Mereka berdua masuk, mau tidak mau Andreas melangkah ke ruang keluarga dia juga merasa tidak sopan di sana sendirian.

"loh nak Andreas, kirain ibu sama Ziah." Bu Aminah sedikit heran.

"iya Bu di tinggal ke rumah Yuda." senyum canggung Andreas. sambil menyalami calon mertuanya.

 Bu Aminah tersenyum karena sudah tahu watak putri nya itu, jika sedang kesal dengan orang rumah pun dia akan pergi sampai hatinya merasa tenang.

"ya udah tunggu di depan aja nanti ibu sama bapak kedepan." ucap Bu Aminah. Andreas mengangguk dan berjalan menuju ruang tamu.

 Bu Aminah dan suaminya menghampiri Andreas yang tengah duduk sambil bermain ponsel. Saat melihat keduanya datang Andreas menyimpan ponselnya di meja.

"Bapak apa kabar?" tanya Andreas, memulai obrolan.

"Alhamdulillah baik, nak Andreas sehat?" tanyanya balik.

"Alhamdulillah baik juga pak." ucapnya.

 Keduanya pun terlibat obrolan ringan, Andreas tampak tidak canggung berhadapan dengan ayah Ziah. Tak lama Ziah pulang bersama Arkana.

"Assalamualaikum uti, Kana sama Tante pulang." itu bukan Kana yang berteriak Melainkan Ziah.

 Pak Budi hanya bisa menggelengkan kepalanya sementara Andreas malah tersenyum, pak Budi kadang merasa malu karena dengan ulah putrinya yang kadang suka kekanakan padahal dia sudah punya pacar yang memiliki anak.

"Yang bener kalo masuk rumah, nanti di contoh anaknya juga mau?" tanya pak Budi. Ziah yang di tegur malah cengengesan.

"Sumuhun bapak, hapunten lepat nyarios." ucap Ziah menirukan logat Sunda. Pak Budi hanya menggeleng tidak menjawab.

"Kana Salim dulu sama Kakung, entar kalo gak Salim gak dapet jatah dompet." ucapnya lagi sambil terkekeh sendiri.

"Kana dak punya dompet, yang punya Yayah."ucapnya polos .

"Iya Salim aja nanti jatah nya buat Tante." sambung Ziah.

"Di tegur kok malah lanjut ngajarin yang enggak-enggak." ucap pak Budi. Ziah tidak menjawab begitupun Andreas. Tapi melihat itu dia cukup terhibur.

"Udah mau jadi ibu, udah punya anak. Kelakuan nya jangan gini Mulu nanti di contoh anaknya." sambung pak Budi.

"Bapak mah, jauh nikah juga belum jangankan nikah lamaran aja belum." gerutu Ziah.

 Andreas bingung sendiri tadi dirinya ingin mengajak Ziah nikah, tapi sekarang sudah ada jalan buat obrolan malah dia tidak bisa bicara. keduanya malah saling pandang tapi tidak ada yang bicara.

 Pak Budi malah meninggalkan keduanya, memberi mereka privasi. Karena pak Budi tidak mau ikut campur. Lebih baik dia menunggu kabar dari Ziah saja.

"Kamu mau gak kalo Minggu depan Mas ajak keluarga Mas ke sini?" tanya Andreas. Yah meski Ziah menolak dan meminta waktu lagi Andreas harus siap.

"Bapak serius?" tanya Ziah. Seolah tidak percaya.

"kalo kamu merasa ini terlalu cepat ya gak papa, saya bisa nunggu kok." ucap Andreas mencoba pengertian.

"yang lain mah biasanya suka nanya dulu kamu mau nikah sama saya gak? Bukan tiba-tiba mau ajak keluarga ke rumah." ucap Ziah sambil tertawa.

"Jadi gimana?" tanya Andreas tidak sabaran.

"ya udah kalau maunya gitu. Saya mah ngikut aja." ucap Ziah malah seperti ngikut saja apa yang Andreas mau.

Andreas tidak melanjutkan obrolan nya dia merasa kurang puas, jawaban Ziah seperti dia yang memaksakan kehendak.

"sepertinya waktunya memang tidak tepat ya. Kamu pikirkan dulu tentang pertanyaan saya tadi." ucap Andreas. Ziah menatap Andreas memang tadi jawabannya kurang jelas apa gimana.

"Memang jawaban Ziah yang salah dimana? Kan kata Zi kalau mau Minggu depan ya ayok Zi mau." jelas Ziah. Andreas maupun Ziah tidak melanjutkan obrolan itu.

Mungkin masih kesal karena tadi Andreas tidak menjawab jujur akhirnya jawaban Ziah juga jadi seperti ini.

1
ndah_rmdhani0510
Gak espek banget Pak Andreas manggil Dek ke Ziah... Malah jadi ikutan senyum sendiri 😅
Aiko
Jleb banget emosinya!
Rukawasfound
Siapa bilang baca novel cuma buang-buang waktu? Ini me-time ku yang selalu bikin happy.
Sriiwidiana: terimakasih sudah memberikan komentar. jangan bosan ikuti kelanjutan ceritanya 🤗
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!