NovelToon NovelToon
Jodoh Wasiat Mami

Jodoh Wasiat Mami

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Cinta setelah menikah / Diam-Diam Cinta / Cinta Seiring Waktu / Dijodohkan Orang Tua
Popularitas:5.7k
Nilai: 5
Nama Author: Naira_W

Aldena Faradila tak menyangka akhirnya harus kembali ke tempat yang paling dihindarinya selama lima tahun ini. Dena harus kembali karena saudara kembarnya yang jatuh sakit dan juga wasiat dari Vania, almarhum ibunya.
Kembalinya Dena ke rumah almarhum maminya membuat keluarga papinya tak suka dan mencoba mengusirnya kembali.
Sayangnya, Dena lima tahun yang lalu sudah berubah dan kini bersiap membalaskan dendam dan sakit hatinya.
Rupanya semua tak berjalan semulus apa yang direncanakan oleh Dena. Dia harus menikah sebelum usianya dua puluh lima tahun dengan lelaki yang sudah dipilihkan oleh almarhum maminya.
Apakah Dena bersedia menikah dengan Gara, atau lebih memilih kehilangan harta warisannya? Lalu bagaimana jika ternyata Dena masih belum bisa melupakan masa lalunya yang ternyata keponakan dari Gara?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Naira_W, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Pawang

"Udah, Na... Gak usah nangis terus." Dana membujuk adik kembarnya agar tak menangis. Hal yang selalu dilakukan Dena dua hari terakhir ini.

Menangis setiap mengunjungi kamar Dana.

Apalagi tatapan lelaki yang duduk di sofa itu. Dana rasanya seperti orang jahat yang membuat Dena menangis.

"Gimana gak nangis, kamunya masih begini-begini aja. Harusnya kamu itu udah sembuh. Padahal kata dokter, habis operasi kamu pasti sembuh seperti dulu." kata Dena sambil mengambil tisu lalu membuang ingusnya.

Ssrroot...

Ya ampun, ini Dena gak ada jaim-jaimnya buang ingus sampai bunyi gitu di depan dua lelaki ganteng.

"Kata siapa, Na? Sekarang aku udah nggak merasa kesakitan seperti kemarin-kemarin. Aku hanya perlu istirahat untuk pemulihan." kata Dana sambil melirik ke arah Anggara.

Khawatir jika suami Dena itu ilfeel dengan kelakuan Dena barusan.

Tapi wajah Anggara terlihat biasa saja. Tidak ada ekspresi mengejek ataupun jijik.

"Beneran kamu udah gak sakit lagi? Jangan bohongi aku lagi. Kamu itu dari dulu suka main rahasia-rahasiaan. Harusnya kalau ada apa-apa kamu ngomong ke aku, Mas Dan."

"Kok, aku berasa saudara yang gak berguna buat kamu." gerutu Dena.

Dana memang selalu menyembunyikan masalahnya. Dia hanya memberi tau Dena hal-hal baik saja.

Bukan tanpa sebab, itu karena watak Dena yang mudah panik dan gelisah. Jika ada masalah Dena tak bisa tidur dan juga sulit untuk makan.

Ujung-ujungnya, Dena pasti akan jatuh sakit. Makanya Dana yang sangat protektif pada adiknya itu lebih memilih menyimpan semuanya.

Termasuk perselingkuhan papinya dan busuknya sahabat Dena, Asta.

"Kamu udah dengar dari dokter Dendi kan, Na. Dana bakalan sembuh cuma butuh waktu. Sekarang tubuhnya lagi adaptasi, menerima sel sumsum kamu." suara Anggara menimpali percakapan mereka.

Anggara merasa jika Dena tak akan berhenti membahas hal ini. Sementara Dana, lelaki itu sudah seperti mati kutu di depan adiknya. Tak bisa ngomong apa-apa lagi.

"Ya udah, kita balik ya. Biarkan Dana istirahat." kata Anggara mengajak istrinya untuk kembali ke kamarnya.

Mereka harus beres-beres karena Dena akan pulang hari ini. Istrinya Anggara itu sudah sembuh total.

Sebenarnya dari kemarin-kemarin Dena sudah boleh pulang. Hanya saja karena belum bisa bertemu Dana, maka wanita yang masih gadis itu tak mau pulang.

"Kita balik ke rumah mami, bang?" tanya Dena pada Anggara, saat mereka berjalan keluar rumah sakit.

"Nggak dulu ya, sayang. Mas udah punya rumah buat kita tinggal. Walaupun nggak sebesar rumah mami kamu." kata Anggara

"Tapi kalau kamu mau pulang ke rumah mami sekarang, abang ngikut aja. Cuma ada baiknya kita tinggal berdua dulu. Sambil kamu benar-benar sehat. Abang khawatir kalau papi kamu dan Kana tau tentang kondisi kalian." Anggara mencari alasan yang tepat agar Dena tinggal di rumah pribadinya.

Ya, sebenarnya alasannya benar-benar baik. Tapi Anggara punya alasan lain, mereka sudah menikah hampir dua minggu. Tapi kedekatan mereka hanya sampai pelukan dan cipokan saja.

Anggara juga pengen merasakan bobok bareng, mandi bareng, main kawin-kawinan.

Apalagi kata dokter, Dena sudah sehat dan bisa buat diajak ehem-ehem.

"Aku nggak masalah dengan rumah abang seperti apa. Lagian rumah mami itu rumahnya Mas Dan juga. Karena sudah menikah, aku ikut abang. Yang penting aku dikasih makan." kata Dena sambil cengir kuda.

"Ya Allah sayang, masa abang setega itu, nggak kasih kamu makan. Pokoknya kamu mau makan apa, abang beliin." kata Anggara yang merasa sangat-sangat mampu memberi makan istrinya.

"Ya kali aja abang kayak papi. Pelit." Dena cemberut mengingat wajah ayah kandungnya jika harus mengeluarkan uang untuk anak-anaknya.

"Kalau mami mah memang kaya, duitnya banyak. Gak dikasih uang sama papi nggak apa-apa. Kalau aku pengangguran loh, kalau abang gak kasih aku makan bisa mati aku."

"Hush... Gak boleh ngomong gitu. Hidup kamu masih panjang, sampai kita bisa lihat anak cucu kita bahagia." kata Anggara sambil memainkan ponselnya.

Lelaki itu menghubungi Heru, sahabatnya yang akan menjemput mereka pulang. Tapi anehnya sampai sekarang batang hidup buaya muara itu muncul.

"Heru belum datang, bang?"

"Iya nih, mana ni anak? Tadi katanya otw." kata Anggara sambil menelepon Heru.

"Hallo, Ru. Lo dimana sih?" tanya Anggara.

Suami Dena itu diam sejenak mendengar suara dari seberang telepon itu. Lalu menyisir ke area sekeliling lobby rumah sakit.

"Ya udah, kami jalan kaki ke sana saja." ucap Anggara sebelum memutuskan panggilan.

"Kenapa bang?" tanya Dena heran pada suaminya yang terlihat misuh-misuh.

"Buaya takut turun, ada pawangnya di sini." kata Anggara.

"Kalau jalan ke parkiran mampu nggak? Kalau nggak abang pinjam kursi roda dulu." kata Anggara. Bukannya dia tak romantis kayak di film atau novel yang suka menggendong pasangannya.

Tapi realistis saja, parkiran cukup jauh. Apalagi Anggara membawa tas yang berisi baju dan perlengkapan mereka.

Bisa encok dia, nanti malah nggak jadi grand opening sama Dena.

Anggara kan udah penasaran banget rasanya kayak apa. Selama ini dia cuma mendengar mulut bacot Heru saja yang bilang enak dan bikin nagih.

"Ayolah bang, biar cepat pulang." kata Dena.

Anggara mengangguk lalu berjalan ke parkiran sambil menggandeng tangan istrinya.

"Tapi bang, Heru punya pawang apaan sih?" tanya Dena yang penasaran.

"Ohh itu. Cewek barunya tadi ada di lobby." kata Anggara.

"Loh, kok malah gak mau turun. Kan bagus biar sekalian dikenalin ke kita." Dena yang terlihat semangat ingin berkenalan dengan pacar sahabat suaminya.

Kalian aja nanti mereka bisa merencanakan double date gitu.

"Ya... Iya sih. Tapi pawang satunya juga ada di sana. Dia gak mau ada acara jambak-jambakan di area lobby rumah sakit. Makanya dia ngalah nungguin di parkiran." kata Anggara menjelaskan ke- playboyan seorang Heru dengan kata-kata yang diperhalus.

"Heru itu selingkuh gitu, bang?" tanya Dena dengan penasaran.

Anggara menatap pawang cantiknya dan cuma satu-satunya itu.

Dan seketika saja ekspresi wajah Dena berubah masam setelah melihat suaminya mengangguk.

1
kalea rizuky
anjirr ngakak/Curse//Curse/
kalea rizuky
kasian unggung
Susi Akbarini
😀😀😀😀❤❤❤❤
Susi Akbarini
benar kata Albert..
masak tulisan tangan istri yg 20 thn bersama gak apal..
jadi bisa dikibuli kana..
😀😀😀❤❤❤
Susi Akbarini
waaahhhh..

Anggaraaaaa...

laki2 superrrrrrr..

😀😀❤❤❤❤❤❤
🌷Vnyjkb🌷
pria dan ayah sampah sih klu bentukan kyk km tedi
Susi Akbarini
iya benar kata Jenny..
❤❤😉❤❤❤
Susi Akbarini
lelaki idaman...
❤❤❤❤❤
Susi Akbarini
semangt kak..
makasi mau melanjutkan novel sang pemilik hati..
aku suka ama kak author yg tanggung jawab gini..
mkasi..
❤❤❤❤❤❤😍😍😍😍😘😘😘😘😗😗😗😙😙😙
Susi Akbarini
emang pelakor kan lebih kejam dari perampok...

❤❤❤❤❤
Susi Akbarini
beeehhhhhhh..

emang laki2 bwneran..
Anggara2...

lope2 dehhhh..

semangatttt...
❤❤❤❤
Susi Akbarini
😀😀😀😀❤❤❤❤
Susi Akbarini
foto siapa..
apa yg akn Evan lakukan lagi..
???
❤❤❤❤❤❤
Susi Akbarini
kpookkkkk kowe Evannn..
😀😀😀❤❤❤❤
Susi Akbarini
jangan sampai Dena kenapa napa..

❤❤❤❤❤
Susi Akbarini
good job Anggara ....
😍😍😍❤❤❤❤
🌷Vnyjkb🌷
evan sayang kau kubuang🤭🙈🤣🤣
nyadarrrrr banggggg
Susi Akbarini
duhhhh..
cerdas banget vania ini..

swtelah diaudit..
pastu kana dan tedy harus ganti rugi..
salon vania jan jadi menyusut tinggak 2..
Susi Akbarini
untung kebaikan hati maminya diwarisi anak kembaenya..
dan kebaikan wajah papinya..
jadilah klop .

perpasuan yg sempurna..

😀😀😀❤❤❤
Susi Akbarini
artinya wajah dana dan dena warisan tedy..

😀😀😀❤❤❤
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!