NovelToon NovelToon
Jodohku Tetanggaku

Jodohku Tetanggaku

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Cintamanis / Cinta pada Pandangan Pertama / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:44.4k
Nilai: 5
Nama Author: Fernanda Syafira

Ayudia Larasati, gadis cantik yang sudah berkali - kali gagal mendapatkan pekerjaan itu, memilih pindah ke desa tempat kelahiran ibunya setelah mendapatkan kabar kalau di sana sedang ada banyak lowongan pekerjaan dengan posisi yang lumayan.
Selain itu, alasan lain kepindahannya adalah karena ingin menghindari mantan kekasihnya yang toxic dan playing victim.
Di sana, ia bertemu dengan seorang pria yang delapan tahun lebih tua darinya bernama Dimas Aryaseno. Pria tampan yang terkenal sebagai pangeran desa. Parasnya memang tampan, namun ia adalah orang yang cukup dingin dan pendiam pada lawan jenis, hingga di kira ia adalah pria 'belok'.
Rumah nenek Laras yang bersebelahan dengan rumah Dimas, membuat mereka cukup sering berinteraksi hingga hubungan mereka pun semakin dekat

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Fernanda Syafira, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

28. Di Tinggal Uti

"Kamu beneran berani di rumah sendiri, Ay?" Tanya Dimas.

"Berani lah, Mas." Jawab Laras.

Hari itu, Uti di jemput salah satu cucunya. yaitu anak bungsu dari anak pertamanya. Pakde Suyid, anak pertama uti sedang sakit dan di rawat di rumah sakit.

Karena Pakde Suyid selalu bilang rindu pada ibunya, maka dari itu, putra bungsunya pun datang dan menjemput Uti untuk di bawa menjenguk bapaknya.

"Nanti kamu gak berani bangun sahur." Cicit Dimas.

"Emang aku anak kecil? Ngeremehin banget. Lagian ini juga wilayah kekuasaanku." Kekeh Laras.

"Gak suruh Hilman nginep aja?" Tanya Dimas.

"Jangan lah, Mas, kasihan dia kan sekolah. Lagian aku juga gak bisa masak banyak buat dia sahur. Kan kasihan kalau cuma sahur pake telur goreng." Jawab Laras.

"Kamu mau nginep sana?"

"Tadinya mau gitu, Paklik juga udah ngajakin waktu kesini siang tadi, sebelum Uti berangkat. Lagian jauh kalo pagi aku wara - wiri. Aku berani kok, gak usah khawatir Mas. Lagian rumah Mas juga cuma di sebelah." Jawab Laras.

"Walaupun di sebelah, kalo kamu teriak, belum tentu kedengeran, Ay." Ujar Dimas.

"Tidur di rumahku aja, yuk?" Ajak Dimas.

"Gak mau, ah. Nanti Mas nyelinap masuk lagi pas aku tidur."

"Pikiranmu lho, Ay! Kan lawange iso tok kunci, mengko tak jilihi gembok pisan lah. (Kan pintunya bisa kamu kunci, nanti tak pinjemin gembok juga lah.)" Kata Dimas sambil menyentil dahi Laras.

Laras sendiri hanya bisa terkekeh geli mendengar jawaban Dimas.

"Malu ah, Mas. Yaudah, Mas pulang, istirahat. Udah larut, gak enak sama tetangga. Kan mereka juga tau, kalo aku sendirian." Titah Laras.

"Beneran ini, kamu gak mau nginep di rumahku?"

"Astaghfirullah, iya beneran, Mas." Jawab Laras meyakinkan kekasihnya yang nampak khawatir.

"Yaudah, hape jangan jauh - jauh, jangan di matiin. Telfon Mas kalo ada yang bertamu." Pesan Dimas.

"Iya, sayang. Lagian siapa coba yang mau bertamu malem - malem gini." Kekeh Laras.

"Ya siapa tau? Langsung telfon Mas kalo ada apa - apa." Kata Dimas sambil memeluk Laras.

"Tuman ya, udah berani meluk - meluk." Gerutu Laras.

"Kamu yang mulai, mana bikin candu lagi." Jawab Dimas.

"Itukan karna kepepet." Elak Laras yang membuat Dimas terkekeh.

"Yaudah, Mas pulang dulu. Kunci semua pintunya yang bener."

"Iya sayang, khawatir banget." Gemas Laras yang mencubit pipi Dimas.

"Jelas lah, Ay. Kalo kamu di gondol bajing-an, kan Mas yang susah move on nya."

"Kirain susah nyariin. Taunya, mau langsung di tinggal move on." Gerutu Laras yang membuat Dimas tertawa.

"Kamu hati - hati di rumah, Ay." Ujar Dimas sambil mengusap kepala Laras.

Dimas pun keluar dari rumah Uti. Namun ia tak langsung beranjak, pria memastikan semua pintu juga jendela terkunci dengan benar.

"Di suruh pulang kok malah ngabsen pintu sama jendela sih, Mas?." Tanya Laras dari dalam rumah.

"Mastiin semuanya kekunci." Sahut Dimas.

"Yaudah, Mas pulang, Assalamualaikum." Pamit Dimas yang sudah memastikan semua pintu dan jendela terkunci.

"Waalaikumsalam." Sahut Laras dari kamarnya.

"Lho, nduk Laras ora tok jak merene to, Dim? (Lho, nduk Laras gak kamu ajak ke sini to, Dim?)" Tanya Bu Asih saat melihat putranya pulang sendiri.

"Mboten purun tiange, buk. (Gak mau anaknya, buk.)"

"Lha ngopo? Isin? Ngomongo di kon ibuk ngono. (Lha ngapa? Malu? Bilang aja di suruh ibuk gitu.)" Ujar Bu Asih.

"Mboten, ajrih kulo melebet teng kamare pas piyambake tilem, tirose. (Enggak, takut aku masuk ke kamarnya waktu dia tidur, katanya.)" Jawab Dimas yang terkekeh geli.

"Halah - halahhh. Kok yo enek wae alasane. Kan lawange di kunci to yo, sakjane isin paling genduke. (Halah - halahhh. Kok ya ada aja alasannya. Kan pintunya di kunci to yo, sebenarnya malu kalik genduknya.)" Ujar Bu Asih yang ikut terkekeh.

"Yohalah, cah gadis gek dewean neng omah ngono. (Yohalah, anak gadis sendirian di rumah gitu.)" Imbuh Bu Asih yang khawatir.

"Nopo kulo wae sing tilem ten griyone Uti, buk? Melas niku piyambake. (Apa aku aja yang tidur di rumahnya Uti, buk? Kasihan itu anaknya.)" Goda Dimas.

"Heleh! modusmu Dim, Dim. Mengko malah tok keloni anak perawane uwong. (Heleh! Modusmu Dim, Dim. Nanti malah kamu keloni anak perawannya orang.)" Jawab Bu Asih sembari memukul lengan putranya.

"Lah, malahane ibuk enggal nompo mantu, mari ngono nompo putu. (Lah, malahannya ibuk cepet punya menantu, setelah itu punya cucu.)" Gelak Dimas.

"Lambemu! Layakno Laras ra gelem turu kene, utekmu bosok kok e. (Mulutmu! Pantesan Laras gan mau tidur di sini, pikiranmu busuk kok.)" Omel Bu Asih yang membuat Dimas tertawa.

...****************...

["Halo, Assalamualaikum."] Sapa Laras dari sebrang telfon.

"Waalaikumsalam. Kamu jadi lembur, Ay?"

["Iya Mas. Ini aku masih di kantor, baru selesai sholat. Mas lagi dimana sih? Kok rame banget?"]

"Mas lagi di parkiran. Abis ketemu sama klien, makanya baru buka chat dari kamu." Jawab Dimas.

["Mas belum sholat?"]

"Alhamdulillah, sampun sayang. (Alhamdulillah, sudah sayang)"

"Kamu lembur sama siapa aja, Ay?." Tanya Dimas kemudian.

["Cuma sama temen satu ruanganku aja, Mas. Ada tiga orang temenku ini."]

"Udah beli takjil? Atau makanan?"

["Belum sempet nih Mas. Lagian masih satu setengah jam lagi waktu bukanya. Nanti aja gampang lah."] Jawab Laras.

"Kalo tau mau lembur gitu, harusnya kamu gak usah bawa motor, Ay."

["Masalahnya gak tau sih, Mas. Kalo tau juga, aku izin hari ini."] Gelak Laras yang bergurau.

"Yaudah, Mas mau jalan balik ke toko dulu."

["Iya, hati - hati, Mas. Jangan kebut - kebutan."]

"Njih, sayang. Assalamualaikum. (Iya, sayang. Assalamualaikum)."

["Waalaikumsalam."]

Dimas segera menyimpan ponselnya di jaket, setelah panggilan telfonnya terputus. Ia kemudian memakai helmnya dan segera melajukan motor hendak kembali ke toko.

"Mas Dimas.." Laras menghampiri kekasihnya yang ada di halaman kantornya sore itu.

"Mas kok malah kesini? Ini bentar lagi mau buka puasa loh." Omel Laras yang segera turun dari ruangannya setelah menerima telfon dari Dimas kalau ia ada di halaman kantornya.

"Gak usah ngomel, Mas cuma mau anter makanan buat kamu buka puasa." Jawab Dimas.

Dimas memberikan kantung plastik berisi minuman dan makanan pada Laras. Tak hanya untuk Laras, ia juga membeli untuk teman Laras yang juga lembur.

"Uluh - uluh, repot - repot banget sayangnya aku. Padahal nanti aku bisa beli sendiri loh, Mas. Makasih ya sayang." Ujar Laras.

"Nanti kapan? Bener tebakanku, kamu pasti mager buat keluar cari makanan." Ujar Dimas.

"Hehehe Mas ini tau aja, si paling perhatian sih emang sayangku ini." Kata Laras yang membuat wajah Dimas memerah.

"Biasa aja, gak usah merah gitu dong mukanya." Gelak Laras yang memang hobi menggoda Dimas.

"Di kantor sih ada teh sama biskuit kalo cuma mau buka puasa, Mas. Makanya aku sama temen - temen jadi mager mau cari makanan" Imbuh Laras kemudian.

"Yaudah Mas balik ke toko dulu."

"Loh, kok ketoko? Lembur juga?" Tanya Laras.

"Anak - anak percetakan lembur karna dapet orderan dadakan. Sekalian itu Mas suruh buka bersama aja di toko." Jawab Dimas.

"Yaudah, nanti kalo aku udah pulang. Aku ketoko aja nyamperin Mas."

"Gak usah, telfon Mas aja, nanti Mas yang kesini." Tolak Dimas.

"Ish Mas ini...."

"Malem, sayang. Kalo orang pada tarawih kan jalanan sepi. Kalo kamu kenapa - napa, gimana coba?" Kata Dimas yang membuat Laras manyun.

"Manut njih, sayang. (Nurut ya, sayang)" Pinta Dimas sembari mengusap pipi Laras.

"Iya - iya deh. Yaudah Mas hati - hati, ya." kata Laras sembari meraih tangan Dimas dan menyalaminya.

"Njih sayangku. Assalamualaikum." Pamit Dimas sambil mengusap kepala Laras.

"Waalaikumsalam."

1
Atik Kiswati
mayan intuk sak kaplokan.....
Tutik Rahmawati
wooh aku suka dgn semua karya2mu toor
semangat trs dgn karyamu tor
aku penggemar setiamu
Rizky Tria
iseng banget sih Dim, tuh Ay mulai cemburu nanti ngambek loh 😏🙄
Nur Wakidah
lhah. Laras malah lali tha 🙄🙄🙄
Nur Wakidah
2 dino kroso 2 tahun iyho mas Dim 🤣🤣🤣
Nur Wakidah
nostalgia Mas , , , 🤭🤭🤭
Nur Wakidah
bener Mas Dim , , , soal. e podo blenger iwak ues an 🤣🤣🤣
Nur Wakidah
LDR an nih 😂😂😂
Atik Kiswati
msh blm sadar dia....
Nur Wakidah
ues persis kyo Mas Abi ambek Agil iki 🤣🤣🤣 gk tau gak padu ben dino , , ,
Nur Wakidah
aku iyho melu mewek Rasss , , , 😭😭😭
kalea rizuky
kayak suami ku dlu selalu gt dalem. sayangku ehh skg uda nikah 14 tahun q panggil mas mas jawabnya opo sih manggil2 dek🫢🫠 jd kangen di jawab dalem sayang
Nur Wakidah
pie ora Laras terketel2 ambek pean Mas Dim 🤣🤣🤣 ben dino mok baperi terus kok , , ,
rizka
bagus cerita na
Rizky Tria
alhamdulillah.. selamat sampai rmh camer & sukses surprisein Laras ☺
ayo Dim tlp Bapak & Ibu, biar Lusa langsung SAH 😀 jd kan plg statusnya udah berubah HALAL 🤭😅
Atik Kiswati
bikin yg bc baper aja nih....
erma irsyad
mending lngsung aja dhalalin Mas Dim,
isnaini_jk 28
Luar biasa
Bungatiem
akhirnya terobati ☺️
erma irsyad
udt tf kopi yoo dtunggu Up susulannya thor🤭😁
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!