NovelToon NovelToon
CINTA DI UJUNG PERPISAHAN

CINTA DI UJUNG PERPISAHAN

Status: sedang berlangsung
Genre:Perjodohan / Konflik etika / Cinta Murni
Popularitas:25.9k
Nilai: 5
Nama Author: ratu_halu

Alaric Sagara, tiba tiba hidup nya berubah setelah istri yang di cintainya pergi untuk selama lamanya karena malahirkan bayi mereka ke dunia.
Kepergian sang istri menyisakan trauma mendalam di diri Aric, pria yang semula hangat telah berubah menjadi dingin melebihi dingin nya salju di kutub utara..

Faza Aqila, sepupu mendiang sang istri sekaligus teman semasa kuliah Aric dulu kini statusnya berubah menjadi istri Aric setelah 3tahun pria itu menduda. Faza telah diam diam menaruh cinta pada Aric sejak mereka masih sama sama duduk di bangku kuliah.

Bagaimana kehidupan pernikahan mereka dan akankah Faza mampu membuka hati Aric kembali...

Happy Reading 💜
Enjoy ✨

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ratu_halu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Eps 30

Rasanya baru kemarin, tapi ternyata satu bulan sudah berlalu...

Faza memejamkan mata, menikmati semilir angin yang menerpa wajah nya.

Sudah lumayan lama Faza berada di dekat danau dan perasaan nya mulai lebih tenang. Faza beranjak dari kursi panjang yang dia duduki. Langkah nya terayun meninggalkan tempat Favorit nya yang sering dia datangi semasa 'kecil' dulu.

Kedua orang tua nya memutuskan membawa Faza kembali ke rumah masa kecil sang Ayah serta Faza sendiri.

Rumah itu masih berdiri kokoh meskipun sang empunya alias kakek dan nenek Faza sudah tiada.

Faza lahir dan tumbuh di rumah itu. Namun hanya bertahan beberapa tahun sebelum kakek dan nenek nya meninggal dan kedua orang tuanya memutuskan untuk memulai kehidupan baru mereka di ibu kota.

Akan tetapi, langkah nya terhenti saat tatapan nya bertemu dengan tatapan sang Ayah. Faza tahu, sekuat apapun Ayah menyembunyikan, tapi sorot matanya tak bisa berbohong. Ada kesedihan dan kekecewaan seorang Ayah atas apa yang terjadi pada putri kesayangan nya.

Ayah berjalan sambil membawa selimut dari benang yang di rajut sendiri oleh Bunda. Ayah tersenyum lalu memasangkan selimut itu melingkar di kedua bahu Faza.

Tangan Ayah terangkat, merangkul bahu lalu menuntun Faza untuk berjalan meninggalkan danau.

Faza menyandarkan kepalanya di dada Ayah dengan satu tangan yang melingkar di pinggang belakang Ayah.

Ayah tidak mengatakan apapun, begitu juga dengan Faza. Mereka sama-sama membisu dan larut dalam pikiran masing-masing.

Jika saja Ayah tahu bagaimana perlakuan Aric selama setahun menjadi suami nya, mungkin Ayah akan lebih kecewa dan marah dari pada sekarang.

Akan tetapi, Faza tak akan menceritakan itu. Tidak akan pernah. Karena untuk masalah itu, Aric sudah meminta maaf dan mereka sempat menjadi suami istri yang sesungguhnya meski hanya bertahan beberapa hari saja.

Sesampai nya di rumah, Bunda Zilla menyambut Faza dan Ayah dengan senyum lebar.

Faza menarik nafas panjang sambil menguatkan hati untuk berpura-pura abai dengan semua yang terjadi.

"Kita makan dulu, ya.. Bunda sama Mbok Rum udah masak.." Kata Bunda dengan nata berbinar namun tampak masih sembab.

Faza mengangguk pelan sambil menampilkan seulas senyum.

Ketiga nya berjalan menuju meja makan.

Faza duduk di sebrang bunda, sementara Ayah duduk di kursi utama.

Bunda mengambil piring Ayah lalu mengisi dengan sedikit nasi serta lauk. Kemudian beralih ke piring Faza.

"Biar Faza ambil sendiri aja, Bun.." Kata Faza dengan tatapan sendu pada sang bunda.

Bunda tersenyum, kemudian duduk kembali di kursi nya. Dan Faza mulai mengisi piring nya dengan berbagai jenis lauk.

Tapi belum sempat Faza menyuap makanan itu ke mulutnya, tiba-tiba perut nya seperti bergejolak, dan rasanya mau.......Muntah.

HOEK! HOEK!

Faza menutup mulutnya sambil berlari ke arah kamar mandi.

Bunda dan Ayah saling berpandangan, sedetik kemudian mereka menyusul Faza dengan eskpresi khawatir..

Di dalam kamar mandi Faza memuntahkan isi perutnya, semua...

Bunda yang sudah ikut masuk ke dalam kamar mandi langsung membantu Faza memijat tengkuk nya.

Setelah cukup lama Faza muntah-muntah, Ayah dan Bunda segera memapah Faza ke kamar nya.

Perlahan Faza di baringkan di atas tempat tidur. Wajah Faza terlihat sangat pucat dengan keringat dingin yang keluar di dahi dan lehernya.

"Ayah sudah memanggil Dokter Herman, beliau sedang dalam perjalanan."

Dokter Herman adalah sahabat Ayah yang memiliki klinik nya sendiri di daerah itu.

"Aku gapapa, kok, yah... Cuma masuk angin aja. Mungkin karena terlalu lama di danau tadi."

Ada benar nya juga, sebab Faza sudah berada di danau lebih dari dua jam.

"Kamu tetap harus di periksa. Bunda nggak mau kalau kamu sampai sakit." Sahut bunda sambil menyelimuti tubuh Faza sampai sebatas perutnya..

Faza menurut dan tidak membantah lagi sebab tubuh nya terasa lemas dengan pandangan yang mulai berkunang-kunang..

Tidak lama kemudian, Dokter Herman datang dan segera memeriksa keadaan Faza.

Saat Dokter Herman memeriksa denyut nadi Faza, dahi pria yang seumuran dengan sang Ayah itu terlihat berkerut, seolah sedang berpikir keras.

Sedetik kemudian, tatapan Dokter Herman beralih pada Ayah dan Bunda..

Tiba-tiba Dokter Herman berdiri dari duduknya "San, Zil... Ikut saya keluar sebentar.." Kata Dokter Herman pada Ayah dan Bunda seraya melingkarkan stetoskop di lehernya.

Ayah dan Bunda kembali beradu tatap, lalu mengikuti langkah Dokter Herman di belakang.

Sementara Faza, justru terlihat panik karena takut sesuatu yang buruk telah terjadi padanya. Terkena penyakit serius misalnya.

Di luar kamar, pernyataan Dokter Herman membuat Ayah dan Bunda shock berat.

"APA ? FAZA HAMIL ?" tanya Ayah dan bunda serempak dengan kedua mata melotot ke arah Dokter Herman.

"Agar lebih jelas, saya sarankan kalian untuk membawa Faza konsultasi ke Dokter Kandungan. Atau bisa juga kalian minta Faza untuk melakukan tes kehamilan secara mandiri terlebih dahulu dengan menggunakan testpack." Panjang Dokter Herman bicara. Ayah dan Bunda masih mencoba mencerna semuanya.

Sepasang suami istri itu di cekam sunyi sepanjang Dokter Herman menjelaskan.

Dokter Herman kemudian masuk kembali ke kamar Faza, tak lama Ayah dan Bunda pun menyusul..

"Ada apa, Om ? Kenapa Om ngajak Ayah dan Bunda untuk bicara di luar ?" Tanya Faza pada Dokter Herman yang dia panggil dengan sebutan 'Om'.

Dokter Herman tersenyum, sambil membereskan peralatan nya dan memasukkan kembali ke dalam tas, "Om tidak bisa resepkan kamu obat. Jadi sebaiknya kamu segera periksa ke rumah sakit, ya.."

Faza semakin bingung, lalu tatapannya beralih pada Ayah dan Bunda yang juga terlihat tak biasa..

Dokter Herman pun pamit pada Faza, dan Ayah menemani Dokter Herman ke depan Sementara Bunda masih setia berada di kamar Faza.

"Bun... Ada apa sebenarnya ? Apa aku mengidap penyakit serius ?" tanya Faza yang sudah tidak tahan dengan teka teki yang di buat oleh Dokter Herman dan kedua orang tua nya.

Bunda mendekat dan duduk di dekat Faza. Kemudian bunda Zilla memberikan sebuah kartu nama pada Faza.

'dr. Salma K. Rifai, Sp.OG'

Faza terhenyak menatap nama serta gelar di kartu nama itu tanpa kedip.

"Bun... Siapa Dokter Salma ? Dan kenapa bunda memberikan kartu nama ini sama aku ?"

Bunda tersenyum lalu mengusap perut Faza yang masih rata hingga membuat Faza semakin keheranan..

"Dokter Salma itu Dokter Kandungan teman nya Om Herman. Kartu nama itu juga dari Om Herman. Om Herman menduga kamu sedang hamil, sayang.."

Deg!

Mata Faza membola.... Jemari nya begitu kuat mencengkram selimut..

Sepersekian detik setelah bunda mengatakan itu, Ayah datang dengan membawa jinjingan plastik entah berisi apa, kemudian kantong plastik itu di berikan kepada Bunda.

"Kamu bisa bangun, kan ? Ayo Bunda antar ke kamar mandi.."

Faza tidak protes, dan mengikuti perintah bunda nya untuk bangun..

Ayah menunggu di kamar dengan perasaan yang tak karuan.

Tak berselang lama, Bunda keluar lagi dari kamar mandi bersama Faza. Mata Bunda terlihat berbinar sambil menyerahkan testpack pada Ayah..

"Alhamdulillah...." Ayah sujud syukur, Bunda menangis haru, sementara Faza sudah lebih dulu berderai air mata saat di kamar mandi tadi.

Faza tak menyangka ada janin di dalam rahim nya. Dan itu milik Aric, laki-laki yang sangat dia cintai dan sampai detik ini masih mengisi seluruh tempat di hati dan pikiran nya.

Ayah dan Bunda kemudian memeluk Faza dengan perasaan haru.

"Besok pagi kita ke rumah sakit tempat teman nya Om Herman praktek.."

1
Uthie
Hmmm... mencintai wanita yg salah si Aric 🤨
Uthie
mending tinggalin aja Faza 😡
Uthie
bikin nyesel dia 😡
Daulat Pasaribu
lanjutkan thor makin seru/Grin/
Lisa
Semangat Aric perbaiki sikapmu spy mertuamu percaya lg
kalea rizuky
menye menye Thor jd like mu dikit wong MC nya aja tolol
kalea rizuky
Faza tolol cwek lemah males Thor uda di talak ngemis2 najis bgt tau skip ajh
kalea rizuky
kapok
kalea rizuky
uda jatuh talak jangan main main dengan kata kata q kembalikan anak mu kepadamu ayah atau pulang lah le rmh orang tuamu
kalea rizuky
pulanglah ke rmh orang tua mu uda jatuh lo kata talak
Erchapram
Nyesek bab pertama yang bikin mau baca lanjutannya.
Lisa
Kasihan juga si Aric tp dia jg yg salah karena dr awal udh g percaya sama Faza lalu mentalaknya..jelas ortu serta mertuanya marah..
Lisa
Wah Aric udh sampe di rmhnya Faza nih..gmn y pertemuan mereka..
Dian Fitriana
update
kalea rizuky
lemah bgt ne Faza pantes like dikit pembaca males Thor liat cwek. menye pasti like dikit
kalea rizuky
males mc lemah gini mending cerai bodoh amat sama anak nya klo q abis cerai pergi keluar negri skip novel menye2
Blu Lovfres
saya kurang respect sama,faza thor
tolong kasih dia bangun ,biar menyadari kelakuan suaminya, yg merendahkan istri, dn wanita
kasih pelajaran apasi, faza budak laki
🤣🤣🤣
Lisa
Ya'lah jelas aj ortu Faza bertindak seperti itu karena Aric seenaknya aj terhadap Faza..mengganggap remeh pernikahan..
shyafira fitri
Lanjut thor,,
Lisa: Wah Faza hamil..berita yg mengejutkan..sayangnya Faza & Aric udh bercerai.
total 1 replies
Rita Susanti
lanjut thor upnya ditunggu
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!