Adik kandungnya, Chantika tiba-tiba saja berubah sifat. Merebut pria yang dicintainya, memonopoli cinta kedua orang tua mereka, setiap usaha yang dipegang adiknya selalu berhasil.
Hingga, pada suatu saat Chantika entah kenapa berusaha membunuh Violetta.
Dalam kematian yang hampir menjemputnya, banyak tanda tanya dalam diri Violetta.
Bagaimana pun dia berusaha tidak akan dapat menyaingi Chantika? Mengapa kekasihnya lebih mencintai Chantika? Mengapa dunia ini begitu tidak adil?
Namun.
Tiba-tiba saja layar berisikan tulisan terlihat di hadapannya. Dilengkapi seorang pemuda dengan pakaian aneh.
"Protagonis telah ditemukan dalam keadaan hidup, siap melayani."
"Ka...kamu siapa?"
"Mulai hari ini anda adalah host yang saya layani. Saya adalah sistem perbaikan dimensi."
Dunia yang ditempati Violetta adalah dunia novel. Dengan Violetta yang merupakan protagonis. Sedangkan Chantika memasuki dunia novel dan merubah cerita seenaknya.
Pertarungan antara penjelajah dan protagonis dimulai
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon KOHAPU, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Tidak Seperti Dulu Lagi
Stasiun televisi Silver telah berada di butik milik Violetta. Dania berusaha bersabar, benar-benar berusaha. Melirik ke arah putrinya yang menunduk kecewa.
"Chantika sayang, tenang ya? Sekarang anak ibu tersayang harus ganti baju. Stasiun televisi JHK sudah hampir sampai." Ucap Dania pelan, dijawab dengan anggukan kepala oleh Chantika.
Wanita yang berusaha bersikap biasa-biasa saja. Dalam hatinya menyimpan banyak dendam. Pemeran utama wanita cepat atau lambat harus dihabisi olehnya.
Menatap ke arah cermin, kala penata rias kembali merapikan penampilannya. Chantika memang cantik, tapi lebih pada terkesan manis. Berbeda dengan Violetta yang lebih menebarkan kesan anggun.
Mungkin karena wajah Chantika yang mewarisi wajah cantik Dania. Selisih usia Chantika dan Violetta hanya satu tahun. Itu artinya setelah melahirkan Violetta, beberapa bulan kemudian Dania hamil Chantika.
"Apa aku lebih cantik dari kakakku?" Tanya Chantika pada sang penata rias.
"Tentu saja, wajah nona seperti boneka." Puji sang penata rias.
Prang!
Chantika membanting gelas air hingga pecah berkeping-keping.
"Seperti boneka!? Yang ingin aku tanyakan cantik sempurna. Aku ingin cantik sempurna! Tata ulang penampilanku, aku ingin lebih cantik dibandingkan dengan Violetta!" Tegasnya, membuat penata rias gugup.
"Ba...baik." Ucap penata rias.
Chantika mengigit bagian ujung kukunya sendiri. Apa sebaiknya mengundang selebriti saja agar butiknya terkenal? Tidak menyadari biaya promosinya akan seperti membakar uang.
Namun, fikirannya beralih pada satu hal. Dalam cerita novel seharusnya Violetta saat ini merekrut seorang chef. Membuka restauran berbintang. Dirinya harus cepat menstabilkan butik ini. Jika tidak lebih baik tutup saja. Karena seingatnya restauran adalah usaha utama Violetta dalam novel.
Sial! Begitu banyak hal yang harus diatur.
***
Benar saja stasiun televisi JHK sudah tiba. Dania dan Chantika melangkah dengan cepat menyambut kedatangan mereka.
"Selamat datang, silahkan masuk dulu sebelum memulai rekaman." Dania tersenyum sudah menyiapkan cemilan.
Para kru baru saja mulai melangkah hendak masuk. Hingga produser acara TV menghubungi sang presenter.
"Halo pak Jala, ada apa? Kami sudah sampai di lokasi." Ucap sang presenter menatap jenuh.
"Kalian ada di area jalan Fajar bukan? Ingat butik yang sedang viral di internet? Stasiun televisi mawar menyiarkan secara live pertunjukan pria yang disebut pangeran salju. Rating acaranya terus naik. Pergi ke butik itu sekarang! Tunda syuting wawancara promosi untuk jadwal sore hari." Perintah dari sang produser.
"Ta... tapi---" Kalimat sang presenter disela.
"Tidak ada tapi-tapian. Aku mendapatkan kabar, bukan hanya Star entertainment tapi juga management artis dari Jepang ingin mengontraknya. Jika dia tertarik." Ucap sang produser cepat.
"Aku akan segera ke sana." Presenter mematikan panggilannya.
"Kita ke butik di seberang jalan." Perintah presenter cepat, mengemasi barang-barangnya dari dalam mobil.
"Ka...kalian mau kemana?" Tanya Dania mencoba menghentikan.
Sementara Chantika yang kini mengenakan gaun berwarna kuning, melangkah turun. Tidak mengerti dengan situasi yang terjadi.
"Maaf, syuting akan kami jadwalkan kembali pada jam 4 sore." Ucap sang presenter berkemas.
"Tidak bisa begitu! Ini namanya pelanggaran kontrak. Kami sudah membayar dimuka." Chantika berusaha berucap lebih logis.
Sang presenter mengangkat sebelah alisnya."Asalkan tidak lewat hari ini. Maka bukan pelanggaran kontrak. Ayo cepat! Aku tidak ingin pak Jala bertambah murka."
Pupil mata Chantika bergetar dirinya tidak dapat menerima sama sekali. Bagaimana pemeran utama wanita dapat selalu beruntung? Sama sekali tidak mengerti dengan segalanya.
Pada akhirnya mengikuti langkah sang presenter. Dania yang tidak dapat menerima menghalangi berusaha mengejar.
Area depan butik yang ramai. Stan kecil untuk pakaian yang didiskon dengan harga tidak masuk akal. Kini menjual lebih banyak pakaian, memang masih dengan harga murah, tapi tidak separah sebelumnya yang seperti asal menjual modal.
Banyak mobil yang terparkir, hingga tempat parkir di area depan butik tidak muat lagi. Orang-orang bahkan memarkirkan mobilnya di area lapangan bola. Yang kini dilengkapi petugas parkir orang lokal.
Kenapa dapat seperti ini? Padahal rencananya sudah benar untuk merebut semua usaha protagonis wanita.
Mengikuti sang ibu yang mendahuluinya. Benar! Ketika burung berada di atas langit, akan mudah untuk memanahnya jatuh.
"Kalian harus ke butik kami terlebih dahulu! Ini pelanggaran kontrak! Aku dapat menuntut kalian ke pengadilan!" Bentak Dania sama sekali tidak terima.
"Kami tidak melanggar kontrak. Sudah kami bilang akan melakukan wawancara pukul 6 sore saja. Lagipula ini akan disiarkan Minggu pagi." Keluh sang presenter dari stasiun televisi JHK.
"Stasiun televisi sebelumnya mengatakan akan mengadakan wawancara nanti. Kalian juga sama tidak profesional nya!?" Bentak Dania, tidak dapat terima. Menarik sang presenter agar mengambil gambar butik milik Chantika terlebih dahulu.
"Aku bilang nanti!" Bentak Sang presenter stasiun televisi JHK.
Violetta tetap menikmati keripik singkongnya. Sungguh pertunjukan yang menarik. Melihat sang ibu memelas memohon untuk putri kesayangannya.
Sedangkan Galan tidak peduli sama sekali, tetap menjalankan perintah Violetta untuk memainkan pianonya. Pesona dan suaranya memikat hati. Hingga presenter stasiun televisi Silver begitu betah berada di tempat ini. Setelah berbelanja sekitar 15 juta rupiah untuk beberapa gaun.
Ini harus dilakukan, mungkin itulah yang ada dalam otak Chantika untuk saat ini. Menyimpan senyumannya, perlahan berbisik pada sang ibu."Ibu... Violetta ingin melawan ibu karena pria itu. Jika ibu membeberkan semuanya di hadapan media, kakak akan kembali seperti dulu. Menurut pada ibu."
Dania tersenyum menyeringai, memang benar-benar putrinya. Begitu pintar dalam menyikapi situasi.
Pada akhirnya air matanya mengalir, memulai drama yang tidak kunjung habis.
"Violetta! Apa begini caramu memperlakukan keluargamu? 9 bulan ibu mengandungmu. Tapi kamu masih saja terpikat g*igolo itu merendahkan ibu dan adikmu." Perhatian semua orang teralih. Walaupun dalam hati mereka tidak percaya, karena good looking selalu menang.
Violetta hanya melangkah mendekat masih menikmati keripik singkongnya yang belum habis. Membiarkan masalah ini semakin melebar, menghancurkan Chantika adalah tujuan utamanya.
"Ada apa ibu?" Tanyanya tanpa rasa bersalah sama sekali.
"Kamu bersenang-senang setiap hari dengan g*igolo itu! Apa kamu memikirkan kehormatan keluarga!?" Bentak Dania benar-benar murka.
Tapi anehnya Violetta hanya tersenyum. Mengunyah keripik singkong bagaikan seekor tupai yang manis. Menunggu kata-kata apalagi yang akan diucapkan ibunya.
"Kakak...aku membuka usaha butik kakak juga ikut-ikutan. Aku mengganti konsep butik kakak juga melakukan hal yang sama. Ditambah kakak tega-teganya merekrut desainer utama butikku." Ucap Chantika menitikan air matanya.
Ini jadi semakin menarik. Benar-benar sebuah drama. Orang-orang mulai berkerumun, tapi sebagian besar tidak peduli masih menonton Galan yang tengah bermain piano mengcover beberapa lagu. Bahkan lagu Jepang, Barat tidak luput di cover olehnya.
"Sudah selesai? Kalau belum lanjutkan? Mumpung keripik singkongku belum habis." Violetta masih terlihat begitu tenang, namun tersenyum menyeringai. Ibu yang benar-benar tidak mencintainya, hanya memikirkan sang anak bungsu.
kasian amet baru jatuh ketika orang itu udah ga mau berpaling lagi
eh..kita ga tau ya.. system' itu buatan siapa?