Pesona Sang Devil

Happy reading..

☘️

☘️

☘️

Lili masih menunggu suaminya yang masih belum keluar dari ruang kerja Nenek Sofia, meski sudah lewat satu jam yang lalu berbicara dengan Nenek Sofia.

Ardo sudah sekian kali memanggil Lili untuk segera ke meja makan karena Nenek Rathi sudah menunggunya di sana. Namun dia masih berdiam di depan pintu ruang kerja Nenek Sofia menunggu Suaminya.

Tiba-tiba Lili mendengar suara keributan dari ruangan kerja Nenek Sofia.

BRAAKK

"Aku tak peduli! Walaupun kamu sudah menikah dengan dia! Kamu tetap harus meneruskan perjodohan ini! Dan ceraikan istrimu itu!" teriak Nenek Sofia dengan suara sangat lantang menggetarkan seisi ruangan kerja yang semula hening.

"Stop Nenek! Aku tidak akan pernah menceraikan istriku! Batalkan perjodohan itu!" balas Giordan dengan ekspresi wajah yang marah.

"Cucu durhaka!" sahut Nenek Sofia.

"Atau Nenek Sofia saja yang menikah dengan dia!" ucap Giordan beranjak meninggalkan ruang kerja Nenek Sofia tanpa sungkan.

"Giordan Adhitama! Aku ingatkan padamu, selangkah kau keluar dari ruanganku, tanpa menyetujui perjodohan itu! Aku tidak segan-segan mencoret namamu dari ahli waris Keluarga Adhitama!" ucap Nenek Sofia penuh penekanan.

"Nenek mengancamku!"

"Pikir sendiri!" potong Nenek Sofia cepat.

"Nenek Sofia lupa? Nenek juga punya masa lalu yang tidak begitu baik!" ucap Giordan menyudutkan Nenek Sofia.

"Apa maksudmu, Giordan?" tanya Nenek Sofia dengan suara meradang marah.

"Lupakah skandal masa lalumu dengan Kakek Sutejo! Hingga namamu dicoret dari ahli waris Keluarga Adhitama! Untung Kakek masih berbaik hati tidak membunuh kalian berdua!" ucap Giordan yang kini semakin emosional.

PRAANGG..

Terdengar suara pecahan benda di atas lantai di dalam ruangan kerja Nenek Sofia. Seketika membuat kaget Lili dan semakin membuat rasa takut di hatinya.

Giordan hanya terdiam, dia tak terpancing sedikitpun dengan kemarahan Nenek Sofia.

"Jangan pernah mengusik ketenangan hidupku bersama istriku! Jika kejadian itu, tak ingin aku buka lagi!" ucap Giordan sangat serius.

GLEGG..

Seketika itu pula Nenek Sofia menelan salivanya sangat kasar.

"Aaaarrgg!"

"Terkutuk kau! Berani-beraninya melawan dan membentak Nenekmu ini!"

Jerit Nenek Sofia kesal sambil mengusir Giordan dari ruangan kerjanya.

"Pergi kau dari sini! Aku tidak ingin melihat wajahmu lagi!" usir Nenek Sofia.

"Hormati diri Nenek sendiri, sebelum menyuruhku menghormatinya!"

"Ingat! Aku tidak butuh harta Keluarga Adhitama, sepeserpun! Tapi aku hanya ingin mengambil hak Mamaku yang telah kau rampas!" ucap Giordan dengan sangat lantang sambil membanting keras pintu berwarna coklat tua itu.

Sementara Lili buru-buru mengusap kedua pipinya saat Giordan membuka pintu itu. Dia tak ingin suaminya mengetahui perasaan sedihnya, saat ini.

"Angel.." Giordan mendekat ke arah Lili.

"Aku ingin pulang, sekarang!" ucap Lili dengan kepala yang tertunduk.

"Maafkan aku," balas Giordan masih dengan wajah dilema.

Giordan segera meraih pinggang istrinya. Ia merasa tak enak hati melihat Lili yang tampak sangat bersedih. Seharusnya dia bisa menjaga perasaan hati istrinya di saat situasi seperti ini.

"Hapus airmatamu dulu," tukas Giordan mengeluarkan saputangan warna biru dari saku celananya dan menyodorkan ke arah Lili.

Lili mendongakkan kepalanya menatap pria tampan yang berdiri di hadapannya. Sepasang netranya sudah dibanjiri air mata. Dengan perasaan tak karuan Lili langsung memeluk tubuh suaminya dan meluapkan semua perasaan takutnya.

"Pulang, Bae!" isak tangis Lili semakin menjadi.

"Maafkan aku, Angel." ucap Giordan, lalu menyeka air matanya perlahan.

Setelah beberapa menit Lili menumpahkan tangisannya sebagai luapan isi hatinya. Dan kini dia mulai terlihat tenang kembali.

"Minumlah," Giordan menyodorkan botol berisikan air mineral pada Lili.

Perlahan tangannya terangkat mengambil botol air mineral yang diberikan oleh Giordan. Dan masih tertegun dengan perlakuan Giordan padanya. Ia tak pernah menyangka jika seorang Giordan Adhitama yang terlihat dingin bisa memperlakukan dirinya seperti itu.

"Ayo kita pergi dari sini." Giordan meraih jemari Lili, lalu menggandeng nya menuju mobil yang telah siap.

Genggaman Giordan kali ini menebarkan jantung Lili. Ada rasa sangat nyaman di

dalamnya. Rasa melindungi dan menjaga dirinya sebagai belahan jiwanya.

Lili menoleh sesaat pada Giordan. Nampak di bibirnya senyuman teduh yang sangat menyenangkan jiwanya. Tanpa disadari Lili, jemarinya semakin erat meremas jemari Giordan. Akibatnya membuat kedua netral pria tampan itu menatapnya tanpa berkedip.

What? Jangan katakan aku telah jatuh cinta pada sosok Giordan Adhitama! Genggaman tangan Giordan yang sangat posesif itu! Apa arti dari semua ini?

"Aku sangat mencintaimu, istriku Aulia Anastasia." ucap lembut Giordan di telinga Lili dan kemudian mengecup sekilas bibir ranum Lili.

Perasaan apa ini? Kenapa hatiku berbunga-bunga? Jatuh cinta kah aku?

Giordan tersenyum sambil terus mengusap bibir bagian bawah milik Lili dengan jari telunjuknya.

Gadis unik, yang mampu mengobrak-abrik benteng hatinya, menghipnotis akal sehatnya dan membuat hasrat nya bergejolak.

"Angel," panggil Giordan dengan suara yang terdengar serak.

"Apa," jawab Lili langsung menoleh kebelakang dan tersentak saat mendapati Giordan sudah menempelkan wajahnya di ceruk leher jenjangnya.

"Kita tengok si Gili, yuk!" ajak Giordan dengan raut wajah yang berkabut.

"Haah?" Lili melongo sempurna tak tau dengan apa yang dimaksud Giordan. "Siapa Gili?"

"Gili.. Hasil perpaduan Giordan dan Lili, yang dipupuk dan disiram setiap hari." ujar Giordan dengan tersenyum smirk.

"Ya salam, Bae!"

"Dasar otak mesum! Siang-siang begini pikirannya ke sana muluh!" getokan Nenek Rathi mendarat sempurna di ujung kepala Giordan dan seketika membuyarkan impiannya.

"Aduh sakit, Nenek!" rintih Giordan sambil mengusap bekas getokan Nenek Rathi.

"Makan siang dulu! Adu kekuatan di atas ring empuk juga butuh asupan gizi empat sehat lima sempurna!" ujar Nenek Rathi sambil terkekeh.

"Masih kenyang, Nek! Mumpung masih power full ini! Mendayung perahu sampai pulau sebrang masih kuat!" balas Giordan.

"Jangan dengerin suamimu yang semakin ngaco. Sini makan dulu sama Nenek, kalau sudah kenyang baru boleh pulang!" Nenek Rathi mengapit tangan Lili, membawanya ke arah meja makan yang telah disiapkan beraneka macam lauk pauk untuk Cucu kesayangannya itu.

"Iih, Nenek mengganggu kesenangan aku!" Giordan pura-pura merajuk pada Nenek Rathi.

"Dasar bocah gemblung! Kamu mau membuat istrimu pingsan kelaparan! Enak di kamu tinggal tinggal main celap celup!" omel Nenek Rathi.

"Apanya yang dicelap celup, Nek?" tanya Lili kebingungan dengan pembahasan Nenek dan Cucu nya itu.

"Itu loh teh cap gandul yang dicelup, direndam lama biar warna nya coklat tua dan nikmat rasanya, hingga tetes terakhir."

"Apalagi itu, Nenek Rathi?" raut wajah Lili semakin bingung.

"Ya Tuhan, aku yang kurang update atau memang kebiasaan Nenek dan Cucunya ini yang memakai bahasa absurd, hingga aku tak memahaminya."

🌟🌟🌟🌟🌟

Bersambung..

Selamat Malming..

Maafkan author na yang oleng habis berendam di pantai UKUP GUNUNG KIDUL 🤧😂😂🏃🏃