Tumbuh menjadi anak pembantu semenjak kecil, tidak membuat Rifan malu. Dia justru merasa beruntung, selain dibiayai sekolah oleh majikan, Rifan bahkan diperbolehkan bersahabat dengan Alisha, nona mudanya.
Namun satu insiden karena candaan merubah segalanya. Ketika rasa penasaran berubah jadi petaka berkelanjutan. Rifan dan Alisha ketagihan tidur bersama, padahal mereka sudah sama-sama punya kekasih. Sampai suatu hari, ibunya Rifan berhasil memergoki kelakuan putranya dengan sang nona muda, saat itulah Rifan dipaksa pergi dari rumah. Tapi apakah itu akan jadi akhir hubungan Rifan dan Alisha? Tentu saja tidak.
"Kembalilah padaku dan jadilah simpananku." Alisha.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Desau, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
chapter ²⁹ - refreshing
Rifan mulai menjalani masa kuliahnya. Ia fokus belajar dengan giat. Namun ada kalanya Rifan merasa bosan saat hari libur. Alhasil dia pun berinisiatif mulai mencari lowongan kerja.
Rifan membuka aplikasi di internet. Ia mendaftar ke tempat-tempat terpercaya. Kini dirinya sedang melangkah menuju kamar.
Langkah Rifan terhenti. Tangannya terulur karena hendak membuka pintu. Namun dia langsung mematung saat melihat kaos kaki di gagang pintu.
"Lagi, Mike?" gumam Rifan sambil mendengus kasar. Dia terpaksa pergi terlebih dahulu. Kaos kaki di gagang pintu adalah pertanda kalau Mike sedang menggunakan kamar untuk privasinya.
Sekitar tiga bulan sudah Rifan di London. Selain sudah terbiasa dengan kehidupan di London, dia juga sudah terbiasa dengan budaya bebasnya. Biasanya di saat seperti ini Rifan akan pergi ke rumah Gani. Temannya itu kebetulan menyewa apartemen.
Pintu dibuka oleh Gani saat Rifan memencet bel.
"Lagi?" tebak Gani.
"Begitulah," sahut Rifan.
"Bukankah dia terlalu sering menggunakan kamar untuk privasinya? Sedangkan kau tidak pernah. Kenapa kau tidak mengerjainya sekali-kali, Fan!" usul Gani. "Atau... Kau pacari seorang gadis London dan sesekali melakukan privasimu," lanjutnya.
"Apa-apaan kau!" timpal Rifan sambil geleng-geleng kepala.
"Kau tahu? Selagi di sini, aku ingin sesekali menikmati kebebasannya. Kebetulan aku dekat dengan seorang wanita asing," ungkap Gani. "Dan besok, kami akan bertemu! Ikutlah denganku!"
"Apa-apaan! Kau mau jadikan aku obat nyamuk?" balas Rifan sinis. Ia duduk ke sofa dan menyandar nyaman di sana.
"Ya enggaklah. Nanti aku suruh dia bawa teman," kata Gani.
"Nggak deh!" tolak Rifan sambil memejamkan mata.
"Ayolah, Fan. Sesekali nggak apa-apa. Besok kan libur. Selain itu, kau harus mencoba move on dari Citra. Aku lihat dia sudah punya pacar loh di sosmed. Masa kau enggak!"
Rifan hanya diam. Karena pada kenyataannya, dia tidak pernah memiliki perasaan pada Citra.
"Fan! Aku mohon temani aku ya. Aku nggak bisa loh pergi sendirian. Kalau aku diculik, bagaimana?" Gani terus berusaha membujuk.
"Ck, diculik? Kau? Mana ada penculik yang mau menculikmu?" timpal Rifan.
"Ya kita nggak akan tahu nasib kan? Ayolah, Fan! Sekalian jalan-jalan. Kita akan ke Paris loh."
"Hah? Paris?" Barulah Rifan tertarik. Memang sudah lama dia ingin jalan-jalan ke sana karena penasaran. Selain itu, perjalanan dari London ke Paris tidak terlalu jauh. Hanya perlu memakan waktu satu setengah jam.
"Tertarik kan kau? Jadi setuju nih," ucap Gani.
"Oke deh kalau gitu. Tapi traktir makan ya," sahut Rifan.
"Siap!"
Rifan segera beristirahat setelah mengobrol lama dengan Gani. Ia tertidur di sofa sampai pagi tiba.
Ketika waktu hampir menunjukkan jam sembilan, Rifan dan Gani berangkat ke Paris. Mereka hanya perlu menggunakan kereta dan juga tentu saja paspor dan visa.
Rifan dan Gani menikmati perjalanan dengan lancar. Jujur saja, karena tidak pandai bergaul, sampai sekarang Rifan belum menemukan teman dekat di London. Satu-satunya teman dekatnya masih Gani. Sementara Mike sendiri hanya sekedar teman sekamar yang bahkan sangat jarang ngobrol panjang dengan Rifan.
"Ngomong-ngomong, dari mana kau mengenal cewek yang akan ditemui ini?" celetuk Rifan.
"Di aplikasi lah, Fan. Aku sengaja memilih Paris. Karena orang-orang di sana katanya lebih brutal masalah skin to skinnya," tanggap Gani.
"Dasar mesum!" Rifan menoyor kepala Gani.
Gani tergelak. "Emangnya kau nggak mau coba, Fan? Tapi bagus sih, ngejaga keperjakaanmu sampai menikah nanti," ucapnya.
Rifan hanya tersenyum kecut. Karena pada kenyataannya, dia sudah tak perjaka.
Setelah menempuh perjalanan satu jam lebih, Rifan dan Gani akhirnya tiba di Paris. Gani segera menghubungi perempuan yang akan ditemuinya sekarang. Katanya namanya Amelie, cewek itu sudah menunggu di cafe dekat stasiun.
"Btw, Fan! Amelie juga mengajak temannya. Jadi kau nggak akan kesepian," ujar Gani sembari melangkah bersama Rifan.
"Iya, iya..." Rifan menjawab malas.
Tak lama mereka tiba di cafe. Seorang cewek berambut pirang dengan perawakan kurus langsung melambaikan tangan pada Gani. Dan Gani sangat kenal kalau itu adalah Amelie. Mereka tentu sudah pernah saling berbagi foto.
Gani bergegas menghampiri Amelie. Di iringi Rifan dari belakang.
"Hei! Kau Gani kan?" tanya Amelie.
"Ya, aku senang kau langsung mengenaliku," tanggap Gani.
"Kau tidak jauh berbeda dengan di foto. Jadi tidak sulit mengenalimu," ungkap Amelie.
"Kenalkan, ini Rifan temanku. Dia juga dari Indonesia dan kuliah di Oxford," kata Gani. Rifan dan Amelie lantas berkenalan dengan bersalaman.
"Temanku kebetulan sedang ke toilet. Dia akan segera kembali. Oh iya, dia kebetulan juga dari Indonesia. Dia sangat cantik dan berbakat. Aku harap kau tidak terpesona padanya," ujar Amelie.
"Biarkan Rifan yang terpesona, Amelie. Karena aku terpesona olehmu. Gadis Indonesia sudah biasa bagiku," goda Gani. Rifan rasanya hampir muntah mendengarnya.
Bersamaan dengan itu, teman Amelie datang. Mata Rifan langsung terbelalak, begitu pun Gani. Bagaimana tidak? Cewek itu adalah Alisha. Cewek yang jelas tidak asing bagi mereka. Terutama Rifan.
'Sial!' umpat Rifan dalam hati. Meski mengharapkan pertemuan ini, namun dia dan Alisha sudah sepakat tak bertemu. Tapi sepertinya takdir berkata lain.
Jantung Rifan berdegup sangat kencang. Apalagi Alisha terlihat begitu cantik dengan pakaian modisnya dan rambut yang tergerai.
Ketika kamu memilih untuk hadir tanpa menyembunyikan perasaan atau bagian tertentu dari dirimu, hal itu dapat membantu menciptakan lingkungan di mana kamu merasa diterima apa adanya serta membantu menciptakan hubungan yang lebih dalam dan meningkatkan hubungan..🥰
Kau memanfaatkan waktu luangmu untuk mengambil kerja part time,
Selain mencari pengalaman, kamu juga bisa punya tambahan modal untuk merencanakan sebuah pertemuan kalian bisa lebih seru.
pejuang LDR seringkali butuh lebih banyak modal jika tidak dicermati, bisa membobol tabunganmu jika kamu tak hati-hati.
Andaikan pintu ajaib Doraemon benar-benar ada, kamu nggak akan berjuang dengan susah payah untuk menahan rindu.
Namun sayang kenyataanmya harga tiket perjalanan untuk bertemu dia yang justru nyata ada di hadapanmu...😂🤣
Karena sebaik-baik kita menyembunyikan sesuatu apalagi sesuatu itu adalah aib/keburukan.
Cepat atau lambat Tuhan akan selalu punya cara untuk mengungkapnya..🤫
Kata-kata itu mengingatkan kita bahwa tidak peduli seberapa kuat atau berpengaruhnya seseorang, mereka tidak akan pernah bisa lepas dari konsekuensi tindakan mereka..😰
Bagi beberapa pria yang memiliki prinsip tentang moralitas dan agama sepertinya akan berat menerima kenyataan itu tentu ada perasaan kecewa../Panic/