Janetta Lee, dikhianati saat mengandung, ditinggalkan di jalan hingga kehilangan buah hatinya, dan harus merelakan orang tuanya tewas dalam api yang disulut mantan sang suami—hidupnya hancur dalam sekejap.
Rasa cinta berubah menjadi luka, dan luka menjelma dendam.
Ketika darah terbalas darah, ia justru terjerat ke dalam dunia yang lebih gelap. Penjara bukan akhir kisahnya—seorang mafia, Holdes Shen, menyelamatkannya, dengan syarat: ia harus menjadi istrinya.
Antara cinta yang telah mengkhianati, dendam yang belum terbayar, dan pria berbahaya yang menggenggam hatinya… akankah ia menemukan arti cinta yang sesungguhnya, atau justru terjebak lebih dalam pada neraka yang baru?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon linda huang, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 14
"Bagaimana kau bisa tahu tentang tanda lahir ku dan anakku? Apakah kau sudah pernah melihat anakku?" tanya Janetta dengan mata menyipit, penuh kecurigaan.
"Aku akan beritahumu setelah kau kabulkan permintaanku," jawab Holdes dengan senyum tipis yang membuat suasana semakin mencekam. Tatapannya dingin, penuh misteri.
"Permintaan apa?" tanya Janetta.
"Aku akan beritahu setelah waktunya tiba," jawab Holdes, tenang namun penuh teka-teki.
Janetta mengepalkan tangan, kukunya menancap ke telapak tangan. "Lalu, di mana anakku, kalau anak yang bersama dia bukan anakku?"
"Jawabannya akan aku beritahu setelah waktunya tiba. Yang pasti, anak yang dia bawa bukan anakmu," jawab Holdes, suaranya tenang namun menekan, seolah menikmati rasa penasaran yang menyiksa Janetta.
"Holdes Shen, kau berbohong! Mana mungkin bukan anakku. Mamaku yang membawanya pulang dari rumah sakit, di keranjang bayi tertulis nama Janetta. Apa alasanmu ikut campur masalah ini?" bentak Alex dengan wajah merah padam, darah di mulutnya semakin menetes.
Holdes melirik Alex dengan tatapan merendahkan. "Lihat dirimu seperti apa sekarang. Lebih baik kau urus dirimu sendiri. Keluargamu sudah tewas, pacarmu sudah gila. Sementara dirimu sudah terpuruk. Apa yang bisa kau lakukan untuk anakmu?" katanya dingin, membuat Alex semakin terguncang.
Janetta menghela napas panjang, lalu menatap Holdes.
"Janetta, apa rencanamu seterusnya?" tanya Holdes, kali ini dengan nada penasaran.
"Masukan wanita ini dan dia ke rumah sakit jiwa. Aku ingin mereka hidup dalam penyesalan dan ketakutan," jawab Janetta sambil menunjuk ke arah Alex dan Anna. Wajahnya menegang, seperti iblis yang baru saja menemukan mainan baru.
"Janetta, kau keterlaluan! Anna sudah menjadi korbanmu, kau masih saja tidak ingin melepaskan dia!" bentak Alex sambil mencoba bangkit, meski tubuhnya gemetar dan lemah.
Janetta mendekat, menatap Alex dari atas dengan senyum sinis. "Dia yang mulai menghancurkan hidupku. Kenapa aku harus memberi dia kesempatan hidup? Aku hanya manusia biasa yang bisa membenci, menyimpan dendam, dan membalas dendam. Aku puas dengan penderitaanmu. Sama seperti aku saat itu." Suaranya bergetar penuh emosi.
Alex menatapnya dengan penuh benci, rahangnya mengeras.
"Aku berubah pikiran," lanjut Janetta. "Dengan kondisimu yang telah kehilangan segalanya, mungkin lebih baik kau hidup jadi gelandangan saja."
"Kau...," ucap Alex dengan suara parau, matanya berkaca-kaca. "Janetta, semua uang dan aset sudah aku berikan padamu. Kembalikan semua itu!" teriaknya sekuat tenaga, meski tubuhnya lemah.
Janetta tertawa getir, suaranya menusuk telinga. "Tidak! Semua itu milikku. Aku yang memberikannya padamu. Kau sama sekali tidak memberikan apa pun selama aku bersamamu. Jangan anggap dirimu memiliki kemampuan. Sudah tidak mampu, masih saja berselingkuh dan tidak tahu diri."
Dengan gerakan tegas, Janetta memberi perintah. "Kalian bawa wanita ini ke rumah sakit jiwa, masukkan ke kamar umum. Biarkan dia berkumpul dengan pasien lainnya. Sementara pria ini—lempar dia ke jalanan. Hidup atau mati, biar takdir yang menentukannya!"
Anak buah Janetta langsung bergerak, menyeret Anna yang meronta lemah sambil menangis. Alex mencoba meraih Anna, namun tubuhnya dihantam mundur ke tanah. Jeritan Anna menggema, berpadu dengan isak tangis histeris Alex yang tak berdaya.
Alex dimasukkan ke dalam mobil van hitam, dibawa pergi oleh anak buah Janetta.
"Mereka sudah pergi, apa rencanamu ke depannya?" tanya Holdes sambil menyalakan rokoknya, matanya tak lepas memandang Janetta.
Janetta menunduk sejenak, lalu menghela napas berat. "Aku telah membunuh dua orang, melakukan kriminal. Ini salahku. Dendam telah membutakanku. Aku akan menyerahkan diri. Mengenai anakku... apakah kau bisa beritahu aku di mana dia?" suaranya bergetar meski ia berusaha terdengar tegar.
Holdes melangkah pelan mendekatinya, tatapannya tajam namun mengandung sesuatu yang sulit ditebak. "Suatu saat kau akan tahu, apakah anakmu masih hidup atau sudah meninggal. Kau hanya perlu percaya satu hal—anak yang dilarikan Candy, bukan anakmu."
Janetta terdiam, matanya melebar. "Apa maksudmu? Kau bicara seolah kau tahu segalanya tentang hidupku."
Holdes tersenyum samar. "Aku tahu lebih banyak daripada yang kau kira, Janetta. Bahkan tentang tanda lahir di bahumu... dan anakmu yang mewarisinya."
"Bagaimana kau bisa tahu itu?" Janetta menahan getaran di suaranya.
"Aku akan memberitahumu, tapi tidak sekarang. Ada saatnya," jawab Holdes dingin. Ia lalu menepuk pundaknya perlahan, sebelum berbalik menuju mobil.
Janetta hanya terpaku, menatap punggung pria itu menghilang ke balik pintu mobil. "Anakku... kau ada di mana? Andaikan kau masih hidup, kau harus bisa bertahan sendiri. Mama... telah menodai tangan ini dengan darah," gumamnya lirih, matanya berkaca-kaca.
***
Sementara itu, Alex dilemparkan ke jalanan gelap oleh anak buah Janetta. Tubuhnya terhempas keras ke aspal.
"Aaahh!" jeritannya pecah, bercampur perih dan darah yang merembes dari luka-lukanya.
Para anak buah itu pergi, meninggalkannya sendirian. Alex menggeliat, berusaha bangkit, namun hanya bisa merangkak lemah. Jalan itu sepi, dingin, dan sunyi.
Beberapa menit kemudian, suara mesin halus sebuah mobil mewah terdengar. Lampunya menyilaukan mata Alex yang penuh darah. Pintu mobil terbuka, dan Holdes Shen keluar dengan langkah tenang.
"Alex Yang," ucapnya sambil menatap pria yang terpuruk itu dengan tatapan merendahkan. "Akhirnya kau jadi seperti ini, mirip seekor anjing yang dibuang majikannya."
Alex mengangkat kepalanya dengan sisa tenaga. "Holdes Shen... apa alasanmu memihak wanita iblis itu? Padahal kau sudah melihat dengan mata kepalamu apa yang dia lakukan pada keluargaku... dan Anna?"
Holdes menunduk sedikit, menatapnya penuh ejekan. "Alex Yang, pria sepertimu memang pantas menerima semua ini. Kau sama sekali tidak layak memiliki wanita seperti Janetta."
Alex terbatuk, darah keluar dari mulutnya. "Jangan bilang... kau mencintainya?"
Holdes tersenyum tipis. "Janetta Lee akan menjadi istriku."
Alex tertawa getir meski sakit. "Jangan bermimpi... Janetta tidak akan sudi."
"Dia akan menerima aku dengan sukarela. Dan saat itu tiba, kau hanya bisa menyaksikan kami hidup bahagia," balas Holdes dengan tenang.
Alex menatap penuh amarah. "Ternyata kau... bajingan yang sejak awal mengincar istri orang."
Holdes mendekat, menunduk hingga wajahnya sejajar dengan Alex. "Apa kau tahu kenapa aku bisa mendekat padanya? Karena kau tidak tahu cara menghargainya. Jadi aku harus turun tangan... merebutnya kembali."
"Holdes Shen," suara Alex parau, "lalu kenapa kau mengatakan anakku... bukan anakku?"
"Kau ingin tahu kebenarannya?" Holdes berdiri tegak lagi, menyalakan rokoknya. "Tes DNA saja."
Alex terdiam, matanya berkaca-kaca. "Kau... mafia terhormat. Kenapa kau begitu keji?"
Holdes mengisap rokok, lalu menghembuskan asap ke arah wajah Alex. "Mafia akan melakukan apa saja demi wanita yang diinginkannya."
Alex mencoba bangkit meski tubuhnya nyaris roboh. "Kau sudah mengenal Janetta sejak awal?"
Holdes hanya melirik sekilas. "Aku tidak perlu menjawab pertanyaanmu." Ia kemudian berbalik, melangkah ke mobilnya. "Selamat menikmati hidupmu, Alex Yang. Dua hari lagi... kau akan mendapat kabar mengejutkan."
Pintu mobil tertutup, mesin meraung, lalu kendaraan itu meluncur pergi, meninggalkan Alex sendirian di jalan sepi yang dingin.
"Apa hubungan Janetta dengan Holdes? Dan berita apa dua hari lagi?" gumam Alex.
Plotwist nya dah di spill meski sedikit, tp gk pp 🤗