NovelToon NovelToon
HIDDEN MARRIAGE

HIDDEN MARRIAGE

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Cintamanis / CEO / Beda Usia / Cinta pada Pandangan Pertama / Pernikahan rahasia
Popularitas:2.2k
Nilai: 5
Nama Author: Wendy081104

Elena terikat pernikahan sejak umurnya menginjak 17 tahun. Awalnya pernikahan ini tidak ia ketahui, hingga saat umurnya menginjak 20 tahun, barulah ia mengetahui bahwa ia sudah menikah selama 4 tahun. Namun yang membuat Elena bertanya, siapa pria yang berstatus sebagai suaminya itu?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Wendy081104, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 23

Elena membuka matanya perlahan, hari ini adalah hari sabtu. Akhir - akhir ini dirinya di sibukan dengan kegiatan kampusnya, di tambah lagi dengan kegiatan dari fakultas miliknya yang membuat Elena seperti ingin menghilang dari dunia ini. Gadis itu kembali menarik selimutnya, dia kembali menelusup masuk ke dalam selimut besar itu, hari ini dia tidak ingin melakukan apapun, dia hanya ingin bermalas - malasan di rumah.

"Sweetie, sudah bangun?" Alex baru saja keluar dari kamar mandi, dengan rambutnya yang basah, sepertinya dia habis membersihkan diri.

Alex duduk di pinggir ranjang, lalu mengusap pelan rambut Elena. Dia tahu istrinya ini pasti sedang malas, biasanya istrinya itu akan bangun pukul 6 pagi, tapi hari ini dia bangun sangat telat, pukul 9 pagi.

"Sejak kapan istriku menjadi manja seperti ini?" goda Alex, sambil menurunkan selimut yang menutupi tubuh Elena.

Elena memunculkan kepalanya, membuat Alex menjadi gemas padanya. "Apakah kita harus pergi ke rumah ayah dan bunda malam ini?" tanya Elena, jujur saja dia tidak ingin pergi.

"Iya...apa kamu khawatir?" tanya Alex.

Elena mengangguk pelan. Namun Alex punya seribu satu cara untuk menenangkan istrinya itu, malam ini pasti akan ada sesuatu yang terjadi namun Alex sudah mengantisipasi semuanya. Dia sudah meminta David untuk melakukan apa yang di perlukan, ini hanyalah acara kecil yang di adakan ayah dan ibunya, karena hari ini merupakan hari peringatan pernikahan mereka.

Dan kemungkinan juga, pria itu bersama anaknya akan hadir di sana. Alex bukan tidak ingin membongkarnya, namun sekarang belum waktunya. Dia masih menunggu waktu yang tepat, lagipula keselamatan istrinya adalah yang paling penting.

"Daniel mengirimkan orang untuk mengawasi nyonya."

Alex membuang handuknya yang basah ke sembarangan arah, lalu naik ke ranjang dan berbaring di sana lalu memeluk Elena erat. Dia tidak menyangka akan menyeret istrinya, ke dalam masalah yang sama sekali tidak istrinya ketahui. Karena itulah Alex harus mencari keadaan yang terkendali, untuk mengatakan semuanya pada Elena, tanpa ada yang di sembunyikan sekalipun.

"Aku sudah meminta Jefri untuk membawa gaunmu." kata Alex.

Elena yang mendengar hal itu langsung berbalik dan memeluk Alex, dia sangat menyukai aroma tubuh pria ini. Apalagi saat pria ini selesai membersihkan dirinya, namun terlepas dari suasana hatinya yang seperti ini—ada satu perasaan ganjil yang tidak bisa Elena jelaskan. Dan perasaan ini sungguh mengganggu pikirannya, semua itu bermula sejak Alex memberitahunya tentang masalah yang sedang dirinya hadapi. Namun Elena dengan cepat menepis semua itu, itu hanya pemikiran yang rendah.

·–·–·–·–·–·

Waktu berlalu begitu cepat, Jefri begitu bersemangat mengantar gaun untuk Elena, ini kesempatan langkah untuk melihat Elena namun sepertinya Alex tidak akan membiarkan dirinya. Nyatanya saja sekarang, dia sedang di tahan oleh Alex di pintu utama penthouse itu.

"Oh...come on, biarkan aku masuk dan melihat istrimu." kata Jefri, yang sedang di tahan oleh Alex, di depan pintu sekarang.

"Gaunnya, berikan padaku." Alex mengulurkan tangannya, meminta paper bag hitam yang di pegang oleh Jefri.

Perdebatan kedua pria itu terus berlanjut, sampai mereka tidak menyadari jika Elena sudah turun dari kamar, dan sedang menonton perdebatan mereka dari arah tangga. Dia tersenyum menatap Alex dan Jefri yang terus berdebat, hingga tidak berselang lama Alex menyadari keberadaan Elena di sana, dirinya berbalik dan menatap Elena yang masih berdiri dari arah tangga itu, sambil tersenyum tipis padanya.

Alex meninggalkan Jefri di depan pintu, dan melangkah mendekati Elena. "Mengapa turun? Kamu membutuhkan sesuatu?" tanya Alex, sambil memegang tangan Elena.

Elena menggeleng pelan. "Aku mendengar perdebatan kalian, karena itulah aku turun ke sini." jelasnya.

Jefri yang berada di pintu depan langsung menerobos masuk, dia sangat senang melihat Elena lagi. "Lama tidak bertemu, nyonya." sapa Jefri, sambil tersenyum menggoda Elena.

"Lama tidak bertemu..." jawab Elena canggung.

Jefri langsung menyerahkan paper bag hitam itu pada Alex, dia harus kembali ke butiknya. Karena hari ini dia masih mempunyai kesibukan tersendiri. Setelah berpamitan pada Alex dan Elena, Jefri langsung kembali ke butiknya. Sedangkan Alex, dia kembali membawa Elena ke kamar mereka dan meminta Elena bersiap - siap terlebih dahulu. Sekarang sudah menunjukan pukul 5 sore, sedangkan pesta di mulai pukul 7 malam.

Setelah Elena masuk dan bersiap, Alex juga langsung mempersiapkan dirinya.

Setelah dirinya rapi, Alex berdiri sambil menatap keluar jendela kamar mareka, menatap kota Moskow yang mulai di masuki malam hari.

"Al..." panggil Elena.

Alex yang mendengar panggilan Elena langsung berbalik, dirinya mendapati Elena yang mengintip dari balik Walt in Closet. Alex lalu melangkah menuju Elena, dia tahu gadis itu sudah rapi di lihat dari rambutnya yang tertata begitu elegan.

"Ada apa?" tanya Alex.

Elena lalu menarik tangan Alex masuk ke dalam Walt in Closet. "Bisakah kamu membantuku...tanganku tidak bisa meraih resleting gaun ini..." pinta Elena, sambil memunggungi Alex.

Alex terdiam sejenak, dia menatap punggung Elena yang begitu putih dan halus, perlahan tangan pria itu meraih resleting gaun itu, dan menariknya perlahan. Saat resleting gaun itu hampir mencapai atas gaun itu, Alex menunduk pelan, lalu mencium punggung Elena yang putih itu. Elena tersentak dengan aksi Alex, namun dirinya tidak melakukan apapun. Elena merasakan ciuma Alex semakin naik ke tengkuk lehernya, dan itu membuatnya memejamkan matanya. Dia takut pria ini akan lepas kendali seperti beberapa hari yang lalu.

"Al...hentikan..." pinta Elena.

Alex meletakan kepalanya di bahu Elena. "Melihatmu seperti ini...haruskah kita tidak pergi? Aku tidak rela orang - orang memandangi istriku." bisik Alex, sambil memeluk pinggang Elena erat.

"Tidak bisa Al...ayah dan bunda akan marah padamu nanti." kata Elena, dia masih mengingat ancaman Mariana semalam, pada Alex jika mereka berdua tidak datang ke pesta nanti.

Setelah Elena selesai bersiap, Alex memandanginya dengan puas. Benar kata Jefri, tubuh Elena sangatlah mungil dan tidak mudah menemukan gaun yang cocok di tubuhnya, namun Jefri sangat bisa di andalkan dalam hal seperti ini. Alex mengambil sepatu Elena, lalu meminta gadis itu duduk di sofa agar dirinya bisa memakaikan sepatu ini.

"Aku bisa melakukannya sendiri." kata Elena.

Alex mengangkat kepalanya, lalu menatap Elena sejenak. "Aku tahu...tapi biarkan aku melakukannya untukmu." Alex mengulurkan tangannya, meminta Elena mengulurkan kedua kakinya.

David sudah menunggu mereka berdua di bawah, Alex dan Elena keluar dari penthouse beriringan menuju ke lobby bawah, di mana David sudah menunggu mereka. Di dalam lift, Elena terus menempel pada Alex. Entah mengapa dirinya tidak bisa jauh dari pria ini. Alex menatap Elena yang mendekat padanya, dia langsung mengeluarkan tangannya dari saku celananya lalu memeluk Elena. Lift itu tiba di lantai bawah, Alex dan Elena langsung menuju ke tempat di mana David sudah menunggu mereka.

Tanpa menunggu lama, Alex dan Elena langsung masuk ke dalam mobil. Mobil itu langsung meninggalkan halaman gedung itu, dan berkendara ke jalan umum. Jack dan Helena juga Damien juga akan berada di sana, Elena menebak jika mereka telah sampai lebih dulu.

·–·–·–·–·–·

Suasana di halaman tengah mansion utama keluarga Castellio sungguh harmonis, musik klasik ala barat di putar untuk menambah suasana romantis bagi dua orang yang merayakan hari pernikahan mereka hari ini. Mereka sekeluarga, Mariana dan Axelion, Jack dan Helena juga Damien berada di meja terpisah. Banyak tamu yang datang memberikan ucapan selamat pada Mariana dan Axelion, atas hari pernikahan mereka.

"Mereka berdua belum tiba?" tanya Helena pada Mariana.

"Mungkin sebentar lagi, semalam aku sudah mengancam mereka berdua." kata Mariana, yang mengundang tawa dari mereka semua.

"Akhir - akhir ini, Alex dan Elena tidak menghabiskan banyak waktu berdua, mereka sangat sibuk dengan urusan mereka masing - masing." Axelion meliarkan pandangannya, dia terus mencari keberadaan Liu di antara mereka semua.

"Bahkan Elena menelpon ku dan mengeluh tentang kuliahnya." jelas Damien, sambil meminum sampanye miliknya.

Mereka terus mengobrol dan tidak menyadari, jika dua orang yang mereka obrolkan baru saja tiba dengan mobil mereka tepat di halaman utama mansion keluarga Castellio. Alex keluar dari mobil lebih dulu, lalu menawarkan tangannya pada Elena. Elena meraih tangan Alex, lalu keluar dari mobil itu. Mereka berdua bahkan bisa mendengar suara musik dari dalam.

Mereka berdua masuk beriringan ke dalam mansion, semua mata para tamu yang memang belum sampai di halaman tengah, semuanya tertuju pada mereka. Alex dan Elena mengabaikan semua tatapan itu, mereka terus berjalan melewati para tamu juga beberapa rekan bisnis Alex, hingga akhirnya mereka berdua sampai di halaman tengah mansion utama.

Suasana ramai menyambut mereka berdua, Elena terus menggandeng tangan Alex. Mereka meliarkan pandangan mereka berdua, mencari di mana keberadaan keluarga mereka. Elena melihat Damien dari kejauhan, Elena pun langsung menarik Alex pelan ke arah Damien. Dan benar saja, saat mereka sampai di tempat Damien di sana mereka melihat Jack dan Helena juga Axelion dan Mariana.

"Kalian di sini?" Mariana menatap Alex dan Elena, sambil tersenyum manis. Dia sangat senang anak dan menantunya datang ke pesta kecil mereka.

"Jika ibu tidak mengancam kami berdua, pasti kami tidak akan datang ke sini." kata Alex ceplas - ceplos.

Elena yang mendengar jawaban Alex, langsung mencubit pelan pinggang pria itu. Alex meringis pelan, dia menatap Elena yang sedang menatapnya tajam. Alex langsung terdiam dan tidak berani berkata lagi.

"Bunda...aku sudah menyiapkan kado istimewa untuk bunda dan ayah." kata Elena, sambil memegang tangan Mariana.

"Benarkah? Aku sangat penasaran." kata Mariana.

Setelah itu, Axelion dan Mariana langsung pergi untuk menyapa tamu mereka yang lainnya, sedangkan Elena bersama Alex duduk tidak jauh dari sana bersama Damien. Sedangkan Jack bersama Helena berpisah, untuk menyapa rekan bisnis mereka. Alex meliarkan pandangannya, dia sedang mencari Liu. Namun di tengah kerumunan banyak orang di pesta ini, Alex sama sekali tidak menemukan Liu di antara mereka.

"Apa yang akan kamu lakukan kali ini, nenek?" batin Alex. Dia harus tetap waspada. Dia tahu Liu pasti sedang merencanakan sesuatu di pesta ini.

·–·–·–·–·–·

to be continue...

1
nyonya
jangan bilang lu sengaja menta ditembak lex
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!