NovelToon NovelToon
“Suara Hatiku Jadi Takdir Istana”

“Suara Hatiku Jadi Takdir Istana”

Status: sedang berlangsung
Genre:Reinkarnasi / Cinta pada Pandangan Pertama / Mengubah Takdir / Transmigrasi ke Dalam Novel / Bullying dan Balas Dendam / Pembaca Pikiran
Popularitas:18.3k
Nilai: 5
Nama Author: inda

Lian, gadis modern, mati kesetrum gara-gara kesal membaca novel kolosal. Ia terbangun sebagai Selir An, tokoh wanita malang yang ditindas suaminya yang gila kekuasaan. Namun Lian tak sama dengan Selir An asli—ia bisa melihat kilasan masa depan dan mendengar pikiran orang, sementara orang tulus justru bisa mendengar suara hatinya tanpa ia sadari. Setiap ia membatin pedas atau konyol, ada saja yang tercengang karena mendengarnya jelas. Dengan mulut blak-blakan, kepintaran mendadak, dan kekuatan aneh itu, Lian mengubah jalan cerita. Dari selir buangan, ia perlahan menemukan jodoh sejatinya di luar istana.

ayo ikuti kisahnya, dan temukan keseruan dan kelucuan di dalamnya

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon inda, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 30

Malam itu udara di ibu kota terasa lebih berat dibanding malam-malam sebelumnya. Dari penginapan sederhana di gang sepi, lampu minyak bergoyang ditiup angin, menciptakan bayangan panjang di dinding. Rombongan kecil itu duduk melingkar, membahas apa yang mereka dengar di kuil tua.

“Segel iblis di Istana Timur…” Liu Ning menatap kosong ke lantai. “Itu berarti ancaman ini lebih besar dari sekadar tahta. Jika segel itu terbuka, bukan hanya rakyatku yang menderita, tapi seluruh dunia.”

Chen Yun mengetukkan jarinya ke meja, suara kayu yang rapuh memecah keheningan. “Kita harus tahu pasti bagaimana cara mereka membukanya. Informasi yang kita dengar masih terlalu samar. Kalau kita bergerak tanpa tahu bentuk segelnya, kita hanya akan terjebak.”

Feng Xuan, yang bersandar santai di kursi, menatap mereka dengan tatapan datar. “Aku tahu sebagian jawabannya. Segel itu bukan sekadar ukiran atau mantra, melainkan jalinan dari darah keluarga kekaisaran dan kekuatan dua pedang langit. Karena itu Kaisar Liu Ming sengaja memancing kita bersatu.”

Lian menghela napas panjang. “Jadi benar, takdir ini memang jahat. Kalau aku dan kau—” ia menoleh ke Feng Xuan cepat-cepat, pipinya merah, “—kalau dua pedang ini benar-benar menyatu, iblis bisa bebas. Tapi kalau tidak bersatu, kita tidak bisa menghancurkan segel.”

“Persis.” Feng Xuan mengangguk. “Kita ibarat kunci ganda. Tanpa salah satu dari kita, segel tetap rapat. Tapi dengan dua-duanya… dunia bisa selamat, atau hancur.”

Suasana menjadi semakin tegang. Yuyan meneguk air hangatnya, lalu bergumam lirih, “Aku lebih suka kunci rumah biasa. Setidaknya kalau hilang bisa panggil tukang kunci.”

Lian langsung memelototinya. “Hei, ini bukan saatnya bercanda.”

“Tapi wajahmu barusan serius sekali,” balas Yuyan cepat, pura-pura mengernyit. “Seperti nenek-nenek yang sedang menegur cucu karena ketahuan pacaran.”

Chen Yun tersedak batuk, Liu Ning memukul meja keras-keras, sementara Feng Xuan malah tersenyum samar.

---

Keesokan harinya, mereka memutuskan berpencar untuk mencari informasi. Lian, ditemani Yuyan, menyamar sebagai pedagang obat keliling. Chen Yun berjaga dari jauh, sedangkan Liu Ning harus menahan diri tidak menampakkan wajah terlalu lama karena masih ada orang yang mengenalinya. Feng Xuan? Ia memilih berjalan santai di belakang Lian, seolah jadi penjaga pribadi.

Pasar ibu kota dipenuhi suara riuh: pedagang ikan berteriak, penjual kain menawarkan diskon, dan anak-anak kecil berlari sambil membawa kue kering. Tapi di balik hiruk pikuk itu, Lian bisa merasakan aura takut. Rakyat menunduk setiap kali prajurit lewat, dan bisikan-bisikan soal “ritual aneh di istana” mulai terdengar di sudut-sudut kedai.

“Beli obat! Obat batuk, obat pusing, obat sakit hati karena ditinggal kekasih!” Lian berseru lantang sambil mengangkat botol kecil.

Seorang ibu-ibu mendekat, wajahnya penuh cemas. “Nona, anak saya sudah tiga hari panas. Tolong bantu.”

Lian segera memeriksa nadinya, lalu meramu obat dari akar kering. Sambil tersenyum ia menyerahkan ramuan. “Minum ini tiga kali sehari. Jangan lupa anakmu harus makan bubur, bukan hanya air.”

Ibu itu menunduk berkali-kali, matanya berkaca-kaca. “Nona, terima kasih… Semoga langit melindungimu.”

Suara itu menyebar cepat. Dalam waktu singkat, puluhan orang mulai mendekat, meminta obat atau sekadar bertanya. Yuyan sibuk mencatat nama-nama dan gejala, sementara Feng Xuan berdiri dengan aura dingin, membuat orang-orang segan untuk terlalu dekat.

Chen Yun yang mengawasi dari jauh tersenyum samar. “Dia memang dilahirkan untuk rakyat…”

Namun Liu Ning yang berdiri di sisi lain menggertakkan gigi. Setiap kali Lian tertawa kecil saat berbicara dengan Feng Xuan, hatinya terasa panas.

---

Sore menjelang, seorang lelaki tua berwajah lusuh mendekati Lian. Ia membawa kantong kain kotor, di dalamnya ada gulungan kertas.

“Nona tabib,” bisiknya cepat. “Aku dengar kau berbeda dari orang istana. Kalau begitu, bacalah ini.”

Lian menerima gulungan itu, membuka dengan hati-hati. Isinya berupa gambar simbol rumit, lingkaran besar dengan ukiran naga dan burung phoenix, serta tulisan kuno: Segel Timur, darah kekaisaran, kunci pedang.

Mata Lian membelalak. “Ini… segel iblis?”

Lelaki itu mengangguk. “Aku dulu penjaga kuil. Aku melihat dengan mata kepala sendiri bagaimana mereka melakukan ritual. Jika Kaisar berhasil mengorbankan darah keturunan sah, segel itu bisa terbuka.”

“Darah keturunan sah…” Lian menoleh cepat ke Liu Ning yang berdiri agak jauh. “Itu artinya… kau.”

Liu Ning merasakan tatapan itu, wajahnya menegang. “Aku… target mereka?”

Chen Yun mendekat, suaranya dalam. “Bukan hanya target. Kau adalah kunci terakhir.”

Feng Xuan menatap gulungan itu, matanya berkilat. “Kalau begitu kita harus melindungi darahnya. Satu tetes saja bisa jadi akhir dunia.”

Lian memeluk gulungan itu erat, lalu menatap rakyat yang masih berkerumun. “Kalau benar… berarti istana sudah berubah jadi kuil iblis. Kita harus cepat.”

---

Malam itu, mereka kembali ke penginapan. Suasana tegang. Liu Ning duduk diam di sudut, menatap tangannya sendiri.

“Jadi sejak awal… aku hanya alat,” katanya lirih. “Alat untuk membuka segel.”

Lian duduk di hadapannya, suara lembut. “Tidak. Kau bukan alat. Kau adalah harapan. Justru karena darahmu sah, kau juga punya hak menghancurkan segel itu. Kau bukan korban, kau adalah kunci kebebasan rakyat.”

Kata-kata itu membuat Liu Ning terdiam lama. Di matanya ada cahaya yang baru muncul.

Chen Yun menatap Lian dalam diam, kagum sekaligus sakit. Ia tahu gadis itu selalu bisa menyulut harapan.

Feng Xuan hanya menyeringai samar, seolah sudah tahu semua itu akan terjadi.

Yuyan yang dari tadi menahan kantuk bergumam, “Kalau aku jadi segel, aku lebih suka disegel di dapur. Setidaknya bisa makan setiap hari.”

Lian melempar bantal kecil ke arahnya. “Dasar!”

Semua orang akhirnya tertawa kecil, meski tawa itu dibungkus kegelisahan.

---

Tengah malam, saat semua tertidur, Lian terbangun. Ia merasa suara pedang di dalam hatinya bergetar, memanggilnya. Dengan hati-hati, ia membuka gulungan simbol segel lagi.

Tiba-tiba, bayangan hitam melintas di luar jendela. Lian refleks menyembunyikan gulungan di balik bajunya.

Pintu penginapan berderit. Seorang prajurit rahasia istana masuk pelan, matanya menyapu ruangan.

Chen Yun yang tidur di kursi langsung membuka mata, pedangnya terhunus. Feng Xuan berdiri dengan aura dingin yang menusuk, sementara Liu Ning meraih belati kecil.

Prajurit itu mendesis, “Aku tahu kalian di sini. Serahkan gulungan itu, atau semuanya mati.”

Lian berdiri, wajahnya dingin. “Kalau kau berani menyentuh salah satu dari mereka, aku pastikan kau akan jadi pasien pertamaku yang tidak pernah sembuh.”

Jarum perak berkilat di jarinya.

Dalam sekejap, Chen Yun bergerak. Pedang beradu, percikan api berhamburan. Prajurit itu terlempar ke luar, menabrak dinding. Tapi sebelum ia sempat berteriak, Feng Xuan sudah mencekiknya, suara lirih terdengar: “Katakan pada tuanmu… kami bukan mangsa mudah.”

Prajurit itu pingsan, lalu dibuang ke gang gelap.

Suasana di dalam kamar menegang. Lian memegang gulungan di dadanya erat-erat. “Kita tidak bisa berlama-lama. Mereka sudah tahu.”

Liu Ning mengangguk. “Besok kita harus cari sekutu di dalam istana. Jika tidak, kita akan terkepung dari segala arah.”

Chen Yun menghela napas, menatap Lian. “Kau benar-benar tak bisa berhenti menarik masalah…”

Lian mengangkat bahu, senyum tipis. “Kalau tidak ada aku, hidup kalian terlalu membosankan.”

Yuyan menepuk dahinya. “Astaga… dunia hampir kiamat, tapi kau masih sempat bercanda.”

---

Fajar mulai menyingsing. Di luar penginapan, suara lonceng istana terdengar, menandakan awal hari baru. Tapi bagi Lian dan rombongannya, hari baru itu berarti satu langkah lebih dekat pada rahasia terbesar yaitu segel iblis yang bisa menghancurkan dunia.

Dan di tengah jalan berliku itu, bukan hanya pedang yang diuji, tapi juga hati hati yang saling bertaut, saling cemburu, saling terluka, namun tetap berjalan bersama menuju takdir.

Bersambung…

1
Cindy
lanjut kak
Srimulyani
wah cinta segiempat Cen Yun banyak saingan
hani chaq
orang licik ga akan bertahan lama karna bakal termakan balik dengan kelicikannya
hani chaq
jodohnya kian dekat.....ayo semangat berjuang setiap keburukan pastilah akan kalah
hani chaq
emang seorang yg kuat harus berjodoh ma yg lebih hebat
hani chaq
masih menjadi teka teki siapa jodoh pedang langit
hani chaq
ini baru tambah asik.mantap polllll..... pokoknya
hani chaq
jgn biarkan ke4 org itu ada yg hilang.ayo.....kalian bisa
hani chaq
ayolah chen....ajari lian bela diri.seenggaknya bisa buat lebih bermanfaat
nara 🇮🇩 🇹🇼
bearti lian tak berjodoh denga kaisar liu ning,,kalau lian ketemu dengan pemilik pedang langit feng xuan,,
hani chaq
sayang sekali yg cewek2 pd ga bisa bertarung
hani chaq
benar2 jodohnya lian
kaylla salsabella
wah kasihan nanti Liu ning klu kian nikah sma pewaris satu nya
Tiara Bella
makasih Thor up nya....sangat menghibur berasa nnton dracin.... semangat ya
ᵉᶠ ↷✦; 𝓔 𝓵 𝓵 𝓮 ❞
berada selalu disisi nya untuk menuju kebahagiaan
ᵉᶠ ↷✦; 𝓔 𝓵 𝓵 𝓮 ❞
wahhh, seperti harapan ku dong /Applaud/
seorang kaisar yang sangat berwibawa yang akan menjadi jodoh nya Lian
ᵉᶠ ↷✦; 𝓔 𝓵 𝓵 𝓮 ❞
Lian bobo' cantik, sementara keluarga nya kelimpungan nyariin /Facepalm/
ᵉᶠ ↷✦; 𝓔 𝓵 𝓵 𝓮 ❞
penyesalan mu telat raja, Lian udah menutup hati nya untuk istana xu
ᵉᶠ ↷✦; 𝓔 𝓵 𝓵 𝓮 ❞
kabulin dong yang mulai, biar Lian bisa buat gebrakan baru
ᵉᶠ ↷✦; 𝓔 𝓵 𝓵 𝓮 ❞
pintar, Lian sang jenius baru muncul 🤣
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!