NovelToon NovelToon
DENDAM KESUMAT

DENDAM KESUMAT

Status: tamat
Genre:Horor / Misteri / Balas Dendam / Iblis / Identitas Tersembunyi / Dendam Kesumat / Tamat
Popularitas:406.1k
Nilai: 5
Nama Author: Cublik

“Aku mohon! Tolong lepaskan!”
Seorang wanita muda tengah berbadan dua, memohon kepada para preman yang sedang menyiksa serta melecehkannya.

Dia begitu menyesal melewati jalanan sepi demi mengabari kehamilannya kepada sang suami.

Setelah puas menikmati hingga korban pingsan dengan kondisi mengenaskan, para pria biadab itu pergi meninggalkannya.

Beberapa jam kemudian, betapa terkejutnya mereka ketika kembali ke lokasi dan ingin melanjutkan lagi menikmati tubuh si korban, wanita itu hilang bak ditelan bumi.

Kemana perginya dia?
Benarkah ada yang menolong, lalu siapa sosoknya?
Sebenarnya siapa dan apa motif para preman tersebut...?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Cublik, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Dendam : 32

Napas Herman tidak beraturan, dia menatap sekeliling, tidak ada siapa-siapa. Hanya hutan rimbun tanpa sinar matahari, tetapi bercahaya redup, lembab, pohon-pohon beringin menjulang, akar-akarnya menjuntai mencapai tanah.

Kemudian Herman menunduk, betapa terkejutnya ia kala melihat tubuhnya tidak mengenakan pakaian. Kedua tangan terentang diikat akar kayu panjang, badannya terendam di kubangan air berlumpur, kaki terbuka lebar dan diikat.

“Di mana ini?” Ingatan terakhir saat dia diserang Sawitri pun kembali terngiang. “Sialan! Keluar kau Setan betina!”

Pria terikat itu masih tidak sadar sedang berada di wilayah siapa, kesombongannya belum runtuh, meyakini kalau semua bisa diatasi selama ada juragan Bahri dan juga ki Jaya.

Tiba-tiba, air kolam menjadi lebih keruh lagi, dan mengeluarkan buih.

“Apa itu?!” nadanya tidak sekeras tadi, ada sesuatu yang licin menggigit pergelangan kakinya.

Harman menghentakkan kakinya, saat merasakan rasa nyeri, perih sekaligus gatal di pergelangan kaki. Binatang aneh berukuran panjang, berwarna hitam kehijauan muncul ke permukaan, ukurannya sepuluh kali lipat lebih besar dari Lintah pada umumnya.

“Hahh! Hewan apa itu?! Pria telanjang bulat itu menggeliat, berusaha melepaskan diri, punggungnya terangkat dan kemaluannya terlihat.

Lintah-lintah raksasa berjumlah belasan merambat naik ke betis dan terus menuju pusaka Herman.

“Pergi! Enyahlah!” Bak Babi sedang mandi di kubangan lumpur, seperti itulah posisi Herman, melambung lalu terhempas lagi ke dasar, hingga air berkecipak dan meluap ke atas.

Akhh!

“Jangan masuk! Keluar!” Pekikan kesakitan, ketakutan, keterkejutan berbaur jadi satu. Seekor Lintah masuk ke tubuhnya lewat lubang dubur, lainnya menghisap tubuh bagian bawah, termasuk area intim Herman.

“Juragan tolong! Tolong saya Ki Jaya!” keringat sebesar biji jagung memenuhi wajahnya.

Rasa sakitnya sudah tidak tertahankan lagi, urat-urat di leher, kening dan pelipis Herman menonjol, tangan mengepal dan kaki mengejang.

“Cuih … baru dihisap sedikit darahmu, kau sudah semaput. Dasar si lemah yang Pengecut!”

Entah dari mana datangnya, Herman melihat sosok wanita yang dulu dia perkosa, duduk di batu berlumut, penampilan masih seperti tadi saat menangkapnya. Ada obor menyala di tangannya.

“Sawi_tri, tolong aku! Bunuh hewan menjijikan ini!” Ia mengiba, memohon, tenaganya nyaris habis.

"Sesuai permintaanmu!” Sawitri turun dari batu, mencelupkan obor nya ke dalam kubangan lumpur. Seketika airnya menyala, api merambat dari sisi pojok sampai mengenai jari kaki Herman yang tidak terendam.

Lagi dan lagi Herman berteriak, matanya terbelalak, air liur menetes. Bila tadi merasakan perih dan gatal, sekarang rasa panas membakar jari kakinya.

Air kolam itu telah di beri minyak tanah dan spiritus, sehingga dapat menyala bila disulut api.

"Kumohon! Kasihani aku, Witri! Lepaskan! Ini sakit sekali!” Herman menangis. Dia sudah tidak memiliki tenaga untuk sekedar menggerakkan tangan.

Sawitri berjongkok tepat di samping badan Herman yang lebih rendah dari nya.

“Bagaimana rasanya dibakar hidup-hidup?” Netranya melirik nyala api yang sedang membakar kawanan Lintah di betis Herman, saat binatang itu mati dan melepaskan hisapannya, giliran kulit Herman dilahap api.

“Kau bukan manusia, tapi Iblis!” Ia menggeram lemah, menatap tidak berdaya wajah kejam Sawitri.

“Ya, ya … aku belajar darimu, dan lainnya. Bukankah kalian ingin membakar jasadku setelah puas memperkosa?”

Sawitri berdiri. “Tarik talinya, Kunti!”

Tali yang mengikat Herman di tarik. Pria yang sekarat, luka bakar pada bagian betis hingga jari kaki, sudah seperti hewan mau di panggang. Lintah-lintah tadi telah mati, hanya satu yang sedang menikmati dalaman tubuh Herman.

Api masih menyala di kolam lumpur, yang mana diatasnya ada Herman.

“Mau apa kau? Lepas_kan!” nadanya terbata-bata dan bergetar.

“Cuma ingin sedikit bermain saja. Kau masih ingat teman ku ini, tidak?” Sawitri berdiri tegak, obor masih dalam genggaman.

Keluar lah Kunti dari balik pohon beringin, wajahnya sama seperti saat dulu dia belum meninggal.

“Ra_tih?” Herman menatap tak percaya, gadis Kumal yang dulu dia mutilasi setelah dirudapaksa oleh juragan Bahri dan juga Sugeng.

“Setelah sekian lama, akhirnya aku memiliki kesempatan langka ini.” Kunti merebut obor dari Sawitri, melangkah lebar, tanpa ragu menyulut kemaluan Herman.

Argghh!

Byurr!

Kulit dan daging pergelangan kaki Herman terkelupas, tulangnya terlepas.

Tubuh yang tak lagi memiliki pergelangan kaki itu kembali tercebur. Api memercik keluar, tapi tidak menyentuh Sawitri dan Kunti.

Tentu kedua wanita bernasib sama, tragis. Tidak menginginkan kematian cepat! Kunti menggerakkan tangan, seketika api padam dan kolam kering, tersisa lumpur.

Setengah badan Herman melepuh, sosok nya tak sadarkan diri. Bau gosong menyengat dari pembakaran daging mentah.

“Biarkan dia istirahat dulu! Nanti, ketika telah siuman kita siksa lagi!” Sawitri menyeringai bengis, mengulang kalimat yang dulu Herman katakan sambil menyusuri tubuh polosnya menggunakan jempol kaki.

“Keluarkan Lintah dalam tubuhnya!” titahnya.

Lintah raksasa tadi keluar dari mulut Herman, badannya membesar, berlendir darah.

Sawitri membungkuk, menjejalkan pil. Untuk menghentikan pendarahan, tapi tidak dapat melenyapkan rasa sakit.

.

.

“Herman tidak ada datang kemari.”

Kening Gandi mengernyit, dia masih tidak percaya pernyataan Ki Jaya. “Juragan Bahri menyuruhnya menjemput, Ki Jaya. Saya melihat sendiri dia mengendarai motor Pendi.

Ki Jaya mengelus dadanya yang terasa sakit, napasnya pun berbunyi seperti seseorang mengidap penyakit asma. “Kita harus berhati-hati! Kejadian janggal belakangan ini semacam teror. Dari hilangnya Rahman, kesurupan Farida, dan kematian Pendi, kini keberadaan Herman entah di mana.”

“Coba kau telusuri jalan arah ke sini! Samar-samar saya masih dapat merasakan jejak Herman.”

Gandi mengangguk. Menaiki motornya dan kembali menelusuri jalan besar, dan satu-satunya menuju rumah Ki Jaya.

Hari beranjak sore, sinar mulai meredup. Kali ini Gandi memacu kendaraannya dengan kecepatan paling lambat. Netranya menatap awas ke segala arah, sampai di mana tumbuhan ilalang merunduk seperti habis diterjang badai menyita perhatiannya.

Pria berbadan layaknya pegulat itu menurunkan standar motor, mengeluarkan parang yang selalu ada di pinggangnya.

Langkah Gandi lebar, tapi senyap. Ujung senjata tajamnya menyibak ilalang ditepi parit, saat melihat sesuatu … tubuhnya langsung terjungkal, parangnya pun terlepas dari genggaman.

“Herman!”

.

.

Bersambung.

1
ora
Terimakasih untuk bonus chapter nya. Kirain kemarin sudah akhir, walau agak gantung. Tapi adanya bochap jadi beneran puas karena diperlihatkan kebahagian warga desa setelah iblis-iblisnya nggak ada ...
ora
❤❤❤🥰
ora
Wih ... anak dan bapak sama-sama hebat nih ...
olip lip
sangat"bgusss....krya kak cublik TDK prnh gagalll, rekomendasi buat d baca,,,tetap smngat berkarya d tunggu novel"slnjutx,,,
olip lip
trima kasih kak cublik,,,,sehat. slalu&tetap smngat,,, author hbat
Silvia Andriyanie
suka skali sama cerita nya 😍saya ad dia penulis pling awal sukai kkak penulis ini sama di sebelah 1 yg lain lewattt
Cublik: Terima kasih banyak Kakak 💜🥰
total 1 replies
Arin
/Heart/
Cublik: Terima kasih Kakak 🥰❤️❤️
total 1 replies
Dadan Magnum
d tunggu thor ...... season 2 cerita yg apik good job thor....
Cublik: Terima kasih banyak Kak ❤️❤️
total 1 replies
Elsa Fanie
wah tambah seru ini KK KLO lanjut ☺️💪💪💪
Dewi kunti
percakapan=percayakan
Cublik: Maturnuwun Kakak 🥰
total 1 replies
Susi Lawati
gak kerasa sudah ada di penghujung cerita, makasih banyak kaka cublik sudah menyuguhkan cerita yg luar biasa, salut banget pokoknya sama kak cublik, sehat terus ya kak, di mudahkan segala urusan, kita tunggu karya -karya kakak selanjutnya 🥰
Susi Lawati
trimakasih banyak-banyak kak cublik Ending yg luar biasa, di tutup dengan manis sekali sekaligus jadi penasaran dengan cerita resendriya.....sehat-sehat terus kak cublik🥰
Cublik: Aamiin.
Kembali kasih Kakak 🥰
total 1 replies
💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕
makasih Thor dah baik buat bonus extranya 😍😍😍
Cublik: Kembali kasih Kakak 🥰
total 1 replies
Yanti Farida
ga sabar nunggu cerita baru lgi trimaksih kaka
Fia Ayu
Di tunggu kakak syantik😍
Cublik: ❤️❤️❤️🥰🥰
total 1 replies
Sri
terima kasih thor ini cerita horor yang ke 4 yang aku baca kayaknya kalo aku pengen baca genre honor aku kan cari novelmu
Cublik: Kembali kasih Kakak 🥰🥰
total 1 replies
ˢ⍣⃟ₛˢᵉʳᵖᶦʰᵃⁿ ˢᵘˡᵗᵃⁿ/Fhania🦐
salam sayang Thor. makasih banyak udah di ksih bonchap🤗🤗
Cublik: Sami-sami Kakak 🥰
total 1 replies
Amaranggana
toel-toel notif yaa kak othor ,supaya ndak ketinggalan.
terimakasih
Cublik: Kembali kasih Kakak 🥰🥰
Siap kak😘
total 1 replies
Amaranggana
Masya Allah,....baiknya kak othor bela2in membuat chapter bonus.
Selamat datang Resendriya...semoga berkah hidup dan aman tiara aral melintang atau sesesak jln hidup Ibumu Nak.
Cublik: ❤️❤️❤️❤️❤️
total 1 replies
Mawar Hitam
Siap menanti dan meninggunya kak Resendriya..
Cublik: Terima atas dukungan luar biasanya Kak 💜
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!