Jiro Adrian pernah mencintai wanita begitu dalam namun di hianati, beberapa tahun kemudian setelah bertunangan dengan wanita lain tiba-tiba masa lalunya hadir dan kembali mengacak-acak hatinya.
Pria itu menyayangi tunangannya tapi juga tak bisa melepaskan wanita masa lalunya karena ingin membalas rasa sakit hatinya dahulu.
Lalu siapa yang akan ia pilih, tunangannya yang telah membantunya kembali bangkit atau justru masa lalunya yang banyak menyimpan rahasia yang tak pernah ia duga?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Qinan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab~30
Hanna langsung berteriak terkejut ketika tak sengaja melihat Jiro sedang bertelanjang dada di ruang gym dan hanya menyisakan celana boxer pendek, keringat nampak membasahi tubuh kekarnya hingga terlihat seksi dimata Hanna.
Dadanya yang bidang dan perutnya yang kotak-kotak bak roti sobek terlihat sangat keras juga liat, sial sebagai wanita dewasa tentu saja itu membuat Hanna merasa kagum.
Kemudian wanita itu pun kembali menutup pintunya dari luar sembari menggerutu kesal bercampur malu, ia pikir ruangan tersebut kosong karena pintunya tak tertutup rapat.
"Ck, sok suci." gumam Jiro yang melihat kepergian wanita itu kemudian melanjutkan olahraganya kembali.
Kini Hanna nampak menatap tiga kamar kosong lainnya lalu memasuki salah satunya yang rupanya ruang kerja pria itu, penthouse ini benar-benar sangat luas dan memiliki banyak ruangan.
Seperti saat ini ia berada disebuah ruang kerja yang mungkin tak terlalu luas hanya ada meja, lemari dan juga sofa panjang namun pandangan Hanna tiba-tiba tak sengaja kearah dinding dimana foto pria itu bersama Sofie terpatri disana.
Sejak tadi ia memang melihat foto mereka ada di mana-mana seakan menunjukkan bagaimana eratnya hubungan keduanya, kemudian setelah membersihkan ruangan tersebut Hanna kembali membersihkan ruangan lainnya yang rupanya sebuah kamar tamu yang sepertinya lama tak di tinggali karena setiap furniturnya di tutup oleh kain putih.
Akhirnya Hanna pun beralih membersihkan kamar terakhir yaitu kamar sang bos, semoga saja pria itu masih berada di tempat gym agar ia bisa leluasa merapikannya.
Setelah mengetuk pintunya Hanna segera membukanya dan wangi maskulin langsung menusuk hidungnya, wangi yang sama seperti beberapa tahun yang lalu. Sepertinya pria itu hanya menyukai satu aroma wewangian, lalu dilihatnya beberapa foto yang sama nampak terpatri di dinding.
Apakah Sofie juga sering menginap disini?
Kemudian pandangannya kearah ranjang yang sedikit berantakan, apakah mereka juga tidur disana?
Tak ingin terlalu larut dalam spekulasinya sendiri Hanna pun segera merapikan tempat tidur tersebut sebelum bosnya itu selesai berolahraga, kemudian dilanjutkan dengan membersihkan yang lainnya dari debu-debu yang hampir tak terlihat.
Ketika hendak membuka toilet tiba-tiba pintu toilet terbuka sendiri dari dalam dan dilihatnya bosnya itu keluar dari sana dengan hanya memakai handuk sebatas pusarnya, bagaimana bisa pria itu tiba-tiba ada didalam kamar mandi bahkan sejak tadi ia tak mendengar suara air?
Hanna pun langsung melangkah mundur, sial kakinya tiba-tiba mendadak kaku ketika pria itu terus saja melangkah mendekatinya namun tetap ia paksa mundur tapi justru itu membuatnya hampir terjatuh jika saja pria itu tak segera menopang tubuhnya.
Kini pandangan keduanya pun terkunci, bahkan tubuh yang diam-diam wanita itu kagumi kini nampak mendekapnya dengan kuat. Semakin lama Hanna melihat wajah pria itu semakin mendekat, apakah mereka akan berciuman? namun tiba-tiba....
Bug!
Wanita itu langsung jatuh ke lantai saat pria itu nampak melepaskan tubuhnya dan berlalu begitu saja tanpa perasaan. "Jika sudah selesai segeralah pulang!" perintahnya dengan nada dingin seraya berlalu menuju walk in closet yang berada tak jauh dari sana.
"Sial!"
Hanna langsung mengumpati dirinya sendiri, sungguh betapa murahannya dirinya karena masih mengharapkan sentuhan pria itu, kemudian ia pun bergegas keluar dari kamar tersebut.
Hari sudah sore dan Hanna merasa senang karena bisa pulang lebih awal, sepertinya ia akan pergi ke bar mengingat ia masih membutuhkan banyak uang untuk membayar ganti rugi kepada mantan kekasihnya itu. Setelah lunas ia berniat akan kembali ke kotanya dan memulai hidup baru disana bersama sang ayah.
Akhirnya setelah beristirahat sejenak malam itu Hanna kembali pergi ke bar untuk bekerja sebagai pelayan seperti sebelumnya, meskipun tubuhnya lelah namun hidup terus berjalan dan ia tak boleh menyerah.
"Hanna, ku pikir kamu takkan datang lagi sejak kejadian kemarin lagipula ku dengar dari Suzy jika kamu diminta tuan Jiro bekerja di rumahnya, apa itu benar?" David nampak senang ketika melihat Hanna baru datang dan langsung menghampirinya.
"Aku belum menerima upah jadi mana mungkin aku tak datang," seloroh wanita itu dengan tersenyum lebar meskipun gurat kelelahan terlukis di wajahnya.
Kemudian Hanna pun kembali menjalani rutinitasnya setelah berbincang sejenak dengan pria itu, tetangga apartemennya sekaligus sahabatnya itu. Pria tampan yang sejak pertama kenal sudah menunjukkan rasa ketertarikan padanya namun ia pura-pura tak mengetahuinya mengingat Sarah juga menyukainya, lagipula hatinya juga masih terpaut dengan pria lain.
Malam ini pekerjaan Hanna cukup lancar hanya saja ia melihat perubahan Suzy yang nampak sinis kepadanya, padahal biasanya wanita itu bersikap ramah bahkan tidak hanya wanita itu saja tapi beberapa teman-temanya yang lain juga mulai menjauhinya.
"Suzy, kamu mau kemana?" tukas David ketika wanita itu langsung beranjak dari duduknya saat Hanna baru datang untuk mengambil pesanan tamu.
"Malas dekat-dekat dengan orang munafik," sahut wanita itu seraya melirik kearah Hanna lantas berlalu pergi dari sana.
Hanna yang menyadari perubahan sikap wanita itu nampak menggeleng kecil, selain menjadi primadona Suzy adalah karyawan senior disini dan ia yakin wanita itu juga yang mempengaruhi teman-temanya yang lain untuk menjauhinya.
Entah sudah menjadi takdirnya ia tidak di sukai dimana pun berada dan ia sudah biasa dengan hal itu bahkan ayah kandungnya pun juga sama hanya menganggapnya sebagai anak pembawa sial.
"Hanna, apa kamu punya masalah dengan Suzy?" tanya David malam itu ketika mereka pulang bersama menuju apartemennya.
"Mungkin karena kejadian waktu itu dan dia mengira aku sedang mencari perhatian tuan Jiro padahal aku bekerja di rumahnya juga hanya sebagai pelayannya untuk membayar ganti rugi bar," sahut Hanna menebak.
David pun langsung menatapnya. "Benarkah?" ucapnya menatap wanita itu untuk mencari kejujuran di matanya.
"Hm dan aku tak masalah jika kamu juga tak percaya padaku," Hanna tersenyum tipis menatap pria itu.
"Tentu saja aku percaya padamu Hanna, kamu bukan wanita murahan yang seperti dikatakan oleh Suzy." David mencoba meyakinkan wanita itu bahkan pria itu tiba-tiba menyentuh tangannya hingga membuat Hanna sontak menghentikan langkahnya, taman yang mulai sepi membuat malam itu terasa begitu sunyi.
"Hanna, sebenarnya sudah lama sekali aku ingin mengatakan hal ini padamu," ucap pria itu kemudian dengan tangannya masih menggenggam tangan wanita itu.
"David, ka-kamu mau apa?"
"Aku menyukaimu Hanna, aku sudah menyukaimu sejak pertama kali mengenalmu." potong pria itu tiba-tiba dan Hanna hanya termangu mendengarnya.
"Aku memang tidak kaya Hanna tapi aku janji akan membahagiakan mu jika kamu mau menjadi kekasihku," imbuh pria yang berprofesi sebagai bartender tersebut.
"David, a-aku....."
Hanna langsung menjeda ucapannya ketika tiba-tiba sebuah mobil mewah berhenti tepat di hadapan mereka dengan sorot lampu langsung mengarah kepadanya.
"Tuan Jiro?" ucap keduanya bersamaan dengan wajah terkejut.
pasti biang lala berhenti gara2 jiro nih...
dengan cara dia menghubungi anak buahnya
dimana2 kalo bener2 cinta itu walaupn disakiti ttp bertahan.. tp jiro ini di sakiti balik menyakiti
sama aja dia itu menyakiti diri sendiri...
dan saat iini..... serah Qinan deh....
apa sih Othor mesti gitu dech bikin otak aku traveling kesana kesini.... next thor 😍