Cerita ini lanjutan Aku Yang Tidak Sempurna.
Bakat yang di milikinya adalah warisan dari sang mama yang seorang pelukis terkenal.
Namun ia lebih memilih menjadi pelukis jalanan untuk mengisi waktu luangnya. Berbaur dengan alam itu keinginannya.
Dia adalah Rafan Nashif, seorang pelukis jalanan dan sekaligus seorang CEO di perusahaan.
Namun tidak banyak yang tahu jika dirinya seorang CEO, bahkan pacarnya sendiri pun tidak tahu.
Sehingga ia di hina dan di selingkuhi karena di kira hanya seorang seniman jalanan yang tidak punya masa depan.
Bagaimana kisah selanjutnya? Jika penasaran, mampir yuk!
Cerita ini hanyalah fiksi belaka, jika nama tempat, nama orang ada yang sama itu hanya kebetulan semata dan tidak bermaksud untuk menyinggung siapapun.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Pa'tam, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 29
"Kamu tidak ikhlas?" tanya Rafan.
"Gimana ya, itukan hasil kerjaku, tapi ya sudahlah aku juga sudah dapat gantinya," jawab Lestari.
Laksmi mengantar pesanan mereka. Kemudian dia mengatakan jika bos nya meminta Lestari untuk menemuinya setelah selesai makan.
"Mau apa dia?" tanya Lestari.
"Gak tahu, temui saja dulu," jawab Laksmi.
Lestari menatap Rafan, Rafan pun mengangguk memberikan izin. Rafan percaya Lestari, jadi ia mengizinkan Lestari menemui mantan bos nya itu.
"Pergilah, aku menunggu di sini," kata Rafan setelah selesai mereka makan.
Lestari menghela nafas lalu mengangguk dan tersenyum. Lestari pergi ke ruangan Rudi. Dia mengetuk pintu tiga kali.
Terdengar suara memintanya untuk masuk. Perlahan Lestari mendorong pintu dan masuk.
"Ada apa Pak?" tanya Lestari.
"Duduk dulu," jawab Rudi.
Lestari pun menurut saja, ia duduk di kursi berhadapan dengan Rudi. Rudi mengeluarkan amplop coklat dan meletakkan nya di meja.
"Aku bersedia bayar kamu dengan gaji tinggi, asalkan kamu bekerja lagi di sini. Bagaimana?"
"Gaji yang waktu itu saja bapak tidak bayar, ini mau gaji saya dengan gaji tinggi. Bukan itu saja Pak, pria tua itu melecehkan saya, namun Pak Rudi malah langsung memecat saya tanpa bertanya ataupun membela saya. Saya tidak minta di bela Pak, tapi setidaknya cari tahu kebenarannya!"
Lestari sedikit emosi mengungkapkan itu semua. Rudi terdiam sejenak seolah memikirkan apa yang ingin ia katakan?
"Oke, gajimu yang dulu aku bayar sekarang. Dan ini bayaran jika kamu bekerja besok."
Rudi menyerahkan dua amplop coklat dan putih. Amplop coklat adalah gaji Lestari yang 1,5 juta itu. Sementara amplop putih, Lestari tidak tahu berapa isinya.
Lagipula dia sudah tidak tergiur dengan gaji tinggi. Hasil dari jualan ketoprak nya saja sudah lumayan.
"Maaf Pak, saya ambil yang ini, karena ini adalah gaji saya yang berarti hak saya. Dan ini, sebaiknya bapak simpan saja. Permisi!"
Lestari bangkit dari duduknya, namun Rudi juga ikut bangkit. Ia langsung menahan pundak Lestari.
Lestari yang refleks saat di pegang pundaknya pun langsung menangkap tangan Rudi. Tanpa berpikir panjang, Lestari langsung membantingnya ke lantai.
"Aaaah...!" Rudi memekik kesakitan. Namun Lestari dengan tanpa rasa bersalah langsung keluar dari ruangan itu.
"Bagaimana? Apa yang di bicarakan pak bos?" tanya Laksmi.
"Pak Rudi meminta aku bekerja lagi di sini, tapi aku menolaknya," jawab Lestari sambil memamerkan amplop berisi uang gajinya.
Lestari pun pamit kepada Laksmi karena Rafan sudah menunggunya. Sementara Rudi keluar dari ruangannya dengan jalan yang pincang.
Sambil memegangi pinggangnya, ia meringis kesakitan. Laksmi yang melihat hal itu pun langsung bertanya.
"Pak bos kenapa?"
"Terpeleset dan jatuh."
Tidak mungkin Rudi mengatakan jika dirinya telah di banting oleh Lestari. Namun Laksmi curiga, jika pak bos bukan karena jatuh.
"Apa yang di bicarakan Rudi?" tanya Rafan. Saat ini Lestari sudah duduk di tempatnya semula.
"Tidak ada, dia hanya membayar gaji ku yang dulu tidak di bayar," jawab Lestari.
"Yakin?" tanya Rafan penuh selidik. Karena Rafan sempat melihat Rudi jalan nya pincang.
"Sebenarnya pak Rudi meminta ku untuk kembali bekerja. Pak Rudi akan membayar dengan gaji tinggi. Tapi aku menolak Mas," jawab Lestari.
"Lalu?" tanya Rafan lagi.
"He he, lalu aku banting," jawab Lestari sambil nyengir.
"Nakal," ucap Rafan sambil menoel hidung mancung milik Lestari. Lestari hanya tersenyum saja.
Kemudian mereka pun keluar dari cafe tersebut dan akan kembali ke rumah. Rudi hanya memperhatikan mereka dari kejauhan. Keduanya terlihat mesra di mata Rudi.
Sepanjang perjalanan keduanya saling diam. Baik Rafan maupun Lestari tidak tahu mau ngomong apa?
Hingga mereka pun tiba di kawasan perumahan tempat Lestari tinggal. Rafan memarkirkan mobilnya lalu keluar.
Lestari pun ikut keluar. "Maaf Mas, aku tidak bisa membawa Mas masuk ke rumah. Sebelum adanya fitnah, lebih baik di hindari."
"Aku mengerti, masuklah."
Lestari mengangguk. Dia memang tidak pernah membawa masuk laki-laki mana pun ke rumah kontrakannya.
Lestari memang menjaga privasi nya. Lebih baik menghindar daripada terjadi sesuatu yang tidak di inginkan.
Lestari menoleh ke Rafan. Rafan tersenyum dan mengangguk. Lestari akhirnya masuk ke dalam rumah.
Setelah Lestari masuk, Rafan pun masuk ke dalam mobil dan segera pergi dari situ. Rafan akan kembali ke perusahaan karena masih ada waktu beberapa jam sebelum jam pulang kerja.
Lestari membuka amplop tersebut, lalu menghitung jumlah uangnya. 1,5 juta tidak kurang dan tidak lebih.
"Alhamdulillah, hasil kerjaku selama sebulan," ucap Lestari.
Walau pun Lestari sudah punya banyak uang di rekeningnya, namun dia tetap bersyukur saat uang gajinya di bayar.
Sementara Rafan sudah tiba di perusahaan. Setelah memarkirkan mobilnya, Rafan langsung menuju ruangannya.
"Tuan," sapa Ridho.
"Hmmm, ada apa?" tanya Rafan.
"Tidak ada Tuan, hanya sekedar menyapa," jawab Ridho.
"Ya sudah lanjutkan pekerjaanmu," pinta Rafan. Ridho mengangguk lalu kembali ke ruangannya.
Rafan melepas jas nya lalu duduk di kursi kebesarannya. Rafan kembali bekerja karena ada yang belum di selesaikan nya.
Hingga jam pulang kerja pun tiba, Rafan pun sudah menyelesaikan pekerjaannya. Ia pun bersiap-siap untuk pulang.
Belum sempat ia keluar dari ruangannya, ponselnya berdering. Rafan segera melihat nama pemanggil lalu menjawabnya.
"Assalamualaikum Pa, ada apa?"
"Waalaikumsalam sayang, kamu di mana sekarang?" Bukan Jovan yang bicara, tapi Seruni. Di samping Seruni ada Jovan yang memegang ponselnya.
"Aku masih di kantor Ma, ada apa?"
"Jemput Seruni, ajak dia makan malam di rumah kita. Nenek dan kakek juga ingin berkenalan dengannya."
Ya, Sari dan Kosim juga ingin berkenalan dengan Lestari. Mereka penasaran seperti apa gadis pilihan Rafan?
"Baik Ma, sekarang juga aku menjemputnya. Assalamualaikum."
Rafan pun menutup teleponnya. Ia keluar dari ruangannya dan ingin menjemput Lestari atas permintaan keluarganya.
Rafan sangat senang karena semua keluarganya menyukai Lestari. Jadi tidak ada alasan untuk mereka untuk tidak bersama.
Jika alasannya karena kasta, keluarga Rafan pasti tidak akan menyetujui hubungan mereka. Tapi semuanya suka dengan Lestari.
Rafan kembali ke rumah Lestari. Tapi sebelum itu Rafan terlebih dahulu menghubungi Lestari dan memintanya untuk bersiap-siap.
Lestari yang tidak tahu ingin di bawa ke rumah oleh Rafan pun mengiyakan saja. Karena Rafan tidak bilang jika ia akan membawa Lestari ke rumahnya.
Rafan melajukan mobilnya menghindari kemacetan jalan raya. Karena sekarang jam pulang kerja, sudah pasti akan terjadi macet.
Sementara Lestari sudah bersiap-siap. Dia terlihat cantik dengan pakaian yang di belikan oleh Saskia dan Seruni di negara P.
Lestari menunggu dan sesekali mengecek ponselnya kalau-kalau ada panggilan masuk. Padahal jika orang menelepon pasti ada nada deringnya.
ada yg dpt karma ternyata sdah mbah dukunnya g mempan, jdi gila kan dia 😛😛
Lestari merasa kehilangan???
Lestari merasa kesepian???
Lestari merasa ada yang kurang???😛😛😛