Kalandra merupakan siswa pintar di sekolah dia selalu datang tepat waktu, Kalandra bertekad untuk selalu membahagiakan ibunya yang selama ini sendiri menghidupinya. Kalandara ingin memiliki istri yang sifatnya sama seperti ibunya dan setelah dia berkata seperti itu, ternyata semesta mendengar doanya Kalandra bertemu seorang gadis cantik ketika dia membaca buku di perpustakaan. Kalandra terpesona oleh gadis itu yang belakangan di ketahui bernama Aretha. Apakah Aretha juga punya perasaan yang sama seperti Yang Kalandra rasakan. Jangan lupa selalu tunggu cerita menarik dari Kalandra dan Aretha ya...!"
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hani Syahada, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 30 CPPP
"Bu, sepertinya Andri, sibuk! Lebih baik kita langsung pulang saja!" ucapku sambil mengandeng tangan ibu.
"Jangan dulu nak, lebih baik kita tunggu dulu saja, tidak enak sama temanmu masak langsung pulang begitu saja!" ucap ibu, sambil memperhatikan Andri.
"Okelah kalau begitu bu, Andra turutin apa kata ibu saja!" ucapku yang kemudian duduk di kuris panjang puskesmas.
Sambil aku duduk menunggu Andri selesai memeriksa pasien nya, aku membuka sosial mediaku dan menemukan artikel yang mengatakan kalau Aldo adalah orang baik, yang selalu membantu sesama, dia menyuarakan untuk para korban buli agar mendapat keadilan.
Ketika aku melihat artikel itu, tidak tahu kenapa rasanya kepalaku mendidih seperti ketumpahan air panas, dadaku tiba-tiba saja menjadi sesak, apalagi di artikel itu juga mengatakan, kalau Aldo dan Retha merupakan wujud representasi anak muda yang peduli sesama.
Aku benar-benar tidak habis pikir dengan orang-orang yang memuji Aldo, bahkan Retha juga ikut di dalamnya, mereka seolah-olah memuji Aldo dengan tinggi sementara sahabatku terpuruk, seharusnya Zayan yang mendapat perhatian itu tetapi gara-gara Aldo semua hancur, aku harus bisa membongkar kebusukannya, agar orang yang melihat bisa menilai kalau Aldo tidak sebaik yang mereka kira.
"Enak banget ya.. Bisa mendapatkan perhatian publik sebesar itu, sedangkan temanku menderita! Aku tidak akan terima semua ini! Aku harus ketemu Aldo secepatnya!" Ucapku sambil mengepalkan tangan.
"Nak, kamu kenapa kok, terlihat kesal sekali! Apa ada sesuatu yang menganggu pikiranmu nak!" ucap ibuku khawatir karena tiba-tiba aku mengepalkan tangan.
"Tidak apa-apa kok bu, Andra baik-baik saja!" ucapku yang berusaha untuk menutupinya dari ibu.
Aku tidak ingin ibu tahu, kalau penyebab semua ini adalah Aldo, aku cuma ingin menyelesaikan masalah sahabatku itu, meskipun aku tidak tahu dimana Zayan sekarang tapi aku benci sekali dengan Aldo yang seolah-olah baik di mata publik, padahal aslinya orang yang tidak tahu diri.
Ketika aku sibuk memikirkan masalah Aldo tiba-tiba saja Retha meneleponku.
Drrrttt..Drrrttt..Drrrttt..
Siapa ini yang telepon, sudah tahu aku lagi kesal juga pikirku dalam hati. Dan ketika aku melihat teleponku ternyata itu Retha.
"Halo, Andra, kenapa kamu pulang secepat itu! Padahal ada yang ingin aku tanyakan sama kamu?" ucap Retha dengan nada kesal.
"Maaf Retha, tadi aku dapat kabar dari ibuku, jadi aku tidak sempat berpamitan sama kamu!" ujarku sambil melirik sekitar karena takut ibuku tiba-tiba muncul.
"Okelah Andra, tapi aku cuma ingin kasih tahu kamu soal Aldo! kamu tahukan Aldo kan?" ucap Retha serius.
Aku benar-benar bingung, kenapa tiba-tiba Retha menyebut nama Aldo, bukannya kata Nenek, dia berteman sama Aldo lantas kenapa dari nada bicaranya kelihatan kesal sekali. Aku bingung, bukannya dia senang kalau mendapat telepon dari temannya itu tapi kenapa sekarang dia tiba-tiba telepon aku, lebih baik aku tanya saja sama Retha.
"Maksud kamu apa Retha, kenapa tiba-tiba tanya tentang Aldo?" ucapku penasaran
"Jawab saja pertanyaanku Andra, kamu kenal tidak dengan Aldo! Kalau kenal dia, bisakah kamu bantu aku untuk membuatnya pergi dariku, aku sungguh sangat tidak nyaman!" Ucap Retha, yang terlihat ketakutan ketika menyebut nama Aldo.
Ketika Retha berbicara seperti itu, aku masih belum bisa mencernanya karena aku masih belum percaya sama apa yang dia katakan, karena nenek sendiri yang bilang sama aku, kalau Retha sedang teleponan dengan temannya, lalu apa maksud semua ini, jelas-jelas nenek Retha mengatakan teman Retha bernama Aldo Putra Mahendra.
Apa mungkin, ada nama yang sama, sampai nama panjangnya juga sama tapi kayaknya tidak mungkin, lantas kenapa Retha meminta aku untuk membantunya.
"Iya Retha, aku kenal Aldo itu, dia orang yang sudah menyakiti sahabatku!" ucapku dengan perasaan marah
"Maksud kamu, apa Andra? Aldo yang aku kenal menyakitimu! Tapi apa kamu yakin kalau Aldo ini yang menyakitimu?" ucap Retha penasaran.
"Mungkin, kamu belum tahu Retha, kenapa aku bisa tahu kalau Aldo yang aku maksud adalah Aldo yang kamu kenal, hal itu karena nenekmu sendiri yang menyebutkan nama panjangnya, dan aku kaget banget! ternyata kamu kenal sama dia!" ujarku yang tiba-tiba menaikkan nada suaraku.
"Apa..! Jadi maksud kamu? Aldo yang aku kenal sudah menyakiti sahabatmu, tapi apa masalah mereka sampai Aldo nekat begitu?" ucap Retha semakin penasaran dengan apa yang dia dengar.
"Ketika SMP, sahabatku dulu orang yang sangat populer, pinter dan ganteng banyak cewek yang suka sama dia, bahkan prestasi dia di aku oleh sekolah!
"Namun, ada satu orang yang tidak suka sama keberhasilan dia yaitu Aldo Putra Mahendra!
"Dia yang memfitnah sahabatku itu dan mengatakan kalau sahabatku itu mencontek, kamu tahu tidak apa yang membuat dia semakin terpuruk?
"Ketika dia tahu kalau orang yang dia cintai ternyata adik dari Aldo yang sudah memfitnah dia dan parahnya lagi adiknya itu cuma manfaatkan sahabatku itu untuk balas dendam, demi kakaknya!
"Sahabatku jadi depresi! Dan keluar dari sekolah karena pihak sekolah tidak meluluskan nya, kamu tahu kan, aku sebagai sahabatnya sangat tidak tega melihat penderitaan dia!"
Ucapku, yang tanpa sadar meneteskan air mata ketika mengingat kejadian itu.
"Jadi ini alasanmu, kenapa tiba-tiba pulang tanpa pamit sama aku! Aku benar-benar minta maaf Andra! Aku tidak bermaksud membuka luka lama kamu!"
"Sejujurnya dia bukan teman dekat aku, tapi dia adalah orang gila yang selalu mengejar ku, sampai ke sini! Itulah kenapa nenekku tahu dia, karena dia pernah ke sini! Ucap Retha tegas.
"Maksud kamu, kamu bukan teman dekat Aldo, seperti yang nenekmu bilang?" ucapku, penasaran.
"Bukan Andra, aku mana mungkin dekat sama dia, kamu tadi pasti di kasih tahu nenek karena aku telponan sama dia! Aku sebenarnya bukan teleponan tapi aku mengancam dia, untuk jangan macam-macam sama aku lagi, karena aku sudah punya pacar!
"Tapi, karena aku tidak ingin nenek khawatir, makanya aku bilang gitu, setiap dia telepon aku!"
Ujar Retha sambil berbicara dengan nada sedikit tinggi.
Setelah mendengar semua ini, aku tiba-tiba saja merasakan semangat yang tidak terkira seperti habis menang lomba, padahal tadi aku uring-uringan sendiri sampai aku kecelakaan, tapi sekarang aku jadi semangat lagi setelah tahu kalau Retha tidak ada hubungannya denga Aldo.
Aku sangat menyesal kenapa tadi aku lansung pergi begitu saja, mungkin karena aku cemburu Retha dekat dengan pria lain, ditambah pria itu adalah Aldo, sehingga aku tidak bertanya dulu sama dia dan langsung pergi.
Tapi sekarang, aku senang karena dia mau ceritakan semua ini, tapi dia tadi bilang kalau sudah punya pacar, maksud Retha apa, apa dia memang benar-benar sudah punya atau cuma menakut-nakuti Aldo saja.
Tapi artikel itu, menjelaskan kalau Aldo dan Retha adalah orang yang membantu korban buli, mana fotonya juga berdua lagi, namun Retha sudah menjelaskan kalau dia tidak ada hubungannya dengan Aldo, lantas kenapa aku percaya dengan berita dari artikel itu, siapa tahu itu cuma akal-akalan Aldo saja.
"Retha, aku cuma ingin tahu, tadi aku sempet lihat artikel yang mengatakan kalau kamu sama Aldo adalah pemuda berprestasi yang mampu mengatasi buli, mereka bangga sama kamu dan Aldo!" ucapku, cemburu ketika melihat foto Retha dan Aldo.
"Sebenarnya, aku juga tidak mau! Tapi pihak sekolah yang menyuruhku Andra, makanya gara-gara itu aku jadi kesal!" ucap Retha kesal.
"Maksud kamu, jadi karena hal ini! Kamu minta bantuan aku?" tanyaku penasaran.
"Iya Andra, mungkin permintaanku ini kurang tepat tapi kamu sudah tahu aku orangnya seperti apa! Aku cuma ingin minta bantuan kamu untuk jadi pacar pura-pura aku!" ucap Retha yang tiba-tiba memelankan suaranya.
Ketika aku mendengar kata pacar, membuat hatiku berdebar kencang, namun ketika mendengar kata pura-pura hatiku menjadi ciut, padahal aku berharap kalau Retha segera menerima aku, tapi aku tidak tahu itu kapan.
"Andra, aku sudah pernah bilang kan waktu di puskesmas! Kalau aku mau kasih kamu kesempatan untuk membuktikan cinta, nah.. Sekarang aku ingin bukti itu!"ucap Retha.
Ketika Retha, berbicara seperti itu membuat aku menjadi bingung, aku tidak memahami apa maksudnya, sepertinya rasa kurang peka aku timbul lagi, aku pun menanyakan kepada Retha tentang apa maksud dia berkata seperti itu.
"Retha, maksudmu bagaimana ya.. Aku di suruh membuktikan cinta kayak apa?" ucapku sambil garuk-garuk kepala.
"Andra... Mulai deh! Tidak pekanya, kamu bilang sama aku, kalau kamu suka aku kan! Nah.. Sekarang buktikan itu! Karena ini masih latihan dalam proses cinta, aku minta kamu untuk jadi pacar pura-pura aku di depan Aldo!" ucap Retha, dengan lantang.