NovelToon NovelToon
Paman CEO Itu Suamiku!

Paman CEO Itu Suamiku!

Status: sedang berlangsung
Genre:Nikahmuda / Duda / CEO / Nikah Kontrak / Beda Usia / Dijodohkan Orang Tua
Popularitas:2.3k
Nilai: 5
Nama Author: Lee_ya

Nayra Kirana, gadis berusia 22 tahun yang baru lulus kuliah, dihadapkan pada kenyataan pahit, ayahnya sakit keras dan keluarganya berada di ambang kehancuran ekonomi. Ketika semua pintu tertutup, satu-satunya jalan keluar datang dalam bentuk penawaran tak terduga—menikah dengan Arka Pratama, pria terpandang, CEO sukses, sekaligus... paman dari senior sekaligus bos tempatnya magang.

Arka adalah duda berusia 35 tahun, dingin, tertutup, dan menyimpan banyak luka dari masa lalunya. Meski memiliki segalanya, ia hidup sendiri, jauh dari kehangatan keluarga. Sejak pertama kali melihat Nayra saat masih remaja, Arka sudah merasa tertarik—bukan secara fisik semata, melainkan pada keteguhan hati dan ketulusan gadis itu. Ketika Nayra tumbuh dewasa dan kesulitan menghimpit hidupnya, Arka melihat kesempatan untuk menjadikan gadis itu bagian dari hidupnya.

Tanpa cinta, tanpa keromantisan, mereka memulai hidup sebagai suami istri berdasarkan perjanjian: tidak ada kewajiban fisik, tidak ada tuntutan

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lee_ya, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Menyerang Tanpa Menyentuh

Gedung tinggi Gantara Group tampak menjulang angkuh di tengah langit Jakarta yang mulai mendung. Tapi mendung hari itu bukan hanya di langit juga di hati Nayra.

Ia duduk sendiri di lobi, dengan Alma di stroller, menunggu Arka yang sedang bersiap menghadiri rapat evaluasi bersama dewan komisaris.

Namun tanpa diduga, suara hak tinggi berhenti tepat di hadapannya.

“Nayra?”

Nayra mendongak. Wajah yang sudah ia lihat sekilas di pernikahannya dulu kini berdiri tepat di depannya, Rania.

Masih secantik dulu. Wajahnya tenang, tapi dingin. Pandangan matanya menilai, seperti juri dalam ajang kecantikan.

“Rania,” sapa Nayra tenang.

Rania duduk di sampingnya, menyilangkan kaki. “Sudah lama, ya. Terakhir kita ketemu di pernikahanmu. Aku belum sempat kasih ucapan waktu itu.”

“Terima kasih. Sekarang sudah disampaikan.”

Rania tersenyum miring. “Langsung defensif? Padahal aku cuma ingin ngobrol. Karena sebentar lagi mungkin kamu akan mengerti apa yang sebenarnya terjadi antara aku dan Arka.”

Nayra menatap wanita itu penuh selidik. Tapi ia tetap tenang.

“Silakan bicara kalau kamu memang merasa harus.”

Rania mendesah. “Aku dan Arka dulu tampak sempurna. Tapi dia... dia punya sisi yang tak semua orang bisa tangani. Dia terlalu tertutup. Terlalu posesif kalau sudah sayang. Kami bertengkar terus dan waktu aku minta ruang... dia malah makin mengunci semuanya.”

Nayra mengernyit. “Kamu mau bilang, Arka toksik?”

“Bukan. Tapi dia... punya luka yang dalam. Dan saat dia jatuh cinta, dia takut kehilangan. Aku pikir aku bisa bertahan. Tapi aku kehabisan napas. Dan aku pergi. Aku memilih pergi... bukan karena aku tidak cinta, tapi karena dia tidak bisa sembuh dari masa lalu.”

Nayra diam. Pikirannya mulai berkelana. Ia mengingat kembali sikap Arka yang sempat terlalu posesif, terlalu ingin melindungi... bahkan terlalu takut kehilangan dirinya.

Rania melanjutkan, “Dan kamu... mengingatkannya pada luka itu. Mungkin kamu bukan pelarian. Tapi kamu pelengkap rasa bersalahnya.”

Sebelum Nayra menjawab, suara Reza terdengar.

“Bu Nayra, Pak Arka sudah siap. Rapat dimulai sepuluh menit lagi.”

Nayra berdiri. Tapi sebelum pergi, ia menatap Rania dengan senyum tipis.

“Terima kasih atas ceritanya. Tapi kamu lupa satu hal, Rania... Aku bukan kamu. Dan aku bukan cermin masa lalunya. Aku adalah masa depannya. Luka itu mungkin belum sembuh, tapi aku di sini bukan untuk menyembuhkan. Aku di sini untuk tetap tinggal meski lukanya berdarah lagi.”

Nayra melangkah menjauh dari Rania sambil mendorong stroller Alma.

***

Rapat dewan dimulai. Ruang besar itu hening ketika Arka masuk. Pak Leo, Bu Anindya, dan seluruh komisaris tampak serius. Di layar besar ditampilkan data keuangan Gantara Group. Stabil, bahkan membaik di dua kuartal terakhir.

Namun tekanan tidak berhenti di angka.

“Arka, sebagai CEO, kamu membawa hasil. Tapi bukan hanya hasil yang kami nilai. Citra, stabilitas emosional, dan... keputusan personal yang berdampak ke investor,” ucap Bu Anindya tajam.

“Jika kamu merasa hidup pribadimu terlalu banyak memengaruhi perusahaan,” timpal Pak Leo, “maka langkah terbaik adalah mundur sementara.”

Arka berdiri tegak, tatapannya tajam.

“Saya berterima kasih atas semua evaluasi. Tapi saya tidak akan mundur. Hidup pribadi saya memang berubah. Tapi performa perusahaan tidak pernah terganggu. Dan kalau kalian mempertanyakan istriku, itu pelanggaran privasi.”

Bu Anindya menyilangkan tangan. “Arka, kamu tahu Rania datang hari ini atas permintaan komisaris. Kami hanya ingin memahami lebih dalam kondisi emosionalmu pascacerai.”

Arka menatap ke seluruh ruangan.

“Rania adalah masa lalu saya. Saya menghargainya. Tapi saya bukan manusia yang tak bergerak. Saya memilih kembali menikah, bukan karena pelarian, tapi karena saya ingin membangun ulang hidup saya. Jika itu dianggap kelemahan, maka mungkin perusahaan ini lebih peduli pada citra ketimbang manusia yang menggerakkannya.”

Suasana hening.

Reza berdiri membawa laporan.

“Sesuai laporan Q2, nilai investasi naik 12%. Dan kami menemukan bahwa loyalitas klien meningkat justru karena pendekatan personal yang dilakukan CEO terhadap mitra.”

Pak Leo terdiam.

Arka mengakhiri, “Saya tidak akan mundur. Tapi kalau perusahaan ini tak butuh pemimpin yang manusiawi... maka biarkan saya tahu sekarang. Biar saya tahu, saya memimpin perusahaan atau sekadar menuruti ambisi keluarga.”

***

Beberapa menit setelah itu, hasil rapat diumumkan:

Arka tetap menjadi CEO—dengan syarat pengawasan ketat untuk 3 bulan ke depan.

Arka keluar dari ruang rapat. Nayra menunggu di luar.

“Gimana?” tanya Nayra pelan.

Arka menarik napas. “Aku masih berdiri.”

Nayra memeluknya tanpa bicara. Dalam pelukan itu, mereka saling tahu, badai belum selesai, tapi mereka sudah tidak sendirian.

***

Nayra pikir badai sudah reda setelah Arka lolos dari desakan mundur. Tapi yang tak ia sadari, ketika seseorang tidak bisa menjatuhkan kepala, maka yang mereka incar adalah hati dan Nayra adalah jantung pertahanan Arka.

Serangan itu tidak datang dalam bentuk peluru atau suara keras, tapi dalam bisikan dalam tatapan.

Dalam komentar yang tampak sepele tapi menghancurkan perlahan.

Awalnya, hanya di dunia maya. Komentar di postingan Arka mulai bernada aneh,

"Istrinya lucu sih, tapi kok kayak nggak cocok ya jadi istri CEO?”

“Dulu mantannya anggun banget, sekarang…?”

“Nikah buru-buru, pasti ada sesuatu di baliknya.”

Nayra membaca satu dua komentar, lalu menutup ponsel. Tapi rasa panasnya tidak ikut padam.

“Cuma netizen,” bisik Nayra pada diri sendiri, menepuk dadanya sambil mencoba mengalihkan pikiran ke cucian, piring kotor, atau mainan Alma yang tercecer.

Tapi bisikan itu tetap mengendap, tetap menusuk.

Lalu, datang pesan pribadi dari akun tak dikenal.

"Kamu tahu nggak, Nayra? Kamu hanya istri karena Arka butuh pelampiasan. Dia cinta mati sama Rania.”

“Kamu pikir kamu kuat menghadapi semua ini? Dunia CEO bukan sinetron, sayang.”

Nayra menghapus pesan itu. Tapi malamnya, saat Alma sudah tidur dan Arka sedang rapat Zoom di ruang kerja, Nayra mendadak terduduk di lantai kamar mandi. Tubuhnya menggigil.

Ia menutup mulutnya agar tidak menangis keras. Tapi air matanya tidak bisa ditahan.

Dia tahu siapa dirinya. Dia tahu apa yang dia perjuangkan. Tapi kenapa tetap sakit?

Hari-hari berikutnya, Nayra mulai menghindari membuka media sosial. Ia lebih banyak diam. Lebih sering salah masak. Kadang tanpa sadar memasukkan gula ke dalam sup.

Arka memperhatikan perubahan itu.

“Nay, kamu capek?” tanya Arka satu malam.

Nayra menggeleng. Tapi matanya tidak bisa berbohong.

“Nay, cerita sama aku. Jangan pura-pura kuat.”

Nayra tersenyum kecil. “Aku cuma... sedang menyesuaikan diri dengan dunia barumu, Ka.”

Arka memegang wajah istrinya. “Dunia ini bukan hanya punyaku. Sekarang ini dunia kita dan kalau mereka mengusikmu... aku akan balik mengguncang dunia mereka.”

Namun malam itu Nayra kembali menerima email.

"Kamu ingin tahu kenapa Rania dan Arka cerai? Karena Arka dulu selingkuh. Cek saja ke teman lamanya. Dan kamu? Kamu cuma pengganti yang diselubungi drama manis.”

Email itu menyertakan foto lama: Arka bersama seorang wanita, bukan Rania. Mungkin sahabat. Mungkin hanya kolega. Tapi dengan framing yang menjatuhkan.

Nayra menatap layar cukup lama, sebelum akhirnya menutup laptop. Ia tidak menangis.

Tapi di pagi hari, saat Arka keluar kamar untuk siap ke kantor, ia mendapati istrinya tertidur sambil memeluk Alma, dengan mata bengkak dan wajah lelah.

Arka tahu, sudah waktunya. Nayra perlu perlindungan, bukan hanya kasih sayang.

Sore harinya, Arka mengajak Nayra makan di tempat yang tenang.

Di tengah suasana makan yang hening, Arka mengeluarkan ponsel dan meletakkannya di atas meja.

“Aku tahu semuanya, Nay,”

Nayra hanya menatapnya. “Aku nggak mau nambah bebanmu.”

“Kamu bukan beban. Kamu… jantungku.”

Arka menghela napas.

“Foto itu, email itu, semua itu permainan orang dalam. Aku tahu siapa yang kirim. Dan mulai besok, tim legal akan urus mereka.”

“Ka…”

“Nayra, kamu sudah cukup kuat. Terlalu kuat, malah. Tapi kamu nggak harus selalu kuat. Kamu boleh nangis. Kamu boleh marah. Kamu boleh bilang kamu takut. Dan kamu nggak akan sendiri.”

Nayra mulai menangis. Tapi kali ini, dia tak sembunyi di kamar mandi.

Dia menangis di pelukan Arka. Di tempat umum. Di restoran. Di tengah dunia yang kadang begitu kejam, tapi tak bisa menyaingi hangatnya dada suaminya.

1
Dini Aryani
mohon maaf, karakter istri egois. dia menuntut suami yg diinginkan semua istri, sedangkan dia tidak melakukan kewajiban sebagai istri apalagi sedang hamil, ketaatan pd suami yg baik. sudah jadi istri lho. tolonglah ada unsur edukasi buat istri, agar tdk ada yg meniru sesuatu yg buruk. saya sbg istri malu
Lee_Ya: terimakasih kak buat komentarnya, stay tune terus ya buat tau cerita selanjutnya....lope sekebon 😍😍😍
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!