Dilarang Boom Like !!!
Zulaikha Al-Maira. Wanita yang sudah berstatus seorang istri itu harus terpaksa menelan pil pahit kebohongan dan pengkhianatan.
Awalnya, Zulaikha mengira kalau pernikahannya baik-baik saja, tapi semua berubah saat dia mendapati kebenaran tentang pernikahan pertama suaminya.
Zulaikha merasa hancur, dia tidak terima dan memilih untuk pergi dari sisi suaminya.
Zulaikha pergi dan memilih untuk melupakan semua hal tentang suaminya, tapi saat dia ingin memulai. Tiba-tiba, sang suami datang dan kembali mengejar cintanya.
Bagaimanakah kisah Zulaikha selanjutnya ?
Akankah Zulaikha kembali pada suaminya, atau malah membuka lembaran baru dalam hidupnya ?
Ikuti perjalanan cinta Zulaikha yang penuh dengan perjuangan dan air mata.
Follow IG Author ayu.andila 🥰
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ayu Andila, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab. 29. Tindakan Yusuf
Dua hari telah berlalu sejak Zulaikha menjatuhkan gugatan ke pengadilan, dan selama dua hari pula Defin selalu menghalangi proses perceraian mereka. Dia juga berulang kali menemui Zulaikha, tetapi kedua gadis yang selalu di samping wanita itu selalu menghalanginya.
"minggir! aku tidak ada urusan dengan kalian!" ketus Defin saat berhadapan dengan Syifa dan Sita.
"kalau Mas ingin bertemu dengan Mbak Zulaikha, langkahi dulu mayat kami!" balas Sita tak kalah ketus darinya.
"kau benar-benar tidak punya hati nurani ya Mas, bisa-bisanya kau terus mengganggu Mbak Zulaikha setelah apa yang kau lakukan padanya," lirih Syifa dengan mata yang menatap tajam pada Defin.
Defin yang semula ingin menarik tubuh Sita agar menyingkir dari hadapannya mengurungkan niat saat mendengar ucapan Syifa, dia melihat ke arah gadis itu dengan tajam.
"sebenarnya kau itu manusia atau bukan Mas? bahkan hewan saja tau mana yang harus dia lakukan dan mana yang tidak!" lanjut Syifa, dia lalu berbalik dan hendak meninggalkan lelaki itu.
Namun, langkahnya terhenti saat dia berada diambang pintu. "Mbak Zulaikha tidak ada dirumah, dia sedang bersama dengan pengacaranya untuk mengurus perceraian kalian. Dan kalaupun Mbak Zulaikha ada di sini, aku tidak akan mengizinkan mu untuk menemuinya!" Syifa kembali melanjutkan langkah kakinya tanpa melihat ke belakang.
"seandainya saja kau tau apa yang sedang kau sia-siakan, pasti kau akan menyesal seumur hidup," gumam Sita dan berlalu menyusul langkah Syifa.
Defin mematung ditempatnya saat ini, dia tidak tau lagi harus melakukan apa dan bagaimana. Semenjak Zulaikha menggugat perceraian mereka, hidupnya terasa tidak tenang.
Setiap malam dia selalu memimpikan Zulaikha yang sedang bersama dengan pria lain, membuat dia ketakutan dan gencar untuk membatalkan proses perceraian mereka.
Sementara ditempat lain, Zulaikha sedang berbincang dengan Yusuf mengenai proses perceraian disebuah kafe. Mereka sedang membahas berkas-berkas yang akan menjadi bahan pendukung untuk gugatan Zulaikha.
"apa kau benar-benar tidak ingin menuntut harta Zulaikha?" tanya Yusuf, dia merasa sangat terkejut saat Zulaikha tidak mau membahas masalah harta gono-gini.
Zulaikha yang akan menjawab pertanyaan Yusuf kalah cepat dengan seorang wanita yang langsung duduk dihadapannya, membuat Zulaikha dan Yusuf melihat ke arah wanita itu dengan aneh.
"sok sekali kau, wanita kampung!" sela Agnes yang saat ini sudah duduk dihadapan Zulaikha.
"wa'alaikum salam, selamat siang," sindir Yusuf pada Agnes membuat wanita itu melirik tajam.
"cih, lagaknya saja sok alim. Baru juga mau cerai udah duduk berdua dengan lelaki baru," cibir Agnes sambil melirik ke arah Yusuf dengan tajam.
"manusia-manusia, kalau punya otak ya digunakan. Jika tidak mau menggunakannya, maka kasikan saja otak itu pada binatang diluaran sana agar bisa berpikir layaknya seorang manusia,"
Zulaikha yang lagi-lagi ingin menjawab ucapan Agnes kalah cepat dengan mulut Yusuf, dia melihat berkibarnya bendera perang antara Yusuf dan juga Agnes.
"diam kamu! aku tidak berbicara denganmu!" ketus Agnes, dia semakin benci dengan Zulaikha karna ada laki-laki yang membelanya.
"jadi, kesimpulannya. Apa yang anda inginkan wahai wanita?" tanya Yusuf dengan penuh penekanan, jarinya sibuk mengetuk-ngetuk meja seakan-akan sedang memberikan waktu pada Agnes.
"sebenarnya siapa kau? dan apa urusannya denganmu?" ketus Agnes, dia merasa heran karna sejak tadi lelaki itu terus melindungi Zulaikha.
"Akhirnya anda penasaran juga dengan saya?" Yusuf menarik sudut bibirnya ke atas membentuk sebuah senyuman.
"perkanalkan, nama saya Yusuf Al-Khoir. Saya adalah pengacara Nona Zulaikha untuk kasus perceraiannya dengan Bapak Defin," Yusuf menyebutkan identitasnya dengan lengkap tanpa ada yang tertinggal sedikitpun.
"cih, wanita kampung seperti kamu saja sok pake pengacara segala! kamu pasti mau menuntut harta Defin kan?" tanya Agnes sembari mendorong bahu Zulaikha membuat wanita itu sedikit mundur ke belakang.
"jaga sopan santun anda Nona! apa anda tidak pernah diajari untuk tidak bertindak kasar pada orang lain?" seru Yusuf, dia sangat tidak senang jika ada orang lain yang bertindak kasar pada sesama.
"Kenapa? apa kau tidak tau siapa aku?" Agnes meletakkan kedua tangannya dipinggang seolah menantang Yusuf.
Beberapa pengunjung kafe mulai memperhatikan keributan mereka, bahkan manager kafe tampak keluar dari ruangannya.
"maaf Pak, Buk. Ada apa ini?" tanya Manager kafe itu.
"maaf kalau kami membuat keributan Pak," ucap Zulaikha yang sejak tadi tidak diberi kesempatan untuk berbicara.
"usir saja mereka berdua ini! yang satu wanita kampung, dan satunya lagi laki-laki tidak tau diri!"
Yusuf yang sudah akan maju melawan Agnes mengurungkan niatnya saat melihat tangan Zulaikha menecengkram erat pergelangan tangannya, dia lalu melihat ke arah Zulaikha yang juga sedang melihatnya.
Zulaikha menggelengkan kepalanya untuk mengehentikan apa yang akan dilakukan Yusuf, sementara orang-orang yang ada dikafe itu terlihat semakin berkerumun untuk melihat adegan apa yang akan terjadi selanjutnya.
"maaf Pak, Buk, jangan membuat keributan dikafe ini!" seru Manager itu kembali, dia lalu meminta maaf pada pelanggan yang lain dan memerintahkan mereka untuk kembali ke ketempat duduk masing-masing.
"sekali lagi, maafkan kami Pak," ucap Zulaikha, dia lalu menyambar tas dan beberapa berkas yang ada dimeja untuk segera keluar dari kafe itu.
Yusuf yang melihat Zulaikha pergi juga ikut keluar dari tempat itu, sementara Agnes melihat kepergian mereka dengan kesal. Dan berlalu keluar dari sana.
"Zulaikha, tunggu!" Yusuf menarik tangan Zulaikha agar wanita itu menghentikan langkah kakinya
"apa kau marah denganku?" tanya Yusuf, dia takut Zulaikha marah karna ucapan yang dia lontarkan pada Agnes.
"Aku tidak menyangka kalau Mas bisa bertindak seperti itu," Zulaikha mengulas senyum diwajahnya membuat Yusuf memandangnya dengan tajam.
Deg, jantung Yusuf terasa berdebar sangat kencang. Baru kali ini dia melihat senyum Zulaikha yang manis dan mempesona.
Yusuf cepat-cepat memalingkan wajahnya sebelum Zulaikha menyadari apa yang sedang dia rasakan, dia bahkan lupa untuk melepaskan cengkraman tangannya.
Irham yang sedang melintas dijalanan itu tidak sengaja melihat Zulaikha dan Yusuf, dia langsung menginjak rem membuat Defin terlonjak kaget dikursi belakang.
"apa kau sudah gila, Irham!" bentak Defin, jantungnya berdebar sangat keras karna terkejut dengan apa yang dilakukan Irham.
Sementara Irham masih melihat tajam ke arah Zulaikha yang sedang tertawa dengan seorang pria, dan juga tangan pria itu memegang pergelangan tangan Zulaikha.
Defin yang melihat Irham sibuk memandang ke arah samping juga ikut memalingkan wajahnya, dia sangat terkejut dengan apa yang sedang dia lihat saat ini.
"Zulaikha!" Defin segera keluar dari mobil untuk mendekati wanita itu.
•
•
•
TBC.
Terima kasih buat yang udah baca 🥰
Jangan lupa mampir ke karya terbaru Othor ya 🤗
intinya goblok.
untung ridwan pria tegas!