NovelToon NovelToon
Kumpulan Cerita HOROR

Kumpulan Cerita HOROR

Status: sedang berlangsung
Genre:Horor / Misteri / Dunia Lain / Kutukan / Kumpulan Cerita Horror / Tumbal
Popularitas:1.8k
Nilai: 5
Nama Author: Ayam Kampoeng

Sebuah novel dengan beragam jenis kisah horor, baik pengalaman pribadi maupun hasil imajinasi. Novel ini terdiri dari beberapa cerita bergenre horor yang akan menemani malam-malam mencekam pembaca

•HOROR MISTIS/GAIB
•HOROR THRILLER
•HOROR ROMANSA
•HOROR KOMEDI

Horor Komedi
Horor Psikopat
Horor Mencekam
Horor Tragis

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ayam Kampoeng, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 8 TEROR LEAK Part 8

Ikatan Bagus dan Marni telah tumbuh begitu kuat, seperti dua kutub magnet yang tak bisa dipisahkan. Mereka selalu terlihat bersama, sambil mempelajari lontar yang penuh mantra gelap, atau duduk berdua dalam keheningan yang sarat dengan makna dan rasa saling menguatkan.

Setiap pandangan mereka adalah percakapan panjang tanpa kata-kata, setiap sentuhan tangan yang kecil menjadi penegasan bahwa dalam dunia yang penuh teror ini, mereka tidak pernah benar-benar sendiri.

Namun, kedamaian yang mereka miliki hanyalah fatamorgana di tengah badai yang semakin mengamuk. Dari bayang-bayang desa yang suram, Komang mengintai dengan mata yang menyala oleh cemburu dan dendam yang membara. Api dalam hatinya seperti bara yang terus membakar hingga membara liar.

Ketakutan warga desa semakin menjadi-jadi, dan mereka mulai menjadikan Marni sebagai kambing hitam, menyebutnya dengan julukan yang menghina. PANAK (anak) LEAK.

Warisan kutukan yang tak bisa Marni hindari. Bisikan-bisikan penuh kebencian itu bergema dari mulut-mulut tetangga yang biasanya ramah, kini berubah menjadi senjata yang tajam menusuk ke dalam hati Marni.

Suatu sore yang suram, ketika langit menggantung rendah dan angin dingin berdesir lembut membawa bau tanah basah, Bagus dan Marni duduk di bawah pohon beringin tua dekat pura, tempat suci yang selama ini menjadi saksi bisu perjuangan mereka. Saat itulah Komang datang mendekat dengan langkah penuh amarah dan ekspresi mengancam. Wajahnya memerah, urat-urat di lehernya menegang seperti siap meledak.

"Kau pikir kau bisa membawa dia pergi, pendatang sialan!?" bentak Komang dengan suara bergetar oleh kemarahan yang mengerikan. "Kau akan mati seperti Kadek Sari! Atau bahkan lebih buruk! Dan kau, Marni, apa kau buta!? Kau membawa maut ke desa ini dengan membiarkan dia dekat denganmu!"

Marni berdiri, suara dan sikapnya penuh keberanian yang getir. "Komang, suud! Bagus tidak membawa apa-apa selain niat baik. Masalah ini sudah ada jauh sebelum dia datang ke sini!" (suud-STOP).

Komang meludah ke tanah dengan jijik. "Niat baik? Kau lihat sendiri apa yang terjadi! Kematian, teror yang tak berkesudahan! Ini bukan kebetulan. Dia umpan yang dipakai oleh Leak, dan kau adalah target sebenarnya! Jauhkan dia dari sini kalau kau masih sayang pada desa ini!"

Bagus berdiri, menahan amarah yang menggelegak dalam dirinya. "Kami berusaha menyelamatkan Pak Wayan, Komang. Kita harus bersatu, bukan terpecah belah."

Komang tertawa sinis, tawa yang dingin dan penuh kebencian. "Bersatu? Dengan ilmu sihirmu? Dengan buku-bukumu yang penuh tulisan kuno itu? Kau tidak tahu apa-apa tentang Leak yang mengintai. Kau hanya bermain-main dengan api yang akan membakar semua orang di sekitarmu!"

Komang mendekat, suaranya berubah menjadi bisikan penuh dendam yang menusuk tulang, "Ayahmu hilang karena salah satu leak pengikut ibumu, Marni. Darah kutukan yang mengalir dalam dirimu yang menarik mereka!"

Ucapan itu seperti pukulan keras yang menghantam dada Marni. Ia terhuyung mundur, wajahnya berubah menjadi pucat seperti mayat hidup.

Bagus dengan cepat mendorong Komang menjauh, suaranya bergetar penuh peringatan, "Pergi, Komang! Sekarang juga!"

Komang menatap mereka dengan mata penuh janji dendam yang membara, lalu berbalik pergi meninggalkan mereka yang kini dipenuhi kecemasan dan aura kematian yang pekat.

Insiden itu menjadi titik balik yang kelam. Marni mulai menarik diri ke dalam bayang-bayang kesedihan dan rasa bersalah yang membebani jiwanya. Komang benar, semua ini bermula dari darahnya. Setiap nyawa yang terluka, setiap kematian yang mengoyak desa, semuanya berakar dari warisan kutukan yang mengalir dalam dirinya. Dia merasa seperti kutukan berjalan yang membawa malapetaka ke mana pun dia pergi.

Malam itu, Marni tidak muncul untuk makan malam. Bagus mencari Marni dengan cemas, akhirnya menemukan gadis itu duduk di lantai kamarnya yang dingin, memeluk erat selendang merah yang merupakan peninggalan ibunya. Matanya kosong, seperti jiwa yang telah terperangkap dalam kegelapan tanpa harapan.

"Marni," panggil Bagus dengan suara lembut, penuh kasih sayang dan kekhawatiran.

"Dia benar, Mas," jawab Marni dengan suara yang hampir menjadi bisikan, "Aku adalah kutukan berjalan. Ibuku, Ayahku, Kadek Sari... Semua terjerat dalam darah ini, semuanya karena aku. Jika kau tetap dekat denganku, kau akan mati. Aku akan membawa kematian padamu."

Bagus menggenggam tangan Marni, menatap matanya yang kosong tapi bergetar. "Jangan katakan itu. Kau korban, bukan penyebab. Kita akan melawan ini bersama-sama."

Sayangnya, kata-kata Bagus tak mampu meruntuhkan tembok keputus-asaan yang telah kokoh berdiri di hati Marni.

Dengan suara yang nyaris tak terdengar, ia mengungkapkan rahasia yang selama ini dipendam, "Ada... sebuah ritual. Satu jalan keluar."

Suaranya pecah, penuh ketakutan dan harapan yang bercampur menjadi satu. "Mang Dirga memberitahuku hari ini."

Bagus menahan nafas, mendengarkan dengan jantung yang berdegup keras seperti hendak pecah.

"Balian Rawa... dia menawarkan pertukaran yang mengerikan. Jika aku menyerahkan diriku kepadanya saat malam purnama, dia akan melepaskan ayahku dan menghentikan teror yang melanda desa." Marni menatap Bagus, matanya basah oleh air mata yang tak dapat dibendung lagi.

"Dia menginginkan warisanku. Dengan itu, dia akan menjadi penguasa leak yang tak tertandingi. Desa akan selamat. Ayahku akan selamat. Dan kau... kau juga akan selamat." ucap Marni.

Dunia Bagus seolah berputar. "Tidak! Itu bunuh diri! Kau tidak boleh percaya padanya!"

Marni menjerit dengan putus asa, air matanya tumpah deras seperti hujan badai yang mengamuk. "Apa pilihannya, Mas? Melihat lebih banyak orang mati? Melihatmu menjadi korban berikutnya? Aku tidak tahan lagi!" Tangisnya pecah, suara penuh kegetiran dan cinta yang menyayat hati.

"Cintaku padamu terlalu besar untuk membiarkanmu terluka." Bagus memeluknya erat, merasakan jantungnya sendiri hancur berkeping-keping. "Kita akan mencari jalan lain. Aku janji. Jangan pernah menyerah."

Di dalam pelukan Bagus, Marni merasa pasrah. Keputusan mengerikan mulai tumbuh di relung hatinya, sebuah benih pengorbanan yang pahit. Cinta mereka, yang seharusnya menjadi sumber kekuatan, kini berubah menjadi alasan bagi Marni untuk rela mengorbankan dirinya demi keselamatan orang lain.

Keesokan harinya, saat fajar merekah di ufuk timur dan kabut dingin menyelimuti desa, Marni menghilang tanpa jejak. Rumah mereka hanya menyisakan selendang merah yang terlipat rapi di atas kasur Marni. Di bawah selendang itu, ada secarik kertas dengan tulisan tangannya yang halus dan lirih, seolah ditulis oleh jiwa yang telah lelah dan patah.

"Maafkan aku. Ini satu-satunya cara untuk menyelamatkan kalian semua. Cintaku padamu terlalu besar untuk membiarkanmu mati. Jangan cari aku."

Bagus menggenggam kertas itu dengan tangan gemetar, suara jeritnya pecah dalam keputus-asaan yang menghancurkan. Kutukan itu telah menang. Cinta mereka diuji diantara teror yang mengintai di balik bayang-bayang desa.

Kini Bagus harus menemukan Marni sebelum bulan purnama tiba, sebelum dia menyerahkan jiwanya kepada kegelapan yang akan selamanya menenggelamkan mereka dalam neraka dunia yang tak berujung.

*

1
Mini_jelly
Rasain lu ndra!!!
Ayam Kampoeng: Ndra...
ato Ndro? 🤣🤣
total 1 replies
Mini_jelly
seruuu, 🥰🤗
Mini_jelly: sama2 kak 🥰
total 2 replies
Mini_jelly
Bully itu emg bukan cuma fisik. Ejekan kecil yang diulang-ulang, pandangan sinis, atau diasingkan perlahan-lahan juga membunuh rasa percaya diri. Sadar, yuk."
Sebelum ikut-ikutan nge-bully, coba deh tanya ke diri sendiri. Apa yang akan aku rasakan jika ini terjadi padaku atau adik/keluargaku?
☺️🥰
Ayam Kampoeng: 😊😊😊........
total 3 replies
Mini_jelly
😥😭😭
Ayam Kampoeng: nangis .. 🥲
total 1 replies
Mini_jelly
🤣🤣🤣
Ayam Kampoeng: hadeh ..
total 1 replies
Mini_jelly
me too 🥰❤️
Ayam Kampoeng: ekhem 🙄🤭
total 1 replies
Mini_jelly
udh lama gk mampir, ngopi dlu 🥰
Ayam Kampoeng: kopi isi vanila. kesukaan kamu 🤤🤸🤸
total 1 replies
Mini_jelly
🤣🤣🤣🤣
Ayam Kampoeng: malah ketawa... 😚😚😚💋
total 1 replies
Mini_jelly
semangat nulisnya pasti seru nih 🥰
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!